Anda di halaman 1dari 17

Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG


Nomor : RSIA/946/PER/III.6.AU/I/III/2018
Tanggal : 8 Rajab 1439 H / 26 Maret 2018 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang tentang Panduan
Bahan Berbahaya dan Beracun Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pelayanan medis dan non medis di RS Islam Aisyiyah Malang tidak pernah
lepas dari pemanfaatan bahan-bahan kimia, memungkinkan timbulnya dampak negatif
atau membahayakan lingkungan sekitar, sumber daya manusia dan peralatan medis
maupun non medis. Bahaya tersebut berupa kebakaran, ledakan, korosif, keracunan,
mati lemas dan gangguan kesehatan (iritasi dan lain-lain)

Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di antisipasi,


sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak terjadi.
Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi
pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Untuk
itu dalam penyimpanan, pengelolaan, dan penanganannya perlu memperhatikan faktor
keamanan dan keselamatan.

Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaaan,


melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan manusia, prosedur/metode kerja, dan
peralatan/bahan. Dari ketiga komponen, yang menjadi faktor terbesar terjadinya
kecelakaan kerja adalah faktor sikap dan tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan /ketrampilan karyawan, lalai dan ceroboh dalam bekerja,
tidak melaksanakan kerja sesuai SPO yang ditetapkan, dan tidak disiplin dalam
mentaati peraturan keselamatan kerja termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).

Beberapa upaya yang dapat mencegah bahaya-bahaya akibat penggunaan bahan kimia,
diantaranya pencegahan esensial bahan yaitu mencari informasi yang sebanyak-
banyaknya tentang nama kimia, komposisi, syarat penyimpanan dan cara penggunaan
yang benar, pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 1


peringatan pada wadah bahan berbahaya, pemakaian protective equipment (alat
pelindung diri) pada setiap penanganan bahan, dan fasilitas keselamatan yang memadai
dari seluruh kemungkinan bahaya.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum:
Untuk melindungi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari pajanan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di RSI Aisyiyah Malang.
b. Tujuan Khusus:
- Terjaminnya karyawan, pasien rumah sakit, dan lingkungan hidup di sekitar rumah
sakit dari resiko dan ancaman terpapar atau terkontaminasi bahan berbahaya dan
beracun (B3).
- Karyawan dan manajemen rumah sakit mengetahui maping/letak masing-masing
B3 di RS Islam Aisyiyah Malang.
- Karyawan yang menangani bahan-bahan berbahaya dipastikan mengetahui
informasi mengenai sifat masing-masing B3.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 2


BAB II

PENGERTIAN

2.1 Definisi operasional

1. B3 adalah zat , energi , dan atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/
atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan
kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup serta mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup sekitarnya.
2. Bahan berbahaya adalah bahan yang karena sifat, konsentrasinya, jumlahnya secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan
hidup/dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Bahan beracun adalah bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi
kesehatan dan jiwa manusia.
4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.
5. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia karena kena tumpahan,
terpecik, tercium, atau tertelan atau tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup.
6. Pengelolaan B3 adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terhadap sumber
daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit. kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
7. Pengadaan barang yang berbahaya dan beracun (B3) adalah proses pembelian
barang beracun dan berbahaya (B3) yang mempunyai karakteristik mudah terbakar,
mudah meledak, beracun, bersifat korosif/reaktif atau bisa menyebabkan infeksi
dari PBF/supplier.
8. Pengelolaan barang yang beracun dan berbahaya (B3) adalah zat, bahan kimia, dan
biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengguna jasa rumah sakit serta

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 3


pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
mempunyai sifat racun, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.
9. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu
yaitu bahan, oksigen, dan panas.
10. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
yang besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan.
11. Bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam konsentrasi tertentu akan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
12. Gas bertekanan yaitu gas yang disimpan dalam tekanan tinggi baik gas yang
ditekan, gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 4


2.2 Identitas Bahaya
Adalah tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan akibat paparan
seketika dalam waktu yang singkat. Identitas bahaya ini berupa gambar/simbol seperti
dibawah ini:

Bahaya Korosif Mudah Terbakar Mudah Meledak

Berbahaya bagi Bahaya Reaktif Bahaya Beracun


lingkungan

Padatan Mudah Bahaya Infeksius


meledak

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label
B3

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 5


BAB III
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah seluruh proses mulai
dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian di seluruh unit RS Islam
Aisyiyah Malang

Macam-macam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di RS Islam Aisyiyah Malang
adalah sebagai berikut:

NO UNIT / RUANG NAMA B3 KATEGORI


1 Gudang Farmasi 1. H2O2 3% Oksidator, Korosif
2. Klorhexidin Gluconate 4% Korosif, irritant, beracun
- Microshield 4%
3. Formalin Racun, irritant,
(Paraformaldehida) karsinogenik
4. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
5. Alkohol 96% Cairan mudah terbakar
Racun, irritant,
6. Formalin 10% karsinogenik
7. Presept 2.5 G Oksidator
Iritatif
Bahaya bagi lingkungan
8. Hibicet Disinfektan/ irritant
9. Cidex OPA Beracun/ irritant
Cairan mudah terbakar
Berbahaya bagi
lingkungan
10. Cairan Handrub Cairan mudah terbakar
- Microshield
- Softa-Man
11. Chlorethyl (obat anastesi) Cairan mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
12. Isoflurane Racun/ Irritant
13. Sevoflurane Racun/ Irritant
14. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bertekanan tinggi

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 6


NO UNIT / RUANG NAMA B3 KATEGORI
2. Logistik RT 1. Spiritus Cairan mudah terbakar
2. Detergent Beracun
3. Baygon Spray Beracun
Gas bertekanan tinggi
Beracun, bahaya bagi
4. Pembersih Lantai lingk.
5. Bayclin (Clorin) Korosif, Irritant
3. IGD 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
2. Hibicet (7%) Irritant
3. H2O2 3% Oksidator, Korosif
4. Handrub Cairan mudah terbakar
5. Ethylchloride Cairan mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
6. Bayclin Korosif, Irritant
7. Baygon spray Beracun
Bahan bertekanan tinggi
4. Laboratorium Klinik 1. Spiritus Cairan mudah terbakar
2. HCl 0.5N Korosif
Irritant
Karsinogenik
3. Methylen Blue R3 Beracun
4. Alkohol 96% Cairan mudah terbakar
5. Etil Alkohol (Safranin) Cairan mudah terbakar
6. Kristal Violet Irritan
Irritan, Beracun, bahaya
7. EDTA bagi lingk.
8. Sodium Citrat Irritan
9. Sodium bicarbonate (Hiem
dilutin fluid) Korosif, irritant
10. Ammonium oxalate;ethil
Alkohol (Gram Staining) Mudah terbakar , irritasi
11. Sodium hydroxyl Cairan mudah terbakar,
(Biured) iiritan dan korosif
12. Eosin Irritan
13. Methanol, Glicerin Mudah terbakar
14. Propitari Salt Irritan, oksidator
15. Sulfoliser Irritan
16. Methylen blue Irritan , korosif

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 7


17. Trichloroethane Irritan
18. Acetic acid Irritan
19. Bayclin Irritant/ Korosif
20. Handrub Cairan mudah terbakar
Beracun, bahaya bagi
21. Immersion Oil lingk.
5. Radiologi 1. Handrub Cairan mudah terbakar
6. Ruang Perawatan Umum 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
Abu Bakar, Umar, Hasan 2. Hibicet 7% Irritant, Beracun
Utsman, Ali, Salman, 3. Handrub Cairan mudah terbakar
4. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
5. Bayclin Irritant, Beracun
6. Baygon spray Beracun
Gas bertekanan tinggi
7. Instalasi Bedah 1. H2O2 3% Oksidator, Korosif
Racun, Irritant,
&Sterilisasi 2. Formalin 10% Karsinogenik
3. Presept 2.5 g Oksidator
Iritatif
Bahaya Lingkungan
4. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
5. Cidex OPA Irritant, mudah terbakar
Beracun
6. Isoflurane Racun
7. Sevoflurane Racun
8. Microshield 4% Irritant, beracun
9. Microshield handrub Cairan mudah terbakar
10. Cutisorb handwash Irritant, beracun
11. Alkohol 96% Cairan mudah terbakar
12. Hibicet Irritant, beracun
irritant, merusak
13. Anyosime DD1/enzimatik lingkungan.
14. Chlorethyl Cairan mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
15. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
8 Instalasi Perawatan 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 8


Intensif 2. Hibicet 7% Irritant, beracun
3. Handrub Cairan mudah terbakar
4. Bayclin Korosif, Irritant
5. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
9 Instalasi Rawat Jalan 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
2. Handrub Cairan mudah terbakar
3. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
10 Husein/ Perina 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
2. Hibicet 7% Irritant, beracun
3. Handrub Cairan mudah terbakar
4. Bayclin Korosif, Irritant
5. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
11 R. Gizi 1. Handrub Cairan mudah terbakar
12 R. Laundry 1. Handrub Cairan mudah terbakar
2. Sodium Carbonat (Khinez) Bahaya Lingkungan
3. Alkil Alkohol Etoxilate Korosif
4. Detergen Beracun
13 R. IPS 1. Handrub Cairan mudah terbakar
2. Kaporit Oksidator kuat
Korosif
Reaktif
14 Ruang Kantor ( RM, TPP 1. Handrub Cairan mudah terbakar
TU, Keuangan

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 9


BAB IV
TATA LAKSANA

Ketentuan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah:


4.1 Ketentuan Pengadaan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)
1. Pengadaan barang atau bahan berbahaya, beracun, dan berisiko adalah: bahan kimia
berbahaya, obat-obatan berbahaya, dan gas berbahaya, harus melibatkan Gudang
Farmasi sebagai penanggung jawab
2. Pengadaan barang atau bahan berbahaya harus menyerahkan Surat Pesanan RS Islam
Aisyiyah Malang kepada distributor/ pabrik/rekanan/supplier resmi yang ditunjuk
perusahaan.
3. Pihak rekanan/pabrik/distributor/supplier yang menyediakan bahan berbahaya,
beracun, dan beresiko, harus memberikan informasi tertulis (Lembar data
pengaman/MSDS) yang berisi tentang spesifikasi bahan (sifat fisika/kimia), cara
penyimpanan, resiko paparan, serta prosedur penanggulangan bila terjadi kontaminasi
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi kecelakaan kerja, unit terkait harus
segera melaporkan kejadian dan langkah-langkah penanggulangannya kepada
Direktur Rumah Sakit melalui Tim K3 RS Islam Aisyiyah Malang.

4.2 Ketentuan Penyimpanan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)


1. Tempat penyimpanan/gudang Barang Beracun dan Berbahaya (B3) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Letak yang jauh dari sumber tenaga, jalan raya, maupun bangunan lain.
b. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan tidak mudah
terbakar.
c. Isolasi dari material/bahan reaktif lain, bahan tetap kering, tidak terkena sinar
matahari langsung
d. Ruang penyimpanan sejuk, berventilasi baik dan bebas dari kelembapan
e. Sebaiknya menggunakan penerangan alami
f. Tersedia alat pemadam api yang memadai
g. Tersedia label bahan berbahaya dan rambu-rambu peringatan bahaya
h. Tersedia wastafel/ kran air yang selalu mengalir
i. Tersedia alat-alat kebersihan

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 10


j. Khusus bahan radioaktif, tempat kerja atau bangunan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan kerja yang aman sesuai kewenangan dan perizinan dari
BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional)
2. Tata laksana penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)
a. Isolasi dari material lain dan dijauhkan dari bahan obat-obatan, makanan dan
minuman
b. Selalu dalam kemasan atau botol aslinya beserta label/etiketnya, jika kemasan
ulang juga harus disertai etiket pada wadah kemasan ulang
c. Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan/wadah
d. Etiket harus jelas dan tidak boleh rusak
e. Bersihkan setiap tumpahan atau percikan pada wadah dan etiket
f. Gudang dilengkapi Lembar Data Pengaman/MSDS bahan berbahaya
g. Gudang selalu terkunci dan terbatas pada petugas yang selalu memakai APD
3. Tata Cara Penyimpanan Bahan Berbahaya Berdasarkan Sifat Karakteristik Bahan
a. Bahan cair mudah terbakar
- Simpan ditempat sejuk, jauh dari panas dan api, ditempatkan dalam wadah
tertutup rapat
- Dilarang merokok atau membuat api terbuka dan bunga api di hazard area
- Beri tanda peringatan dilarang merokok dan cairan mudah terbakar
b. Bahan cair korosif dan pengoksidasi
- Disimpan dalam lemari asam
- Beri tanda korosif dan pengoksidasi
c. Bahan cair korosif
- Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terbuat dari plastik
- Beri tanda korosif
d. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Disimpan terlindung dari panas
- Jauhkan dari sumber api
e. Bahan gas pembius
- Disimpan dalam wadah botol kaca warna gelap dan tertutup rapat pada suhu
tempat penyimpanan/ruangan 20-300C.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 11


4.3 Ketentuan Cara Penanggulangan Supaya Tidak Terjadi Kecelakaan
1. Bahan cair mudah terbakar
- Bila terbakar segera matikan api dengan APK.
- Bila terkena luka dan terasa panas segera cuci dengan larutan Boorwater.
2. Bahan cair korosif dan pengoksidasi (asam kuat)
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata pelindung).
- Bila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air sampai pedih dan gatal
hilang.
- Bila terhirup dan terasa sesak, segera bawa ke daerah yang berhawa segar, jika
perlu beri pernafasan dengan oksigen.
3. Bahan cair korosif
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan karet)
- Bila mengalami iritasi pada mata dan kulit segera cuci dengan air bersih
sampai iritasi hilang.
- Bila terkena pakaian, segera cuci pakaian tersebut sampai bersih.
4. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Bila terbakar, segera matikan api dengan APK.
- Amankan tabung-tabung lainnya agar tidak ikut terbakar.
- Jauhkan sumber api dari tabung oksigen.
5. Bahan gas pembius
- Gunakan alat pelindung diri (masker dan sarung tangan karet).
- Segera bawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan.

4.4 Ketentuan Upaya Keselamatan


1. Bahan mudah meledak
a. Pencegahan terjadinya campuran bahan mudah meledak dengan pemakaian
ventilasi mekanis, penataan yang baik dan vaccum debu secara teratur.
b. Meniadakan sumber nyala; dengan menghindari nyala gas/rokok, menghindari
bertumpuknya sampah dan sisa minyak, penanganan peralatan listrik yang
baik, pelumasan bagian-bagian yang bergerak dan pengkondisian suhu yang
tepat.
c. Tersedianya prosedur penanggulangan keselamatan dan perlengkapan
pemadam yang memadai.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 12


2. Bahan mudah terbakar
a. Penyimpanan yang baik.
b. Penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya.
c. Meniadakan sumber terjadinya kebakaran, dengan isolasi bahan dari koduktor
dan alat pemanas, ventilasi mekanis, pemasangan listrik yang aman,
maintenance peralatan, pendisiplinan terhadap bahaya merokok, pembersihan
tumpahan dan kebersihan.
3. Bahan yang mengoksidasi
a. Menyediakan tempat penyimpanan secara terpisah dan tersendiri.
b. Labeling dan pemberian lambang peringatan bahaya.
4. Bahan beracun
a. Petunjuk teknis penanganan bahan yang jelas untuk mencegah kemungkinan
terhirup, kontak dengan kulit, termkaan/terminum racun.
b. Alat pelindung diri (APD) yang memadai dan dipakai semestinya.
c. Informasi pekerja agar waspada dan terampil dalam menghadapi bahaya
keracunan.
d. Peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dan perorangan.
e. Pemeriksaan kesehatan kerja.
5. Bahan korosif
a. Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir dengan
pemakaian APD lengkap.
b. Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda pada semua
wadah, pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang kontak bahan korosif.
c. Ventilasi dan isolasi dengan bahan organic.
d. Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam menghadapi resiko
bahaya.
e. Tersedia fasilitas pertolongan pertama; air untuk mandi, untuk cuci dan air
untuk cuci mata.
6. Bahan radioaktif
a. Adanya ijin pemakaian dari BATAN untuk tujuan pemakaian, nama petugas
penanggung jawab, jenis isotop/alat yang dipakai dan jangka waktu perijinan.
b. Memiliki peralatan teknis untuk menjamin perlindungan keselamatan kerja
yang tepat.
c. Memiliki tenaga ahli radiologi.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 13


d. Pemeriksaan kesehatan para pekerja dan kalibrasi alat secara berkala.
e. Penyelenggaraan dokumentasi yang baik tentang semua hal terkait bahan
radioaktif.

4.5 Ketentuan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)


1. Jika bahan B3 rusak atau Expired Date dikembalikan ke pihak
distributor/perusahaan yang bersangkutan.
2. Jika tidak bisa dikembalikan, dilakukan pemusnahan dengan incenerator PT
Putra Restu Abadi .
3. Jika dilakukan pengumpulan limbah B3, harus dilakukan oleh pihak yang
telah memiliki kontrak kerja sama antara Rumah Sakit dan pihak pengolah
atau pengumpul limbah B3.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 14


BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi semua proses pengadaan dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terkait dengan stok dimasukkan secara computerized dalam SIM Rumah Sakit. Penerimaan
B3 dari supplier/distributor resmi disertai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) dan
faktur disimpan di Gudang Farmasi. Pendistribusian ke seluruh unit di RS Islam Aisyiyah
Malang dilengkapi dengan bukti pengeluaran barang dari gudang farmasi. Panduan dan SPO
terkait pengelolaan B3 dibuat oleh Tim K3RS dan disahkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 15


BAB VI
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pengadaan dan pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun (B3) di RS Islam Aisyiyah Malang. Bagi unit-unit yang menggunakan bahan
berbahaya dan beracun (B3) dalam kegiatannya agar memahami eksistensi, klasifikasi,
dampak, dan aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika menangani salah satu atau beberapa
macam bahan berbahaya tersebut, untuk menghindari terjadinya bahaya atau gangguan
terhadap lingkungan, tenaga kerja dan peralatan yang dapat merugikan rumah sakit.

Kami berharap adanya masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan
panduan ini.

Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 8 Rajab 1439 H
26 Maret 2018 M
Direktur,

HARTOJO, dr, SpPK(K)


NBM 879 723

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 16


DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah
B3

Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 18


tahun 1999 (PP85/1999)

PP No.18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Permen LH Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label B3

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo 66 Tahun 2016 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Panduan B3 RS Islam Aisyiyah Malang 17

Anda mungkin juga menyukai