Anda di halaman 1dari 13

1

Variabilitas Angin dan Kaitannya Terhadap Tinggi Dan Periode Gelombang di


Selat Makasar

Variability of Wind And Relation To High And Period Waves in the Makassar Straits

Ida Bagus Adi Anditayana


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor

Abstract

Research on the variability of a parameter to other parameters is very important in an aquatic. Wind
is one of the factors most responsible for surface waters, especially surface waves. Period and wave
height is a component that is directly influenced by wind speed or wind direction. Time series methods
can help in analyzing the relationship between wind and wave parameters based on time. Through
analysis of time series can provide benefits in knowing the phenomena or anomalies that occur in an
ocean. The analysis shows that between wind and waves have positive coherence. Wind speed is the
most influential factor on the period and wave height.
Keywords: wind, wave and time series

Abstrak

Penelitian mengenai variabilitas suatu parameter terhadap parameter lain sangat penting dilakukan
di suatu perairan. Angin adalah salah satu faktor yang paling berperan di perairan permukaan
khususnya untuk gelombang permukaan. Periode dan tinggi merupakan komponen gelombang yang
secara langsung sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin atau pun arah angin. Metode time series
dapat membantu dalam menganalisis hubungan antara parameter angin dan gelombang berdasarkan
waktu. Melalui analisis time series akan memberikan manfaat dalam mengetahui fenomena atau pun
anomali yang terjadi di suatu perairan. Hasil analisis menunjukkan bahwa antara angin dan
gelombang terdapat koherensi positif. Kecepatan angin merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap periode dan tinggi gelombang.
Kata kunci : angin, gelombang dan deret waktu

Pendahuluan energi gelombang dalam spektrum frekuensi


Gelombang laut merupakan salah satu yang luas.
parameter yang sangat penting dalam suatu Teori paling menonjol mengenai
penelitian terkait dinamika pantai. Gelombang pembentukan gelombang oleh angin adalah
yang terdapat di dekat pantai, terutama di Miles (1957) teori yang didasarkan pada
daerah pecahan gelombang mempunyai energi interaksi resonansi dengan berbagai frekuensi
besar dan sangat berperan dalam pembentukan antara angin dan gelombang (Jansen, 2003).
morfologi pantai, seperti menyeret sedimen Menurut Arief et.al (1993), gelombang laut
(umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar yang terbentuk akibat tiupan angin setempat
laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong umumnya mempunyai ketinggian yang kecil
pasir (Dahuri et al, 1996). Pada umumnya (kurang dari 0.5 meter) dan mempunyai
gelombang tersebut adalah gelombang laut periode waktu kurang dari 4 detik. Hal ini
yang disebabkan oleh tiupan angin baik disebabkan oleh terbatasnya daerah tiupan
langsung maupun tidak langsung. Pada daerah angin. Sedangkan gelombang yang terbentuk
tiupan angin (dikenal dengan istilah 'fetch'), di daerah lepas pantai atau di tengah laut
terjadi peristiwa transfer energi angin ke seringkali mempunyai energi yang besar

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


2

akibat luasnya daerah tiupan angin dan lebih Metode


besarnya tiupan angin di laut dibandingkan Lokasi Stasiun Pengambilan Data
dengan tiupan angin di pantai. Wilayah titik yang diambil berada di
Selama penjalarannya tersebut, kawasan Selat Makassar dengan koordinat
gelombang mengalami proses dispersi akibat 117.5 BT dan 2.5 LS pada tahun 1997 - 2001.
perbedaan kecepatan rambat gelombang yang Berdasarkan pencatatan stasiun meteorologi
berbeda periodenya. Makin jauh jarak Maritim Paotere, secara rata – rata kelembaban
perambatan gelombang, makin homogen udara sekitar 78%, temperatur udara 27,2⁰ -
periode gelombang tersebut. Periode dan 28,5⁰C dan rata – rata kecepatan angin 10
tinggi gelombang merupakan dua parameter meter 2 – 4 m/s. Rata – rata kecepatan angin
gelombang yang sangat berkaitan dengan maksimum per tahunnya mencapai 12,18 m/s.
angin. Hubungan ini dapat ditinjau dengan Kemudian, tinggi gelombang rata – rata 0,5 –
analisis deret waktu (time series) terutama 0,8 meter dengan tinggi gelombang maksimum
untuk mengetahui fenomena yang terjadi 0,7 -1,3 meter. Frekuensi gelombang lebih dari
dalam kurun waktu tertentu. 3 meter 0 – 5% per tahunnya.

Gambar 1. Lokasi titik pengambilan data di Selat Makasar pada koordinat 177.5 BT dan 2.5 LS
selama lima tahun (1997 – 2001).

Metode Perolehan Data resolusi temporal harian dan resolusi spasial


Data angin (komponen u dan v) dan adalah nilai grid dengan ukuran 2,5 ° lintang
gelombang (tinggi dan periode) diperoleh dari dan 2,5 ° bujur. Sedangkan data gelombang
badan riset cuaca European Center for dihitung pada setiap titik grid dengan energi
Medium Range Weather Forecast (ECMWF) spektrum dan tegangan permukaan total yang
yang dapat diunduh melalui situs dihubungkan dengan permukaan (10 meter).
www.ecmwf.int. Data angin ECMWF Level Data yang diambil untuk angin dan gelombang
III-B merupakan data kecepatan angin 10 adalah selama periode lima tahun (1997 –
meter di atas permukaan. angin Level III-B ini 2001).
berarti data tersebut telah melalui proses re-
analisis sehingga menghasilkan data dengan

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


3

Metode Pengolahan Data off 7 hari, 30 hari dan 180 hari yang
Data angin terdiri dari komponen u dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh
dan v dengan periode waktu per 6 jam. Data fluktuasi harian untuk komponen angin dan
angin ini diekstrak melalui perangkat lunak gelombang yang memiliki fluktuasi tinggi.
ODV 4 sehinga menghasilkan output Suatu fenomena dapat dianalisis dengan
berkestensi *txt. Kemudian, hasil ekstraksi ini melihat frekuensi yang rendah tetapi dengan
diolah di MS Excell sehingga dapat dilakukan priode yang panjang dan periode ulang tertentu.
pengaturan parameter data (u dan v). Persamaan umum untuk penapisan data
Sementara, data gelombang dengan periode pada saat xt-n sampai xt+m adalah (Bendat
yang sama (per 6 jam) juga diekstrak dan Piersol, 1971) :
𝑘𝑘+𝑚𝑚
menggunakan ODV di titik stasiun yang sama 𝑌𝑌𝑡𝑡 = � 𝑊𝑊𝑘𝑘 𝑋𝑋𝑡𝑡+𝑘𝑘 = 𝑊𝑊−𝑛𝑛 𝑋𝑋𝑡𝑡−𝑛𝑛 +. . +𝑊𝑊−1 𝑋𝑋𝑡𝑡−1 +. . +𝑊𝑊𝑚𝑚 𝑋𝑋𝑡𝑡+𝑚𝑚
(Gambar 1). Data gelombang ini (angin dan 𝐾𝐾−𝑛𝑛

Periode) diatur dalam MS Excell untuk ...(1)Keterangan :


selanjutnya dilakukan proses penapisan Yt = nilai data baru setelah
dengan beberapa frekuensi. Hasil penapisan penapisan
ini divisualisasikan menggunakan Matlab. k = -n, n+1,…, -1, 0, 1, …, m-1, m
m dan n = jumlah cakupan masing-
Metode Visualisasi Data masing ke sebelah kiri dan
Visualisasi data angin dan gelombang kanan (xt)
berupa stick plot dan grafik komponen periode wk = fungsi pembobotan Lanczos
dan tinggi gelombang terhadap waktu (Emery dan Thomson, 1998).
𝛱𝛱𝛱𝛱 𝑓𝑓
𝑐𝑐
dilakukan dengan menggunakan Matlab versi 𝑓𝑓𝑐𝑐 sin ( 𝑓𝑓 𝑛𝑛 )
2008b dan baris program dalam bahasa Matlab. 𝑊𝑊𝑘𝑘 = .......(2)
𝑓𝑓𝑛𝑛 𝛱𝛱
Stick plot merupakan metode visualisasi data fc atau cut off adalah pemotongan frekuensi
vektor yang dapat dilakukan pada domain penapisan yaitu 30 jam sedangkan fN adalah
ruang maupun waktu. Panjang vektor garis frekuensi Nyquist.
menggambarkan besarnya kecepatan
(magnitude) sedangkan arah vektor garis Distribusi Frekuensi dan Time series
menyatakan arah (angin atau arus) pada Distribusi frekuensi digunakan untuk
kisaran skala kompas (0 - 360°). Visualisasi mempermudah pembahasan data secara
dengan stick plot dan grafik juga kuantitatif. Data angin dapat dikelompokkan
memudahkan dalam melihat pola suatu deret berdasarkan arah dan kecepatan dan juga
data sehingga mempermudah dalam frekuensi kumulatif setiap bulannya.
menginterpretasikannya. Selanjutnya dibuat wind rose dari data angin
selama periode 5 tahun.
Metode Analisis Data Distribusi data gelombang yaitu tinggi
Penapisan Data dan periode dapat diolah menggunakan
Sinyal angin dan gelombang merupakan perangkat lunak statistika 6.0. Perangkat ini
kombinasi dari berbagai sinyal yang dapat dengan cepat mengelompokkan data dan
mempunyai frekuensi tertentu dan membuat distribusi frekuensi tertinggi dan
dibangkitkan oleh gaya yang berbeda-beda. terendah. Selain itu, dengan perangkat ini
Oleh sebab itu, data memerlukan proses dapat diketahui data kumulatif dan persentase
penapisan untuk memisahkan frekuensi kemunculan. Data yang digunakan tentunya
(frekuensi rendah dan frekuensi tinggi) dalam selama periode waktu 5 tahun (1997 – 2001).
data sehingga diperoleh data sesuai dengan Sebaran frekuensi secara kuantitatif
frekuensi yang diinginkan. Pada kajian ini mempermudah interpretasi data ketika
digunakan filter frekuensi rendah dengan cut

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


4

mengamati suatu fenomena yang terjadi dalam Pergantian arah angin tersebut umumnya
suatu wilayah. disebabkan oleh perbedaan atau perpindahan
Data distribusi selanjutnya dapat palung tekanan (pressure through), yang
mendukung analisis secara deret waktu (time mengikuti pergerakan semu matahari secara
series). Melalui perangkat lunak statistika 6.0 teratur sebesar 23.50 ke utara dan selatan setiap
dapat dianalisis koherensi, beda phase, tahunnya, terhadap Benua Asia dan Australia
korelasi silang dan kospektrum densitas energi. dan mempengaruhi musim di wilayah ekuator
Itu semua dapat digunakan untuk mengetahui (Wyrkti, 1961). Selain itu, dominansi arah
siklus fenomena yang terjadi dan variabilitas angin utara dan selatan akibat letak stasiun
parameter di suatu perairan. Persamaan yang pengamatan di antara dua pulau (selat)
digunakan dalam analisis time series adalah sehingga sumber angin banyak datang dari
sebagai berikut (Emery dan Thomson, 1998) arah utara dan selatan. Arah timur terhalang
oleh Pulau Sulawesi dan sebelah barat
........(3) terhalang oleh Pulau Kalimantan yang
Keterangan : menyebabkan arah angin dari timur dan barat
= fungsi spektral density energi cenderung lebih lemah.
Kecepatan angin berdasarkan tabel 1
........(4) menunjukkan bahwa persentase kecepatan
angin tertinggi adalah ke arah selatan.
........(5) Persentase kecepatan angin ke arah selatan
Keterangan : mencapai 17,07% dan persentase tertinggi
= fungsi korelasi silang kedua adalah angin ke barat daya dengan
= fungsi koherensi 14,85% dan ke arah utara sebesar 13,82%.
= contoh rekaman data Rata – rata kecepatan angin dari data selama
= besaran dan selang waktu periode waktu lima tahun adalah 0,5 – 2,1 m/s
rekaman data dengan persentase mencapai 36,52%.
Kecepatan angin tertinggi 8,8 m/s dengan
 Qxy ( f k ) 
θ xy ( f k ) = tan −1   persentase hanya 0,26% pada periode waktu
 C xy ( f k )  lima tahun. Sedangkan kecepatan angin
Keterangan : dominan adalah antara 0,5 – 2,1 m/s dengan
persentase 36,52%.
Qxy(fk) : bagian imaginer dari Sxy(fk) Kecepatan angin dan arah angin terlihat
Cxy(fk) : bagian nyata dari Sxy(fk) dalam gambar 2 melalui visualisasi wind rose.
Kelebihan menggunakan wind rose adalah
dapat melihat angin yang tenang (calms) dan
Hasil dan Pembahasan dalam data berkisar 2,53% selama periode
Perbandingan Angin dan Gelombang lima tahun. Angin tenang ini didefinisikan
Pola angin di Selat Makassar sebagai angin yang memiliki kecepatan stabil
menunjukkan variasi tahunan yang cukup dan cenderung membuat perairan dan
signifikan (Gambar 3). Ketika periode Januari gelombang tenang.
– Desember (1997) dominan bertiup ke arah Berdasarkan hasil tampilan wind rose
selatan. Sedangkan, ketika memasuki periode (Gambar 2) tidak terlihat perbedaan yang
November 1998 – Oktober 1999 pola angin signifikan dengan gambar 3 (hasil visualisasi
justru cenderung dominan ke arah utara. stick plot Matlab. Arah angin ke barat daya
Kemudian, ketika memasuki periode dan selatan merupakan salah satu arah angin
September - Desember 2001 sangat dominan yang paling dominan.
bertiup ke barat daya.

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


5

Tabel 1. Distribusi frekuensi rata – rata arah dan kecepatan angin selama lima tahun (1997 – 2001)

Gambar 2. Wind rose angin periode lima tahun (1997 – 2001) di Selat Makasar.

Angin yang berhembus di permukaan Oktober 1999 dengan kecepatan angin yang
perairan tentunya akan menimbulkan wind rata – rata mempunyai bernilai 4 m/s, nilai
wave, yaitu gelombang yang ditimbulkan oleh periode gelombang rata – rata adalah 5 detik
angin. Peristiwa ini merupakan pemindahan dengan sedikit fluktuasi.
tenaga angin menjadi tenaga gelombang di Hutabarat dan Evans (2006) menyebutkan
permukaan air dan gelombang itu sendiri bahwa kecepatan angin sangat mempengaruhi
meneruskan tenaganya kepada peristiwa tinggi dan periode gelombang. Semakin tinggi
lainnya diantaranya gerakan molekul air. kecepatan angin yang bertiup makin besar
(Supangat dan Susanna, 2001). gelombang yang terbentuk dan gelombang
Berdasarkan visualisasi angin memang tersebut mempunyai kecepatan dan panjang
terlihat bahwa terdapat pengaruh angin gelombang yang besar. Tetapi, gelombang
terhadap periode dan tinggi gelombang yang terbentuk oleh angin puncaknya kurang
(Gambar 3). Ketika angin bertiup dengan tajam jika dibandingkan dengan yang
kecepatan 5 m/s fluktuasi gelombang dibangkitkan oleh angin yang berkecepatan
meningkat mencapai 1 meter (Garis hijau) rendah.
pada periode November 1998 – Oktober 1999. Sebaran distribusi gelombang (Tabel 2)
Begitu juga dengan periode gelombang (Garis sebagian besar mempunyai ketinggian 0,21 –
coklat) pada rentang waktu November 1998 – 0,39 meter dengan persentase 41,03 %.

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


6

Kemudian, persentase tertinggi kedua dengan persentase tertinggi berada pada kisaran 4,72 –
tinggi 0,39 – 0,56 meter mempunyai 6,73 detik yang mencapai 49,47%. Kemudian,
persentase sebesar 32,32%. Sedangkan untuk persentase kedua 30,64% adalah periode
periode gelombang (Tabel 2) terlihat bahwa gelombang dengan waktu 6,72 – 8,74 detik.

Tabel 2. Distribusi tinggi gelombang dan periode gelombang selama lima tahun (1997 – 2001)

Gambar 3. Pola angin rata – rata selama periode waktu lima tahun dan hubungannya dengan periode
serta tinggi gelombang.

Penapisan Data dan 180 hari untuk menghilangkan pengaruh


Penapisan Data Angin harian atau fluktuasi yang frekuensinya tinggi.
Jenis filter (penapisan) yang digunakan Hasil filter komponen angin zonal (u),
dalam pengolahan data ini adalah filter komponen angin meridional (v), tinggi
frekuensi rendah (Low Pass Filter) dengan gelombang dan periode gelombang tidak
Lanczos Window. Data angin dan gelombang berbeda signifikan terhadap hasil sebelum
difilter dengan frekuensi cut off 7 hari, 30 hari difilter, hal ini disebabkan karena data pada

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


7

ECMWF merupakan data hasil reanalisis kedua komponen tersebut. Amlitudo


sehingga polanya lebih teratur. komponen V angin lebih besar daripada
Komponen U angin (Gambar 4) dan komponen U angin. Artinya, komponen V
komponen V angin (Gambar 5) menunjukkan (kecepatan) mempunyai pengaruh yang lebih
bahwa terdapat perbedaan pada amplitudo dari besar daripada komponen U angin.

Gambar 4. Komponen U angin dan hasil filter pada beberapa frekuensi cut off.

Gambar 5. Komponen V angin dan hasil filter pada beberapa frekuensi cut off.

Gambar 6. Data tinggi gelombang dan hasil filter pada beberapa frekuensi cut off.

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


8

Gambar 7. Data periode gelombang dan hasil filter pada beberapa frekuensi cut off.

Penapisan Data Gelombang Analisis Deret Waktu (Time Series)


Filter pada beberapa frekuensi cut off Spektrum Densitas Energi
dilakukan juga terhadap parameter gelombang. Densitas energi menggambarkan
Hasil filter data tinggi gelombang (Gambar 6) besarnya fluktuasi amplitudo dari suatu
rekaman data (Emery dan Thomson, 1998).
dan periode gelombang (Gambar 7)
Melalui densitas energi ini sangat terlihat
menunjukkan perbedaan amplitudo yang jumlah terjadinya fluktuasi dalam suatu
cukup signifikan. Fluktuasi amplitudo yang wilayah pada kurun waktu tertentu. Fluktuasi
lebih tinggi terlihat pada tinggi gelombang disini berarti perubahan signifikan dalam
daripada periode gelombang. periode yang panjang dengan frekuensi yang
Kemudian, melalui penapisan data rendah. Data komponen arah angin
frekuensi rendah terhadap periode dan tinggi menunjukkan empat kali fluktuasi dalam
gelombang dapat dapat dianalisis atau diduga periode lima tahun (Gambar 8a.) Fluktuasi
suatu fenomena yang terjadi di suatu wilayah. yang dilihat berada di atas garis regresi (garis
Hal ini dapat dilakukan karena dengan filter merah).
frekuensi rendah akan melewatkan segala data Data komponen kecepatan angin
dengan frekuensi tinggi sehingga hanya tersisa menunjukkan dua fluktuasi yang signifikan
data dengan frekuensi rendah. Analisis Gambar 8b). Fluktuasi densitas energi dari
selanjutnya adalah melihat periode data kecepatan angin tidak jauh berbeda dengan
tersebut sehingga terlihat suatu fenomena densitas energi tinggi gelombang (Gambar 9a)
dengan frekuensi kemunculan rendah namun dan periode gelombang (Gambar 9b). Densitas
dengan periode waktu panjang. energi yang dinyatakan dalam densitas
spektral merupakan komposisi frekuensi dari
mean square value rekaman data.
(a) (b)

Gambar 8. Spektrum densitas energi arah angin (a) dan kecepatan angin (b).

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


9

(a) (b)

Gambar 9. Spektrum densitas energi tinggi gelombang (a) dan periode gelombang (b).

Spektrum densitas energi juga dapat menentukan fenomena yang terjadi untuk
menggambarkan frekuensi suatu fenomena setiap parameter (angin dan gelombang).
yang terjadi di Selat Makasar dalam periode Berdasarkan tabel 3, fenomena
waktu lima tahun (Tabel 3). Fenomena ini parameter angin cenderung merupakan siklus
dapat diketahui berdasarkan periode signifikan tahunan dan 6 bulanan (seasonal). Fenomena
data per 6 jam sehingga siklus fluktuasi ini baik dari komponen arah atau pun
periode tersebut dapat digunakan untuk kecepatan. Sedangkan pada parameter
gelombang didominasi oleh siklus tahunan.

Tabel 3. Tabulasi spektrum densitas energi data angin dan gelombang selama lima tahun (1997-2001)
Angin
Komponen u Komponen v
Densitas Densitas
Periode Periode
energi energi
signifikan signifikan
Keterangan (m/dtk)2 Fenomena Keterangan (m/dtk)2 Fenomena
(per 6 (per 6
/siklus /siklus
jam) jam)
/6jam /6jam
1365.333 341 Hari 2079574 1 Tahunan 744.727 186 Hari 452.6149 6 Bulanan
1638.400 410 Hari 1613768 1 Tahunan 819.200 204 Hari 356.20 6 Bulanan
1.5
2048.000 512 Hari 1129211 1365.333 341 Hari 327.6949 1 Tahunan
Tahunan
1.5
2730.667 683 Hari 1582457 2 Tahunan 2048.000 512 Hari 298.0896
Tahunan
4096.000 1024 Hari 1681295 3 Tahunan 2730.667 683 Hari 285.0338 2 Tahunan
Gelombang
Tinggi Periode
Densitas Densitas
Periode Periode
energi energi
signifikan signifikan
Keterangan (m/dtk)2 Fenomena Keterangan (m/dtk)2 Fenomena
(per 6 (per 6
/siklus /siklus
jam) jam)
/6jam /6jam
744.727 186 Hari 10.37684 6 Bulanan 481.882 120 Hari 426.510 4 Bulanan
1365.333 341 Hari 12.08964 1 Tahunan 744.727 186 Hari 1088.343 6 Bulanan
1638.400 410 Hari 10.28007 1 Tahunan 1365.333 341 Hari 1590.330 1 Tahunan
1.5
2048.000 512 Hari 6.07033 1638.400 410 Hari 1313.290 1 Tahunan
Tahunan
1.5
2730.667 683 Hari 3.75382 2 Tahunan 2048.000 512 Hari 635.503
Tahunan

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


10

Korelasi Silang korelasi spektral densitas, koherensi dan beda


Korelasi silang (cross-correlation) pada phase dapat diketahui hubungan antara
intinya merupakan perluasan dari sifat data parameter dan waktu terjadinya fenomena
individu. Korelasi silang dapat menunjukkan antara parameter tersebut.
ketergantungan umum dari nilai pada satu set
data terhadap data set lainnya (Emery dan Kospektrum Densitas Energi
Thomson, 1998). Ada empat korelasi silang Hubungan antara densitas energi tiap
yang dapat diketahui dengan empat parameter parameter merupakan salah satu cara untuk
angin dan gelombang. Korelasi ini adalah menentukan keterkaitan dan variasi
antara arah angin dan periode gelombang (variability) yang dapat terjadi akibat interaksi
(Gambar 10a), arah angin dan tinggi parameter tersebut. Variasi ini tentunya dapat
gelombang (Gambar 10b), kecepatan angin menunjukkan fenomena yang terjadi. Densitas
dan tinggi gelombang (Gambar 10c) serta energi menjadi salah satu faktor dalam
kecepatan angin dan periode gelombang menentukan keterkaitan parameter karena
(Gambar 10d). berhubungan dengan energi penyusun suatu
Ketergantungan data antara empat parameter. Semakin besar energi suatu
parameter tersebut tidak hanya ditentukan oleh komponen dari parameter tentu mempunyai
grafik korelasi silang densitas melainkan juga pengaruh terhadap komponen parameter
koherensi dan beda phase. Melalui analisis lainnya.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 10. Korelasi silang dari spektrum energi (a) arah angin dan tinggi gelombang (b) arah angin
dan periode gelombang (c) kecepatan angin dan tinggi gelombang dan (d) kecepatan angin dan
periode gelombang. Pengolahan data dalam statistika 6.0 menggunakan analisis fourier.

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


11

Koherensi (Coherency Function) dihubungkan dengan nilai cross spectral dari


Koherensi menunjukkan kedekatan data angin dan gelombang.
antara fluktuasi data 1 dengan fluktuasi data Koherensi antara parameter angin dan
lainnya. Koherensi sangat bermanfaat terutama gelombang (Gambar 11) menunjukkan
untuk menunjukkan suatu fenomena dalam kedekatan yang cukup tinggi karena nilai nya
periode waktu yang panjang. Fenomena yang lebih dari 0 (Tabel 4). Koherensi juga
dipengaruhi oleh angin jika dikorelasikan menunjukkan pengaruh nilai data saat tertentu
dengan gelombang maka, akan terlihat dengan nilai data pada masa depan.
fluktuasi yang identik. Hubungan koherensi
antara fluktuasi yang identik ini dapat

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 11. Grafik koherensi antara (a) arah angin dan tinggi gelombang (b) arah angin dan periode
gelombang (c) kecepatan angin dan tinggi gelombang dan (d) kecepatan angin dan periode gelombang.
Kedekatan suatu fluktuasi data tidak hanya dilihat dari nilai koherensinya melainkan amplitudo dari
data tersebut.
Waktu respon parameter angin terhadap
Beda Phase parameter gelombang sangat bervariasi (Tabel
Beda phase digunakan untuk 5). Berdasarkan nilai tan-1 dalam tabel 5
mengetahui waktu respon dalam suatu grafik terlihat bahwa semua nilai tan-1 bernilai positif.
yang dinyatakan dalam derajat (Gambar 12). Artinya, fluktuasi angin (x) mempengaruhi

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


12

fluktuasi yang terjadi pada parameter tinggi gelombang mempunyai nilai koherensi
gelombang (y). Fluktuasi arah angin terhadap tertinggi daripada korelasi parameter lainnya.
periode gelombang terjadi antara 1 – 3 hari. Nilai koherensi kuadrat kecepatan angin dan
Sedangkan fluktuasi kecepatan angin terhadap tinggi gelombang rata – rata 0,7 dan paling
periode gelombang berkisar antara 1- 2 hari. tinggi jika dibandingkan korelasi lainnya. hal
Hal ini berarti fluktuasi arah dan kecepatan ini berarti kecepatan angin sangat
angin akan mmpengaruhi periode gelombang berhubungan dengan tinggi gelombang.
antara 1-3 hari. Berdasarkan The Open University (1994) in
Arah angin juga mempunyai pengaruh Supangat dan Susanna (2001) menunjukkan
terhadap tinggi gelombang (Tabel 5). kedekatan kecepatan angin dengan tinggi
Pengaruh ini ditunjukkan oleh nilai tan-1 yang gelombang dan dihubungkan dengan
bernilai positif. Fluktuasi arah angin yang permukaan laut (Tabel 4).
mempengaruhi tinggi gelombang mempunyai
waktu sekitar 13 - 49 hari. Sedangkan
kecepatan angin yang juga mempengaruhi

Tabel 4. Seleksi informasi dari Skala Beaufort (The Open University, 1994 in Supangat dan Susanna,
2001).
Kecepatan angin Tinggi
Nama knot m/s Permukaan Laut Gelombang
Calm <1 0.0 - 0.2 Laut seperti cermin 0
1.0 -
Light Air 3.0 0.3 - 1.5 Riak tidak ada buih di puncak 0.1 - 0.2
4.0 - Wavelet kecil (puncak terlihat tetapi tidak
Light Breeze 6.0 1.6 - 3.3 pecah) 0.3 - 0.5
Gentle 7.0 -
Breeze 10.0 3.4 - 5.4 Wavelet besar, puncak mulai pecah 0.6 - 10.0
Moderate 11.0 -
Breeze 16.0 5.5 - 7.9 Gelombang kecil, jadi lebih lama 1.5
Fresh 17.0 - Gelombang pertengahan dengan bentuk yang
Breeze 21.0 8.0 - 10.7 lebih lama, banyak semburan air 2

Tabel 5. Tabulasi korelasi silang antara parameter angin dan gelombang dan menunjukkan waktu
fluktuasi gelombang merespon fluktuasi parameter angin serta variasi yang terjadi dari periode
signifikan korelasi parameter angin dan gelombang.
Periode Beda fase
Densitas energi silang Koherensi
Parameter signifikan Variasi Fenomena
(m/detik)²/siklus/6jam Kuadrat
(/6jam) (tan-1) (waktu)

82.747 21 Hari Bulanan 38.873 0.103163 0.23250 1 Hari


Angin Zonal
Tengah
(u) & Periode 73.802 18 Hari 53.807 0.303012 1.46547 3 Hari
Bulanan
Gelombang
46.282 11 Hari Mingguan 9.562 0.350752 1.59712 2 Hari

Angin 29.574 7 Hari Mingguan 4.987 0.075243 0.31461 1 Hari


Meridional (v)
47.353 12 Hari Mingguan 5.175 0.159254 1.15505 2 Hari
& Periode
Gelombang 52.852 13 Hari Mingguan 15.135 0.257202 1.98541 2 Hari
546.133 137 Hari 4 Bulanan 0.62392 0.196499 2.59546 26 Hari
Angin Zonal
1.5
(u) & Tinggi 2048.000 512 Hari 6.07033 0.238323 0.61775 49 Hari
Bulanan
Gelombang
744.727 186 Hari 6 Bulanan 10.37684 0.593994 0.45809 13 Hari
Angin 1170.286 293 Hari 9 Bulanan 6.97037 0.686325 0.23183 11 Hari
Meridional (v)
910.222 228 Hari 7 Bulanan 1.91672 0.753143 0.18153 57 Hari
& Tinggi
Gelombang 1024.000 256 Hari 9 Bulanan 2.24803 0.684811 0.09710 4 Hari

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010


13

Korelasi silang di tabel 5 juga Daftar Pustaka


merepresentasikan variasi yang terjadi dan
kaitannya terhadap siklus fenomena di Arief, Dharma , Edy Kusmanto dan Sudarto.
perairan Selat Makasar. Variasi ini dapat 1993. Metoda Pengamatan Dan Analisa
dilihat berdasarkan periode siginifikan yang Gelombang Laut. Balai Penelitian dan
terjadi. Arah angin dan periode gelombang Pengembangan Oseanografi, Pusat
mempunyai variasi sekitar 11 - 21 hari Penelitian dan Pengembangan
sehingga fenomena yang terjadi tergolong Oseanologi-LIPI. Jakarta
fenomena bulanan. Sedangkan, antara
kecepatan angin dan periode gelombang Badan meteorologi dan geogisika Maritim
mempunyai variasi antara 7 – 13 hari sehingga Paotere dalam http://www.bmg.go.id
digolongkan menjadi fenomena mingguan.
Kemudian, arah angin terhadap tinggi Bendat, J. S. and A. G. Piersol. 1971.
gelombang mempunyai variasi 137 – 512 hari. Random Data Analysis and
Variasi yang cukup panjang ini digolongkan Measurement Procedures. John Wiley
menjadi fenomena musiman (seasonal). abd Sons Inc. New York. Emery.
Begitu juga hubungan antara kecepatan angin
dan tinggi gelombang yang rata – rata Dahuri, R. J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Stepu.
mempunyai variasi 8 bulanan sehingga 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah
digolongkan dalam fenomena musiman. Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.
Angin dan gelombang cenderung Jakarta.PT Paradya Paramita.
dipengaruhi oleh musim moonsun yang
mempunyai siklus musiman. Musim moonsun Hutabarat, S. Dan Evans, S., M. 2006.
mempengaruhi perbedaan tekanan di atmosfer Pengantar Oseanografi. UI Press.
sehingga berpengaruh langsung terhadap angin. Jakarta
Angin yang bertiup dipermukaan tentunya
juga memicu keberadaan gelombang Janssen, P.A.E.M., 2003. Nonlinear Four-
permukaan. Siklus moonsun yang terjadi Wave Interactions and Freak Waves. J.
secara musiman menyebabkan fenomena yang Phys.Oceanography. 33, 863-884
terjadi antara angin dan gelombang berkisar
antara 6 – 8 bulanan. Supangat, Agus dan Susanna. 2001. Pengantar
Oseanografi. Pusat Riset Wilayah
Kesimpulan Laut dan Sumberdaya Non-Hayati,
Angin dan gelombang mempunyai Badan Riset Kelautan dan Perikanan,
koherensi yang dekat terutama untuk Departemen Kelautan dn Perikanan.
kecepatan angin terhadap periode dan tinggi Jakarta.
gelombang. Koherensi yang dekat ini
ditunjukkan oleh nilai tan-1 yang positif. Nilai Tanudidjaja. 1998. Ilmu Pengetahuan Bumi
ini juga membantu dalam menentukan waktu dan Luar Angkasa. Jakarta :
fluktuasi angin yang dapat mempengaruhi Depdiknas.
gelombang. Fluktuasi angin yang
mempengaruhi gelombang sangat bervariasi W.J. and R.E. Thomson. 1998. Data
mulai dari harian, mingguan dan musiman Analysis Methods in Physical
bahkan tahunan. Variasi parameter di suatu Oceanography. Pergamon. New York.
perairan dapat menunjukkan siklus fenomena
yang terjadi dan bermanfaat untuk kehidupan Wyrtki K. 1961. The Physical Oceanogafi
sehari – hari. Angin dan gelombang sangat of South East Asian Waters. Naga
berpengaruh terhadap kegiatan pelayaran dan Report Vol2. University of
penangkapan sehingga analisis variasi California Press. La Jolla.
parameter ini membantu dalam bidang California
penangkapan ikan dan transportasi laut.
www.ecmwf.int (Data angin dan gelombang
1997 – 2001)

Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB 2010

Anda mungkin juga menyukai