Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hernia” tepat pada waktunya.
Saya menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaan dan pengembangan wawasan dan pengetahuan
penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya demi pembenahan
diri, dan kepada pendengar demi pengembangan pengetahuan dan wawasan. Semoga Allah SWT
tetap mencurahkan rahmatnya pada kita. Amin.

Tangerang, 16 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN…………………………………………………………………...
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………….
BAB I…………………..……………………………………………………………..
A. Pengertian Hernia…………………………………………………………………
B. Klasifikasi Hernia…………………………………………………………………
C. Etiologi……………………………………………………………………………
D. Patofisiologi……………………………………………………………………….
E. Manifestasi Klinis…………………………………………………………………
F. Penatalaksanaan…………………………………………………………………...
G. Komplikasi………………………………………………………………………...
BAB 11
Asuhan Keperawata......................................................................................................
PENUTUP…………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat
penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental,
dan sosial. Dari pengertian tersebut, kita memerlukan suatu kesehatan yang optimal terutama pada
saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini sangat pesat hal ini juga
harus didukung dengan peningkatan pemberian perawatan pada klien penderita penyakit bedah,
tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan adanya benjolan di lipat paha itu
suatu keadaan yang patologis, mereka hanya tahu bahwa benjolan yang mula-mula kecil dan makin
lama makin besar itu sebuah tedun, bila suatu saat benjolan lebih menonjol/besar dan timbul nyeri
maka mereka hanya mencari ahli pijat (Jong, 2004).
Tanda dan gejala lebih dini/awal biasanya tidak mereka sadari, namun keadaan tersebut
akan mereka sadari apabila sudah menimbulkan rasa sakit. Seperti juga dengan tanda dan gejala
dari penyakit hernia inguinalis, yang pada umumnya adanya benjolan dilipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring. Karena
keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri visceral. Maka seseorang biasanya akan membiarkan saja karena tidak
menimbulkan sakit, bila terasa sakit baru mereka berobat ke dokter atau tenaga kesehatan yang
lain (Wim de Jong 2004).
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai
saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena
besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat
lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan
bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat (Wim de Jong 2004).
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum
Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan struktur
anatomi pada regio inguinal (Wim de Jong 2004).
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih
jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi
menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis
ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia
inguinalis medialis.Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri
lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria
kemungkinan adanya hernia ingunalis atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50
% Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis
pada pria dipengaruhi oleh umur. Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit
tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat (Wim de Jong 2004).
Melihat insiden yang ditemukan, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang “Hernia”.
Oleh karena itu, penulis akan berusaha memberikan penyuluhan dan terapi hernia dengan berbagai
referensi dan literatur yang selengkap mungkin dan informasi yang terbaru (Wim de Jong 2004).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengertian, anatomi dan fisiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan komplikasi pada klien dengan hernia.

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui dan memahami
1. Pengertian
2. anatomi dan fisiologi
3. Klasifikasi
4. Etiologi
5. Patofisiologi
6. manifestasi klinis
7. penatalaksanaan
8. komplikasi pada klien dengan hernia.
9. Asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai