Anda di halaman 1dari 6

EVIDENCE BASED MEDICINE

Critical Appraisal Diagnosis

Comparison of Urine Dipstick Test with Conventional Urine Culture in


Diagnosis of Urinary Tract Infection

Disusun Oleh:
Tamara Ramadhan Suharto
1102015236

Dosen Pembimbing:
dr. Erlina Wijayanti, MPH, DiplDk

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
Skenario:
Seorang wanita, 23 tahun belum menikah datang ke dokter dengan keluhan demam
disertai nyeri saat buang air kecil dan anyang-anyang berulang. Dokter melakukan
pemeriksaaan fisik didapatkan suhu 38OC, tekanan darah 110/70mmhg, nyeri tekan
suprapubic. Dari hasil pemeriksaan mikroskopik rutin didapatkan peningkatan leukosit.
Dokter menduga pasien menderita infeksi saluran kemih, maka dokter menyarankan pasien
untuk melakukan kultur urin. Pasien mencari tahu tentang gejala yang dialaminya di internet
dan menemukan bahwa ada metode pemeriksaan yaitu dipstick urin. Lalu pasien bertanya
manakah metode pemeriksaan urin yang lebih akurat untuk mendiagnosis infeksi saluran
kemih?

Pertanyaan:
Apakah pemeriksaan dipstick urin akurat dalam mendiagnosis infeksi saluran kemih?

P.I.C.O:
Population: Wanita diduga infeksi saluran kemih
Intervention: Dipstick Urin
Comparison: Kultur urin
Outcomes: Metode pemeriksaan urin yang lebih akurat untuk diagnosis infeksi saluran
kemih.

Pencarian Bukti Ilmiah:

Website: www.ebscohost.com
Keyword: Urinay track infection diagnosis AND Dipstick urine AND Urine culture
Limitation: 2015-2019
Result: 35
Journal yang dipilih:
Sara, et.all. 2015. Comparison of Urine Dipstick Test with Conventional Urine Culture in
Diagnosis of Urinary Tract Infection

1
I. Validity
1. Menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara independen dan
blind terhadap suatu rujukan standar (gold standard)
Dalam jurnal ini tidak disebutkan apakah penelitiaan ini di blind atau tidak.
2. Menentukan kesesuaian antara sample pasien penelitian dengan spectrum penderita
pada setting praktik klinik saat uji diagnostic tersebut akan diaplikasikan?
Dalam jurnal ini memiliki 300 sampel dengan kriteria penelitian adalah semua jenis
kelamin yang dicurigai sebagai infeksi saluran kemih (ISK). Perkiraan diagnosis
dikaitkan dengan temuan demam disertai nyeri saat buang air kecil dan didapatkan
hasil pemeriksaan mikroskopik rutin terdapat peningkatan leukosit pada pasien.

3. Menentukan ada tidaknya rujukan standard dilakukan tanpa melihat hasil uji
diagnostik?
Ya, semua pasien mendapatkan perlakuan yang sama karena meskipun pada
pemeriksaan standar negative, uji diagnostic pembanding tetap dilakukan.

2
II. Importance
4. Menentukan sensitivity, specificity, likelihood ratio

Dari data yang didapat pada penelitian ini dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Dermoskopi Urine Kultur Jumlah
+ -
Dipstik Urin
+ 103 (a) 51 (b) 154
- 33 (c) 113 (d) 146
Jumlah 136 164

103
Sensitivity = 𝑥 100% = 75,74%
(103 + 33)

113
Specificity = 𝑥 100% = 68,90%
(113 + 51)

0,75
Likelihood Positif (LR +) = = 2,34
(1 − 0,68)

(1 − 0,75)
Likelihood Negatif (LR −) = = 0,37
0,68

103
Positif Prediktif Value (PPV) = 𝑥100% = 0,67%
(103 + 51)

113
Negatif Prediktif Value (NPV) = 𝑥100% = 0,77%
(33 + 113)

103 + 113
Nilai Akurasi = 𝑥100% = 72%
300

3
III. Applicability
5. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (available, affordable, accurate,
precise)
Available: metode pemeriksaan yang dilakukan tersedia dan dapat dilakukan tanpa
kekeahlian khusus sehingga bisa dilakukan oleh pasien dalam kasus diatas

Affordable: biaya dari pemeriksaan dipstick urin lebih terjangkau dan waktu yang
dibutuhkan lebih singkat

Accurate: Meskipun kultur urin adalah gold standard untuk diagnosis infeksi saluran
kemih, urin dipstick untuk mendeteksi leukosit esterase dan nitrit diurin cukup
sensitive dan spesifik untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih jika fasilitas kultur
urin tidak tersedia.

Precise: tepat, pemeriksaan ini bisa mendeteksi leukosit esterase dan nitrit di urin

4
6. Menentukan pre-test probability (prevalence) pasien
a. pre-test probability (a + c) ÷ (a + b + c + d)
= (103 + 33) ÷ (103 + 51 + 33 + 113)
= 0,45
b. pre test odds prevalence ÷ (1 - prevalence )
= 0,45 ÷ (1 – 0,45)
= 0,82
c. Post test odds Pre test odds × likelihood ratio
= 0,82 × 2,34
= 1,92
d. Post test probability Post test odds ÷ (1 + Post test odds)
= 1,92 ÷ (1 + 1,92)
= 0,66

7. Menentukan manfaat dan kerugian uji diagnostic terhadap pasien


Dipstik urin dapat menghemat waktu dan uang pasien, pemeriksaannya dapat
dilakukan secara cepat dan mudah dibawa.

Anda mungkin juga menyukai