Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF”

Dosen Pengampu:

Dr. H. Muhammad Royani, M.Pd

Oleh:

Siti Nur Aisyah

NPM 306.16.23.010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI)

BANJARMASIN
2018
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur atas Rahmat & Ridho Allah
SWT, karena tanpa Rahmat & RidhoNya, saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dr. H. Muhammad Royani, M.Pd
selaku dosen pengampu Strategi Pembelajaran Matematika yang membimbing saya
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Saya sampaikan terima kasih juga atas
perhatiannya terhadap makalah ini, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Dalam makalah ini saya
menjelaskan tentang “Strategi Pembelajaran Kooperatif”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya
ketahui. Maka dari itu saya mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Wassalamualaikum wr.wb

Banjarbaru, 05 November 2018

Penyusun

2 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2


Daftar Isi .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Pembahsan .................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif .............................................. 6
B. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip SPK ..................................................... 7
C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif …...................................................... 9
D. Keunggulan dan Kelemahan SPK ............................................................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

3 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hari ini jam pelajaran terakhir. Seorang guru IPA memberi pengarahan
tentang proses pembelajaran yang harus dilakukan sebagai kelanjutan materi
sebelumnya. Ia berdiri dimuka kelas menghadapi anak didiknya yang duduk berjejer
rapi. Ada 5 baris dikelas itu; dan setiap baris terdiri dari 8 bangku, tiap bangku rata-
rata terdiri dari 2-3 orang siswa, jadi seluruh siswa yang ada di kelas itu adalah sekitar
45 orang. Terasa sangat padat memang kelas itu.

Pak guru berusaha mengajar dengan baik dan penuh semangat. Namun,
semangatnya pak guru tidak diikuti oleh semangat anak didiknya yang tampak sudah
kehilangan gairah untuk belajar. Konsentrasi mereka untuk menyimak materi
pelajaran sudah sangat lemah. Maklum waktu itu jam pelajaran terakhir. Anak-anak
sudah kehabisan energi untuk belajar. Yang ada dibenak mereka adalah bagaimana
agar pelajaran itu cepat berakhir. Mereka juga ingin segera pulang.

Melihat gejala-gejala yang sangat tidak menguntungkan itu, pak guru cepat
tanggap. Ia membagi siswa dalam enam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri dari 5-
6 orang, yang boleh memilih saalah satu permasalahan yang harus didiskusikan.

“Di depan ada 3 buah gambar. Coba kalian amati gambar tersebut,” kata pak
guru sambil menunjuk gambar yang terpasang di papan tulis. “ Gambar pertama
adalah sebuah tanaman yang terkena sinar mataari dari berbagai arah. Gambar kedua
adalah tanaman yang terkena sinar matahari dari arah tertentu, dan gambar ketiga
adalah tanaman yang tidak terkena sinar matahari. Tugas kalian adalah
mendeskripsikan apa yang akan terjadi pada ketiga tanaman itu. Jelaskan alasannya
dengan lengkap.

Siswa berdiskusi dalam kelompok. Rasa kantuk pun hilang, para peserta didik
berkonsentrasi pada tugas yang diberikan oleh pak guru . Semua kelompok ingin
menampilkan hasil terbaik.

Cerita diatas adalah contoh strategi pembelajaran kelompok. Kelompok dalam


konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih
yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya
merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa
saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif
holistik yang menekanan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berfikir. Namun
demikian, psikologi humanistik juga mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam
pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan

4 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal. Teori
medan, misalnya yang bersumber dari aliran psikologi kognitif atau psikologi Gestalt,
menjelaskan bahwa keseluruhan lebih memberi makna daripada bagian-bagian yang
terpisah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah “Strategi Pembelajaran
Kooperatif” adalah sebagai berikut:

1. Apa konsep dari strategi pembelajaran kooperatif?


2. Apa karakteristik dan prinsip-prinsip SPK?
3. Bagaimana prosedur pembelajaran kooperatif?
4. Apa keunggulan dan kelemahan SPK?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dari strategi pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip-prinsip SPK.
3. Untuk mengetahui prosedur pembelajaran kooperatif.
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan SPK.

5 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: (1)
adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelomook; (3) adanya upaya belajar
setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap
kelompok belajar. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan
semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai
anggota kelompok. Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan
kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik
kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aspek tujuan
dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaam, dan evaluasi. Melalui
tujuan yang jelas, setian anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan
belajar.

Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi


pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan strategi
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli
pendidikan untuk digunakan.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan


menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau
suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.

SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif


(cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive
structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif
merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama
mencapai tujuan kelompok.
Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala:
 Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam
balajar.
 Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk
memperoleh keberhasilan dalam belajar.

6 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


 Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan
belajar dari bantuan orang lain.
 Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa
sebagai bagian dari isi kurikulum.
 Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat
partisipasi mereka.
 Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

B. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip SPK


1. Karakteristik SPK
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui
kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi,
perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif.

Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada


kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Perspektif
sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh
keberhasilan. Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi
antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir
mengolah berbagai informasi. Perspektif elaborasi kognitif artinya bahwa setiap siswa
akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan
kognitifnya.
Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif, sebagai berikut.
a. Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus saling membantu dan harus
mampu membuat setiap siswa belajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tim.

b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif


Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok,
yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara
efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan
tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan

7 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


yang sudah disepakati bersama. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melaui tes maupun
nontes.

c. Kemauan untuk Bekerja Sama


Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Misalnya, yang pintar membantu yang kurang pintar.

d. Keterampilan Bekerja Sama


Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa
perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi,
sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan
memberikan kontibusi kepada keberhasilan kelompok.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)


Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Untuk
terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing
perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan
manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini
memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.

b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)


Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota
harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)


Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan
saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap

8 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing.

d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)


Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi. Untuk dapat melakukan pertisipasi dan komunikasi, siswa perlu
dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara
menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara
santun, tidak memojokkan; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang
dianggapnya baik dan berguna.

C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif


1. Penjelasan Materi
Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi
pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi
dlam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan
metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan demonstrasi ataupun
berbagai media pembelajaran.

2. Belajar Dalam Kelompok


Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-
masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam SPK bersifat
heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap
anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, etnik,
serta perbedaan kemampuan akademik.

3. Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis, yang dilakukan baik
secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan setiap siswa; dan tes kelompok akan
memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa
adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki
nilai yang sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah
nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompok.

4. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau
hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat

9 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain
untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.

D. Keunggulan dan Kelemahan SPK

1. Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
diantaranya:
a. Melalui SPK siswa tidak terlalu bergantung pada guru, dan dapat
menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan
ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari
akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan
rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif
terhadap sekolah.
f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat
berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena
keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.

2. Keterbatasan SPK
Di samping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan, di
antaranya:
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat
mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat
oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,
keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam
kelompok.

10 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya
hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin
dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi
ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang
hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu
idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus
belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua
hal itudalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.

11 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan
bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.
 Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota
kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran secara tim,
didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan
keterampilan bekerja sama.
 Tipe-tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Team Achievement
Division), tipe Jigsaw , tipe GI (Group Investigation), tipe TSP (Think Pair Share).
 Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak bergantung kepada
guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan,
saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang lebih dari
guru untuk mengatur siswa dan menyiapkan materi, dapat terjadi perdebatan kecil,
siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, membutuhkan fasilitas yang
memadai, terjadi perluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia, terkadang
diskusi didominasi seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.

B. Saran
 Apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru harus selalu membimbing siswa
dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
 Untuk mendapatkan hasil yang optimal setiap siswa harus aktif dalam berdiskusi dan
harus saling menghargai setiap pendapat, ide, atau gagasan dari anggota yang lain.
 Dengan adanya strategi dalam pembelajaran memudahkan seorang guru dalam
melakukan proses belajar mengajar. Maka seharusnya seorang guru juga harus
pandai dalam memilih strategi yang tepat dalam mengajar agar peserta didik tidak
mengalami kebosanan saat pembelajaran.

12 | Strategi Pembelajaran Kooperatif


DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta:Kencana.

13 | Strategi Pembelajaran Kooperatif

Anda mungkin juga menyukai