Anda di halaman 1dari 12

Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...

( Maria Alfons )

IMPLEMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


DALAM PERSPEKTIF NEGARA HUKUM

Maria Alfons
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jl. Raya Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat Indonesia
Email: alfonsd334@yahoo.com
(Naskah diterima 12/06/2017, direvisi 28/08/2017, disetujui 29/09/2017)

Abstrak
Sebagai negara kepulauan yang memiliki pengetahuan, tradisi dan budaya dan iklim tropis yang menghasilkan
berbagai macam barang/produk yang mempunyai potensi ekonomi yang tinggi sudah seharusnya Indonesia
mempunyai suatu konsep perlindungan hukum atas barang/produk yang ada sehingga dengan nilai ekonomi
yang ada dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Permasalahan yang terjadi di bidang Kekayaan
Intelektual dibeberapa negara termasuk Indonesia, sangat menginginkan perlindungan hukum atas Kekayaan
Intelektual. Perlindungan dimaksud agar pemilik Kekayaan Intelektual baik perorangan, kelompok atau badan
usaha dapat menggunakan haknya atau mengeksplorasi kekayaannya dengan aman yang pada gilirannya dapat
menciptakan iklim ekonomi dari hasil yang dikaryakannya dan dapat menciptakan iklim ekonomi juga bagi
negara sehingga dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi bangsanya karena adanya perlindungan.
Memberikan perlindungan Kekayaan Intelektual kepada masyarakat merupakan suatu konsep dari rechtstaat,
yang mengutamakan prinsip wetmatigheid. Selain konsep rechtstaat ada juga konsep the rule of law yang
memberikan perlindungan bagi HAM melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak mengikat, dengan
mengutamakan equality before the law.
Kata kunci: kekayaan intelektual, perlindungan, negara hukum.

Abstract
An archipelagic country that has the knowledge, traditions and culture and a tropical climate and produces a wide
range of goods/products that have a high economic potential Indonesia is supposed to have a concept of legal
protection on items/products so that economic value can manifest prosperity for its people. Problems occurred in
the field of intellectual property in some countries including Indonesia, they really expects to have legal protection
of intellectual property. Such protection makes the intellectual property owner both individuals, groups or business
entities can exercise their right or explore their treasures safely so that they can create an economic climate for their
products and the State so as to provide benefits and welfare for people due to the protection. Providing intellectual
property protection to people is a concept of rechtstaat that prioritizes principles of wetmatigheid. In addition to
the concept of the rechtstaat there is also the concept of the rule of law that provides protection for Human Rights
through the institutionalization of the judiciary that is free and not binding, with emphasis on equality before the
law.
Keywords: intellectual property, protection, State of law

A. Pendahuluan
Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
Dasar 1945 (UUD 1945) merumuskan tujuan dan keadilan sosial..., yang kemudian dituangkan
negara sebagai berikut: ”Kemudian daripada dalam pasal-pasal UUD 1945, yang salah satu
itu untuk membentuk suatu Pemerintahan aspeknya menggambarkan kesejahteraan
Negara Indonesia yang melindungi segenap suatu bangsa atas keberhasilannya dalam
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah pembangunan ekonomi. Dalam pasal 33 UUD
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan 1945 menyebutkan :
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, 1.
Perekonomian disusun sebagai usaha
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

301
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi rendang, kemudian keseniannya yaitu tarian,
negara dan yang menguasai hajat hidup bahkan batik, yang saat ini banyak diakui dan/
orang banyak dikuasai oleh negara. atau dimanfaatkan oleh negara luar. Namun di
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang sisi lain, Indonesia juga melakukan pelanggaran
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara terhadap KI negara lain, seperti pembajakan atas
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya film, musik yang berupa penyebaran CD maupun
kemakmuran rakyat. VCD bajakan.
4.
Perekonomian nasional diselenggarakan Perlindungan dimaksud agar pemilik KI baik
berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
perorangan, kelompok atau badan usaha dapat
prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensi,
menggunakan haknya atau mengeksplorasi
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kekayaannya dengan aman yang pada gilirannya
kemandirian, serta dengan menjaga
dapat menciptakan iklim ekonomi dari hasil
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. yang dikaryakannya dan dapat menciptakan
iklim ekonomi juga bagi negara sehingga dapat
Lebih lanjut lagi dalam konsideran ketetapan
memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi
MPR Nomor IX/MPR/2001 menyatakan bahwa
bangsanya karena adanya perlindungan. Dalam
”sumber daya alam/sumber daya agraris
hal ini Pemerintah memberikan perlindungan
meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan
dengan turut serta melakukan implementasi
alam yang terkandung didalamnya sebagai
bagi masyarakat termasuk instansi-instansi dan
rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa
perguruan tinggi yang berada diseluruh Indonesia
Indonesia, merupakan kekayaan nasional yang
yang menangani bidang KI. Berdasarkan latar
wajib disyukuri. Oleh karena itu harus dikelola
belakang tersebut di atas, permasalahan yang
dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi
akan diuraikan dalam artikel ini yaitu bagaimana
sekarang dan generasi mendatang dalam rangka
implementasi Hak Kekayaan Intelektual di
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.”
Indonesia dalam perspektif negara hukum.
Ketentuan-ketentuan diatas merupakan
kaidah fundamental dalam merumuskan konsep B. Pembahasan
negara yang menyelenggarakan kesejahteraan
B.1. Konsep Negara Hukum
bagi masyarakat atas pengelolaan sumber daya
alam milik bangsa Indonesia khususnya dalam Konsep Negara Hukum diberbagai negara
memberikan perlindungan terhadap Kekayaan memiliki latar belakang sejarah dan pemikiran
Intelektual (KI). Kurangnya perlindungan yang berbeda. Konsepsi negara hukum dianggap
terhadap KI mengakibatkan banyaknya kekayaan sebagai terjemahan dari dua istilah yaitu
intelektual milik masyarakat dan bangsa rechtstaat dan the rule of law. Kedua konsep ini
Indonesia diambil dan dimanfaatkan bahkan biasanya berkaitan dengan konsep perlindungan
memberikan keuntungan ekonomi bagi negara hukum, dimana kedua konsep ini mempunyai
lain. Untuk itu, sudah seharusnya sebagai latar belakang yang berbeda walaupun pada
negara kepulauan yang memiliki pengetahuan, intinya keduanya menginginkan perlindungan
tradisi, dan budaya yang menghasilkan berbagai bagi HAM melalui lembaga peradilan yang
macam barang/produk yang mempunyai potensi bebas dan tidak memihak sebagaimana telah
ekonomi yang tinggi, Indonesia mempunyai dituangkan diatas. Istilah rechtstaat banyak
suatu konsep perlindungan hukum atas barang/ dianut di negara-negara Eropa Kontinental
produk yang ada sehingga dengan nilai ekonomi yang bertumpu pada sistem civil law yang
yang ada dapat mewujudkan kesejahteraan bagi mengutamakan prinsip wetmatigheid yang
rakyatnya. kemudian disamakan dengan rechtmatigheid
Permasalahan yang terjadi di bidang KI sedangkan the rule of law banyak digunakan
tidak hanya terjadi di Indonesia, namun telah oleh negara-negara Anglo Saxon yang bertumpu
menjadi isu global yang dialami oleh berbagai pada sistem comman law lebih mengutamakan
negara di dunia. Di satu sisi bangsa Indonesia prinsip equality before the law. Walaupun kedua
ingin melindungi kekayaan intelektualnya yang istilah ini berbeda namun keduanya memberikan
berupa makanan khas seperti; tempe, kopi, kedudukan yang sama dihadapan hukum.

302
Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...( Maria Alfons )

Konferensi Bangkok yang dilaksanakan tahun masih mengandung banyak permasalahan.


1965 merumuskan kembali ciri-ciri konsep Permasalahan utama berkaitan dengan
negara hukum yang dinamis atau negara hukum perwujudan dan penerapannya dalam sistem
material sebagai berikut:1 hukum nasional Indonesia dewasa ini. Kondisi
1. perlindungan konstitusional, artinya selain negara hukum Indonesia yang tercermin dalam
menjamin hak-hak individu konstitusi harus sistem hukumnya masih menunjukan keadaan
menentukan pula cara prosedur untuk yang sangat memprihatinkan. Akibatnya
memperoleh perlindungan atau hak-hak dunia hukum di Indonesia dewasa ini belum
yang dijamin;
mampu mewujudkan sepenuhnya cita-cita dan
2. adanya badan kehakiman yang bebas dan
harapan-harapan sebagaimana amanat UUD
tidak memihak;
1945. Padahal apabila dikaji lebih dalam UUD
3. adanya pemilihan umum yang bebas;
1945 pasal 33 ayat (2) dan pasal 34 sendiri
4. adanya kebebasan menyatakan pendapat;
mempertegaskan konsep negara hukum material
5. adanya kebebasan berserikat/berorganisasi berintikan pada pembangunan kesejahteraan
dan beroposisi ; dan
umum.
6. adanya pendidikan kewarganegaraan.
Philipus M. Hadjon2 mengatakan negara
Sedangkan negara hukum formal didasarkan
hukum Indonesia menghendaki keserasian
pada paham legisme yang berpandangan bahwa
hubungan antara pemerintah dan rakyat yang
hukum itu sama dengan undang-undang
mengedepankan asas kerukunan. Dengan
sehingga terhadap tindakan melawan hukum
mencerminkan konsepsi negara hukum
berarti perlu adanya usaha menegakkan
semua elemen-elemen dalam masyarakat
undang-undang. Dalam konferensi tersebut
dalam melakukan perlindungan hukum dapat
negara hukum terbagi dalam dua arti yakni
diarahkan sesuai dengan asas kerukunan yang
dalam arti material dan arti formal. Indonesia
merupakan negara yang berdasarkan atas didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.
hukum (rechtsstaat) dan tidak berdasarkan
B.2.
Tinjauan Umum Kekayaan Intelektual
atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Ini berarti
(KI)
bahwa sejak kemerdekaan bangsa Indonesia
berketetapan untuk memilih bentuk negara Sejarah merekam dari sejak masyarakat
hukum sebagai pilihan satu-satunya. Akibat kuno hingga saat ini bahwa hak untuk
dari pemilihan tesebut yaitu bahwa semua aspek menguasai tanah dan barang oleh seseorang
kehidupan yang berkaitan dengan kegiatan diakui dan dihormati oleh pemerintah untuk
penyelenggaraan Negara Republik Indonesia melindungi kepentingan dan kekayaan mereka.
harus tunduk dan patuh pada norma-norma Seiring dengan perubahan teknologi konsepsi
hukum, baik yang berkaitan dengan aspek mengenai kekayaan juga mengalami perubahan.
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain- Saat ini sistem hukum meletakkan kekayaan
lainnya. Hukum harus menampilkan perannya kedalam tiga kategori, pertama, sebagian besar
secara mendasar sebagai titik sentral dalam masyarakat mengakui hak kepemilikan pribadi
seluruh kehidupan orang perorangan, kehidupan dalam kekayaan pribadi, yang dikenal dengan
bermasyarakat, maupun kehidupan berbangsa in tangible things; kedua, kekayaan dalam
dan bernegara. pengertian riil seperti tanah dan bangunan;
Secara formal bangsa Indonesia telah dan ketiga, kekayaan yang diketahui sebagai
berhasil membangun dan mendirikan sebuah kekayaan intelektual. Terkait dengan KI, semua
organisasi negara merdeka yang berdasar atas negara mengakui hak kekayaan dalam bentuk
hukum maupun cita-cita/gagasan hukum produk ide, seperti dalam bentuk hak cipta,
(rechtsidee) sebagaimana yang terkandung di paten, merek dan rahasia dagang, tata letak
dalam negara hukum (rechtsstaat) meskipun sirkuit terpadu, varietas tanaman.3

1 Op. Cit. Mahmud MD, Konsepsi dan Implementasi Negara Hukum Kita.
2 Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia, Bima Ilmu Surabaya. 1987. hlm. 2.
3 Carolyn Hotckis, International Law for Bisnis, New York :McGraw-Hill, 1994, hlm. 304.

303
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

Konsepsi KI didasarkan pada pemikiran aturan perdagangan WTO, dan bagaimana


karya intelektual yang dihasilkan manusia TRIP’s dapat memberikan suatu kontribusi dan
yang memerlukan pengorbanan tenaga, waktu, kesempatan yang positif untuk meningkatkan
dan biaya. Adanya pengorbanan tersebut pembangunan ekonomi dan sosial.
menjadikan karya yang dihasilkan memiliki Secara keseluruhan, ada suatu
nilai ekonomi karena manfaat yang dinikmati. kesinambungan antara standar yang terkandung
Berdasarkan konsep tersebut maka mendorong dalam TRIPs dengan sistem-sistem KI terdahulu
kebutuhan adanya penghargaan atas hasil karya yang terbentuk selama kurun waktu tertentu
berupa perlindungan hukum bagi KI. Secara melalui proses-proses domestik. Terdapat
subtantif, pengertian KI dapat didiskripsikan suatu pendorong domestik yang terus berlanjut
sebagai kekayaan yang timbul atau lahir bagi perkembangan dan penerapan sistem
karena kemampuan intelektual manusia.4 KI perlindungan KI. Dipandang dari perspektif
dikatagorikan sebagai hak atas kekayaan yang kebijakan, KI tidaklah diakui dan dilindungi
akhirnya menghasilkan karya-karya intelektual semata-mata demi kepentingan KI itu sendiri,
berupa, pengetahuan, seni, sastra, teknologi. atau hanya sebagai respon yang tidak sungguh
KI menurut David Bainbridge dikatakan; “that terhadap suatu kewajiban internasional,
area of law which concerns legal rights assosiated melainkan sebagai unsur yang integral dari
with creatif effortor comercial reputation and infrastruktur hukum dan perdagangan yang
goodwill.” 5 Konsepsi David ini nampaknya sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan
dekat dengan pendekatan hukum. Hal ini sangat investasi dan perdagangan yang lebih
logis karena mengkaji masalah KI pada akhirnya menguntungkan.
akan bermuara ke konsep hukum, terutama Tujuan dilakukan pembahasan tersebut,
menyangkut upaya perlindungan terhadap antara lain untuk melindungi hak kekayaan
hasil-hasil karya intelektual. Sementara ada intelektual dari adanya pembajakan (infringement)
pendapat lain yang mengatakan bahwa KI adalah atas suatu karya inovasi baik di bidang sastra,
pengakuan dan penghargaan pada seseorang seni, teknologi, maupun karya ilmiah. Dengan
atau badan hukum atas penemuan atau adanya penandatanganan TRIPs membawa
penciptaan karya intelektual mereka dengan implikasi baru dimana diperlukan adaptasi
memberikan hak-hak khusus bagi mereka baik secara berkesinambungan untuk mengikuti
yang bersifat sosial maupun ekonomis.6 dinamika perkembangan perangkat hukum
Kekayaan Intelektual (KI) merupakan bagian yang mengatur permasalahan yang baru yang
dari hukum ekonomi dan merupakan salah satu sebelumnya belum diatur dalam perundang-
agenda dari adanya liberalisasi perdagangan undangan nasional.
bebas yang tertuang dalam Agreement Bagi Indonesia, hal ini cukup menyulitkan dan
Establishing World Trade Organization (WTO). sangat dilematis meskipun terdapat peluang dan
Agenda di atas merupakan kesepakatan7 yang tantangan. Indonesia yang dianggap kaya dengan
dicapai dari pertemuan di Maroko (Marrakesh sumber daya alam, tentu akan mendatangkan
Agreement) yang dilaksanakan pada tanggal 15 investor dengan konsekuensinya terhadap
April 1994, dimana salah satu pembahasannya pembangunan hukum termasuk kebijakan
adalah terkait dengan Trade-Related Aspects of dalam peraturan perundang-undangan,
Intellectual Property Rights (TRIPs). Berkaitan yaitu bagaimana melakukan harmonisasi
dengan hal tersebut layak untuk dipertanyakan ketentuan konvensi internasional dengan
mengapa negara berkembang seperti Indonesia hukum nasional untuk melindungi KI yang
setuju untuk terikat dengan TRIP’s dalam sistem telah ada. Permasalahan lebih berat lagi yaitu

4 Bambang Kesowo, “Pengantar Umum mengenai KI di Indonesia”, makalah pada Pelatihan teknis Yustisial Peningkatan Pengetahuan
Hukum bagi Wakil Ketua Hakim Tinggi se-Indonesia yang diselenggarakan di semarang, Tgl 20-24 Juni 1995, hlm 206.
5 David Bainbridge, Intellectual Property, England: Finacial Times Pitman Publishing, 1999, hlm. 3.
6 Ismael Saleh, Hukum dan Ekonomi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1990. Hlm. 45.
7 Negara Maju dengan Negara Berkembang memiliki kepentingan yang berkaitan dengan kerangka aturan perdagangan WTO – TRIPs.
Kepentingan negara maju dengan adanya TRIPs, KI mereka dapat dengan mudah untuk diteriama apalagi dengan adanya perdagangan
dunia, lebih lagi berkaitan dengan investasi. Begitu juga Indonesia, KI sebagai investasi jangka panjang, tentu akan memiliki keuntungan
ganda seperti dari pajak dan pendaftaran yang dilakukan oleh negara maju, juga adanya komitmen bersama untuk memajukan KI ini
sebagai suatu kepercayaan bersama dan merupakan tujuan utama.

304
Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...( Maria Alfons )

bagaimana pemerintah Indonesia baik pusat mempresentasikan reputasi atau kualitas suatu
maupun daerah dapat menumbuhkembangkan barang atau jasa, melindungi informasi yang
kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan dinilai komersial atau bisnis, melindungi karya-
karya inovasinya dan bagaimana untuk tidak karya yang timbul atau lahir dari intelektual
melakukan pembajakan karya orang lain. manusia yang dibentuk dalam karya sastra, seni,
Dari sudut pandang KI perkembangan ilmu pengetahuan dan invensi. Pada akhirnya
aturannya seiring sejalan dengan adanya sikap dapat ditarik kesimpulan bahwa KI adalah hak
penghargaan, penghormatan, dan perlindungan untuk menikmati secara ekonomis hasil dari
yang tidak saja akan memberikan rasa aman, suatu kreativitas intelektual.
tetapi juga akan mewujudkan iklim yang kondusif Sistem KI merupakan hak privat, yang
bagi peningkatan semangat untuk menghasilkan maksudnya hak eksklusif yang diberikan negara
karya-karya yang lebih besar, lebih baik, dan kepada individu yang tidak lain sebagai suatu
lebih banyak. Pengembangan KI terwujud dalam penghargaan atas karyanya atau kreativitasnya
kebutuhan akan perlindungan hukum yang dan agar orang lain terangsang untuk lebih
bertumpuk pada pengakuan terhadap hak atas lanjut mengembangkannya lagi. Pengembangan
kekayaan intelektual dan hak untuk atau dalam tersebut diharapkan dapat didokumentasikan
waktu tertentu mengekploitasi-komersialisasi sehingga dapat terhindar dari pengambilan
atau menikmati sendiri kekayaan tersebut. yang dilakukan oleh pihak lain. Dengan
Selama kurun waktu tertentu orang lain hanya pengembangan yang dilakukan tersebut dapat
dapat menikmati atau menggunakan atau diberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.
mengekploitasi hak tersebut atas izin pemilik Menurut A. Zen Purba konsep hak eksklusif
hak. Hak atas KI sendiri berkaitan erat dengan atas KI kepada pemegang hak adalah sebagai
kepemilik seseorang atas karya intelektualnya, penghargaan yang sewajarnya atas kompensasi
karena itu perlindungan dan pengakuan hak dan prestasi kreatifitas, pemikiran, dan upaya
tersebut hanya diberikan khusus kepada orang yang telah menghasilkan oleh pencipta, inventor,
yang memiliki kekayaan tadi, sehingga sering pendesain. Terakhir Hak atas KI merupakan
dikatakan bahwa hak itu eksklusif sifatnya. hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuat
B.3.
Implementasi Proses Perlindungan sesuatu atas KI yang lebih lanjut diatur dalam
terhadap Kekayaan Intelektual (KI) norma-norma hukum yang berlaku.

Hak atas KI atau yang disebut juga dengan Hak atas KI mengandung segudang pengertian,
Intellectual Property Right (IPR) didefinisikan yang kemudian memberikan difinisikan sebagai
sebagai hasil olah pikir yang menghasilkan berikut9:
suatu produk atau proses yang berguna untuk a. Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah,
manusia. World Intellectual Property Organization Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak
(WIPO) memberi padanan Intellectual Property yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu
sebagai creation of mind. Pada pasal 27 (2) kemampuan daya pikir manusia dalam
Deklarasi Hak Asasi Manusia sedunia pada bidang teknologi, ilmu pengetahuan maupun
tahun 1948 menyatakan bahwa ”Setiap orang seni dan sastra yang diekspresikan kepada
memiliki hak untuk mendapat perlindungan khalayak umum dalam berbagai bentuknya,
moral dan kepentingan material yang diperoleh yang memiliki manfaatnya serta berguna
dari produksi secara ilmiah, kesusastraan dalam menunjang kehidupan manusia, juga
artistik dalam hal ide sebagai pencipta.” Dalam mempunyai hukum ekonomi.
hal ini hukum KI melindungi karya-karya b. Agus Sardjono
intelektual yang dihasilkan oleh para pencipta, Hak Kekayaan Intelektual adalah hak yang
pendesain atau investor yang dieksplotasi oleh timbul dari aktivitas intelektual manusia
pihak lain tanpa ijin, melindungi merek yang dalam bidang industri, ilmu pengetahuan,
dimiliki seseorang atau suatu perusahaan yang sastra dan seni.

8 Achmad. Zen Purba, KI Pasca TRIP’s, Edisi Pertama, Alumni, Bandung, 2005. hlm. 48.
9 OK.Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, PT. Radjawali Grafindo. 2004. hlm. 24.

305
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

c. Achmad Ramli Berkembangnya perdagangan internasional


Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu dan adanya gerakan perdagangan bebas
hak yang timbul akibat adanya tindakan mengakibatkan makin terasa kebutuhan akan
kreatif manusia yang menghasilkan karya- KI yang sifatnya tidak lagi timbal balik tetapi
karya inovatif yang dapat diterapkan dalam sudah bersifat antar negara secara global. Pada
kehidupan manusia awal abad ke-19, perkembangan pengaturan
Dari berbagai rumusan diatas dapat diambil KI mulai melewati batas-batas negara, yang
beberapa unsur antara lain: bermula dari Paris Convention for the Protection
1. merupakan hasil kegiatan manusia; of Indutrial Property atau yang disebut Konvensi
2. diungkap dalam suatu bentuk tertentu; Paris pada tahun 1883 yang merupakan suatu
perjanjian internasional mengenai perlindungan
3. dapat dilihat oleh masyarakat umum;
terhadap hak kekayaan perindustrian. Kemudian
4. dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia;
pada tahun 1986 dibentuk konvensi untuk
dan
perlindungan di bidang hak cipta yang dikenal
5. mempunyai nilai ekonomis.
dengan dengan International Convention for the
Perlindungan KI yang berkembang dewasa Protection of Literary and Artistic Works (Bern
ini lebih memihak kepada negara maju yang Convention). Dilanjutkan dengan pembentukan
lebih menekan pada kepentingan individu. Hal WTO yang kemudian atas desakan Amerika maka
ini bertentangan dengan ”atmosfer pemikiran” muncullah TRIP’s sebagai sistem perdagangan
masyarakat di negara yang berkembang yang baru yang bertujuan untuk melindungi dan
lebih mengenal perlindungan KI yang selalu menegakan hukum KI guna mendorong inovasi,
diupayakan untuk tidak mengurangi kepentingan pengalihan, serta penyebaran teknologi,
masyarakat. Filosofis perlindungan KI adalah diperolehnya manfaat bersama antara pembuat
untuk mendorong kemajuan dan munculnya dan pemakai pengetahuan teknologi, dengan
ide-ide baru dan menciptakan iklim yang cara-cara yang dapat menciptakan kesejahteraan
kondusif bagi keuntungan penjabaran ide-ide sosial ekonomi serta keseimbangan antara hak
tersebut. Dengan adanya bentuk perlindungan dan kewajiban.
maka pencipta dan penemu akan mendapat
TRIP’s adalah suatu perjanjian internasional
penghargaan yang berupa keuntungan finansial,
yang kelahirannya telah sempurna dan
sedangkan masyarakat akan menikmati serta
didukung oleh mayoritas negara-negara didunia.
mengembangkan hasil ciptaan yang diperoleh
Walaupun bagitu perjanjian ini sampai sekarang
dari pemikiran intelektual tersebut.
masih mendapat sorotan dari negara-negara
Berbagai kekayaan intelektual seperti diatur berkembang berkaitan dengan beberapa isu
dalam TRIP’s pada hakekatnya sudah dikenal tertentu, terutama masalah perlindungan
semenjak abad ke-19 yang jenis ragamnya. Bagi akan KI, dimana TRIP’s ditujukan untuk
Indonesia undang-undang dibidang KI dibagi mendorong terciptanya iklim perdagangan dan
dua bagian yakni, hak Cipta dan hak kekayaan investasi yang lebih kondusif. Pada Bagian I
Industri. Pasal 1 perjanjian TRIP’s memuat ketentuan-
KI dapat digambarkan dalam skema sebagai ketentuan umum dan prinsip-prinsip dasar.
berikut:

Hak Paten
KEKAYAAN Hak
INTELEKTUAL Cipta Hak Merek

Hak Desain Industri

Hak Rahasia Dagang


Hak
Kekayaan Hak Tata Letak Sirkuit Terpadu
Industri
Hak Varietas Tanaman

Gambar 1
Skema Undang-Undang di Bidang KI di Indonesia

306
Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...( Maria Alfons )

Pada bagian ini mengisyaratkan setiap negara hukum bahwa ”setiap orang dianggap mengetahui
anggotanya untuk mengimplementasikan semua hukum”. Namun fiksi hukum tersebut pada
ketentuannya secara penuh dalam peraturan prakteknya tidak sesuai dengan kenyataan yang
perundang-undangan nasionalnya. Perjanjian ada, mengingat masyarakat Indonesia bersifat
ini memungkinkan suatu negara anggota multi etnik, dimana agama sangat berpengaruh
untuk menambah kualitas maupun kuantitas kuat dalam prakek kehidupan bermasyarakat,
perlindungan yang lebih luas terhadap KI. ditambah lagi dengan kondisi masih jauhnya
Terkait pasal 1 TRIP’s tersebut, Direktorat sebagian masyarakat dari jangkauan informasi,
Jenderal KI Kementerian Hukum dan HAM termasuk informasi hukum. Tanpa adanya
RI selaku instansi yang memiliki kewenangan implementasi atau sosialisasi suatu peraturan
di bidang KI untuk menjalankan amanat itu perundang-undangan kepada masyarakat, maka
karena sangat penting bagi bangsa Indonesia. kemungkinan suatu peraturan perundang-
Implementasi sama dengan melaksanakan suatu undangan hanya diketahui oleh lingkungan
keputusan baik dalam bentuk undang-undang, institusi sektoral pemrakarsanya saja, sedangkan
peraturan pemerintah, keputusan peradilan, sektor lain tidak akan pernah tahu.
perintah atau dalam bentuk keputusan- Selain dari aspek legislasi, implementasi juga
keputusan yang dikeluarkan Presiden dan dapat dilihat dari aspek lain, diantaranya yaitu
bentuk pengaturan lainnya. yang menyangkut organisasi atau administrasi,
Fullan10 mendifinisikan implementasi sebagai kerjasama, dan penegakan hukumnya (non
proses untuk melaksanakan ide, program, atau legislasi). Organisasi atau administrasi
seperangkat aktifitas baru dengan harapan orang sebagaimana dikemukan diatas membantu
lain dapat menerima dan melakukan perubahan. masyarakat untuk memberikan perlindungan
Abdul Wahab11 berpendapat bahwa proses dari atas KI-nya yakni membantu masyarakat agar
implementasi kebijakan itu sesungguhnya dalam melakukan pendaftaran yang sesuai
tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan dengan sistem pendaftaran yang telah tertuang
administrasi yang bertanggung jawab untuk baik dalam undang-undangnya sendiri maupun
melaksanakan program dan menimbulkan yang diatur dalam peraturan pemerintah.
ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan Pada tingkatan kerjasama, tidak saja Dirjen KI
menyangkut pula jaringan kekuatan-kekuatan Kementerian Hukum dan HAM RI yang merupakan
politik, ekonomi, sosial yang secara langsung atau pemerintah pusat yang bertugas membantu
tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku memberikan implementasi kepada masyarakat
dari semua pihak yang terlibat dan berpengaruh tentang pentingnya KI dalam pertumbuhan
terhadap dampak baik yang diharapkan maupun ekonomi rakyat, tetapi pemerintah daerah
yang tidak diharapkan. seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Implementasi sebagaimana dikatakan diatas dan Dinas UMKM juga harus berperan serta
dapat dilihat dari aspek legislasi atau aspek dalam memberikan kesadaran hukum kepada
perundang-undangan. Aspek ini mengutamakan masyarakat agar mereka mau melindungi KI
implementasi peraturan perundang-undangan didaerah. Selain itu juga melibatkan penegakan
dilaksanakan oleh dinas yang diberi kewenangan hukum sendiri dalam hal ini pihak PPNS
dan tugas yakni Dirjen KI untuk melakukannya yang membawahi bidang KI dan Polri sebagai
kepada masyarakat, baik itu warga masyarakat Korwasnya dapat menjalankan amanat undang-
kalangan pengusaha yang berkecimpung undang tersebut untuk melindungi KI agar pihak
dibidang KI, masyarakat biasa yang hanya lain tidak mengambilnya dan atau sebaliknya
memasarkan KI untuk dapat memenuhi masyarakat kita juga tidak mengambil KI milik
kebutuhannya sehari-hari saja, maupun aparatur pihak luar yang sering dilakukan dengan cara
pemerintah. Tujuannya adalah agar peraturan membajak kemudian mengkomersialkannya.
yang ditetapkan itu diketahui, dipahami, dan Kaitan dengan implementasi untuk
dilaksanakan. Hal ini sehubungan dengan fiksi pelaksanaan sistem KI antar negara juga akan
10 Lon Fullan. dalam Muktiono Waspodo, Http://www.
11 Abdul Wahab dalam Sulardi (Disertasi),. ”Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi CPNS di Era Otonomi Daerah” Program
Pascasarjana Unibraw, Malang 2005. Hlm. 152

307
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

berbeda satu dengan yang lain. Misalnya, ada 1. Pengetahuan hukum, masyarakat dianggap
negara yang melaksanakan pendekatannya mengetahui isi suatu peraturan manakala
secara tunggal karena hak kekayaan intelektual peraturan tersebut telah diundangkan;
merupakan satu kesatuan seperti yang dianut 2. Pemahaman hukum, informasi yang diperoleh
oleh Indonesia, namun ada juga negara yang dari peraturan tersebut dapat dengan mudah
melaksanakan KI bervariasi pada instansi terkait dimengerti oleh warga masyarakat;
seperti dibawah kementerian perekonomian dan 3.
Sikap hukum, kecenderungan untuk
perdagangan atau sejenisnya, dan ada instansi menerima hukum karena adanya penghargaan
yang mengelola KI secara terpisah seperti, terhadap hukum sebagai sesuatu yang
instansi hak cipta dan hak-hak terkait, disatu bermanfaat atau untuk menguntungkan jika
pihak dan pengelolaan hak kekayaan industrial hukum itu ditaati;
dipihak lain seperti Jepang dan AS serta 4. Pola prilaku hukum, apakah peraturan itu
Australia. berlaku atau tidak dalam masyarakat.

Persoalan yang mendasar dari implementasi Apabila indikator-indikator tersebut dapat


adalah bukan hanya mengetahui dan memahami dipenuhi maka dapat dikatakan bahwa derajat
tetapi bagaimana membangun kesadaran kesadaran hukum masyarakat tinggi, begitu
masyarakat untuk melakukan pendaftaran agar pula sebaliknya. Tingginya kesadaran hukum
masyarakat mengakibatkan para warga
dapat melindungi KI-nya yang kemudian menjadi
masyarakat akan mentaati ketentuan-ketentuan
hak seutuhnya atas KI yang mereka punyai yang
hukum yang berlaku.
pada akhirnya merasa aman atas hak mereka.
Upaya membangun kesadaran masyarakat Ada kecenderungan disetiap lapisan
merupakan langkah positif dimana penataan masyarakat mempunyai potensi untuk
hukum, pembentukan hukum, dan efektifitas bermasalah dengan hukum seperti untuk
hukum benar-benar berjalan sesuai fungsinya melakukan kejahatan, pelanggaran hukum,
dalam masyarakat. penyalahgunaan kewenangan, penyalahgunaan
jabatan, wanprestasi. Oleh karena itu masyarakat
Kutchinsky, Vinki dan A Podgorecki
perlu dijadikan sebagai objek penyuluhan
mengambarkan kesadaran hukum sebagai
hukum. Namun dengan adanya pemberian
suatu keterikatan antara aturan-aturan hukum
pemahaman atas suatu peraturan hukum yang
dengan pola perilaku yang terkait dengan fungsi
berlaku maka kesadaran hukum akan timbul
hukum dalam masyarakat yang adalah12:
dalam masyarakat itu sendiri.
it is a traditional juridicial viewpoint that
legal rules (leges and other legal sources) B.4. Implementasi KI mencerminkan konsep
a nation define in an unambiguous way Negara Hukum
which are permitted for the citizent of the Sering dikatakan perlindungan KI dapat
nation. The juridicial traditional also takes menunjang pembangunan ekonomi masyarakat
of granted that these legal rules are adhered yang menerapkan sistem KI. Dalam hasil
to by the vast majority of the citizens. This kajian yang dilakukan oleh WIPO dinyatakan
argument between legal ruler and legal KI merupakan sebuah kekuatan yang dapat
behavior, which has been called the co- dipergunakan untuk memperkaya kehidupan
varience theory is more or less accepted seseorang dan masa depan suatu bangsa secara
as a fact only by legislators but also by material, budaya, dan sosial. Pengembangan
most legal philosophers and sociologists. sistem KI bukan saja tanggung jawab instansi
Kesadaran hukum sebenarnya merupakan yang menanganinya dalam hal ini Ditjen KI, tetapi
nilai-nilai yang terdapat dalam manusia harus didukung oleh berbagai pihak dengan
tentang hukum itu ada, atau tentang hukum cara koordinasi, baik dari instansi pemerintah
yang diharapkan. Soerjono Soekanto membagi maupun kalangan swasta untuk membantu
kesadaran hukum dalam empat indikator yaitu13: mencapai tujuan sistem KI.

12 Kuntchinsky, Berl, The Legal Consciousness : A Survey of Reasearch on knowledge an Opinion about Law. Londo. Martin Roberston.
1973. hlm. 102.
13 Soekanto, Soerjono,, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. CV.Radjawali, Jakarta, 1982. hlm 140.

308
Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...( Maria Alfons )

Perlindungan terhadap KI dimulai dari bersifat affirmative action bagi kepentingan


teori hukum alam yang menyatakan bahwa warga masyarakatnya. Sebagai contoh dapat kita
KI merupakan the absolut ownership atau lihat perlindungan hak cipta pada folklor dalam
kepemilikan mutlak. Teori ini mendorong undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
perlunya perlindungan terhadap KI demi Hak Cipta yang mengatur:
memajukan dan mengembangkan ide-ide dan
Negara memegang hak cipta atas
inovasi baru dalam KI. Perlindungan tersebut folklor dari hasil kebudayaan rakyat
membutuhkan peran pemerintah dalam yang menjadi milik bersama, seperti
mewujudkan fungsinya sebagai pemerintahan cerita, hikayat, dongeng, legenda,
negara, dimana wewenang ada pada lembaga lagu, kerajinan tangan, koreografi,
pemerintahan sebagai alat negara. Wewenang ini tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.
timbul karena secara atributif diberi wewenang
Ini menggambarkan Indonesia kaya akan
oleh undang-undang atau merupakan wewenang
potensi ekspresi budaya yang menjadi hak
delegatif. Perlindungan atas KI dalam kaitannya
milik bersama. Sebagai negara hukum yang
dengan peran negara adalah bagaimana negara
mempunyai seperangkat peraturan perundang-
mewujudkan cita hukum, yang lebih lanjut
undangan dalam sistem hukumnya tentu saja
dirumuskan sebagai berikut :
tidak menafikan hukum yang hidup dalam
a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia
masyarakat sebagai living law.
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan atas persatuan; Terkait dengan potensi yang sangat besar
atas perwujudan KI yang dilindungi oleh negara,
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia; Indonesia sebagai salah satu subjek dalam
hukum internasional tentunya terikat dengan
c.
Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan kerakyatan dan hukum-hukum yang berlaku berdasarkan
permusyawaratan perwakilan; perjanjian internasional dalam konvensi-
konvensi yang telah diratifikasi. Pada titik
d. Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang
maha esa menurut dasar kemanusiaan yang persoalan perlindungan KI sebagai kekayaan
adil dan beradab. bangsa maka ini menjadi suatu yang sangat
krusial. Sebab secara realita masih sangat jauh
Cita perlindungan dengan konsep tanggung
dari harapan untuk bagaimana pemerintah
jawab pemerintah adalah untuk melindungi
dapat mengakomodir kekayaan intelektual anak
seluruh rakyatnya, hal ini telah diatur secara
bangsa sebagai suatu harta yang perlu mendapat
eksplisit dalam Undang-Undang Dasar 1945
yang telah memberikan pengaturan yang perlindungan. Sejumlah peraturan dibidang
bersifat perlindungan (protection) dan promosi KI telah diterapkan dimasyarakat, namun
(promotion) terhadap kesejahteraan rakyat. masih saja masyarakat belum mau melakukan
Ketika membaca konstitusi sebuah negara tidak perlindungan atas kekayaan intelektual mereka,
hanya terhenti pada teks yang tercantum dalam padahal kita tahu bersama bahwa negara
konstitusi negara tersebut. Harus ada telaah Indonesia memiliki potensi kekayaan alam
yang lebih mendalam dalam membacanya agar dan hayati yang cukup banyak yang apabila
ditemukan prinsip-prinsip yang terkandung dikembangan dapat menghasilkan keuntungan
didalamnya. Tugas ”melindungi” oleh negara bagi negara.
terhadap rakyatnya merupakan tanggung jawab Kalau kita kaji dengan konvensi ILO Nomor
pemerintah sebagaimana diatur dalam pasal 34. 169 yang diberlakukan pada tanggal 5 September
Satjipto Rahardjo14 mengkonsepsi bahwa, 1991 pada pasal 2 dikemukakan bahwa;
negara hukum Indonesia sebagai negara 1. Pemerintah mempunyai tanggung jawab
yang peduli atau negara dengan kepedulian. untuk mengembangkan, dengan partisipasi
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa sebagai para penduduk yang bersangkutan, tindakan
jaminan konstitusional, negara wajib yang terkoordinir dan sistematis untuk
mengembangkan kebijakan kesejahteraan yang melindungi hak-hak para penduduk ini dan

14 Soetjpta Raharjo, Bekerjanya Hukum dalam dan masyarakat. PT. Angkasa, Bandung 1980. Hlm. 78.

309
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

menjamin penghormatan terhadap integritas memberikan implementasi kepada


mereka. masyarakat tentang peran pentingnya
2. Tindakan tersebut akan mencakup langkah- KI dalam pertumbuhan ekonomi rakyat
langkah untuk: sehingga masyarakat. Dengan demikian,
a. Menjamin bahwa anggota penduduk ini diharapkan masyarakat memiliki kesadaran
memperoleh manfaat atas dasar yang untuk melakukan pendaftaran atas KI yang
sama dari hak dan kesempatan yang mereka miliki agar mendapat perlindungan
diberikan oleh undang-undang dan hukum.
peraturan nasional kepada para anggota 2.
Pemerintah Daerah seperti Dinas
penduduk lainnya; Perdagangan dan Perindustrian dan Dinas
b. Meningkatkan realisasi hak-hak sosial, UMKM untuk menumbuhkan kesadaran
ekonomi, dan budaya para penduduk masyarakat daerah dalam melindungi KI-
ini sepenuhnya dengan menghormati nya.
identitas sosial dan budaya mereka, 3. Aparat Penegakan Hukum yang dalam hal ini
kebiasaan dan tradisi dan lembaga pihak PPNS yang membawahi bidang KI dan
mereka. Polri sebagai Korwasnya, perguruan tinggi
dan lembaga-lembaga hukum yang bergerak
Memang dalam tahapan perlindungan
dibidang KI untuk dapat menjalankan
KI, pemerintah telah melakukan berbagai
amanat undang-undang untuk melindungi
cara untuk melindungi KI seperti, diadakan
KI dari pengambilan KI yang dilakukan pihak
pelatihan, seminar maupun sosialiasi dan atau
lain.
implementasi akan tetapi kesadaran untuk
Selaku negara hukum, disamping memiliki
melakukan perlindungan belum berjalan secara
aturan tersendiri terkait dengan KI, Indonesia juga
efektif. Banyak sekali hak kekayaan Indonesia
terikat pada perjanjian-perjanjian internasional
di pergunakan tanpa melakukan pendaftaran
terkait dengan KI, dimana Indonesia sebagai
karena masyarakat masih berpikir bahwa
salah satu anggotanya seperti Marakesh Treaty
kekayaan yang ada itu hanya dipakai untuk
maupun TRIPs Agreement.
mereka saja, dan pihak luar dapat memakai atau
memilikinya apabila membutuhkan. Perlindungan atas KI dalam kaitannya
dengan peran negara adalah bagaimana negara
Dari segi substansi, apabila dikaji dari ciri
mewujudkan cita hukum, yang lebih lanjut
khas sebuah negara hukum, maka perlindungan
dirumuskan dalam cita perlindungan dengan
terhadap KI pada dasarnya telah dilaksanakan
konsep tanggung jawab pemerintah untuk
untuk melindungi kekayaan bangsa sekaligus
melindungi seluruh rakyatnya, hal ini telah
melindungi HAM. Hanya saja penegakan hukum
diatur secara eksplisit dalam Undang-Undang
KI harus tetap berjalan, mengingat negara
Dasar 1945 yang telah memberikan pengaturan
Indonesia mempunyai ratusan pulau yang
yang bersifat perlindungan dan promosi terhadap
tersebar diberbagai provinsi dan mempunyai
kesejahteraan rakyat. Peran pemerintah dalam
potensi kekayaan alam dan hayati yang sangat
melaksanakan implementasi kepada masyarakat
banyak pula.
merupakan bentuk perlindungan yang diberikan
C. Penutup negara untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat masyarakat atas KInya.
ditarik kesimpulan bahwa implementasi atas
hak kekayaan intelektual merupakan suatu Daftar Pustaka
proses untuk melakukan pendaftaran KI
oleh masyarakat baik secara pribadi maupun Buku-Buku
kelompok agar dapat dilindungi oleh Pemerintah.
Achmad. Zen Purba, KI Pasca TRIP’s, Edisi
Dalam hal ini, wewenang implementasi tersebut
Pertama, PT. Alumni, Bandung, 2005
terdapat pada:
Bagir Manan dan Kuntara, Beberapa Masalah
1. Ditjen KI Kementerian Hukum dan HAM RI
Hukum Tata Negara Indonesia,
sebagai wakil dari Pemerintah Pusat yang
yang diberi kewenangan untuk membantu PT. Alumni. Bandung 1992.

310
Implementasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum...( Maria Alfons )

Carolyn HotcKIs, International Law for Bisnis, Nuhthoh Arfawie Kurde, Teori Negara Hukum.
New York :McGraw-Hill, 1994. PT. Pustaka Pelajar. Cet I. 2005.
Bambang Kesowo, “Pengantar Umum mengenai KI OK.Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,
di Indonesia”, makalah pada Pelatihan teknis PT. Radjawali Grafindo. 2004.
Yustisial Peningkatan Pengetahuan Hukum
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi
bagi Wakil Ketua Hakim Tinggi se-Indonesia
Rakyat di Indonesia, Bima Ilmu Surabaya.
yang diselenggarakan di semarang, Tgl 20-24
1987
Juni 1995.
Sjahran Basah, Eksistensi dan tolak ukur Badan
David Bainbridge, Intellectual Property, England:
Peradilan Adminisrasi di Indonesia, PT.
Finacial Times Pitman Publishing, 1999.
Alumni, Bandung 1985
Ismael Saleh, Hukum dan Ekonomi, Gramedia
Soekanto, Soerjono, Kesadaran Hukum dan
Pustaka Utama, Jakarta, 1990.
Kepatuhan Hukum. CV.Radjawali, Jakarta,
Jenet Rahmi. KI. Penyalahgunaan Hak Eksklusif. 1982
Airlangga University. Press.2007.
Soenarjati Hartono, Hukum Pembangunan
Kutchinsky, Berl, The Legal Consciousness : A Ekonomi, PT. Bina Cipta. Bandung. 1982.
Survey of Research on Knowledge an Opinion
Soetjpta Raharjo, Bekerjanya Hukum dalam dan
about Law, London : Martin Roberston, 1973.
masyarakat. PT. Angkasa, Bandung 1980
Muhammad Djumhana & Djubaeda, Hak Milik
Kekayaan, Sejarah Teori dan Prakteknya di
Indonesia, Jakarta.

311
Vol. 14 No. 03 - September 2017 : 357 - 368

312

Anda mungkin juga menyukai