Anda di halaman 1dari 17

01/12/2016

KEHAMILAN
RISIKO
TINGGI

Semua ibu hamil memiliki


resiko, yaitu resiko
kemungkinan terjadinya
komplikasi pada persalinan
yang akan menyebabkan
kematian, kesakitan,
kecacatan,
ketidaknyamanan dan
ketidakpuasan pada ibu
sendiri atau bayinya.

1
01/12/2016

Kehamilan Resiko Tinggi


Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan
adanya salah satu atau lebih faktor resiko dari pihak
ibu maupun bayi yang dapat memberikan dampak
yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

Kelompok Faktor Resiko

Merupakan suatu keadaan / ciri seseorang / suatu


kelompok orang yang mempunyai hubungan
dengan peluang akan terjadinya suatu penyakit/
cacat/ kematian. Faktor resiko ibu dapat diamati/
dikenal sebelum peristiwa yang dapat diramalkan
t erjadi hingga persiapan untuk menangani dapat
direncanakan.

2
01/12/2016

Kelompok Faktor Risiko I


1. Primigravida

Terlalu muda hamil pertama umur <16 tahun.

2. Primitua

Terlalu tua hamil pertama, umur >35 tahun/terlalu lambat


hamil, setelah kawin >45 tahun.

3. Primitua sekunder

Terlalu lama punya anak lagi, anak terkecil berusia >10 tahun.

4. Anak terkecil berusia <2 tahun.

5. Grande multi : melahirkan anak > 4

6. Umur lebih dari 35 tahun

7. Tinggi < 145 cm, untuk ibu dengan :


 Hamil pertama
 Hamil ke-2 atau lebih tetapi belum pernah lahir
normal/spontan.

8. Pernah gagal kehamilan.


 Hamil ke-2 yang 1 gagal
 Hamil ke-3 atau lebih gagal ( abortus / lahir mati ) 2x
 Hamil terakhir bayi lahir mati

9. Pernah melahirkan dengan :


 Dengan vacum
 Uri Dirogoh
 Diberi infus/tranfusi

10. Pernah operasi caesar sebelum kehamilan ini

3
01/12/2016

Kelompok Faktor Risiko II


Tanda bahaya saat kehamilan, tapi tidak darurat diantaranya :

1. Penyakit ibu hamil

 Anemia

 Malaria

 Tuberculosa paru-paru

 Kencing manis

 Penyakit Menular Seksual (PMS)

2. Pre-eklampsia ringan

Bengkak tungkai dan hipertensi

3. Hamil kembar / gemelli

Perut ibu sangat besar, gerak anak dirasakan di berbagai tempat

4. Hamil kembar air / hidramnion

Perut ibu sangat besar, gerak anak kurang terasa karena air

ketuban terlalu banyak, biasanya janin kecil

5. Hamil lebih bulan / serotinus

Kehamilan lebih dari 42 minggu

6. Hamil kelainan letak


 Sungsang : rasa berat menunjukkan letak kepala janin di atas
perut
 Lintang : rasa berat menunjukkan letak kepala janin di
samping perut kiri / kanan

7. Janin mati dalam kandungan

Ibu hamil tidak merasakan gerakan janin lagi, perut mengecil

4
01/12/2016

Kelompok Faktor Risiko III


Pada kelompok ini ada ancaman nyaw a ibu dan bayi
yang membutuhkan harus segera dirujuk. Faktor resiko
dalam kelompok ini adalah :
1. Perdarahan sebelum kelahiran bayi (APB)
Mengeluarkan darah saat hamil, sebelum kelahiran
bayi
2. Pre – eklampsia berat / eklampsia
Pada hamil 6 bulan / lebih sakit kepala, bengkak
tungkai, w ajah, hipertensi, albumin dalam urine, bila
eklampsia ditambah kejang – kejang

Skrening Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi


Dengan Menggunakan Skor Poedji Rochjati

Perkiraan komplikasi persalinan dan bahaya kesakitan


atau kematian ibu dan bayi diberi pembobotan atau
dinilai dengan menggunakan angka dan dinamakan
sistem score. Dapat diberikan tiap kondisi ibu hamil
yaitu umur, paritas, faktor resiko yang menyebabkan
t erjadi komplikasi persalinan.

5
01/12/2016

1. Tujuan sistem score :


 Membuat pengelompokkan ibu hamil kehamilan resiko
rendah (KRR), kehamilan resiko tinggi (KRT) dan kehamilan
resiko sangat tinggi (KRST) agar berkembang perilaku
kebutuhan, tempat, dan penolong persalinan yang sesuai
dengan kondisi ibu hamil

 Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga


dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan
2. Fungsi score :
 Alat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat
 Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih
waspada

SKOR POEDJI ROCHJATI

6
01/12/2016

Penanganan Kehamilan Risiko


Tinggi
1. Anemia
Anemia dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap ibu
maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,
abortus, kematian janin, cacat bawaan.
Penanganannya : Kekurangan darah merah ini
harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan diberi suplemen zat besi

2. Malaria

Malaria dapat mengakibatkan anemia dan dapat


menyebabkan keguguran.

Penanganannya: Dengan pemberian obat


kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300
mg/minggu

7
01/12/2016

3. TBC Paru-paru
Tuberkulosis dapat menyebabkan perubahan
pada sistem pernafasan.
Penanganannya: I bu hamil dengan
proses aktif, hendaknya jangan
dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya pada pemeriksaan antenatal.
Dan penderita dengan proses aktif
dengan batuk darah, sebaiknya dirawat
di rumah sakit dalam kamar isolasi untuk
mencegah penularan dan agar
mendapatkan pengobatan yang
intensif dan teratur.

4. Payah Jantung
Penderita penyakit jantung harusnya dikonsulkan
sebelum kehamilan karena mempertimbangkan risiko
dari kehamilan, intervensi yang diperlukan dan potensi
risiko terhadap janin.
Penanganannya: Penyakit jantung
pada kehamilan ditentukan oleh
kapasitas fungsional jantung. Pada
semua wanita hamil, tetapi
khususnya pada penderita
penyakit jantung, pertambahan
berat badan yang berlebihan,
dan retensi cairan yang abnormal
harus dicegah.

8
01/12/2016

5. Kencing Manis
Tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah
cukup, atau sebaliknya.
Penanganannya: Menjaga agar
kadar glukosa darah tetap
normal, ibu hamil harus
memperhatikan makanan,
berolahraga secara teratur,
serta menjalani pengobatan
sesuai kondisi penyakit pada
penderita penyakit ini.

6. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau


jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual dengan pasangan yang menderita penyakit
tersebut. Yang dapat mengakibatkan cacat pada bayi

Penanganannya: Penanganan
penyakit menular seksual pada
kehamilan adalah dengan
penanganan umum,
konservatif, termasuk konseling
dan pengobatan pada mitra
seksual.

9
01/12/2016

7. Bengkak Pada Muka/Tungkai dan Tekanan Darah Tinggi


Suatu keadaan dengan timbulnya tekanan darah tinggi
disertai pembengkakan pada muka/tungkai akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah lahir.
Penanganannya:

Istirahat (tirah baring), diet rendah


garam, diet tinggi protein, suplemen
kalsium, magnesium, obat
antihipertensi dan dirawat di rumah
sakit bila ada kecendrungan menjadi
Pre-eklamsia berat/eklamsia.

8. Hamil Kembar

Kejadian hamil kembar dipengaruhi oleh faktor


keturunan, umur dan paritas.
Penanganannya:
Perawatan prenatal yang
baik untuk mengenal
kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang
timbul, periksa darah
lengkap, Hb, dan golongan
darah.

10
01/12/2016

9. Hamil Kembar Air (Hidramnion)

Merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban


lebih banyak dari normal atau lebih dari 2 liter.
Penangnannya: Hidramnion ringan
jarang diberi terapi klinis, cukup
diobservasi, berikan terapi simptomatis
dan Berikan diet rendah garam.
Sedangkan pada hidromnion yang
berat dengan keluhan-keluhan, harus
diraw at dirumah sakit untuk istirahat
sempurna.

10. Bayi Mati Dalam Kandungan


Kematian yang terjadi sat usia kehamilan lebih dari 20
minggu dan janin sudah mencapai berat 500 gram
atau lebih.
Penangannya: Diagnosa pasti IUFD
ditegakkan dengan pemeriksaan fisik yaitu
ibu tidak merasakan gerakan janin,
kandungan mengecil, penurunan berat
badan, TFU menurun, palpasi janin tidak
jelas, bunyi detak jantung bayi tidak
terdengar. Pemeriksaan penunjang yaitu
USG, X-Ray, dan pemerisaan laboratorium.
Penanganan IUFD dilakukan berdasarkan
usia kehamilan.

11
01/12/2016

11. Kehamilan Lebih Bulan

Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu


belum terjadi persalinan.

Penanganannya: Persalinan anjuran


atau induksi persalinan. Bila keadaan
janin baik maka tunda pengakhiran
kehamilan selama 1 minggu dengan
menilai gerakan janin dan tes tanpa
tekanan 3 hari. Bila hasil positif,
segera lakukan seksio sesare.

12. Letak Sungsang

Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan

perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi

kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian

bayi.

Penanganannya : Saat hamil dapat dilakukan versi luar (suatu


tindakan yang dari luar untuk mengubah/memperbaiki

presentasi janin) yang hanya boleh dilakukan oleh dr obgyn.

12
01/12/2016

13. Letak Lintang

Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan


untuk kejadian ini tidak ada mekanisme persalinannya.

Penanganannya: Deteksi dini oleh


bidan, yaitu konfirmasi umur
kehamilan, pemeriksaan luar,
mengenali faktor resiko, diagnosis,
konseling, rujukan. Memasuki
persalinan dianjurkan untuk masuk
rumah sakit lebih dini agar dapat
ditentukan diagnosa dan
panatalaksanaan

Penanganan Kehamilan Risiko


Sangat Tinggi
1. Perdarahan Dalam Kehamilan Ini (Usia Kehamilan
lebih dari 28 minggu)

a. Plasenta Previa : Keadaan dimana plasenta


berimplantasi pada tempat yang tidak normal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.

13
01/12/2016

Penanganannya:
Menurut Eastman bahw a tiap perdarahan trimester
ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus
dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan pemeriksaan
apapun. Tetapi apabila pada penilaian baik, perdarahan
sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum
cukup 37 minggu, atau
berat badan janin
dibaw ah 2500 gr, maka
kehamilan dapat
dipertahankan istirahat
dan pemberian obat -
obatan dan harus
diobservasi dengan teliti.

b. Solusio Plasenta : Suatu keadaan dimana plasenta


yang letaknya normal terlepas sebagian atau
seluruhnya dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Penanganannya:
Perdarahan yang berhenti
dan keadaan baik pada
kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap
dan pada plasenta tingkat
sedang dan berat
penanganannya dilakukan
di rumah sakit

14
01/12/2016

2. Pre-Eklamsia Berat/Kejang-kejang

Ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat


dan kejang atau koma yang dapat terjadi secara
mendadak.

Penanganannya:

Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit .


Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit
yang lebih berat .

Bahaya Yang Dapat Ditimbulkan Akibat


Ibu Hamil Dengan Risiko
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Bayi lahir dengan BBLR

3. Keguguran (abortus)

4. Partus macet
5. Perdarahan ante partum dan post partum

6. I UFD

7. Keracunan dalam kehamilan

8. Kejang

15
01/12/2016

Pencegahan
Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan, antara lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan
teratur, minimal 4x kunjungan selama masa kehamilan.
Tetapi bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan
kehamilan harus lebih sering dan intensif minimal 7x

2. I munisasi TT

3. Makan makanan yang bergizi

4. Menghindari hal-hal yang dapat

menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:


 Berdekatan dengan penderita penyakit menular

 Asap rokok dan jangan merokok

 Makanan dan minuman beralkohol

 Pekerjaan berat

 Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan

 Pemijatan/urut perut selama hamil

 Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil

16
01/12/2016

5. Mengenal tanda-
tanda kehamilan
dengan risiko tinggi
dan mewaspadai
penyakit apa saja
pada ibu hamil.
6. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda
kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan
desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah
bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.

TERIMA KASIH

17

Anda mungkin juga menyukai