Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL DISKUSI PENUGASAN TERSTRUKTUR

TENTANG JENIS PELAYANAN DAN UPAYA PENCEGAHAN MASALAH


KESEHATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Pengajar Ibu Ns Agnes Dewi Astuti, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Dea Fitri Melinda PO.62.20.1.17.322
Jhonathan Mei Diantama PO.62.20.1.17.330
M. Rizky Tristian Noor PO.62.20.1.17.334
Rike Agustika Boldy PO.62.20.1.17.342
Yesie Veronika PO.62.20.1.17.349

D-4 KEPERAWATAN REGULER 4

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


A. JENIS-JENIS PELAYANAN RUMAH SAKIT JIWA DAN UMUM

Dikirim: 25 Apr 2016, 11:04

Pelayanan kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan kesehatan utama yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kesehatan jiwa
adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta mampu menangani tantangan
hidup. Secara medis kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Untuk itu di
perlukan peranan tenaga kesehatan yang profesional di bidang kejiwaan. Dimana dengan
kondisi perekonomian dan masalah-masalah lainya masyarakat sering mengalami gangguan
kejiwaan terutama depresi. Pelayanan kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan
kesehatan utama yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan suatu
wadah atau tempat untuk , konsultasi, berobat, dan rehabilitasi tentang masalah-masalah
gangguan kejiwaan yang sering kali banyak di alami masyarakat sekarang ini. Masih banyak
masyarakat awam belum mengetahui jenis-jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masyarakat hanya mengganggap Rumah Sakit
Jiwa sebagai tempat orang-orang yang mengalami gangguan jiwa saja.

Namun Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih banyak
lagi pelayanan-pelayanan kesehatan jiwa seperti : terapi wicara, terapi autis, terapi fisioterapi,
test minat bakat, test narkoba, dan juga memiliki gedung rehabilitasi untuk pasien narkoba.
Pelayanan tersebut masih belum di ketahui oleh masyarakat Bangka Belitung.

Untuk itu berikut jenis pelayanan jasa kesehatan yang sediakan untuk masyarakat oleh
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan PERMENKES
340 tahun 2010 sebagai berikut:

1. PELAYANAN INTRAMULAR

Pelayanan intramular pelayanan yang dilakukan atau di berikan di dalam Rumah sakit
jiwa. Dimana pelayanan-pelayanan intramular tersebut terdiri dari :

1. Pelayanan Kegawatdaruratan Jiwa dan Umum


2. Pelayanan Psikiatri Anak dan Remaja
3. Pelayanan Dewasa
4. Pelayanan Psikiatri Forensik
5. Pelayanan Psikogeriatri
6. Pelayanan Napza (Narkotik, Psikotrap dan Zat Adiktif)
7. Pelayanan Konseling dan Psikoterapi
8. Pelayanan Gangguan Mental Organik
9. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyrakat
10. Pelayanan Psikologi Klinis
11. Pelayanan Psikometri
12. Pelayanan Keperawatan Jiwa
13. Pelayanan Spesialis Anak
14. Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam
15. Pelayanan Spesialis Syaraf
16. Pelayanan Radiologi
17. Pelayanan Kesehatan Medik Umum
18. Pelayanan Laboratatorium
19. Pelayanan Kesehatan Gigi
20. Pelayanan Gizi
21. Pelayanan Farmasi
22. Pelayanan Rekam Medik
23. Pelayanan Ambulans
24. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
25. Pelayanan Laundry
26. Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
27. Pelayanan Rawat Inap MPKP (Modal Praktek Keperawatan profesional)
28. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial
29. Pelayanan Rehabilitasi Fisik/Medik

2. PELAYANAN EKSTRAMULAR

Pelayanan ekstramular pelayanan yang dilakukan atau di berikan di Rumah sakit


umum. Dimana pelayanan-pelayanan ektramular tersebut terdiri dari :

1. Kegiatan Lintas sektoral dalam bentuk TIM Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TJKM) Tingkat Provinsi kabupaten dan Kota
2. Satgas Pengendalian Narkoba dan Badan Narkotika Provinsi (BNP)
3. Pembinaan Pelayaan Keswa (Integrasi) di RSU/ Puskesmas/ Balai Pelayanan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
4. KIE / Penyuluhan Kesehatan Jiwa Mayarakat dan Pencegahan Narkoba
5. Home Visite
6. Kerjasama dengan Perguruan tinggi (MOU) : Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan,
Praktek kerja lapangan.
7. IPWL (instansi penerima wajib lapor)

Di harapkan dengan adanya pelayanan kesehatan di bidang kejiwaan yang di berikan oleh
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bisa menurunkan angka
masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan dan penurunan pasien ketergatungan pada
NAPZA sehingga mereka bisa kembali ke masyarakat dan memmpunyai nilai produktivitas.

Penulis:
Ade Herfitriyanti, S.Sos, MM (Pranata Humas)
B. JENIS PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
(UKP/Kuratif/Pengobatan/Rawat Jalan/Rawat Inap)

a. Pelayanan Dalam Gedung

Jenis
No.
Pelayanan
1. Pelayanan Poli Umum :

a. Pelayanan Kesehatan Umum

b. Surat Keterangan Sehat; Surat


Keterangan Bebas Buta Warna; dan Surat Keterangan Bebas
Narkoba

c. Rujukan (sesuai indikasi


medis)

d. Prolanis (Program
Pengelolaan Penyakit Kronis)

e. Pelayanan pemeriksaan
Calon Jemaah Haji
2. Pelayanan Poli Gigi :

a. Konsultasi gigi

b. Tumpatan Gigi (GIC,Light


Cure/ LC)

c. Cabut gigi (Decidui,


Dewasa)

d. Pembersihan karang gigi


(scalling manual, dengan USS)
e. Pembuatan gigi palsu
(prothesa gigi)

f. Perawatan mumifikasi
3. Pelayanan Poli KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) :

a. Pelayanan Ibu Hamil (ANC


Terpadu)

b. Pelayanan pemeriksaan USG


pada ibu hamil

c. Pelayanan Ibu Nifas (Ibu


Pasca Persalinan)

d. Pelayanan Calon Pengantin

e. Pelayanan KB

f. Pelayanan Imunisasi

g. Pelayanan IVA (Inspeksi


Visual Acetat)

h. Konseling ASI
4. Pelayanan Poli MTBS
(Menagemen Terpadu Balita Sakit)
5. Pelayanan Poli Konsultasi

a. Konsultasi Gizi

– Pelayanan Gizi Rawat


Jalan

– Pelayanan Gizi Rawat Inap


b. Konsultasi Sanitasi dan
Perijinan

– Pelayanan konsultasi
sanitasi lingkungan

– Pelayanan Perijinan
(UKL-UPL) dan pengambilan sampel air

c. Konsultasi Promosi
Kesehatan

– Konsultasi berhenti
merokok

– PHBS

d. Konsultasi Kesehatan
Remaja

– Pelayanan Konsultasi
Kesehatan Remaja

– Pelayanan Konsultasi
Kesehatan Reproduksi

e. Konsultasi NAPZA

f. Konsultasi KtPA

g. Konsultasi BATRA
6. Pelayanan Laboratorium:

a. Pelayanan pemeriksaan
darah lengkap otomatis (Hb, AL, HJL,AE, AT,Hmt)

b. Pelayanan pemeriksaan darah


lengkap otomatis dan KED/LED

c. Pelayanan pemeriksaan
urin lengkap/urin rutin

d. Pelayanan pemeriksaan
faeses rutin

e. Pemeriksaan widal

f. Pelayanan pemeriksaan CT, BT

g. Pelayanan pemeriksaan
golongan darah

h. Pelayanan pemeriksaan Hb
stick

i. Pelayanan pemeriksaan
kehamilan

j. Pelayanan pemeriksaan
kimia klinik (gula darah, asam urat, cholesterol, trigliserid)
dengan stick

k. Pelayanan pemeriksaan
kimia klinik (gula darah, asam urat, cholesterol, trigliserid)
dengan dengan
spektro

l. Pelayanan pemeriksaan
serologi (HbsAg, IgG IgM Leptospira, IgG IgM dengue, NS-1)
dengan rapid
tes/stick

m. Pelayanan pemeriksaan
SGOT/SGPT, Urea creatinine

n. Pelayanan pemeriksaan
mikrobiologi (BTA sputum)

o. Pelayanan pemeriksaan tes


narkoba (Amphetamin, Benzodiazepin dan THC)

p. Pemeriksaan ibu hamil

q. Pemeriksaan calon
penganten

r. Pemeriksaan calon Jemaah


haji
7. Pelayanan Fisioterapi

a. Pelayanan pada
muskuloskeletal

b. Pelayanan pada neuromuskuler

c. Pelayanan stimulasi tumbuh


kembang anak

d. Pelayanan pada kasus


kardio pulmonal
8. Pelayanan Radiologi

a. Pelayanan pemeriksaan
rontgen

b. Pelayanan pemeriksaan
rontgen gigi
9. Pelayanan Farmasi/Obat:
a. Pelayanan Resep

b. PIO ( Pelayanan Informasi


Obat)
10. Pelayanan Gawat Darurat

a. Pelayanan Gawat Darurat

b. Pelayanan Visum (dalam


gedung)
11. Rawat Inap dan Persalinan

b. Pelayanan Luar Gedung

1. Pelayanan Home Care


2. Pelayanan Ambulan Rujukan
3. Pelayanan Visum (luar
gedung)
4 Pelayanan P3K

2. Jenis Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM/Promotif dan Preventif/ Upaya


Pencegahan/Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan)

Jenis
No.
Pelayanan
1. Pelayanan Promosi
Kesehatan:

a. Pelayanan UKS (Usaha


Kesehatan Sekolah)

– Penjaringan kesehatan

– Pembinaan UKS, UKGS

b. UKK (Upaya Kesehatan


Kerja)

– Pembinaan pos UKK

c. Kesehatan Indera

d. Upaya Kesehatan Gigi


Masyarakat (UKGM)

e. Pembinaan TOGA dan Batra


(Pengobatan Tradisional)

f. UKBM (Upaya Kesehatan


Berbasis Masyarakat)

– Posyandu balita

– Posyandu lansia

– Poskestren
2. Pelayanan Kesehatan
Lingkungan:

– Inspeksi dan intervensi Kesehatan


Lingkungan

– STBM (Sanitasi Total


Berbasis Masyarakat)
3. Pelayanan Kesehatan Ibu,
Anak dan Keluarga Berencana :

a. Upaya Kesehatan Ibu

– KP ibu; Kelas ibu; P4K

– Home care

b. Upaya Kesehatan Neonatus,


Bayi dan Balita

– DTKB

– Home care

c. Upaya Kesehatan Keluarga


Berencana (KB)

– Promosi KB

– Home care
4. Pelayanan Gizi masyarakat
:

– Penyuluhan Gizi;
Intervensi gizi

– Pengelolaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu

– Surveilans Gizi

– Pembinaan Gizi Institusi


5. Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit:

a. TB

– Penyuluhan; ASCF; home


care; PE

b. ISPA, pneumonia

– Penyuluhan; PE

c. Diare
– Penyuluhan; PE

d. DBD

– Penyuluhan; PSN; PE

e. Surveilans

– PE; respon KLB; bencana

f. PTM

– Penyuluhan; Posbindu PTM

g. Imunisasi

– Penyuluhan; BIAS; PE
KIPI; home care

h. HIV

– Penyuluhan; PE

i. Campak

– Penyuluhan; PE

j. AFP

– Penyuluhan; PE

k. Rabies

– Penyuluhan; PE
6. Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat

– Home care
7. Pelayanan Kesehatan Jiwa

– Penyuluhan; family
gathering
8 Pelayanan Kesehatan
Lansia

– Pembinaan kelompok
lansia; pemeriksaan kesehatan

3. Pelayanan Jaringan Puskesmas

Jenis
No.
Pelayanan
1. Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Pembantu (Pustu) Pendowoharjo dan Timbulharjo
2. Pelayanan Puskesmas
Keliling & Posyandu

Jadwal pelayanan

Pendaftaran

Senin-Kamis : 08.00-12.00 WIB

Jumat : 08.00-10.30 WIB

Sabtu : 08.00-11.00 WIB


1. Obsgyn/USG : Hari Senin*

*hari dan waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan

Imunisasi : Hari Rabu

BCG : Rabu Minggu I

Campak : Rabu Minggu II dan IV

DPT & Polio : Setiap Hari Rabu

Pelayanan KB

Pemasangan KB IUD & Implant : Hari Selasa

Pil, suntik, kondom : Hari Senin-Sabtu

Tenaga kesehatan

Puskesmas Sewon 1 memiliki Tenaga Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Bidan, Perawat
Gigi, Sanitarian, Ahli Gizi, Analis Kesehatan, Apoteker, Petugas Promkes, Radiografer,
Fisioteraps yang berkompeten dan siap melaksanakan tugas sesuai profesinya.

Sarana-Prasarana

Rawat Inap dan Persalinan Taman

Ambulance Tempat parkir

Mushola Toilet
C. UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN ATAU PENANGGULANGAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DI

Kesehatan jiwa masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Riskesdas 2013


menunjukkan bahwa 1-2 orang dari 1.000 penduduk di Indonesia mengalami gangguan jiwa
berat.Upaya preventif dan promotif di berbagai tatanan diperlukan untuk mencegah
terjadinya masalah kejiwaan maupun mengurangi faktor risiko gangguan kejiwaan.
Komitmen dan keterlibatan masyarakat diharapkan dapat menjaga generasi penerus bangsa
yang sehat secara jasmani dan rohani tanpa mengalami gangguan kejiwaan.

Kesehatan jiwa masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk usia
15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang, sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat
seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang1.Dengan kata
lain, 1-2 orang dari 1.000 penduduk di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat.

Undang-undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa menyatakan bahwa


kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya2. Sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, upaya kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab bersama pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat. Dalam undang-undang tersebut juga disebutkan bahwa
pemerintah pusat dan daerah berkewajiban untuk mengembangkan upaya kesehatan jiwa
berbasis masyarakat sebagai bagian dari upaya kesehatan jiwa yang menyeluruh (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif), termasuk mempermudah akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan jiwa3.

Upaya promotif dan preventif dalam kesehatan jiwa dapat dilakukan di lingkungan
keluarga, tempat pendidikan, tempat kerja, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan,
lembaga keagamaan dan tempat ibadah, lembaga permasyarakatan dan rumah tahanan, serta
melalui media massa. Upaya preventif dan promotif yang diberikan bertujuan untuk
mencegah terjadinya masalah kejiwaan, mencegah timbul/kambuhnya gangguan jiwa,
mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa, serta mencegah timbulnya dampak masalah
psikososial.
Upaya yang dilakukan antara lain:

1) Memberikan pola asuh dan pola komunikasi yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan jiwa yang sehat.
2) Menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan jiwa
3) Memberikan keterampilan hidup terkait kesehatan jiwa kepada peserta didik sesuai
tahap perkembangannya
4) Menyampaikan informasi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa serta menciptakan
lingkungan kerja dan masyarakat yang kondusif untuk pertumbuhan dan
perkembangan jiwa
5) Menyampaikan informasi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa yang diintegrasikan
dalam kegiatan keagamaan2

Upaya promotif dan preventif dapat juga dilakukan dengan mendorong masyarakat untuk
mampu mewujudkan jiwa yang sehat melalui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan jiwa. Gangguan jiwa dapat dicegah dengan pendekatan yang tepat kepada
kelompok-kelompok risiko tinggi melalui pelibatan lintas program dan lintas sektor serta
masyarakat umum. Kemampuan tokoh agama dalam mempengaruhi nilai-nilai dan keyakinan
membuat pelibatan tokoh masyarakat menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya
pencegahan dan penanganan gangguan jiwa.Tokoh agama dapat menggunakan peran positif
mereka di masyarakat dengan mengenali keadaan depresi, perilaku dan pikiran bunuh diri,
serta dapat memberikan dukungan emosional kepada masyarakat.Tokoh agama juga perlu
menekankan pentingnya kehidupan dan makna kehidupan dengan meningkatkan nilai-nilai
dan keyakinan positif tanpa bersikap menghakimi.Komitmen serta keterlibatan masyarakat
dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang dimulai dari
lingkungan terkecil yaitu keluarga, diharapkan dapat menjaga generasi penerus bangsa ini
untuk tetap sehat jasmani dan rohani tanpa mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Kenali gejala gannguan jiwa di masyarakat, banyak orang terus menerus mengalami
gangguan pada kesehatan mentalnya akibat berbagai persoalan hidup, jika tidak segera
ditangani, kondisi ini berisiko berkembang menjadi sakit jiwa. Sakit jiwa banyak jenisnya,
mulai dari kecanduan hingga gangguan kepribadian. Sakit jiwa adalah gangguan mental yang
berdampak kepada mood, pola pikir, hingga tingkah laku secara umum. Seseorang disebut
mengalami sakit jiwa jika gejala yang dialaminya menyebabkan sering stress dan
menjadikannya tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari secara normal. Ciri – ciri orang
yang mengalami sakit jiwa dapat berbeda beda antara satu sama lain, namun pada umumnya
mereka yang mengalami gangguan jiwa dapat dikenali dari beberapa gejala tertentu. Gejala
yang dimaksud seperti perubahan mood yang sangat dratis dari dari sangat sedih menjadi
sangat gembira atau sebaliknya, merasa ketakutan yang secara berlebihan, menarik diri dari
kehidupan sosial, kerap merasa sangat marah hingga suka melakukan kekerasan, serta
mengalami delusional. Terkadang gejala ini juga diiringi oleh perubahan kondisi fisik, seperti
sakit kepala,nyeri punggung atau sakit perut.

Memastikan Apakah Anda Berisiko Mengalami Sakit Jiwa


Penyebab sakit jiwa seringkali tidak diketahui. Sakit jiwa dapat dilatarbelakangi oleh
berbagai hal. Umumnya dipikirkan dari faktor genetik maupun faktor lingkungan sekitar atau
perpaduan dari faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktor yang paling umum :

 Senyawa kimia alami pada otak yang bernama neurotransmiter memegang peranan
penting bagi kesehatan mental seseorang. Perubahan reaksi kimia ini dapat
berdampak kepada mood dan berbagai aspek kesehatan mental.
 Memiliki keluarga sedarah dengan riwayat sakit jiwa. Gen-gen tertentu dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sakit jiwa. Kemunculannya dapat
terpicu oleh persoalan hidup yang mungkin saja sebelumnya dialami penderita sakit
jiwa.
 Paparan virus, racun, minuman keras, dan obat-obatan saat berada dalam kandungan
dapat dihubungkan dengan penyebab sakit jiwa.
 Pada beberapa kasus, ketidakseimbangan hormon dapat berpengaruh kepada
kesehatan mental.
 Mengalami kejadian traumatis, seperti pernah mengalami pemerkosaan atau menjadi
korban bencana alam.
 Menggunakan obat-obatan terlarang.
 Menjalani kehidupan yang penuh tekanan, seperti kesulitan keuangan,perceraian, atau
kesedihan akibat adanya anggota keluarga yang meninggal.
 Mengalami penyakit kronis, seperti kanker.
 Mengalami kerusakan otak.
 Memiliki sedikit atau bahkan tidak punya teman dan merasa sendiri.
 Pernah mengalami sakit jiwa sebelumnya.

Hal-hal di atas juga menjadi faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih
berkemungkinan mengidap sakit jiwa. Temukan solusi secepatnya jika Anda atau orang di
sekitar Anda mengalami salah satu atau beberapa kondisi di atas untuk mencegah kondisinya
memburuk hingga menjadi sakit jiwa.
Kasus Pemasungan Marshanda Langgar UU Kesehatan Jiwa

Selasa, 05 Agustus 2014 08:31 Penulis: Darmadi Sasongko

Kapanlagi.com - Jika pun benar artis Marshanda mengalami gangguan kejiwaan, tindakan
pemasungan yang diduga dilakukan ibunya, Riyanti Sofyan dianggap salah dan melanggar
Undang-Undang.

Artis yang juga Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Nova Riyanti Yusuf menilai, dugaan
pemasungan yang menimpa Marshanda melanggar Undang-Undang Kesehatan Jiwa.

"Di dalam UU Kesehatan Jiwa secara tegas dilarang melakukan pemasungan, penelantaran,
kekerasan, atau menyuruh orang lain untuk melakukan tindakan tersebut terhadap Orang
Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) atau
melakukan tindakan lainnya yang melanggar HAM," ujar perempuan yang akrab disapa
Noriyu itu kepada Antara di Jakarta, Senin (4/8).

Noriyu menilai pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diancam dengan ketentuan


perundang-undangan yang berlaku yaitu pasal 333 KUHP. "Hal itu sejalan dengan program
Kementerian Kesehatan yakni Indonesia Bebas Pasung," katanya.
Marshanda © KapanLagi.com

Walaupun program tersebut belum dapat dikatakan berhasil, namun masyarakat perlu
mendukung dan membantu pemerintah dalam kasus pemasungan di Indonesia yang mencapai
angka 56.000.

Sebelumnya, artis bernama lengkap Andriani Marshanda melalui pengacaranya, OC


Kaligis mengaku dipasung atas perintah ibunya dan mendapat tindakan medis tanpa izinnya
di sebuah rumah sakit.

Terkait dugaan tindakan medis yang dilakukan tanpa izin, Noriyu mengatakan hal itu adalah
pelanggaran serius terhadap sekian banyak UU Kesehatan Jiwa, UU Kesehatan, UU HAM,
dan UU Rumah Sakit.

UU Kesehatan Jiwa disahkan oleh DPR pada 8 Juli dan akan ditandatangani Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada 8 Agustus.

https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kasus-pemasungan-marshanda-langgar-uu-
kesehatan-jiwa-5ebe5b.html
Pemasungan, Cermin Buruknya Pelayanan Kesehatan Jiwa
Dian Maharani
Kompas.com - 10/10/2014, 12:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit orang dengan gangguan kejiwaan yang


ditelantarkan di Indonesia. Dalam sejumlah kasus, mereka rata-rata dipasung selama puluhan
tahun. Berdasarkan riset kesehatan dasar, ada 56 ribu korban pemasungan di Indonesia.
Sebanyak 18 persen korban pemasungan terdapat di pedasaan dan 10 persen di perkotaan.
"Mereka adalah orang-orang korban pelayanan kesehatan jiwa terburuk. Sekarang kita punya
Undang-undang Kesehatan Jiwa yang bisa menyelesaikan masalah pemasungan," ujar Dokter
Spesialis Kesehatan Jiwa, Nova Riyanti Yusuf di Jakarta, Rabu (8/10/2014). Wanita yang
akrab disapa Noriyu ini mengatakan, pemasungan termasuk dalam pelanggaran Hak Assai
Manusia (HAM). Noriyu menceritakan kisahnya membebaskan korban pasung di Nusa
Tenggara Barat bersama beberapa anggota Komisi IX DPR RI tahun 2012. Pria tersebut
dipasung karena memiliki gangguan jiwa. Ia dipasung lantaran warga takut pria tersebut
mengamuk dan membahayakan orang lain jika dilepaskan. Saat dibebaskan, korban
pemasungan ini pun tak bisa berjalan. Kakinya mengecil karena tidak berkembang akibat
dipasung selama 14 tahun. "Saya pernah mencoba merasakan dipasung di museum sejarah
kesehatan jiwa di Lawang, Malang. Saya coba lima menit saja sudah stres, ketakutan.
Apalagi mereka yang rata-rata minimal dipasung selama 14 tahun," kata Noriyu. Lain lagi
jika korban pemasungan seorang wanita. Pemasungan terhadap wanita sering kali disertai
dengan kekerasan seksual. Noriyu mengatakan, orang dengan gangguan kejiwaan juga berhak
mendapat perlindungan kekerasan. Pemasungan juga tidak akan menyembuhkan gangguan
jiwa, justru akan memperburuk. "Orang dengan gangguan jiwa sekalipun seharusnya
dilindungi dari kekerasan. Saya sedih sekali, jika sudah dipasung, lalu diperkosa," kata dia.
Menurut Noriyu, kasus pemasungan terjadi karena minimnya informasi, akses, dan fasilitas
layanan kesehatan jiwa. Padahal mereka berhak mendapat pelayanan kesehatan jiwa yang
layak sama seperti penderita penyakit fisik. Pengagas UU Kesehatan Jiwa ini menjelaskan,
dari sekitar 9000 puskesmas yang ada, hanya 1000 puskesmas yang memberi pelayanan
kejiwaan. Sebanyak 8 provinsi di Indonesia juga belum terdapat rumah sakit jiwa. Selain itu,
jumlah psikiater di Indonesia juga masih sedikit, yaitu sekitar 800 orang atau 1 banding 500
ribu penduduk. Noriyu berharap pemerintahan baru di bawah pimpinan Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dapat memperhatikan masalah pelayanan kesehatan
jiwa. Kesehatan jiwa pun tak dapat dipandang sebelah mata. Menurut Noriyu, suatu masalah
pada kesehatan fisik bisa bertambah parah jika ditambah masalah kesehatan jiwa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemasungan, Cermin Buruknya
Pelayanan Kesehatan Jiwa",
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/10/10/124038723/Pemasungan.Cermin.Buruknya.Pel
ayanan.Kesehatan.Jiwa.
Penulis : Dian Maharani
REFERENSI

1. Kemenkes RI.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemenkes; 2013.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-pelibatan-masyarakat-dalam-upaya-pencegahan-
gangguan-kesehatan-jiwa-5217.html

http://rsj.babelprov.go.id/content/jenis-jenis-pelayanan-rumah-sakit-jiwa-daearh-provinsi-
kepulauan-bangka-belitung

https://puskesmas.bantulkab.go.id/sewon1/program-layanan/

https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kasus-pemasungan-marshanda-langgar-uu-
kesehatan-jiwa-5ebe5b.html

https://lifestyle.kompas.com/read/2014/10/10/124038723/Pemasungan.Cermin.Buruknya.Pel
ayanan.Kesehatan.Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai