Tugas THT KL
Tugas THT KL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan jamur yang
masuk secara aerogen atau foodborn.Tonsilitis kronis adalah infeksi berulang yang paling
sering terjadi pada tenggorok terutama pada usia anak-anak dan remaja. Ukuran tonsil dan
adenoid cenderung kecil pada usia <7 tahun, bertambah besar pada usia 7-15 tahun dan
cenderung mengecil pada usia tua. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh
provinsidi Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi
penelitian yang dilakukan oleh Layla Tunjung Sari, memperlihatkan terdapatnya hubungan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Anatomi Tonsil menurut Putri tahun 2016 yaitu Cincin waldeyer merupakan jaringan
limfoid yang mengelilingi faring. bagian terpentingnya adalah tonsil palatina dan tonsil
faringeal (adenoid). Unsur yang lain adalah tonsil lingual, gugus limfoid lateral faring dan
kelenjar-kelenjar limfoid yang tersebar dalam fosa Rosenmuller, di bawah mukosa dinding
2
Tonsil Palatina
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil
pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-
masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas kedalam jaringan tonsil. Tonsil tidak
selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris& daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa
2. Anterior = m. palatoglosus
3. Posterior = m. palatofaringeus
Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat, folikel germinativum
(merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari jaringan limfoid).
Fossa Tonsil
Fosa tonsil atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior
adalah otot palatoglosus, batas lateral atau dinding luarnya adalah otot konstriktor faring
superior. Pilar anterior mempunyai bentuk seperti kipas pada rongga mulut, mulai dari
palatum mole dan berakhir di sisi lateral lidah. Pilar posterior adalah otot vertikal yang ke
atas mencapai palatum mole, tuba eustachius dan dasar tengkorak dan ke arah bawah meluas
hingga dinding lateral esofagus, sehingga pada tonsilektomi harus hati-hati agar pilar
posterior tidak terluka. Pilar anterior dan pilar posterior bersatu di bagian atas pada palatum
mole, ke arah ba'ah terpisah dan masuk ke jaringan di pangkal lidah dan dinding lateral
faring.
3
Kapsul Tonsil
Bagian permukaan lateral tonsil ditutupi oleh suatu membran jaringan ikat, yang
disebut kapsul. Walaupun para pakar anatomi menyangkal adanya kapsul ini, tetapi para
klinisi menyatakan bahwa kapsul adalah jaringan ikat putih yang menutupi 4/5 bagian tonsil.
Plika Triangularis
Diantara pangkal lidah dan bagian anterior kutub bawah tonsil terdapat plika
triangularis yang merupakan suatu struktur normal yang telah ada sejak masa embrio. Serabut
ini dapat menjadi penyebab kesukaran saat pengangkatan tonsil dengan jerat. Komplikasi
yang sering terjadi adalah terdapatnya sisa tonsil atau terpotongnya pangkal lidah.
Pendarahan
cabangnya A. lingualis dorsal; 4. A. faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian anterior
diperdarahi oleh A. lingualis dorsal dan bagian posterior oleh A. palatina asenden, diantara
kedua daerah tersebut diperdarahi oleh A. tonsilaris. Kutub atas tonsil diperdarahi oleh A.
faringeal asenden dan A. palatina desenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang
bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal
ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh
getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada.
4
Persarafan
Tonsil bagian atas mendapat sensasi dari serabut saraf ke V melalui ganglion
Imunologi Tonsil
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit 0.1- 0.2% dari
keseluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa. Pada tonsil terdapat sistim imun kompleks
yang terdiri atas sel M (sel membran), makrofag, sel dendrit dan APCs (antigen presenting
cells) yang berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit sehingga terjadi sintesis
imunoglobulin spesifik. juga terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa
IgG. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan
proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1.
menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2. sebagai organ utama
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. 1obus atau segmen tersebut tersusun teratur
seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya.
1obus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah& dikenal sebagai
bursa faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang
nasofaring. jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan
posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. ukuran
adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran
T0 : Post tonsilektomi
5
T1 : Tonsil berada dalam fossa tonsil
T2 : Tonsil sudah melewati fossa tonsil tapi masih berada diantara garis khayal yang
B. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis merupakan peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer. Cincin Waldayer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga
mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil
pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateralband dinding faring/ Gerlach’s tonsil).
Sedangkan Tonsilitis Kronis adalah peradangan kronis tonsil setelah serangan akut yang
C. Tonsilitis Akut
Menurutr Zulfan tahun 2014 Definisi dan Etiologi Tonsilitis akut adalah radang akut
pada tonsil akibat infeksi kuman.Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A
piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini. Tonsilitis ini sering terjadi
pada anak-anak dengan peningkatan suhu 1-4 derajat celcius. Tonsilitis akut sering terjadi
pada anak-anak dengan penyebarannya melalui droplet yaitu alat makan dan makanan.
Patofisiologi
Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel&
kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi
peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam
saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak
6
kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit
polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut dengan
detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu
menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa
Diagnosis
berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan. Makin lama rasa nyeri
ini semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat
menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia)
Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai
menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu
makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut. suara pasien terdengar seperti orang
yang mulutnya penuh terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut
berbau busuk dan ludah menumpuk dalam ka3um oris akibat nyeri telan yang hebat
(ptialismus).
Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem& hiperemis dan terdapat
detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau
pseudomembran. Ismus fausium tampak menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus
posterior juga tampak udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang
7
Komplikasi
Meskipun jarang tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses
peritonsil, abses parafaring dan pada anak sering menimbulkan otitis media akut. Komplikasi
lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus
berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal
(nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis).
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam
tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam reumatik,
Terapi
Tonsilitis akut pada dasarnya termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri
(selflimiting disease) terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik. Pasien
dianjurkan istirahat dan makan makanan yang lunak. Berikan pengobatan simtomatik
berupa analgetik, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan. Berikan
8
Menurut Nuryyanisa 2015, Berdasarkan waktunya tonsilitis dibagi menjadi dua, yaitu
tonsilitis akut dan tonsilitis kronis. Tonsilitis akut berdasarkan etiologinya dibedakan
menjadi:
1. Tonsilitis Viral
dengan nyeri tenggorok. Virus yang paling sering menginfeksi adalah virus Epstein
Bar. Pada pemeriksaan mulut terdapat luka kecil pada palatum dan tonsil yang nyeri
dirasakan oleh pasien. Pada kasus ini, keadaan pasien akan membaik dengan
sendirinya yang dimana pasien harus banyak istirahat, minum yang cukup dan dapt
2. Tonsilitis Bakterial
Streptokokus Beta hemolitikus. Gejala yang dikeluhkan seperti nyeri tenggorokan dan
nyeri waktu menelan, demam dengan suhu tinggi, rasa lesu, nyeri di telinga, nyeri
pada sendi dan tidak ada napsu makan. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil yang
membengkak, hiperemis dan terdapat detritus yang berbentuk folikel, lakuna atau
tertutup oleh membran semu. Dapt juga ditemukan pembengkakandan nyeri tekan
pada kelenjar sub-mandibula. Pada tonsilitis ini diberikan antibotik spektrum luas
disinfektan.
1. Tonsilitis Difteri
ini sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Gejala pada tonsilitis
difteri :
9
a. Gejala umum : sub febris, nyeri kepala, tidak napsu makan, badan lemah,
b. Gejala Lokal : tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak putih kotor
Diagnosis dari penyakit ini ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan pemeriksaan
preparat langsung kuman yang diambil dari permukaan bawah membrane semu dan
didapatkan positif Corynebacterium diphteriae. pasien yang menderita penyakit ini harus
diisolasi dan segera diberi ADS dengan dosis 20.000-100.000 unit tanpa menunggu hasil
kultur. Selain itu diberikan juga antibiotik penicillin, kortikosteroid, antipiretik untuk
simtomatis.
2. Tonsillitis septik
biasanya terdapat dalam susu sapi. Tonsillitis seperti ini jarang ditemukan di
indonesia karena susu sapi sudah dimasak dahulu dengan para pasteurisasi.
1. Leukimia Akut
mulut, gusi, dan di bawah kulit, sehingga tampak kebiruan. Keluhan lain yang dirasakan oleh
pasien yaitu rasa nyeri yang hebat di tenggorokan. pada pemeriksaan ditemukan tonsil yang
10
D. Tonsilitis Kronis
Etiologi
Dewanti 2015 Bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut,
namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif. Faktor prediposisi
rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higine mulut yang buruk,
pengaruh CuaCa, kelelahan fisik dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat.
Patofisiologi
Karena proses rangsangan berulang maka epitel mukosa dan jarinagn limfoid terkikis,
sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut yang akan
mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh
detritus.proses ini meluas sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan
perlekatan dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
Manisfetasi klinis
tenggorokan terasa kering, pernapasan berbau. Saat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar
dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi oleh detritus (Zulfan, 2014).
11
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian
kripta mengalami stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta
tersebut. Pada beberapa kasus, kripta membesar, dan suatu bahan seperti keju/dempul amat
banyak terlihat pada kripta. Gambaran klinis yang lain yang sering adalah dari tonsil yang
kecil, biasanya membuat lekukan dan seringkali dianggap sebagai “kuburan” dimana tepinya
hiperemis dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta (Kaur, 2015).
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes laboratorium
Tes laboratorium digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh
leukosit dan hitung jenisnya, serta laju endap darah, dan dapat digunakan saat akan
Pemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam tonsil. Berdasarkan penelitian kurien
kesimpulan bahwa kultur yang dilakukan dengan swab permukaan tonsil untuk
menentukan diagnosis yang akurat terhadap flora bakteri tonsilitis kronis tidak dapat
12
dipercaya dan juga valid. Kuman terbanyak yang ditemukan yaitu Streptokokus beta
A. Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau minum obat isap.
B. Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan
Indikasi Absolut
a. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia
berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
b. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase
c. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Indikasi Relatif
a. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat
b. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis
Komplikasi
rhinitis kronis& sinusitis atau otitis media se(ara perkontinuitatum. Komplikasi lebih jauh
terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endokarditis, arthritis, miositis,
13
E. Prognosis
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristirahat dan pengobatan
suportif. Menangani gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita Tonsilitis lebih
nyaman. Bila antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi, antibiotik tersebut harus
dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita
mengalami infeksi saluran nafas lainya, infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada telinga
dan sinus. Pada kasus-kasus yang jarang, tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius
14
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Sdr. A
Umur : 17 th
Alamat : Jakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
ANAMNESA
Keluhan Utama : Nyeri pada telinga kanan dan kiri sejak 1 bulan
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan kiri sejak 1 bulan yang
lalu, nyeri hilang timbul, sebelumnya telinga pernah keamsukan air, tidak pernah kemasukan
serangga, tidak pernah keluar cairan, dan jarang di korek-korek. Pasien juga mengeluh
pendengran menurun. Pasien tidak mengeluh pilek, batuk dan nyeri tenggorokan tidak ada,
15
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Pengobatan :
Riwayat Alergi :
PEMERIKSAAN FISIK
1. TELINGA
Oedem -/-
Sekret -/-
Serumen +/+
HIDUNG
Sekret -/-
2. TENGGOROK
Tonsil T2/T2
16
Tonsil Hiperemi +/+
ASSASMENT : Serumen Obsturans dextra dan sinistra, Rinitis alergi, Tonsilitis Kronis
17
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tonsil merupakan salah satu bagian dari sistem pertahanan tubuh manusia karena
terdapat jaringan limfoid, dimana pertahanan tersebut akan bereassi membentuk suatu
antibody yang akan melawan bakteri atau virus yang masuk. Apabila tubuh tidak bisa
mengatasi bakteri tersebut, maka akan menimbulkan terjadinya peradangan tonsil, khususnya
tonsil palatina yang disebut dengan tonsillitis. Terdapat berbagai macam faktor predisposisi
terjadinya peradangan pada tonsil, terutama gaya hidup seseorang yang kurang sehat.
Tonsilitis ini sendiri dapat disebabkan baik karena virus ataupun bakteri, dimana
masing-masing memiliki keluhan yang sedikit berbeda. Sedangkan dari lama waktu
terjadinya, tonsillitis dibagi menjadi dua, yaitu tonsillitis akut dan juga kronis. pengobatan
yang adekuat dan juga gaya hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya tonsillitis akut yang
18
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Asifa. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Angka Kejadian Tonsilitis Pada
Skripsi
Zulfan Dedy. 2014. Tonsilitis. SMF Penyakit Hidung dan Tenggorok Universitas
Giatri, dkk. 2015. Tonsilitis Kronis. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan
Putra, dkk. 2014. Tonsilitis kronik. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Tenggorok Bedah dan
Kaur. 2015. Tonsilitis Kronis. Kepaniteraan Klinik Telinga, Hidung, dan Tenggorokan RSUD
19