Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN MEDIA MONOPOLI BAHASA SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN MEMBACA KOMPREHENSIF PADA SISWA


SMP NEGERI 1 NGUNTORONADI KABUPATEN MAGETAN

Reny Dwi Utami1), Bambang Eko Hari Cahyono2), Muhlis Fajar Wicaksana3)
1,2,3)
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun
Email: 1)Renyowy@gmail.com;
2)
behc.fpbs@yahoo.com.;
3)
wicaksana_muhlis@yahoo.com.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan rencana pembelajaran membaca


komprehensif dan pelaksanaan pembelajaran membaca komprehensif dengan
menggunaan media monopoli bahasa.Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif.Metode tersebut merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang atau
pelaku yang diamati.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi, yang berkaitan dengan masalah penelitian.Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data, yaitu dengan mendeskripsikan tentang
perencanaan pembelajaran membaca komprehensif dan pelaksanaan pembelajaran
membaca komprehensif dengan penggunaan media monopoli bahasa.Dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan penggunaan media monopoli bahasa
dalam pembelajaran membaca komprehensif sangat efisien dan menarik perhatian siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Selain efisien dan menarik penggunaan
media monopoli bahasa sangat membantu baik guru maupun siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan penggunaan media monopoli bahasa dapat
meningkatkan pemahaman siswa, karena siswa lebih antusias untuk mengikuti proses
pembelajaran dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah yang biasa digunakan
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tersebut
memberikan kemudahan dan guru mempunyai cara masing-masing dalam menerapkan
pembelajaran membaca kepada siswa. Siswa dituntut untuk lebih rajin membaca untuk
dapat memahami materi pembelajaran dan informasi lainnya. Dalam proses pembelajaran
guru dapat memanfaatkan penggunaan media monopoli bahasa tidak hanya pada materi
membaca, tetapi dapat digunakan pada materi pelajaran lainnya.

Kata Kunci: Media Monopoli Bahasa, Membaca Komprehensif.

PENDAHULUAN memahami hal tersebut yaitu ketika proses


Belajar merupakan aktivitas pembelajaran sedang berlangsung.
pengumpulan informasi yang diperkuat Untuk mendukung terwujudnya
oleh keadaan lingkungan, lingkungan yang proses pembelajaran yang dapat
dimaksud adalah keberadaan dan fasilitas mendorong pengembangan potensi siswa
yang diterima oleh siswa.Siswa berperan secara komprehensif, maka guru harus
aktif sehingga dapat membangun memiliki wawasan dan kerangka berpikir
pengetahuan dan pemahamannya sendiri. baik tentang suatu pembelajaran.
Siswa juga harus memahami karakteristik Pembelajaran harus menjadi bagian dari
dalam belajarnya, tetapi guru juga harus proses pemberdayaan diri siswa secara

33 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


utuh. Karena itu pembelajaran harus perhatian atau minat siswa untuk
mendorong tumbuhnya keaktifan dan memahami suatu proses pembelajaran
kreativitas optimal dari setiap siswa. Inilah yang telah berlangsung. Siswa akan
yang harus dilakukan guru, yaitu berusaha untuk memahami dengan
memberikan arah yang jelas tentang suatu sendirinya dan rasa ingin tahupun akan
proses dan tujuan pembelajaran. muncul dengan adanya media
Persoalan dalam pembelajaran pembelajaran yang telah disiapkan oleh
yang tidak dapat dihindari adalah guru.
membaca, di mana pada tahap ini sudah Media merupakan salah satu sarana
mulai di ajarkan kepada anak didik ketika untuk meningkatkan efektivitas
sudah memasuki tahap sekolah. Membaca komunikasi.Karena dengan bermacam-
sebenarnya akan memberikan pengetahuan macam media tersebut, masing-masing
terhadap peserta didik dengan cara yang media mempunyai karakteristik yang
lebih mudah. Namun pada kenyataannya berbeda-beda.Untuk itu perlu memilihnya
proses membaca yang dianggap sudah dengan cermat dan tepat agar dapat
dikuasai itu tidak terus ditingkatkan dan digunakan secara efektif dan efisien
dikembangkan. Dalam penelitian ini, (Wardhana, 2010: 71).
peneliti akan menggunakan cara yang Proses pembelajaran yang
dilakukan guru untuk menarik minat siswa berlangsung juga tidak akan
dalam membaca komprehensif. membosankan, karena sifat media
Pembelajaran bahasa Indonesia pembelajaran adalah memberikan suatu
tidak jauh dengan tahap membaca, karena bentuk baru dalam pembelajaran yang
membaca sudah menjadi pokok persoalan akan memunculkan rasa ingin tahu pada
dalam proses pembelajaran. Siswa siswa. Siswa juga lebih giat dalam
memang dituntut untuk lebih aktif mengikuti proses penyampaian materi
membaca, dengan sendirinya siswa akan yang telah guru berikan. Media
terarah dalam tujuan pembelajaran yang pembelajaran yang digunakan guru juga
akan dilakukan oleh guru. Guru sebagai harus mempunyai hubungan atau
pendidik mempunyai tanggungjawab atas keterkaitan dengan materi yang
keberhasilan proses belajar yang berkaitan disampaikan, karena sifat media
langsung dengan siswa. pembelajaran adalah memberikan
Beberapa peran guru dalam kemudahan guru dan siswa dalam
pembelajaran membaca tersebut antara lain pemahaman suatu proses pembelajaran.
sebagai berikut: (1) Guru harus menjadi Guru dapat menciptakan suasana
model baca siswa, (2) Memilih bahan belajar yang kondusif yang mengarah pada
bacaan yang tepat, yakni bahan bacaan situasi tersebut. Hal ini akan diterapkan
yang memiliki tingkat keterbacaan sesuai siswa jika guru mampu melihat kebutuhan
kemampuan siswa, (3) Membantu siswa siswa sehingga apa yang diharapkan siswa
guna menikmati membaca dan menemukan dapat terpenuhi oleh guru. Siswa juga
nilai dari kegiatan membaca, (4) memerlukan motivasi dalam pembelajaran
Memahami apa yang dibutukan ketika membaca komprehensif dan tidak
membaca dan mengarahkan siswa agar merasakan kejenuhan dalam proses belajar
mengembangkan kemampuan baca melalui mengajar. Sehingga siswa mampu
program pembelajaran membaca yang melaksanakan proses pembelajaran
tepat (Abidin, 2012: 11). membaca komprehensif dengan baik dan
Adanya pengaruh guru dalam suatu sesuai dengan yang diharapkan.
pembelajaran akan membawa keberhasilan Proses pembelajaran tidak akan
saat menyampaikan materi yaitu dengan terlepas dari proses sosialisasi, dan apa
cara menggunakan media pembelajaran. yang telah dipelajari di sekolah.
Media pembelajaran dapat menarik Pembelajaran membaca komprehensif

34 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


dapat dilakukan dengan memberikan CSMP Negeri 1 Nguntoronadi Kabupaten
pengarahan yang harus dilakukan oleh Magetan Tahun Ajaran 2015/2016. (2)
siswa.Semakin banyak pengalaman dan Untuk mendeskripsikan pembelajaran
informasi yang dimiliki seseorang membaca komprehensif dengan
mengenai masalah yang telah menggunakan media monopoli bahasa
ditemukannya maka semakin termotivasi pada siswa kelas VII CSMP Negeri 1
juga bagaimana untuk mendapatkan dan Nguntoronadi Kabupaten Magetan Tahun
menerapkannya.Pembelajaran dengan Ajaran 2015/2016. (3) Untuk mengetahui
membaca komprehensif dapat dilakukan kendala-kendala yang dihadapi guru dan
pada siswa yang duduk di bangku SMP, di siswa dalam pembelajaran membaca
mana siswa cukup mempunyai pemahan komprehensif dengan menggunakan media
tentang teknik membaca yang harus monopoli bahasa pada siswa kelas VII
dilakukan. CSMP Negeri 1 Nguntoronadi Kabupaten
Berdasarkan permasalahan di atas Magetan Tahun Ajaran 2015/2016.
dapat memberikan suatu bentuk dukungan
dalam proses pembelajaran dengan KAJIAN TEORI
menerapkan suatu media pembelajaran. Proses belajar mengajar
Gambaran dalam sasaran ini adalah siswa membutuhkan kehadiran media yang
SMP Negeri 1 Nguntoronadi, kabupaten mempunyai arti yang cukup penting.
Magetan. Sekolah tersebut masih perlu Karena dalam kegiatan tersebut
untuk ditambah beberapa sarana media ketidakjelasan bahan yang disampaikan
pembelajaran yang akan memberi dapat dibantu dengan menghadirkan media
pengalaman dan mempermudah dalam sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
mempelajari suatu pembelajaran bahasa akan disampaikan kepada anak didik dapat
Indonesia. disederhanakan dengan bantuan media.
Permasalahan yang akan dikaji di Media dapat mewakili apa yang kurang
dalam penelitian ini dapat dirumuskan mampu guru ucapkan melalui kata-kata
sebagai berikut. (1) Bagaimanakah atau kalimat tertentu (Djamarah dan Zain,
perencanaan pembelajaran membaca 2010: 120).
komprehensif dengan menggunakan media Media sebagai alat bantu dalam
monopoli bahasa pada siswa kelas VII proses belajar mengajar adalah suatu
CSMP Negeri 1 Nguntoronadi Kabupaten kenyataan yang tidak dapat dipungkiri.
Magetan Tahun Ajaran 2015/2016 ? (2) Guru sadar bahwa tanpa media, maka
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan
membaca komprehensif dengan dipahami oleh setiap anak didik, terutama
menggunakan media monopoli bahasa bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
pada siswa kelas VII CSMP Negeri 1 Penggunaan media sebagai alat bantu tidak
Nguntoronadi Kabupaten Magetan Tahun bisa sembarangan menurut hati guru.
Ajaran 2015/2016 ? (3) Kendala-kendala Tetapi harus memperhatikan dan
apa saja yang dihadapi guru dan siswa mempertimbangkan tujuan pembelajaran.
dalam pembelajaran membaca Media yang sering diganti dengan
komprehensif dengan menggunakan media kata mediator adalah penyebab atau alat
monopoli bahasa pada siswa kelas VII yang turut campur tangan dalam dua pihak
CSMP Negeri 1 Nguntoronadi Kabupaten dan mendamaikannya. Istilah mediator
Magetan Tahun Ajaran 2015/2016 ? menunjukkan fungsi atau peranannya,
Secara umum penelitian ini yaitu mengatur hubungan yang efektif
bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan antara dua pihak utama dalam proses
perencanaan pembelajaran membaca belajar siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya
komprehensif dengan menggunakan media media adalah alat yang menyampaikan
monopoli bahasa pada siswa kelas VII

35 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


atau mengantarkan pesan-pesan yang disampaikan penulis dapat diterima
pembelajaran. oleh pembaca (Dalman, 2014: 5).
Apabila media itu membawa Menurut Harjasujana dan Mulyati
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan (dalam Dalman, 2014: 6), membaca
instruksional atau mengandung maksud- merupakan perkembanagan keterampilan
maksud pengajaran maka media itu disebut yang bermula dari dan berlanjut kepada
media pembelajaran.Pada dasarnya fungsi membaca kritis.Membaca merupakan hasil
utama media pembelajaran adalah sebagai interaksi antara persepsi terhadap
sumber belajar. Fugsi-fungsi yang lain lambang-lambang yang mewujudkan
merupakan hasil pertimbangan pada kajian bahasa melalui keterampilan berbahasa
ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahan yang dimiliki pembaca dan
yang dipakai menyampaikan pesan dan pengetahuannya tentang alam sekitar.
dampak atau efek yang ditimbulkan. Menurut Milles A dan Contasc.
Secara teknis, fungsi utama media (dalam Darmiyati, 2007: 22) menyatakan
pembelajaran adalah sebagai alat bantu bahwa membaca melibatkan proses
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, identifikasi dan proses mengingat suatu
kondisi dan lingkungan belajar yang tata bahan bacaan yang disajikan sebagai
dan diciptakan oleh guru. rangsangan untuk membangkitkan
Hamalik (dalam Arsyad, 2011: 15) pengalaman dan membentuk pengertian
mengemukakan bahwa pemakaian media baru melalui konsep- konsep yang releven
pembelajaran dalam proses belajar yang telah dimiliki oleh pembaca.Dalam
mengajar dapat membangkitkan keinginan kegiatan membaca, pembaca harus dapat:
dan minat yang baru, membangkitkan (1) memahami hakikat memmbaca, (2)
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, mengetahui cara mengukur kecepatan
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh membaca, (3) mamapu mengukur tingkat
psikologis terhadap siswa. Penggunana pemahaman bacaan, (4) mengetahui dan
media pembelajaran pada tahap orientasi menerapkan metode dan teknik
pembelajaran akan sangat membantu pengembangan membaca, (5) mengetahui
keefektifan proses pembelajaran dan faktor- faktor secara tak sadar tentang hal
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada yang menghambat membaca, baik secara
saat itu. Selain membangkitkan motivasi internal maupun eksternal, (6) mengetahui
dan minat siswa, media pembelajaran juga macam-macam variasi membaca sesuai
dapat membantu siswa meningkatkan dengan tujuan membaca, (7) mampu
pemahaman, menyajikan data dengan memilih aspek tertentu yang dibutuhkan
menarik dan terpercaya, memudahkan dalam bacaan sesuai dengantujuan, dan (8)
penafsiran data, dan memadatkan data. menganggap kegiatan membaca sebagai
Membaca merupakan suatu (Dalman, 2014: 43).
kegiatan atau proses kognitif yang Pembelajaran membaca bersifat
berupaya untuk menemukan berbagai reseptif.Artinya pembaca menerima pesan
informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal atau informasi yang disampaikan oleh
ini berarti membaca merupakan proses penulis dalam sebuah teks bacaan.Di
berpikir untuk memahami isi teks yang sekolah pembelajaran membaca perlu
dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan difokuskan pada aspek kemampuan
hanya sekedar melihat kumpulan huruf memahami isi bacaan.Oleh sebab itu,
yang telah membentuk kata, kelompok siswa perlu dilatih secara intensif untuk
kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, memahami sebuah teks bacaan.Hal ini
tetapi lebih dari itu bahwa membaca berarti bukan menghafal isi bacaan,
merupakan kegiatan memahami dan melainkan memahami isi bacaan.Dalam
menginterpretasikan lambang/ tanda/ hal ini, peran guru sangat besar
tulisan yang bermakna sehingga pesan pengaruhnya tehadap kemampuan siswa

36 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


dalam memahami isi bacaan (Dalman, dalam mencapai tujuan tertentu serta
2014: 8-9). mengetahui hal apa yang harus dilakukan
Pembelajaran dan penilaian dalam mencapai tujuan tertentu serta
merupakan dua hal yang tidak dapat meningkatkan kinerja belajar siswa guna
dipisahkan satu dengan lainnya. mencapai hasil akhir yang optimal.
Pembelajaran tidak akan mampu terukur Kegiatan penilaian memerlukan
keberhasilannya tanpa penilaian. Penilaian alat yang dikenal sebagai alat
salah satunya berfungsi untuk mengukur penilaian.Secara garis besar, alat penilain
ketercapaian proses pembelajaran. Dalam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pembelajaran membaca pun, penilaian tes dan nontes.Baik teknik tes maupun
memiliki peran penting guna menentukan nontes, keduanya dapat dipergunakan
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran untuk mendapatkan informasi atau data-
membaca yang telah ditetapkan (Abidin, data penilaian tentang subjek atau siswa
2012: 117). yang dinilai secara berhasil jika dipakai
Dalam dunia pendidikan terdapat secara tepat, dapat menentukan kapan
beberapa istilah yang berkaitan dengan mempergunakan alat tes dan kapan nontes.
penilaian yaitu penilaian, tes, dan Kedua jenis alat penilaian tersebut akan
pengukuran. Ketiga istilah tersebut dibicarakan mengingat bahwa
mengacu pada hal yang sama. Namun permasalahan alat tes lebih kompleks dari
demikian pada prinsipnya ketiga istilah pada alat nontes (Nurgiyantoro, 2009: 53)
tersebut sebenarnya memiliki
perbedaan.Penilaian adalah istilah luas METODE PENELITIAN
yang di dalamnya berkaitan dengan tes dan Metode yang digunakan dalam
pengukuran. penelitian ini adalah metode penelitian
Penilaian merupakan usaha formal kualitatif.Yang dimaksud dengan kualitatif
yang dilakukan untuk menjelaskan status adalah metode penelitian yang
siswa dalam variabel penting berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
pendidikan.Variabel penting pendidikan digunakan untuk meneliti pada kondisi
meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, objek alamiah.Dalam teknik pengumpulan
dan sikap. Tes dan pengukuran di sisi lain data dilakukan secara triangulasi, yaitu
dipandang sebagai alat untuk melakukan teknik pengumpulan data yang bersifat
penilaian. menggabungkan dari berbagai teknik
Pelaksanaan penilaian dikenal dua pengumpulan data dan sumber data yang
istilah umum penilaian yakni penilaian telah ada.
formatif dan sumatif.Penilaian formatif Sumber data di dalam penelitian
dipandang sebagai penilaian yang kualitatif merupakan bagian yang sangat
dilakukan setelah siswa mencapai satu penting bagi peneliti karena ketepatan dan
pokok bahasan atau keterampilan memilih dan menentukan jenis sumber
tertentu.Sedangkan penilaian sumatif data akan menentukan ketepatan dan
dipandang sebagai penilaian yang kekayaan data atau informasi yang
dilakukan pada akhir beberapa pokok diperoleh.Oleh karena itu dalam memilih
bahasan. sumber data peneliti harus benar-benar
Marzano (dalam Abidin, 2012: berpikir mengenai kemungkinan
118) menyatakan bahwa penilaian kelas kelengkapan informasi yang akan
yang sesungguhnya adalah penilaian dikumpulkan dan juga validitasnya.
formatif yang dilakukan secara rutin pada Adapun jenis sumber data secara
setiap proses pembelajaran. Penilaian yang menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai
demikian akan berfungsi untuk berikut:
memberikan gambaran tentang 1. Narasumber (Informan)
perkembangan belajar siswa secara jelas

37 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


Manusia sangat penting Bahasa pada Siswa Kelas VII C
peranya sebagai individu yang SMP Negeri 1 Nguntoronadi
memiliki informasi.Sebagai sumber Kabupaten Magetan
data perlu dipahami bahwa dari Dalam proses pembelajaran
beragam individu yang juga memiliki guru harus berperan sangat aktif,
beragam posisi. Adanya posisi yang sehingga siswa dapat menerima
beragam tersebut mengakibatkan pembelajaran dengan baik sesuai
adanya perbedaan macam akses dan dengan tujuan pembelajaran yang
kelengkapan mengenai berbagai diharapkan. Guru juga mempunyai
informasi yang bisa diperoleh dan peranan sebagai motivator bagi seluruh
dimiliki (Sutopo,2002: 51). Dalam siswa yang sedang dihadapi pada saat
penelitian ini informannya adalah pembelajaran. Agar siswa dapat
guru bahasa Indonesia dan siswa kelas menerima pelajaran dengan baik,
VII C SMP Negeri 1 Nguntoronadi sebelum proses mengajar guru telah
Kabupaten Magetan. membuat silabus pembelajaran dan
2. Peristiwa atau Aktivitas RPP (Rencana Pelaksanaan
Peristiwa sebagai sumber data Pembelajaran) sebagai pedoman dalam
memang sangat beragam dari berbagai mengajar. Dalam pembelajaran guru
peristiwa, baik yang terjadi secara telah mempersiapkan materi yang akan
sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin disampaikan kepada peserta didik.
yang berulang atau yang hanya satu Selain materi guru juga
kali terjadi, aktivitas formal maupun mempersiapkan media yang akan
yang tidak formal, dan juga tertutup digunakan dalam menunjang proses
atau terbuka untuk bisa diamati oleh pembelajaran. Dalam pembelajaran
siapa saja (Sutopo,2002: 51). Dalam membaca komprehensif guru
penelitian ini peristiwa yang dimaksud menggunakan media monopoli bahasa
adalah proses pembelajaran membaca sebagai penunjang proses
komprehensif dengan menggunakan pembelajaran. Monopoli bahasa yaitu
media monopoli bahasa pada kelas salah satu media pembelajaran yang
VII C SMP Negeri 1 Nguntoronadi bertujuan mengajak siswa belajar
Kabupaten Magetan. sambil bermain yang bertujuan agar
3. Dokumen atau Arsip siswa tidak merasa bosan pada saat
Dokumen atau arsip merupakan pembelajaran berlangsung.
bahan tertulis yang berkaitan dengan 2. Pembelajaran Membaca
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu Komprehensif dengan
(Sutopo,2002: 54). Dokumen yang Menggunakan Media Monopoli
dimaksud adalah dokumen-dokumen Bahasa pada Siswa Kelas VII C
yang berhubungan dengan SMP Negeri 1 Nguntoronadi
pembelajaran membaca komprehensif Kabupaten Magetan
dengan menggunakan media Pada dasarnya dalam proses
monopoli bahasa dan daftar nilai yang belajar mengajar setiap guru memiliki
dimiliki guru.Pembelajaran yang cara untuk menarik perhatian siswa,
berlangsung harus sesuai dengan salah satunya adalah mengenalkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebuah media pembelajaran. Media
(RPP) yang sudah disusun oleh guru. pembelajaran akan memberikan
kemudahan pada siswa, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN mempunyai tujuan agar proses
1. Perencanaan Pembelajaran pembelajaran tidak membosankan.
Membaca Komprehensif dengan Dalam pembelajaran membaca
Menggunakan Media Monopoli komprehensif di kelas VII C siswa

38 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


SMP Negeri 1 Nguntoronadi, ibu Siti yaitu, (1) Siswa kurang memahami
Wahyuni menggunakan media materi dan beberapa siswa kurang
Monopoli Bahasa.Media Monopoli antusias dalam proses pembelajaran (2)
Bahasa merupakan salah satu media Beberapa siswa ramai dengan teman
pembelajaran yang dapat digunakan sebangkunya, sehingga ketika guru
secara berkelompok, di mana siswa melempar pertanyaan siswa kurang
diajak untuk saling memberi masukan tepat dalam menjawab. (3) Dalam
dan dapat mengerjakan tugas secara pembelajaran siswa kurang memahami
berkelompok. dari berbagai aspek berbahasa, misal
Prosedur pembelajaran dengan dalam aspek membaca banyak siswa
menggunakan media monopoli bahasa yang kurang memahami istilah/kosa
adalah siswa dibagi menjadi 5 kata.(4) Dalam pembelajaran membaca
kelompok, dalam satu kelompok komprehensif dengan menggunakan
terdapat 5 sampai 6 siswa.Kemudian media monopoli bahasa guru tidak
setiap siswa mendapatkan satu ikon dapat sekondusif mungkin dalam
untuk berjalan pada petak-petak yang menerapkannya karena keterbatasan
terdapat dalam media monopoli waktu jam pelajaran.(5) Ketika
bahasa.Model pembelajaran dengan berkelompok siswa lebih cenderung
media ini seperti halnya monopoli pada untuk terus memainkan media
umumnya, tetapi lebih mengarah pada monopoli bahasa, tidak segera
materi pembelajaran yaitu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
melempar dadu, selanjutnya siswa guru.
berjalan sesuai dengan jumlah dadu
dan siswa mendapat pertanyaan pada SIMPULAN
petak monopoli tersebut, dengan Berdasarkan analisis data dapat
adanya pertanyaan dalam media maka disimpulkan bahwa “Penggunaan Media
siswa harus menjawab pertanyaan Monopoli Bahasa Sebagai Media
tersebut begitu seterusnya. Pembelajaran Membaca Komprehensif
3. Kendala-Kendala yang Dihadapi Pada Siswa SMP Negeri 1 Nguntoronadi
Guru Dan Siswa dalam Kabupaten Magetan” dapat disimpulkan
Pembelajaran Membaca sebagai berikut:
Komprehensif dengan 1. Perencanaan pembelajaran membaca
Menggunakan Media Monopoli komprehensif dengan menggunakan
Bahasa pada Siswa Kelas VII C media monopoli bahasa pada siswa
SMP Negeri 1 Nguntoronadi SMP Negeri 1 Nguntoronadi dalam
Pada proses belajar mengajar bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan
setiap guru memiliki kendala-kendala Pembelajaran) telah disusun oleh guru
yang dihadapi ketika proses belajar dengan baik. Penyampaian materi
mengajar sedang berlangsung. Hal yang diberikan kepada siswa sudah
tersebut merupakan hal-hal yang sudah sesuai dengan silabus dan RPP. Di
biasa dialami oleh semua guru dalam mana guru telah menyusun
mengajar di kelas. Begitu juga yang perencanaan pembelajaran dengan
dialami oleh ibu Siti Wahyuni guru baik sehingga proses belajar sesuai
bahasa Indonesia kelas VII C. Dalam dengan tujuan pembelajaran. Kondisi
pembelajaran membaca komprehensif siswa dan guru terlihat sangat aktif, di
dengan menggunakan media monopoli mana siswa terlibat secara langsung
bahasa memiliki beberapa kendala dalam proses pembelajaran tetang
yang sering dialami. materi menemukan informasi secara
Kendala yang dihadapi guru cepat dengan memahami tabel/
dan siswa pada saat pembelajaran diagram.

39 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


2. Pembelajaran membaca komprehensif satu dan yang lainnya untuk menjawab,
dengan menggunakan media monopoli keadaan di kelas semakin ramai.
bahasa pada siswa SMP Negeri 1
Nguntoronadi dapat diterima siswa REFERENSI
dengan baik. Penjelasan dari guru Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
sangat mudah dipahami oleh siswa. Jakarta: Rajawali Pers.
Sehingga guru dan siswa mampu
mengkondisikan dengan baik. Aunurrahman.2009. Belajar dan
Penggunaan media monopoli bahasa Pembelajaran.Bandung: Alfabeta,
mempermudah saat guru memberikan CV.
tugas kepada siswa, di mana siswa
dapat mengerjakan tugas secara Dalman.2014. Keterampilan
berkelompok. Siswa terlihat sangat Membaca.Jakarta:Rajawali Pers.
aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran membaca komprehensif Daryanto. 2010. Media
dapat diterapkan dengan baik pada Pembelajaran.Yogyakata: Gava
siswa yaitu siswa mampu mengubah Media.
bentuk tabel/ diagram dalam bentuk
narasi. Pada saat pembelajaran guru Djamarah, Mg dan Zain.2010. Strategi
mengarahkan dan memberi contoh Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka
satu sampai dua kali kepada siswa,dan Cipta.
selanjutnya siswa dapat memahami
dan mengerjakan secara tepat. Faturrahman.P dan Sutikno. 2008. Stategi
3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Belajar Mengajar. Bandung:
guru dan siswa dalam pembelajaran Percetakan Angkasa.
membaca komprehensif dengan
menggunakan media monopoli bahasa Majid Abdul. 2014. Strategi
pada siswa SMP Negeri 1 Pembelajaran. Bandung: PT
Nguntoronadi , semua kendala yang Remaja Rosdakarya.
dihadapi oleh guru yaitu ada beberapa
siswa yang belum paham tentang Nurgiyantoro.2009. PenilaianDalam
materi yang disampaikan, sehingga Pengajaran Bahasa dan
guru menjelaskan kembali materi yang Sastra.Yogyakarta: BPFE-
telah diajarkan. Jika siswa belum jelas Yogyakarta.
maka guru mendekati siswa dan
membimbing siswa sampai siswa Sutopo,H.B.2002. Metodologi Penelitian
tersebut benar-benar jelas. Kualitatif. Surakarta: Sebelas
Keberhasilan tentang pemahaman Maret University Press.
siswa juga tergantung pada guru dan
siswa itu sendiri. Sugiyono.2010.Metode Penelitian
Selain kendala dari guru, kendala Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
dari siswa dalam proses pembelajaran
adalah siswa ramai saat pembelajaran Saddhono Kundharu dan St. Y.
menggunakan media monopoli bahasan di Slamet.2013. Pembelajaran
mana siswa mulai memberikan pendapat Keterampilan Berbahasa
tentang tugas yang diberikan oleh guru. Indonesia. Yogyakarta: Graha
Jadi siswa satu dan yang lainnya sama- Ilmu.
sama berpendapat tentang hasil
jawaban.Pada saat menyampaikan jawaban
siswa lebih sering saling menunjuk teman

40 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015


Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Yunus Abidin. 2012. Pembelajaran
Pembelajaran. Bandung: PT Membaca Berbasis Pendidikan
Remaja Rosdakarya. Karakter. Bandung: PT Refika
Aditama.
Wardhana. 2010. Pembelajaran Membaca
Berbasis Pendidikan Karakter. Zuchdi Darmiyati.2007. Strategi
Bandung: PT Refika Aditama. Meningkatkan Kemampuan
Membaca. Yogyakarta. UNY Press
Wassid dan Sunendar. 2013. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

41 Widyabastra, Volume 03, Nomor 1, Jun 2015

Anda mungkin juga menyukai