Buta Senja
Buta Senja
KLINIK
No. Dokumen :
GRACIA No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019
Halaman : 1/2
dr. Ramli Randan
197112112006041009
1. Pengertian Buta senja atau rabun senja, disebut juga nyctalopia atau hemarolopia, adalah
ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau pada keadaan
gelap. Hal ini terjadi akibat kelainan pada sel batang retina yang berperan pada
penglihatan gelap. Penyebab utama buta senja dalah defisiensi vitamin A dan
renitis pigmentosa.
Kode ICD X untuk buta senja adalah H53.6.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan buta senja.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Gracia Nomor:.................... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi a. Kementrian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 2014
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis
Langkah-langkah a. Penglihatan menurun pada malam hari atau pada keadaan gelap.
b. Sulit beradaptasi pada cahaya yang redup.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
a. Kekeringan (xerosis) konjungtiva bilateral
b. Terdapat bercak bitot pada konjungtiva
c. Xerosis kornea
d. Ulkus kornea dan sikatriks kornea
e. Kulit tampak xerosis dan bersisik
f. Nekrosis kornea difus atau keratomalasia
3. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan tatalaksana
a. Pada defisiensi vitamin A, diberikan vitamin A dosis tinggi
b. Lubrikasi kornea
c. Pencegahan terhadap infeksi sekunder dengan tetes mata antibiotik
5. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarganya
a. Memberitahu keluarga bahwa rabun senja disebabkan oleh kelainan
mendasar, yaitu defisiensi vitamin A dan retinitis pigmentosa.
b. Pada kasus defisiensi vitamin A, keluarga perlu diedukasi untuk
memberikan asupan makanan bergizi seimbang dan suplementasi vitamin
A dosis tinggi.
6. Petugas memberikan rujukan ke spesialis mata apabila timbul komplikasi.
7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dan e-
puskesmas.
9. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran.
6. Bagan Alir
Petugas menganamnesis : Pemeriksaan TV & fisik
Terapi
Menegakkan diagnosis
Vitamin A dosis tinggi
Lubrikasi kornea
Tetes mata antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder
Edukasi