Anda di halaman 1dari 2

GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE

KLINIK
No. Dokumen :
GRACIA No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019
Halaman : 1/2
dr. Ramli Randan
197112112006041009
1. Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks gastroesofageal adalah
mekanisme refluks melalui inkompeten sfingter esophagus.
Kode ICD X untuk dermatitis seboroik adalah K21.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan GERD.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Gracia Nomor:.................... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi a. Kementrian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 2014
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, terkait dengan:
Langkah- a. Keluhan rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat
langkah menjalar ke leher, terutama setelah makan dengan volume besar dan
berlemak yang diperberat dengan posisi berbaring terlentang.
b. dapat timbul karena makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi,
dan alkohol.
c. sering muncul pada malam hari.
d. Tiba-tiba ada rasa cairan asam di mulut, cegukan, mual dan muntah.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan status mental.
3. Petugas melakukan diagnosis dan menetapkan derajat dan keparahan penyakit
4. Petugas Tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
a. Petugas mengedukasi pasien untuk modifikasi gaya hidup: Mengurangi
berat badan, berhenti merokok, tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi
lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol; Posisi tidur sebaiknya
dengan kepala yang lebih tinggi; Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam
setelah makanan, makan dengan porsi kecil dan kurangi makanan yang
berlemak.
b. Petugas memberikan terapi medikamentosa dengan Proton Pump Inhibitor
(PPI) (Omeprazole 2x20 mg/hari) dosis tinggi selama 7-14 hari. Bila
terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%) maka diagnosis dapat
ditegakkan sebagai GERD.
c. Setelah ditegakkan diagnosis GERD, petugas meneruskan obat sampai 4
minggu dan boleh ditambah dengan prokinetik (domperidon 3x10 mg)
d. Simetidin 400-800 mg atau Ranitidin 150 mg (jika tidak tersedia PPI).
5. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan:
a. Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil
b. Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh kembali
c. Adanya alarm symptom:
1) Berat badan menurun
2) Hematemesis melena
3) Disfagia (sulit menelan)
4) Odinofagia (sakit menelan)
5) Anemia
6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
a. Petugas melakukan edukasi pasien dan keluarga mengenai GERD,
terutama untuk mengurangi makanan yang berlemak dan dapat
mengiritasi lambung (asam, pedas).
7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dan e-
puskesmas.
9. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran.
7. Bagan Alir

Petugas menggali anamnesis &


faktor risiko : Pemeriksaan TV & fisik

Rasa panas & terbakar di


retrosternal atau epigastrik

Tatalaksana Menegakkan diagnosis

 Modifikasi gaya hidu


 PPI : omeprazole 2 x 20 mg/hari
selama 7-14 hari
 Simetidine 400 – 800 mg Edukasi
 Ranitidine 150 mg
 Domperidone 3 x 10 mg sebagai  Mengurangi makanan
prokinetik berlemak, pedas, dan asam

Berikan resep ke pasien Rujuk jika ada indikasi

Dokumentasi pada rekam


medis Menyerahkan rekam medis
ke petugas pendaftaran

8. Unit terkait 1. Pelayanan Umum & Lansia


2. Pelayanan Anak & MTBS
11. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan

Anda mungkin juga menyukai