Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses ini, masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. mahasiswa ilmu kesehatan Indonesia, meyakini bahwa kesuksesan sebuah sistem pendidikan dipengaruhi oleh peran mahasiswa dan pendidik. mahasiswa ilmu kesehatan Indonesia, menghimbau setiap pihak yang menaruh perhatian dalam pendidikan ilmu kesehatan di Indonesia untuk senantiasa dengan bijaksana mendukung peran mahasiswa ilmu kesehatan dalam pengembangan pendidikan ilmu kesehatan dengan tindakan-tindakan yang progresif di tatanan lokal, nasional dan internasional, serta menjamin pengakuan dan penghormatannya yang universal dan efektif.
Bab 2. JADI SAYA DIMINTA
BERPARTISIPASI Mahasiswa saat ini cenderung pasif? Hmmm, betul tidak ya...? Bukan rahasia lagi bahwa berpikir dan bertindak kritis belum menjadi akar budaya bangsa kita. Hal itu tercermin dari proses belajar mengajar dari bangku sekolah sampai pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi ilmu kesehatan yang berkualitas pangkal sistem pelayanan kesehatan berkualitas Produk berkualitas sebuah proses pendidikan dilahirkan dari sistem pendidikan yang tepat guna. Apa yang diajarkan di institusi pendidikan harus bisa diaplikasikan di lapangan.
Pengambilan kebijakan terkait sistem pendidikan ilmu kesehatan bukanlah hal
yang mudah, bahkan bagi negara-negara maju sekalipun. Apalagi di Indonesia, di mana hampir di setiap periode kepemimpinan, selalu ada pergantian metode pembelajaran. Hasil kajian tentang pola partisipasi mahasiswa dalam tata kelola sistem pendidikan di Indonesia yang dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam HPEQ Project pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa tidak semua institusi mengikutsertakan mahasiswa dalam proses perencanaan, pengembangan, dan akreditasi institusi. Hal ini cukup disayangkan karena seharusnya mahasiswa sebagai peserta didik lebih dilibatkan dalam kebijakan-kebijakan institusi.
Sebenarnya, di mana sih posisi mahasiswa?
“Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.” (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 6)
“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi” (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 8)
Dari dua pasal di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa, yang
merupakan bagian dari masyarakat, wajib dan berhak ikut serta dalam penentuan kebijakan sistem pendidikan.
Dwiprahasto (2010) dalam Indonesian Health Professional Student Summit
memaparkan bahwa mahasiswa harus berperan aktif, aktif sebagai subjek untuk mengubah kurikulum agar dapat diterima dan diterapkan semua pihak menentukan kurikulum. Mahasiswa juga harus menjadi motor penggerak, karena perubahan bisa dilakukan jika ada kepedulian dan keinginan untuk mengubah kurikulum agar dapat diterima dan diterapkan semua pihak. mahasiswa dapat berperan sebagai public pressure yang mengerti isu dan ikut beperan dalam pengambilan keputusan.
Hasil Deklarasi Mahasiswa: Saatnya Kita Berperan
Indonesian Health Professional Student Summit tanggal 19 November 2010
silam, 8 organisasi mahasiswa dari 7 profesi kesehatan yaitu (CIMSA), (ISMKI), (ILMIKI), (PSMKGI), (ISMKMI), (ILMAGI) merumuskan sebuah deklarasi tentang pentingnya peran mereka selaku calon pemimpin masa depan untuk ikut terlibat aktif dalam pembuatan kebijakan terkait sistem pendidikan di institusinya masing-masing serta bentuk kerja sama yang terjalin dengan baik antar profesi yang satu dengan lainnya.
Bab 3. KALAU SAYA INGIN
BERPARTISIPASI 2ADVOKASI? Advokasi secara harfiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “pembelaan”. Pengertian lainnya adalah penyampaian pendapat yang bertujuan untuk membentuk persepsi publik demi mencapai suatu perubahan.
Advokasi = the art of (beneficial) 'ngemeng' ?
Advokasi sendiri erat kaitannya dengan komunikasi. Namun komunikasi yang dimaksud bukan sekedar cuap-cuap tanpa tujuan alias pointless talk alias 'ngemeng'. Komunikasi yang dilakukan dalam advokasi harus memiliki tujuan yang jelas dan disampaikan dengan cara yang tepat.
Pemikiran kritis, pandangan luas, dan komitmen tinggi
Itulah 3 hal mendasar yang paling dibutuhkan dalam melakukan advokasi. Dalam partisipasi pengambilan kebijakan sistem pendidikan, setidaknya mahasiswa akan bertemu dengan: Pihak institusi: misalnya dosen serta jajaran pimpinan fakultas dan universitas Pemerintah: misalnya pejabat kementerian kesehatan dan kementerian pendidikan atau konsil himpunan profesi
Saya sudah punya bekal itu. Lalu apa selanjutnya?
1. Mulai dari diri sendiri.
2. Pahami benar permasalahan yang tengah terjadi. 3. GAUL! “gaul” ke dalam motto mereka tepat setelah kata “peace” dan “love”. Selain bergabung dengan orang lain atau organisasi yang memiliki kesamaan visi, kita juga perlu menjalin hubungan yang baik dengan para “orang tua” kita. Proses advokasi mustahil bisa dilakukan tanpa kerja sama yang tepat. 4. Belajar dari advokasi-advokasi yang pernah dilakukan sebelumnya 5. Pasang target! 6. Tentukan dan analisis sasaran dan pihak-pihak terkait (stakeholder). 7. Merencanakan semua yang matang. Identifikasi masalah, penentuan target, analisa sumber daya, perancangan strategi, membagi peran dan tanggung jawab. 8. Susunlah pesan-pesan advokasi yang jelas. 9. Susun taktik 'perang'. 10.Bagi-bagi peran dan tanggung jawab. 11.Timing. 12.Camera, light.., ACTION! 13.Follow up! 14.Membangun advokasi yang berkelanjutan. 15.Berdoa dan jangan sedih kalau gagal.