Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat proses atau setelah perempuan bersalin kurang dari 24 jam. Menurut WHO, diseluruh dunia setap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilannya, persalinannya, dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahunnya karena kehamilan, persalinan, dan nifas (Riswandi, 2009). Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang biasa disebut juga masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2010) Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik dinegara maju maupun Negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. (Sarwono, 2010) Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun di dunia dan hamper 4 dari 5 kematian karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Ini adalah salah satu penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia, yang melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi di Negara berkembang. Sebagian besar dari kematian ibu (88%) terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III. (Sarwono, 2010) 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori nifas fisiologis b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu nifas fisiologis c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dengan pendekatan varney yang terdiri dari : 1) Melakukan pengkajian pada ibu nifas fisiologis 2) Menginterpretasikan data dasar 3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas fisiologis 4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu nifas fisiologis 5) Merancang intervensi pada ibu nifas fisiologis 6) Melakukan implementasi pada ibu nifas fisiologis 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP