Materi Kuliah Energi Terbarukan Pertemuan 2 2019
Materi Kuliah Energi Terbarukan Pertemuan 2 2019
6
• Cetane number (CN) atau angka setana
merupakan ukuran untuk menunjukkan kualitas
bahan bakar diesel, atau ignition quality atau
kualitas pembakaran
• Sebenarnya angka jumlah C16 di dalam bahan
tersebut, kandungan C16 semakin banyak maka
solar akan mudah terbakar
• Kandungan hidrokarbon dalam solar C14-C21
• Spesifikasi bahan bakar diesel yang dipasarkan di
Indonesia ada 2 jenis, yaitu cetane number 48
dan cetane number 51
• Bio solar B20 cetane number di atas 50, solar
murni 48
• BBN atau bahan bakar nabati yang hasil reaksi
FAME masih mengandung oksigen. Namun
ada yang dari hidrodioksigenasi, yaitu
penghilangan oksigen dari minyak yang ini
cetane numbernya lebih tinggi
• Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester
metil/etil asam-asam lemak
• Dibuat dari minyak-lemak mulus (≡ minyak
goreng) dengan proses metanolisis/etanolisis.
• Atau dari asam lemak bebas (≡ produk
samping pemulusan minyak-lemak) via proses
esterifikasi dgn metanol/etanol.
• Kompatibel dengan solar, berdaya lumas lebih
baik.
• Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15
ppm.
• BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 –
XX) %-vol solar. Contoh : B5, B20, B100.
• Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi
kendaraan diesel pada level B2 !.
Mengapa Indonesia Memerlukannya ?.
• Seiring dengan kian langkanya minyak bumi, harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) makin tinggi.
• Indonesia sudah mengimpor ≈ milyaran liter/tahun solar
Keterjaminan penyediaan solar di dalam negeri kian rawan.
• Negara ini kaya dengan sumber bahan mentah biodiesel :
salah satu penghasil minyak sawit dan kelapa terbesar di
dunia (2 tumbuhan minyak paling produktif).
memiliki puluhan tumbuhan penghasil minyak-lemak yang
belum termanfaatkan dengan baik (paling potensial : jarak
pagar, kapok/randu, malapari).
• Negara tropik kita ini juga berkawasan darat relatif amat luas.
• Teknologi produksi biodiesel relatif tak rumit. Perangkat lunak
dan kerasnya mudah dikembangkan & dikuasai bangsa kita
Biodiesel dapat menjadi pensubstitusi unggul bagi solar !
10
Produktifitas berbagai sumber minyak-lemak nabati
Nama Indon Nama Inggris Nama Latin kg-/ha/thn
Sawit Oil palm Elaeis guineensis 5000
Kelapa Coconut Cocos nucifera 2260
Alpokat Avocado Persea americana 2217
K. Brazil Brazil nut Bertholletia excelsa 2010
K. Makadam Macadamia nut Macadamia ternif. 1887
Jarak pagar Physic nut Jatropha curcas 1590
Jojoba Jojoba Simmondsia califor. 1528
K. pekan Pecan nut Carya pecan 1505
Jarak kaliki Castor Ricinus communis 1188
Zaitun Olive Olea europea 1019
Kanola Rapeseed Brassica napus 1000
Opium Poppy Papaver somniferum 978
11
Tumbuhan sumber potensial minyak-lemak utk biodiesel
Nama Nama Latin Sumber Kadar, %-b kr P / NP
Sawit Elais guineensis Sabut + Dg buah 45-70 + 46-54 P
Kelapa Cocos nucifera Daging buah 60 – 70 P
Jarak pagar Jatropha curcas Inti biji 40 – 60 NP
Kacang suuk Arachis hypogea Biji 35 – 55 P
Kapok/randu Ceiba pentandra Biji 24 – 40 NP
Kecipir Psophocarpus tetrag. Biji 15 – 20 P
Kelor Moringa oleifera Biji 30 – 49 P
Karet Hevea brasiliensis Biji 40 – 50 NP
Kemiri Aleurites moluccana Inti biji (kernel) 57 – 69 NP
Malapari Pongamia pinnata Biji 27 – 39 NP
Kusambi Sleichera trijuga Daging biji 55 – 70 NP
Nyamplung Callophyllum inophyllum Inti biji 40 – 73 NP
Saga utan Adenanthera pavonina Inti biji 14 – 28 P
kr ≡ kering; P ≡ minyak/lemak Pangan (edible fat/oil), NP ≡ minyak/lemak Non-
Pangan (nonedible fat/oil 12
Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (1)
Nama Nama Latin Sumber Kadar, %-b kr P / NP
Sawit Elais guineensis Sabut + Dg buah 45-70 + 46-54 P
Kelapa Cocos nucifera Daging buah 60 – 70 P
Jarak pagar Jatropha curcas Inti biji 40 – 60 NP
Kacang suuk Arachis hypogea Biji 35 – 55 P
Kapok/randu Ceiba pentandra Biji 24 – 40 NP
Kecipir Psophocarpus tetrag. Biji 15 – 20 P
Kelor Moringa oleifera Biji 30 – 49 P
Karet Hevea brasiliensis Biji 40 – 50 NP
Kemiri Aleurites moluccana Inti biji (kernel) 57 – 69 NP
Malapari Pongamia pinnata Biji 27 – 39 NP
Kusambi Sleichera trijuga Daging biji 55 – 70 NP
Nyamplung Callophyllum inophyllum Inti biji 40 – 73 NP
Saga utan Adenanthera pavonina Inti biji 14 – 28 P
13
Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (2)
• Untuk dapat berbahan bakar SVO atau PPO murni, motor diesel
harus dimodifikasi (→ Elsbett engine).
• SVO/PPO dapat dijadikan pencampur solar, tapi kemungkinan
hanya sampai 20 %-volume (harus lewat pengujian ekstensif )
17
Bahan mentah utama/tulang-punggung ?
• Mestinya adalah minyak-lemak non-pangan : jarak
pagar, kapok/randu, malapari, nimba, nyamplung, dll.
• Yang paling potensial, jarak pagar (Jatropha curcas);
produktif, bisa di lahan kering.
• Pada kondisi normal, minyak-lemak pangan (sawit,
kelapa, kacang, dll.) tak akan bisa bersaing, karena
harga minyak-lemak mentahnya lebih ditentukan oleh
permintaan dari sektor pangan (harga tinggi, karena
pangan ≡ kebutuhan paling vital).
• Tetapi industri biodiesel dapat menjadi pendukung
keuletan daya saing industri minyak pangan nasional,
menampung surplus minyak-lemak pangan di kala
pasokan melonjak tinggi di atas permintaan.
18
Mengapa perlu transesterifikasi (atau konversi ke
biodiesel [ester metil/etil] )?.
19
• Industri biodiesel berbasis IPTEK ≡ minimal mampu mencampur-
campur aneka minyak-lemak (bahan mentah) guna menghasilkan
biodiesel yang tepat memenuhi persyaratan standar kualitas/mutu.
Jadi akan juga mampu menampung minyak-lemak yang diperah/
diekstraksi dari biji-biji limbah industri makanan-minuman
maupun biji-biji pohon penghias atau peneduh. Produksi minyak-
lemaknya bisa menjadi lahan bisnis Usaha Kecil Menengah !.
20
Manfaat Pemasukan Biodiesel ke dalam
Liquid Fuel Mix di Indonesia
Mengurangi impor ADO (Automotive Diesel Oil).
Menguatkan security of supply bahan bakar diesel.
Memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair.
Mempertangguh struktur dan keuletan (resiliency) daya saing
industri sawit dan kelapa dalam negeri.
Meningkatkan kesempatan kerja.
Mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar
daerah.
Meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian
dan industri.
Meningkatkan kemampuan dan volume produksi barang modal.
Memupuk komoditi ekspor baru.
Mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran
udara (bahan bakar ramah lingkungan). 21
Kebutuhan lahan untuk menghasilkan 1 liter
biodiesel ?
• Sangat bergantung pada produktifitas tanaman minyak !
• Untuk jarak pagar (belum ada budidaya dan riset
ekstensif), 4 ton biji per hektar (sesudah tahun ke-4), 0,3
m3 minyak mentah per ton biji, 0,95 liter biodiesel per
liter minyak mentah. ≈ 0,9 hektar/m3-biodiesel !.
• Untuk sawit (sudah ada budidaya dan riset ekstensif), 15
– 20 ton TBS (tandan buah segar) per hektar (mulai
tahun ke-4), 0,20 – 0,22 m3 minyak mentah, 0,95 liter
biodiesel per liter CPO.
≈ 0,3 hektar/m3-biodiesel (3 m2/liter-biodiesel) !
22
Proses Produksi Biodiesel
• Proses pembuatan biodiesel ini memerlukan 3 tahapan
proses yaitu tahap persiapan (pretreatment), tahap
reaksi transesterifikasi, dan tahap pemurnian
• Dalam tahap persiapan perlu dilakukan tergantung dari
kualitas bahan baku.
• Proses degumming perlu dilakukan untuk
pretreatment pada pemurnian minyak. Minyak kasar
biasanya masih mengandung kotoran-kotoran
(misalnya fosfatida, wax, pengotor lainnya) baik yang
tidak larut maupun yang larut dalam minyak.
• Sedangkan pada tahapan reaksi, jika
transesterifikasi, minyak ini direaksikan
dengan alkohol berupa metanol atau etanol,
karena itu disebut dengan metanolisis atau
etanolisis.
• Reaksi tersebut sangat lambat sehingga perlu
katalis yang berupa asam, basa atau enzim.
Katalis basa adalah katalis yang paling baik
sehingga banyak menggunakan katalis ini
seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida,
natrium metilat dan kalium metilat.
• Komposisi yang terdapat dalam minyak nabati terdiri
dari trigliserida-trigliserida asam lemak (mempunyai
kandungan terbanyak dalam minyak nabati, mencapai
sekitar 95%), asam lemak bebas, mono dan digliserida,
serta beberapa komponen-komponen lain seperti
fosfogliserida, vitamin, mineral, dan sulfur.
• Bahan-bahan mentah untuk pembuatan biodiesel
adalah trigliserida, dan asam-asam lemak
• Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-
asam lemak, yaitu asam-asam karboksilat beratom
karbon 6 – 30.
• Trigliserida banyak dikandung dalam minyak dan
lemak, merupakan komponen terbesar penyusun
minyak nabati. Selain trigliserida, terdapat juga
monogliserida dan digliserida.
• Ketika konsentrasi asam lemak bebas dalam minyak tinggi, seperti dalam
CPO, esterifikasi simultan dan reaksi transesterifikasi melalui katalis asam
dapat berpotensi untuk mendapatkan konversi biodiesel yang hampir
sempurna
• Pembuatan biodiesel dilakukan dengan dua tahap untuk bahan yang
mengandung asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) tinggi, yaitu tahap
esterifikasi dan transesterifikasi.
• Bahan baku dengan kadar FFA tinggi (> 2%) seperti ini perlu diesterifikasi
terlebih dahulu untuk mengkonversi asam lemak bebas menjadi metil
ester.
• Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak dan lemak dengan alkohol. Katalis-katalis
yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat, seperti asam sulfat, asam
sulfonat organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-
katalis yang biasa terpilih dalam praktek industrial
• Esterifikasi dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar
asam lemak bebas tinggi (berangka-asam ≥ 2 mg-KOH/g).
• Pada tahap ini, asam lemak bebas akan dirubah menjadi metil ester.
• Tahap esterifikasi dilanjutkan dengan tahap transesterfikasi.
• Akan tetapi sebelum produk esterifikasi diumpankan ke
tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis
asam yang dikandungnya harus dihilangkan terlebih
dahulu.
• Kandungan air harus dihilangkan karena, reaksi
esterifikasi bersifat reversible, sehingga pembentukan
asam lemak bebas dapat terjadi dengan adanya air
• Transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida
menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol, dan
menghasilkan produk samping gliserol.
• Diantara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi
kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah
yang paling umum digunakan, karena harganya murah
dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut
metanolisis).
• Jadi biodiesel ini adalah metil ester (alkohol
yang digunakan metanol) atau etil ester
(alkohol yang digunakan adalah etanol).
• Dalam tahap pemurnian, adalah pemisahan
hasil reaksi. Biodiesel dipisahkan dari gliserol,
sisa alkohol dan katalis.
• Selanjutnya dilakukan penetralan katalis basa
dengan asam, pencucian dan pemurnian hasil
ester (biodiesel) dari air.
SNI-04-7182-2006
Persyaratan Mutu Biodiesel di Indonesia
33
• Dibutuhkan upaya kreatif untuk mengeksploitasi
(hampir) semua sumber daya minyak nabati agar bisa
dicampurkan dengan bahan-bahan mentah utama
seperti minyak sawit, kelapa, dan jarak pagar.
Contoh : kebanyakan biji yang dibuang industri sari
buah (sirsak, jambu, pepaya, rambutan, dll)
mengandung cukup banyak minyak-lemak.
Jika tantangan di atas dapat diatasi, industri biodiesel
dapat membantu pembangunan ekonomi semua
propinsi (pulau) di Indonesia.
34
Inovasi Proses Produksi Biodiesel
41