GRACIA SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : 3 Januari 2019 Halaman : 1/3 dr. Ramli Randan 197112112006041009 1. Pengertian 1. Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap makanan yang dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik didalam suatu sistem imun dan diekspresikan dalam berbagai gejala yang muncul dalam hitungan menit setelah makanan masuk; namun gejala dapat muncul hingga beberapa jam kemudian. 2. Reaksi berikut bukan termasuk alergi: intoleransi makanan seperti laktosa atau susu, keracunan makanan, reaksi toksik. 3. Kebanyakan alergi makanan adalah reaksi hipersensitivitas tipe I (IgEmediated) atau tipe lambat (late-phase IgE-mediated,immune complexmediated,cell- mediated). 4. Kebanyakan reaksi hipersensitivitas disebabkan oleh susu, kacang, telur, kedelai, ikan, kerang, gandum. 5. Pada alergi susu dan telur akan berkurang dengan bertambahnya usia. Alergi kacang dan makanan laut sering pada dewasa. 6. Reaksi anafilaksis merupakan manifestasi paling berat. 7. Alergi makanan tidak berhubungan dengan, IBS ,namun harus dipertimbangkan untuk pasien atopi. Tidak ada bukti kuat bahwa alergi makanan dalam patogenesis IBD (Irritation Bowel Disease). 8. Kriteria pasti untuk diagnosis alergi makanan adalah cetusan berulang dari gejala pasien setelah makan makanan tertentu diikuti bukti adanya suatu mekanisme imunologi. 9. Kode ICD X untuk alergi makanan adalah L27.2 jika maniifestasi mengenai kulit akibat makanan yang tertelan, atau L25.4 jika manifestasi mengenai kulit akibat kontak dengan makanan, atau J30.5 jika manifestasi mengenai saluran pernapasan atau K52.2 jika manifestasi mengenai saluran pencernaan 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan diagnosis dan penatalaksanaan alergi makanan. 3. Kebijakan SK Kepala Klinik Gracia Nomor: ................................ tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 4. Referensi a. Kementrian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 2014 5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, Langkah- riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga), seperti langkah Pada kulit: bercak kemerahan pada kulit pada seluruh tubuh, terasa gatal dan panas Keluhan pada saluran pernapasan : sesak nafas Keluhan pada saluran pencernaan : bengkak dan gatal pada bibir, muntah, kram perut, diare dan perut terasa begah/ kembung Faktor risiko: terdapat riwayat alergi di keluarga 2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan. 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai seperti Tanda Patognomonis : Kulit tampak macula eritema, urtikaria Pemeriksaan thorax : edema lidah, edema laring, wheezing Pemeriksaan abdomen : perut distensi , bising usus meningkat 4. Petugas menegakkan diagnosis dan diagnosis banding sesuai anamnesis, pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan fisik 5. Petugas memberikan terapi yang sesuai dengan diagnosis a. Farmakologi Antihistamin sedatif : CTM 3 x 4 mg / hari selama 7 hari Antihistamin nonsedatif : Loratadin 1 x 10 mg/hari selama 1 minggu atau Cetirizine 1 x 1 tablet selama 7 hari Dexametasone 3 x 0,5 – 0,75 mg / hari selama 3 hari. b. Hindari makanan penyebab c. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan d. Gunakan pemeriksaan in vitro (tes radioalergosorbent-RAST) jika diperlukan 6. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (Rumah Sakit): a. Reaksi anafilaktik atau reaksi alergi berat b. Keadaan pasien makin memburuk 7. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi) Perhatikan label makanan Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif terhadap alergi makanan 8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi. 9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dan e- puskesmas. 10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran.
6. Bagan Alir Pemeriksaan TV & fisik
Kulit macula eritema, urtikaria Pem sal napas : edema lidah/laring, wheezing Petugas menganamnesis: bercak kemerahan pada kulit, atau sesak napas, atau muntah/diare Pem abdomen, distensi, BU meningkat
Terapi Menegakkan diagnosis
Antihistamin sedatif : CTM 3 x 4 mg / hari selama 7 hari Antihistamin nonsedatif : Loratadin 1 x 10 mg/hari selama 1 minggu atau Cetirizine 1 x 1 tablet selama 7 hari Dexametasone 3 x 0,5 – 0,75 mg / hari selama 3 hari Rujuk jika diperlukan
Berikan resep ke pasien
Memberikan edukasi
Dokumentasi pada rekam
medis Menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran 7. Unit terkait 1. Pelayanan Umum & Lansia 2. Pelayanan Anak & MTBS 8. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di berlakukan perubahan