F17fma PDF
F17fma PDF
FIKALI MAKLAS
Fikali Maklas
NIM F44130072
ABSTRAK
FIKALI MAKLAS. Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Bogor - Ciawi – Sukabumi. Dibimbing oleh ERIZAL.
Kegiatan sehari - hari manusia saat ini tidak dapat terlepas dari mobilisasi.
Jalan adalah sarana transportasi darat yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian, sehingga volume kendaraan
yang melewati ruas jalan ini harus bisa didukung oleh perkerasan jalan pada ruas
jalan yang dilewatinya. Perkerasan jalan dalam kondisi baik akan membuat arus
lalu - lintas lancar. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya penelitian tentang
kekuatan dari perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung
kekuatan dari jalan tol Bogor - Ciawi - Sukabumi dan membandingkannya dengan
jalan lain. Analisis dilakukan dengan mengacu pada peraturan AASHTO 1993 dan
SNI Pd T-14-2003 tentang perencanaan perkerasan jalan beton semen.
Berdasarkan perhitungan, didapat kekuatan Jalan Tol Bogor - Ciawi - Sukabumi
sebesar 62.525.083 ESAL. Dengan demikian Jalan tol Bogor - Ciawi - Sukabumi
direncanakan untuk menahan beban gandar kumulatif 510.204.680 ton selama 20
tahun umur rencana. Mengacu pada SNI Pd T-14-2003 Jalan Tol Bogor - Ciawi -
Sukabumi sudah sesuai untuk dibuat dengan perkerasan kaku. Kekuatan Jalan Tol
Bogor - Ciawi – Sukabumi lebih besar jika dibandingkan dengan Jalan Tol
Jakarta – Cikampek
Kata kunci: AASHTO 1993, jalan tol, perkerasan kaku, tebal perkerasan
ABSTRACT
FIKALI MAKLAS. Analysis of Road Pavement Thickness Planning on Bogor -
Ciawi - Sukabumi Toll Road Project. Supervised by ERIZAL.
The daily activities of human can not be separated from mobilization. Roads
are the most common used land transportation by the community to perform daily
mobility, so that the volume of vehicles passing through this road should be
supported by road pavement on the roads it passes. A well condition roads
pavement would made the traffic flew smoothly. Based on this matter, it was
necessary to research about the strength of pavement. This study aimed to
calculate the strength of the Bogor - Ciawi - Sukabumi toll road and compare it
with other roads. The analysis was conducted based on AASHTO 1993 and SNI
Pd T-14-2003 on the concrete pavement roadmap planning. Based on the
calculation, the strength of Bogor - Ciawi - Sukabumi Toll Road was 62.525.083
ESAL. It meaned that this road was planned to withstand 510.204.680 ton
cumulative axle load during 20 years of the plan life. Referring to SNI Pd T-14-
2003, Bogor - Ciawi - Sukabumi Toll Road was suitable to be made with rigid
pavement. The strength of Bogor Toll Road - Ciawi - Sukabumi is bigger than
Jakarta - Cikampek toll road.
FIKALI MAKLAS
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan karunia dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Perencanaan
Tebal Perkerasan Jalan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bogor - Ciawi –
Sukabumi” ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan.
Penelitian dan penyusunan skripsi dapat dilaksanakan atas dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Erizal, M. Agr selaku pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing
dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi, memberikan banyak ilmu, dan
memberikan banyak saran yang bermanfaat.
2. Dr. Ir. Yanuar Jarwadi Purwanto, M.S dan Ibu Sekar Mentari, S.T, M.T selaku
dosen penguji sidang akhir yang telah memberikan masukan-masukan untuk
memperbaiki karya ilmiah ini
3. Orang tua, Bapak Adang Iskandar dan Ibu Napisah yang selalu memberikan
dukungan do’a dan materiil.
4. Pihak Waskita – Wika KSO pada proyek pembangunan jalan Tol Bogor –
Ciawi – Sukabumi Paket 1 seksi 1 yang telah memberikan izin penelitian
5. Teman – teman satu bimbingan, Annette, Cahyandika Yoga, Ria Triandini, dan
Nur Rizky yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya.
6. Teman – teman satu perjuangan, Cahyandika Yoga, Muh. Ihsan F, Irfan
Sumapraja, M. Yahya F, Ramananda Arrifah, dan Ario Bimo W yang selalu
menemani, memberikan dukungan dan semangat setiap harinya.
7. Teman-teman di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian
Bogor angkatan 50 (SIL 50) untuk setiap semangat dan bantuannya.
Sangat diharapkan skripsi ini dapat membantu kelancaran pelaksanaan
penelitian selanjutnya dan memberikan manfaat nyata terhadap perkembangan
konstruksi.
Fikali Maklas
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Susunan lapisan perkerasan lentur 3
Gambar 2 Susunan lapis perkerasan kaku 4
Gambar 3 Lapisan perkerasan jalan komposit 4
Gambar 4 Hubungan pendekatan CBR dengan k 7
Gambar 5 Lokasi stasiun pengamat BMKG Citeko 10
Gambar 6 Diagram alir pelaksanaan penelitian 11
Gambar 7 Penentuan nilai k 14
Gambar 8 Contoh desain perkerasan jalan 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lokasi proyek Seksi 1 jalan tol ruas Ciawi – Cigombong / Lido 20
Lampiran 2 Contoh perhitungan Modulus elastisitas beton 21
Lampiran 3 Contoh perhitungan kekuatan jalan 21
Lampiran 4 Plan profil lokasi pekerjaan 22
Lampiran 5 Denah perkerasan 23
Lampiran 6 Potongan melintang perkerasan 25
Lampiran 7 Detail sambungan perkerasan 26
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan sehari – hari manusia modern tidak dapat terlepas dari mobilisasi.
Mobilisasi tersebut dibutuhkan sebagai tuntutan dari kegiatan lain seperti kegiatan
ekonomi, perdagangan, dan pariwisata. Hal tersebut menimbulkan adanya
pergerakan lalu-lintas barang maupun jasa. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan
suatu sarana dan prasarana yang cukup, baik dari segi kualitas maupun segi
kuantitas untuk mendukung kelancaran pergerakan lalu-lintas barang dan jasa
tersebut. Salah satu sarana yang berperan cukup penting dalam kelancaran lalu-
lintas barang dan jasa adalah jalan raya.
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan beberapa keuntungan dari transportasi
darat antara lain; memberi kebebasan pengendara dalam ruang dan waktu, mudah
dikembangkan, dan biaya operasi rendah (Azis dan Asrul 2014). Banyaknya
kendaraan yang menggunakan jalan perlu didukung oleh kondisi jalan yang baik.
Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan
kedap air. Berdasarkan sudut pandang pelayanan, jalan harus rata, tidak licin,
geometrik memadai dan ekonomis. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan suatu
rancangan perkerasan yang mampu melayani beban berupa lalu lintas yang
melewati perkerasan tersebut. Perkerasan jalan merupakan lapisan konstruksi
yang dipasang langsung diatas tanah dasar badan jalan pada jalur lalu lintas yang
bertujuan untuk menerima dan menahan beban langsung dari lalu lintas
(Hamirhan 2005). Perkersan dengan memperhunakan aspal sebagai pengikat
disebut perkerasan lentur, dan perkerasan dengan menggunakan semen sebagai
bahan pengikat disebut perkerasan kaku. Lapisan perkerasan yang
menggabungkan perkerasan kaku dan perkerasan lentur dinamakan perkerasan
komposit (Sukirman 2003)
Perkerasan jalan dalam kondisi baik akan membuat arus lalu lintas berjalan
dengan lancar. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya dimana apabila perkerasan
jalan rusak, lalu lintas akan sangat terganggu. Pemeliharaan perkerasan
merupakan praktek penting untuk menjaga dan memulihkan kapasitas struktural
perkerasan. Pemeliharaan perkerasan juga berguna untuk menjaga perkerasan
jalan pada kondisi baik, aman dengan cara ekonomis. Pentingnya pemeliharaan
perkerasan telah meningkat seiring peningkatan volume kendaraan dan beban roda
mereka meningkat dalam sistem jalan raya (Kang et al. 2010).
Indonesia telah mempunyai peraturan serta pedoman dalam perencanaan
struktur tebal perkerasan jalan raya yang merupakan hasil modifikasi dan
penyesuaian dari negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia
(Aris et al. 2015). Salah satu metode yang dikenal adalah metode AAHSTO dari
Amerika Serikat yang biasa digunakan sebagai pedoman. Metode ini digunakan
untuk menentukan tebal perkerasan yang dibutuhkan untuk menopang lalu lintas
diatasnya. Berdasarkan hal tersebut metode ini juga dapat digunakan untuk
menentukan kekuatan dan umur layanan jalan yang penting untuk diketahui agar
jalan selalu dalam keadaan baik.
2
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola jalan tol Bogor –
Ciawi – Sukabumi dalam menginformasikan kekuatan dan keawetan jalan
berdasarkan tebal perkerasan kaku yang diterapkan pada Jalan Tol Bogor - Ciawi
– Sukabumi
TINJAUAN PUSTAKA
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila diperhatikan
secara struktural pada penampang melintang jalan, merupakan penampang
struktur dalam kedudukan yang paling sentral dalam suatu badan jalan. Lalu lintas
langsung terkonsentrasi pada bagian ini, dan boleh dikatakan merupakan urat nadi
dari suatu konstruksi jalan (Hamirhan 2005). Perkerasan jalan dibuat dengan
tujuan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan dalam
berlalu-lintas. Perkerasan jalan harus memiliki kualitas yang baik, dalam hal ini
3
lapisan permukaan yang halus, sehingga kendaraan dapat meluncur dengan lancar
(Ferdian et al. 2008 ).
Komponen perkerasan menurut (FHWA 2006) meliputi wearing course
untuk memberi tahanan gesek serta penutup kedap air, lapis perkerasan (aspal atau
beton) untuk memberikan daya dukung yang cukup, Lapis pondasi (base course)
dan lapis pondasi bawah (subbase course), tanah dasar (subgrade) dan sistem
drainase untuk membuang air dari sistem perkerasan. Bahan perkerasan jalan
adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat (aspal atau semen). Bila
menggunakan bahan pengikat aspal disebut jenis campuran fleksibel dan bila
menggunakan semen disebut jenis campuran kaku. Bahan perkerasan jalan
didisain untuk mencapai properties tertentu sesuai spesifikasi yang disyaratkan
(Hutomo 2012).
ACWC
ACBC
AC Base
LPA Kelas A
LPA Kelas B
Tanah Dasar
Perkerasan Beton
Lapis Pondasi Beton Kurus (LC)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Tanah Dasar
3. Perkerasan Komposit
Perkerasan komposit merupakan gabungan dari perkerasan kaku (rigid
pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement). Perkerasan terdiri
dari lapis beton aspal (ashpalt concrete, AC) yang berada diatas perkerasan beton
semen portland atau lapis pondasi yang dirawat. Lapis pondasi yang dirawat,
dapat terdiri dari lapis pondasi aspal (ashpalt treated base, ATB) atau lapis
pondasi dirawat semen (cement treated base, CTB). Lapos pondasi perlu dirawat
untuk memperbaiki kekakuat dan kekuatannya (Hardiyatmo 2011). Susunan
lapisan perkerasan komposit dapat dilihat pada Gambar 1 (FHWA 2006).
Perkerasan kaku terdiri dari pelat beton semen portland yang terletak
langsung di atas tanah dasar, atau diatas lapisan material granular (subbase) yang
berada diatas tanah dasar (Hardiyatmo 2011). Perkerasan kaku berhubungan
dengan kekuatan lentur atau tindakan slab atau kekakuan karena beban yang telah
didistribusikan di wilayah tanah sub-grade atau lapisan dibawahnya. Tulangan
baja telah diletakkan dalam lempengan perkerasan kaku (Caddha et al. 2017).
Struktur utama perkerasan adalah lapisan pelat beton. Perkerasan jalan beton
semen atau perkerasan kaku, dapat dilaksanakan pada kondisi daya dukung tanah
dasar yang kurang baik, atau beban lalu lintas yang harus dilayani relatif besar,
maka dibuat solusi dengan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement).
5
Salah satu metode perencanaan untuk tebal perkerasan jalan yang sering
digunakan adalah metoda AASHTO. Dari hasil percobaan jalan AASTHO untuk
berbagai macam variasi kondisi dan jenis perkerasan, maka disusunlah metode
perencanaan AASHTO. Langkah‐langkah perencanaan dengan metoda AASHTO
(1993) adalah sebagai berikut:
(1)
Keterangan :
∆PSI = Kehilangan kemampuan pelayanan total
PO = Kemampuan pelayanan awal
Pt = Kemampuan pelayanan akhir
Material Beton
Parameter tebal perkerasan beton bergantung pada kekuatan kekuatan beton
yang digunakan. Kekuatan beton bergantung pada kuat lenturnya (flextural
strength), karena aksi utama dari plat beton adalah lentur (Hardiyatmo 2011).
Nilai modulus elastisitas beton dapat dihitung menggunakan persamaan (2).
√ (2)
Keterangan :
EC = Modulus elastisitas beton (psi)
fc’ = Kuat tekan beton, silinder (psi)
Tanah Dasar
Parameter yang digunakan untuk menyatakan daya dukung tanah dasar
berdasarkan metode (AASHTO 1993) adalah modulus reaksi tanah dasar (k).
Nilai k merupakan konstanta pegas yang mendukung perkerasan kaku. Nilai k
dapat diperoleh dengan melakukan uji beban pelat (plate load test, atau plate
bearing) (Hardiyatmo 2011). Korelasi antara nilai k dan CBR (California Bearing
Ratio) dapat dipakai jika waktu dan peralatan tidak memungkinkan untuk
mengadakan pengujian plate bearing (Mudjanarko 2009). Nilai k dapat ditentukan
berdasarkan nilai CBR dengan melihat kurva hubungan nilai k dan CBR yang
disajikan dalam Gambar 4 (NAVFAC 1979). Berdasarkan Gambar 4 akan didapat
nilai k, yang kemudian dapat digunakan untuk perhitungan.
Tipe perkerasan
Perkerasan beton tak bertulang
bersambungan (JPCP) dan bertulang 3,2 3,8 - 4,4 2,5 - 3,1 3,6 - 4,2
bersambungan (JRCP)
kumulatif selama umur rencana. Perhitungan untuk ESAL ini didasarkan pada
konversi lalulintas yang lewat terhadap beban gandar standar 8.16 ton dan
mempertimbangkan umur rencana volume lalu lintas, faktor distribusi lajur, serta
faktor bangkitan lalu lintas (grawfactor) (Farid 2013).
* +
( ) (
( )
[ ]
) (4)
[ ]
( ⁄ )
Keterangan :
W18 = Traffic Design, ESAL.
ZR = Standar normal deviasi.
SD = Standar deviasi.
D = tebal pelat benton (inches).
∆PSI = Serviceability loss.
Po = Initial serviceability.
Pt = terminal serviceability index.
Sc’ = Modulus of rupture sesuai spesifikasi pekerjaan (psi).
Cd = Drainage coefficient.
J = Load Transfer coefficient.
Ec = Modulus Elastisitas (psi).
k = Modulus reaksi tanah dasar (pci).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2017. Lokasi
penelitian terletak di proyek pembangunan jalan tol Bogor- Ciawi - Sukabumi
seksi 1 paket 1 dengan kontraktor PT. Waskita – Wika KSO yang terletak diantara
Ciawi – Cigombong, Jawa Barat (Lampiran 1).
Prosedur Penelitian
Analisis kekuatan
Analisis kekuatan jalan dilakukan berdasarkan hasil perhitungan dari data
sekunder yang telah didapat. Data sekunder berupa data rancangan pekerjaan dari
11
Mulai
Penentuan nilai
Perhitungan modulus Penentuan modulus
koefisien drainase
elastisitas beton (Ec) reaksi tanah dasar (k)
(Cd)
Selesai
Pengumpulan Data
Kuat tekan minimum pada 415 290 210 145 105 500 375
umur 28 hari dengan tes
silinder (kg/cm2)
Data pada RKS akan menentukan kualitas dan mutu bahan yang digunakan
selama proses pekerjaan. Data hasil uji material ataupun uji lab yang digunakan
dalam pekerjaan juga digunakan untuk memastikan material yang digunakan
memenuhi ketentuan yang terdapat pada RKS.
13
Berdasarkan ringkasan uji tanah pada pada Proyek Pembangunan Jalan Tol
Bogor - Ciawi – Sukabumi didapat nilai CBR minimum ditetapkan sebesar 6%.
Nilai tersebut kemudian diplotkan pada grafik yang dapat dilihat pada Gambar 6,
sehingga didapat nilai k sebesar 160. Nilai k kemudian akan digunakan sebagai
salah satu variabel untuk menghitung kekuatan jalan Tol Bogor – Ciawi –
Sukabumi. Koefisien lain yang diperlukan sebagai variabel perhitungan untuk
menghitung kekuatan jalan adalah koefisien drainase.
Koefisien drainase dihitung berdasarkan lamanya hujan setiap harinya.
Perhitungan lama hujan selama masa pengamatan akan didapat nilai persen waktu
struktur perkerasan terkena air hingga tingkat kelembapannya mendekati jenuh air.
Perhitungan curah hujan mengacu pada data curah hujan tahun 2007 hingga tahun
2016 dari stasiun pengamat BMKG di Citeko. Banyaknya hari hujan berdasarkan
data tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan data pada Tabel 6 dan menggunakan hasil penelitian (Darmadi
2013) sebagai dasar asumsi, nilai P dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (3). Berdasarkan perhitungna dengan menggunakan Persamaan (3),
didapat nilai P sebesar 1,29%, (1-5%). Berdasarkan SNI Pd T-14-2003, kualitas
drainase untuk jalan tol minimal dalam kategori baik. Berdasarkan nilai tersebut
kemudian diplotkan pada Tabel 1 hingga didapat nilai koefisien drainase didapat
sebesar 1,10.
.
Perhitungan Kekuatan Jalan
Ciawi – Sukabumi dapat diketahui dengan cara mengalikan nilai ESAL dengan
faktor ekivalensinya sebesar 8,16 ton, sehingga didapat Jalan Tol Bogor - Ciawi –
Sukabumi direncanakan untuk menahan beban gandar kumulatif 510.204.680 ton
selama 20 tahun umur rencana. Mengacu pada SNI Pd T-14-2003, perkerasan
kaku efektif dikerjakan untuk perencanaan ESAL > 30.000.000. Berdasarkan hal
tersebut Jalan Tol Bogor - Ciawi – Sukabumi sudah sesuai untuk dibuat dengan
perkerasan kaku. Sebagai pembanding, digunakan hasil penelitian (Ferdian et al.
2008) yang meneliti tentang perkerasan Jalan Tol Jakarta – Cikampek yang
memiliki kekuatan jalan terbesar sebesar 57.323.116 ESAL. Hal tersebut
menunjukkan Jalan Tol Bogor - Ciawi – Sukabumi direncanakan memiliki
kekuatan lebih besar dibanding Jalan Tol Jakarta – Cikampek.
Simpulan
Saran
Perlu ada kajian ulang desain jalan berdasarkan pengamatan lalu lintas
kondisi real untuk mendukung hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra M. T. Y., Sultan M. A., Amir I. 2012. Study Life Cycle Cost pada
Konstruksi Jalan Daulasi Kota Ternate. Jurnal Sipil Sains. 2(3): 43-54
Sukirman S. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta (ID) : Granit
Ulfah A, Sulistya W. 2016. Penentuan Kriteria Awal Musim Alternatif di
Wilayah Jawa Timur. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 16(3): 145-153
Wadkar A., Mehta Y., Cleary D., Guo E., Musumeci L., Zapata A., Kettleson W.
2011. Load-transfer efficiencies of rigid airfield pavement joints based on
stresses and deflections. Journal of Materials in Civil Engineering. 23(8):
1171-1180.
20
Lampiran 1 Lokasi proyek Seksi 1 jalan tol ruas Ciawi – Cigombong / Lido
21
√
, dibulatkan menjadi 4.200.000 psi
* +
( )
( )
[ ]
( )
[ ]
( ⁄ )
W18 = Traffic Design, ESAL.
ZR = Standar normal deviasi = -1,282
SD = Standar deviasi = 0,35
D = tebal pelat benton (inches) = 11,02362205
Po = Initial serviceability = 4,5
Pt = terminal serviceability index = 2,5
∆PSI = Serviceability loss = 2
Sc’ = Modulus of rupture sesuai spesifikasi pekerjaan (psi) = 660
Cd = Drainage coefficient = 1,1
J = Load Transfer coefficient = 2,5
Ec = Modulus Elastisitas (psi) = 4.200.000
k = Modulus reaksi tanah dasar (pci) = 160
* +
( )
( )
[ ]
( )
( )[ ]
( ⁄ )
ESAL
22
RIWAYAT HIDUP