PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkembangan agama Islam pada masa Rasulullah saw. saja. Seorang muslim
khususnya seorang mahasiswa perlu untuk mengetahui lebih dalam sejarah umat
Islam.
musyawarah antar umat muslim. Khalifah yang menjabat yakni Abu Bakr as-
Shiddiq, Umar Ibn Khattab, Utsman Ibn Affan dan Ali Ibn Abi Thalib.
Akan tetapi, semenjak Ali Ibn Abi Thalib r.a. meninggal maka di gantikan
oleh Muawiyah yang berasal dari Bani Umayyah. Semenjak Muawiyah menduduki
menyumbangkan berbagai pencapaian yang bisa didapati hingga kini. Mulai dari
B. Rumusan Masalah
Umayyah?
1
2
Umayyah?
C. Tujuan Penulisan
Dinasti Umayyah.
Dinasti Umayyah di dirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan cara
(tahkim) yang dilihat secara politik hal ini sangat menguntungkan Muawiyah.
Peristiwa tahkim terjadi karena perang Siffin. Perang siffin terdiri atas
dua golongan yang berseteru akibat krisis kepemimpinan tersebut yaitu golongan
Khalifah Ali dan golongan Muawiyah dengan dalih menuntut darah Utsman –
Khawarij membunuh Khalifah Ali r.a. Jabatan Khalifah setelah Ali r.a wafat,
dipegang oleh putranya, Hasan Ibn Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena
tidak didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat,
akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian itu
adalah bahwa pergantian pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam setelah
masa Muawiyah berakhir. Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M. (41 H.) dan tahun
1
Ali Audoh, Ali bin Abi Tholib: Sampai Kepada Hasan dan Husein (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 2010), h. 253.
3
4
akibat dari kemenangan diplomasi di perang siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali
saja, dari sejak semula Gubernur Suriah itu memiliki basis rasional yang solid bagi
landasan pembangunan politiknya di masa depan. Pertama dukungan yang kuat dari
rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Kedua sebagai seorang
anaknya Yazid.
dapat dikuasai karena dia banyak memperhatikan riwayat kisah raja besar
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h. 104.
3
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2 (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1995),
h. 48.
5
sebelumnya, baik dari kalangan arab ataupun bukan, untuk meniru dan meneladani
empat belas orang khalifah. Keempat belas khalifah Dinasti Umayyah ialah sebagai
berikut:
masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekkah bersama-sama penduduk kota
keluarga ternama kepadanya, agar perhatian mereka kepada Islam itu dapat
terjamin, dan agar ajaran-ajaran Islam itu benar-benar tertanam dalam hati mereka.
Sebab itu Rasulullah berusaha supaya Muawiyah menjadi lebih akrab dengan
pada masa Khalifah Utsman, semua daerah Syam diserahkan kepada Muawiyah.
4
Sudarsono, “Perkembangan Dinasti Bani Umayyah,” h. 21.
http://digilib.uinsby.ac.id/3861/5/Bab%202.pdf (13 oktober 2017)
5
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 24.
6
Gubernur selama 20 tahun. Dan sesudah itu menjadi Khalifah selama 20 tahun
pula.6
yang bijaksana, dan adanya yang baru itu dari kalangan Bani Umayyah adalah suatu
hal yang dapat diterima karena keadaan darurat. Muawiyah mewajibkan seluruh
internal Bani Umayyah ada orang yang lebih baik daripada Yazid, misalnya Abdul
Malik Ibn Marwan. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera mahkota
berlangsung hanya tiga tahun. Ia mati dalam usia muda. Ia tidak dapat merasakan
kaum muslim. Gerakan protes ini menyebabkan terbunuhnya cucu Rasulullah saw.
Husein Ibn Ali oleh Ubaidullah bin Ziyad dan memenggal kepalanya.
6
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 25.
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003), h. 45.
8
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h. 48.
7
tiga bulan kemudian.9 Alasan ia dipilih karena kakeknya, yaitu Muawiyah I telah
meletakkan asas-asas sistem warisan dalam jabatan khalifah itu. Ia telah berjuang
Setelah perang Jamal selesai, Marwan mengundurkan diri dari kancah politik
karena suatu sebab yang memaksa, yaitu untuk menjaga kemaslahatan Bani
Umayyah yang berada di Mekah dan Madinah. Marwan adalah seorang yang
bijaksana, berpikiran tajam, fasih berbicara, dan berani. Ia ahli dalam pembacaan
al-Quran dan banyak meriwayatkan hadis-hadis dari para sahabat Rasulullah yang
terkemuka, terutama dari Umar bin Khattab dan Usman bin Affan. Ia juga telah
9
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h.50.
10
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 27.
11
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h. 54. Muktamar al-Jabiyah (sebuah
musyawarah) dilaksanakan pada penghujung tahun 64 H di kota al-Jabiyah adalah suatu tempat
8
pertemuan itu juga telah diputuskan juga sebuah prinsip yang sangat penting bahwa
pemilihan seorang khalifah hanya terlaksana melalui prosedur pemilihan dari umat,
aspirasi umat atau wakil umat yang aspiratif dan mempresentasikan kedaulatan
umat.12
Abdul Malik ini dipandang sebagai pendiri kedua bagi Daulah Umayyah.
Ketika ia diangkat menjadi Khalifah, alam islami sedang berada dalam keadaan
membangkang pula. Namun, semua kekacauan ini mampu dilewati oleh Abdul
itulah ia berhak disebut sebagai “pendiri yang kedua” bagi Dinasti Umayyah.13
Khalifah Abdul Malik memerintah paling lama, yakni dua puluh satu
tahun ditopang oleh para pembantunya yang juga termasuk orang kuat dan menjadi
kepercayaannya, seperti al-Hajjaj bin Yusuf yang gagah berani di medan perang
dan Abdul Aziz, saudaranya yang dipercaya memegang jebatan sebagai Gubernur
Mesir. Adapun karakter Abdul Malik, antara lain ialah: percaya diri, dan diantara
antara Yordania dan Damaskus, sebuah muktamar bersejarah yang menghasilkan keputusan yang
sangat monumental dalam sejarah kekhalifahan dan sejarah Islam.
12
Mantrikarno’s Weblog, “Sistim Pemilihan Kepala Negara Masa Khulafarasyidin dan
Konteks Politiknya”. http://mantrikarno.wordpress.com/2008/11/22/sistim-pemilihan-kepala-
negara- masa-khulafa-rasyidin-dan-konteks-politiknya/ (13 Oktober 2017).
13
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 29.
9
orang-orang yang semasa dengan dia tak ada yang dapat menandinginya. Diantara
bahasa Arab sangat lemah, sehingga ia berbicara kurang fasih. Khalifah al Walid
bin Abdul Malik memerintah sepuluh tahun lamanya. Pada masa pemerintahannya
Spanyol dibawah pimpinan pasukan Tariq bin Ziyad ketika Afrika Utara dipegang
oleh Gubernur Musa bin Nusair. Karena kekayaan melimpah ruah ia sempurnakan
dengan sumur untuk para kafilah dagang yang berlalu lalang di jalur tersebut. Ia
piatu, diberinya mereka jaminan hidup, dan disediakannya para pendidik untuk
mereka. Begitu pula untuk orang-orang yang cacat, disediakannya pelayan- pelayan
khusus. Dan untuk orang-orang buta, disediakannya pula para penuntun. Orang-
orang itu semua diberinya gaji yang teratur. Khalifah itu wafat tahun 96 H/715 M,
14
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 29-30.
15
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 30.
10
(ganimah) dari Spanyol yang dibawa oleh Musa bin Nusair. Ia menginginkan harta
itu jatuh ke tangannya, bukan ke tangan kakaknya, al Walid yang saat itu masih
hidup walau dalam keadaan sakit. Musa bin Nusair diperintahkan oleh Sulaiman
Khalifah ketiga yang besar ialah Umar bin Abdul Aziz, meskipun masa
Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai karakter yang tidak
disesali. Dia merupakan personifikasi seorang Khalifah yang takwa dan bersih,
16
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 31.
17
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos, 1997), h. 77.
11
suatu sikap yang jarang sekali ditemukan pada sebagian besar pemimpin Bani
Umayyah.18
merasakan nilai dan harga kekuasaan. Sebab, ia mendapatkan kekuasaan dan sama
sekali tidak merasakan jerih payahnya. Ia menjadi khalifah setelah Umar bin
Abdul Aziz, sesuai dengan pesan saudaranya yang bernama Sulaiman bin Abdul
Malik.19
ini, antara lain ialah pemberontakan yang dilakukan oleh Yazid bin Muhallab.
Khalifah Umar mencurahkan tenaga yang tidak sedikit untuk melenyapkan segala
kezaliman dan memelihara Baitul mal milik kaum muslimin, tetapi Yazid segera
tanah dan hibah-hibah itu kepada para pemegangnya semula. Yazid meninggal
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik perlu dicatat juga sebagai khalifah yang
sukses. Ia memerintahkan dalam waktu yang panjang yakni 20 tahun . ia dapat pula
18
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan di Arab, h. 78.
19
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 32.
20
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah,
12
pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan tergolong teliti
Masa pemerintahan Hisyam cukup lama, yaitu kira-kira dua puluh tahun.
Khalifah, al-Walid berusia sebelas tahun, dan ketika ayahnya menderita sakit yang
terakhir, al-Walid sudah berumur lima belas tahun. Diriwayatkan bahwa, pada
sebagai khalifah, kemudian dia di bai’at. Al-Walid moralnya tidak begitu tinggi,
dia mempunyai sifat kegila-gilaan, yaitu sifat yang diwarisinya dari ayahnya.
menguburkan rasa pilu dan sedihnya kedalam gelas minuman keras, dan hidup
21
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), h. 128.
22
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h. 99-100.
23
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 33.
13
pemerintahannya berlangsung lebih kurang enam bulan. Dan masa yang pendek itu
jabatan Khalifah dalam masa beberapa bulan itu. Ia memberikan wasiat bagi
Ibrahim bin al-Walid hanya memerintah dalam waktu singkat pada tahun
126 H sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan terhadap lawan-
naiknya Ibrahim bin Walid sebagai Khalifah tidak disetujui oleh sebagian
Ibrahim bin Walid melarikan diri dari Damaskus pada tahun 127 H/744 M. Marwan
24
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h. 136. Gejolak dan
pemberontakan muncul dimana-mana. Tidak ada satu kata tunggal di kalangan Bani Marwan.
Orang-orang Hismh memberontak, disusul kemudian oleh penduduk Palestina. Pemberontakan ini
berhasil dia taklukkan.
25
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, h. 108-109.
26
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 34.
14
terdiri dari orang-orang yang berasal dari satu kabilah. Dan sebagai ganti dari sistim
Islam jauh lebih besar daripada imperium Roma pada puncak kebesarannya.
Keberhasilan ini diikuti pula oleh keberhasilan perjuangan bagi penyebaran syariat
Islam, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang politik dan ekonomi.
peradaban Islam yang sangat besar konstribusinya bagi Islam pada masa
selanjutnya.28
1. Arsitektur
Pada masa Walid bin Abd al-Malik dibangun pula masjid agung yang terkenal
dengan nama “Masjid Damaskus” atas kreasi arsitektur Abu Ubaidah bin Jarrah.30
27
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 34-35.
28
Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern (Yogyakarta:
LESFI, 2004), h. 67.
29
Siti, Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern, h. 75.
30
A. Hasimy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 140.
15
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga menyediakan dana 10.000 dinar emas
Masjid Nabawi, juga diperindah dan diperluas dengan arsitektur Syiria di bawah
2. Organisasi Militer
Pada masa Umayyah organisasi militer terdiri dari Angkatan Darat (al-
mengurus soal-soal kejahatan. Pada masa Hisyam bin Abdul Malik, dalam
3. Perdagangan
maka lalu lintas perdagangan mendapat jaminan yang layak. Lalu lintas darat
keramik, obat-obatan dan wewangian. Adapun lalu lintas di lautan ke arah negeri-
ibukota Bashrah di teluk Persi menjadi pelabuhan dagang yang teramat ramai dan
makmur, begitu pula kota Aden. Dari kedua kota pelabuhan itu iring-iringan
31
Hasan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Jahdan Bin Humam
(Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h. 478.
16
kafilah dagang hampir tak pernah putus menuju Syam dan Mesir.32
4. Kerajinan
Pada masa Khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz (semacam
bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian Khalifah dan para pembesar
langkah baru yang muncul di kalangan bangsawan Arab. Sebuah lukisan yang
pertama kali ditorehkan oleh Khalifah Walid I, adalah diadopsi kebudayaan Yunani
berkembang saat itu di antaranya tafsir, hadis, fikih, ilmu kalam dan
Sirah/Tariksh.34
32
Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern, h.77.
33
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 37.
34
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah,
17
keluarga istana.
dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Kelompok Syi’ah (para
pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara
terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak
(non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak
35
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2010), h.
82-83.
18
puas karena status mawali, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang
kekuasaan.
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul
Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah Khalifah Ali Ibn Abi Thalib wafat yang menjadi pemimpin umat
Islam yaitu Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Muawiyah merubah sistem pemilihan
Ada empat belas orang khalifah yang memimpin umat Islam selama
kurang lebih Sembilan puluh tahun. Sebagian memiliki masa pemerintahan yang
lama dan sebagian lagi hanya sebentar bahkan hanya beberapa hari.
Runtuhnya Dinasti Umayyah terjadi karena beberapa hal yaitu persaingan keluarga
pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani
Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing, sikap hidup
kekuasaan yang begitu luas, munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh
keturunan Abbas Ibn Abdul Muthalib yang di dukung kaum mawali dan syi’ah.
19
20
B. Implikasi
mengambil manfaat dari sebuah sejarah melalui latar belakang berdirinya, kejayaan
Makalah ini jauh dari kata sempurna, di mohon kiranya agar memberikan
berikutnya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Audah, Ali. Ali bin Abi Tholib: Sampai Kepada Hasan dan Husein. Jakarta: Litera
Antar Nusa, 2010.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta: PT. Al Husna Zikra,
1995.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI, 2004.
Ibrahim Hassan, Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Terj. Jahdan Bin Humam.
Yogyakarta: Kota Kembang, 1989.
Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2010.