Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu
peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan kematian ibu adalah
kematian perempuan pada saat proses atau setelah perempuan bersalin kurang
dari 24 jam.
Menurut WHO, diseluruh dunia setap menit seorang perempuan meninggal
karena komplikasi yang terkait dengan kehamilannya, persalinannya, dan nifas.
Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000
perempuan meninggal setiap tahunnya karena kehamilan, persalinan, dan nifas
(Riswandi, 2009).
Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan
kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang
biasa disebut juga masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2010)
Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan
keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik dinegara maju maupun
Negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju
pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. (Sarwono, 2010)
Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab utama dari 150.000
kematian ibu setiap tahun di dunia dan hamper 4 dari 5 kematian karena
perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Ini
adalah salah satu penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia, yang
melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi di Negara
berkembang. Sebagian besar dari kematian ibu (88%) terjadi dalam waktu 4 jam
setelah persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat
dengan persalinan kala III. (Sarwono, 2010)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan kebidanan
dalam bentuk catatan SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Menjelaskan konsep dasar teori nifas fisiologis
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu nifas
fisiologis
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada ibu nifas fisiologis
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas
fisiologis
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu nifas fisiologis
5) Merancang intervensi pada ibu nifas fisiologis
6) Melakukan implementasi pada ibu nifas fisiologis
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP

Anda mungkin juga menyukai