adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu
virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara
infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV
menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru
kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan
untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka
tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena pilek biasa.
Penyakit AIDS AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak
atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan
tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh
Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi
AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang
mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia
dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
Bahaya Aids Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan
penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga
dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang
bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan
mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau
menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan.
Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan
penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III)
atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus.
Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA)
setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-
1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup
virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-
1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx
meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain,
Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui
dalam serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985,
menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV
Penyebab dan Gejala Terserang Virus HIV/AIDS HIV tidak ditularkan atau disebarkan
melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa,
berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang,
penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA
(Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-
teman pengidap HIV atau AIDS. Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia
produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun,
seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian
orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan
menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus
HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV
akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah
hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian
adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah
melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV. Adapun tanda dan gejala yang tampak
pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk,
nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang
diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti
hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada
rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu
kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada
sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi
termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan
yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang
mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak
kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung
(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,
reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air
(herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi
jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit
jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah
'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur
(abnormal)
Cara Penularan Cara penularan HIV ada tiga :
1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang pengidap.
Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat
lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis,
sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih
besar disbanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada
yang insertive.
2. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a) Transfusi darah yang tercemar HIV
b) Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya
pada para pencandu narkotik suntik.
c) Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan. Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi
melalui air susu ibu (ASI). Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian
seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi
yang lain. Di ASI terdapat lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena
infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS. Setelah 6
bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan infeksi menjadi
lebih baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan.
Dengan cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko lebih kecil untuk
terkena HIV
A.PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatalsekitar usia
9
– 17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
Demam dan diare yang berkepanjangan
Tachipnae
Batuk
Sesak nafas
HipoksiaKemudian diikuti dengan adanya perubahan
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan
Demam lebih dan satu bulan
Mulut dan faring dijumpai bercak putih
Limfadenopati yang menyeluruh
Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV
/ AIDS). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat
dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife)
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
Gagal tumbuh
Berat badan menurun
Anemia
Panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur
atauprotozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti
adanyakandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan
paru,encelofati dll
B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
Adanya cotton wool spot (bercak katun wol) pada retina
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditis toksoplasma
Perivaskulitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple2.
2. Pemeriksaan Mulut
Adanya stomatitis gangrenosa
Peridontitis
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi
birudan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3.Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri
Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
Tachipnea
Hipoksia
Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Berat badan menurun
Anoreksia
Nyeri pada saat menelan
Kesulitan menelan
Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
Faringitis
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis mulut
Selaput lendir kering
Hepatomegali
Mual dan muntah
Kolitis akibat dan diare kronis
Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
Suhu tubuh meningkat
Nadi cepat, tekanan darah meningkat
Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV
7.Pemeriksaan Sistem Integumen
Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
Haemorargie
Herpes zoster
Nyeri panas serta malaise
Aczematoid gingrenosum
Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
Didapatkan air seni yang berkurang
Annuria
Proteinuria
Adanya pembesaran kelenjar parotis
Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
Adanya sakit kepala
Somnolen
Sukar berkonsentrasi
Perubahan perilaku
Nyeri otot
Kejang-kejang
Encelopati
Gangguan psikomotor
Penururnan kesadaran
Delirium
Meningitis
Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Nyeri persendian
Letih, gangguan gerak
Nyeri otot ( Bates Barbara 1998
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya
anemia,leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase
AIDSnormal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan
terinfeksiHIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa,
Lateks,
Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIVatau
tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.Tes lain adalah
dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 ( denganpolymerase chain reaction - PCR
). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya digunakanpada bayi lahir dengan ibu
terjangkit HIV ).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDSantara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanyapenurunan
daya tahan tubuh sekunder AIDS.
Tujuan :Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
Rencana tindakan keperawatan
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi,
peningkatankecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status
nutrisi,penyakit kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan
indikatorterjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinyaneutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan
secaraumum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung memutus
rantaipenularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap
sebelumdan sesudah memasuki ruangan pasien
7. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral, antijamur,
8. Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, diare, nyeri
Tujuan :Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Rencanakan makanan enternal dan parenteral
3. Kurangnya Volume CairanKurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan
adanya infeksioportunitis saluran pencernaan ( diare )
Tujuan :Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Asupan dan keluaran seimbang
b. Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c. Nadi perifer teraba
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
Rencana tindakan keperawatan
1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulitGangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang
berkelanjutan ( kontak yangberulang dengan feces yang bersifat asam )
Tujuan :Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
Kriteria hasil :Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
Rencana tindakan keperawatan :
1. Ganti popok dan celana anak apabila basah
2. Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3. Gunakan salep atau lotion
5. Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran MulutGangguan mukosa membran mulut
berhubungan dengan lesi mukosa membran dampak dari jamur dan infeksi herpes
Tujuan :Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
Kriteria hasil
a. mukosa mulut lembab
b. tidak ada lesi
c. kebersihan mulut cukup
d. danak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji membran mukosa
2. Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3. Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
5. Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut
6. Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol )
selamapengobatan
7. Gunakan antiseptik oral
8. Check up gigi secara teratur
6. Ketidakefektifan Koping Keluarga
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan progresif
Tujuan :Koping keluarga efektif
Kriteria hasil :
a. Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa takut
b. Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
c. Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diri dan
dukungan sosial
Rencana tindakan keperawatan
1. Konseling keluarga
2. Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan kehilangan
3. Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme koping
denganmengidentifikasi dukungan sosial
4. Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5. Monitor interaksi orang tua dan anak
6. Monitor tingkah laku orang
7. Kurang pengetahuan Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan
anak yang kompleks dirumah
Tujuan :Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit,
penularan,pencegahan dan perawatan
Kriteria hasil :
a. Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses
penyakitdan kebutuhan home care
b. Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
c. Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak
danmengetahui bagaimana HIV menular
Rencana Tindakan keperawatan
1. Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
2. Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3. Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4. Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara pencegahannya
5. Anjurkan cara hidup normal pada anak
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS
KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa anaknyayang
bernama Gunawan ke RS dengan alasan keadaan anaknya semakin hari tamabah, parahberat
badannyamenurun, nafsu makannya berkurang, kurus, demam secara terus
menerus,diare,mual, muntah, kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-sembuh. Dari
datapemeriksaan Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS. Data ini didukung
daritanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,
a. PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: sistem imun menurun Resiko terjadinya infeksi
- demam secara terusmenerus sehinggaTubuh mudah
- kulitnya merah-merah terserang infeksidr luar (virus,
- luka yang tidak sembuh- bakteri, jamur,parasit), maka
sembuh jika terjadi lukasukar untuk
DO: sembuh
- lesi kulit
- luka sukar sembuh
2 DS: terjadi gangguan pada Nutrisi kurang dan
- beratbadannyamenurun gastrointestinal dan kesulitan kebutuhan tubuh
- nafsu makannyaberkurang menelan sehingga nafsu makan
- kurus berkurang serta mual, muntah
- mual
- muntah
DO:
- Anoreksia
3 DS: terjadi infeksi pada Kurangnya volume cairan
- Diare gastrointestinal bisa tubuh
DO: menimbulkan diare
- feses cair
4 DS: system imun tubuhmelemah Gangguan integritas kulit
- kulitnya merah-merah menyebabkantubuh tidak
- luka yang tidak sembuh- mampu untuk beradaptasi
sembuh
DO:
- lesi kulit
- luka sukar sembuh
b. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Resiko Tujuan : Bebas dari - Pertahankan teknik -Mengurangi resiko
terjadinya infeksi oportunistik septik dan antiseptik kontaminasi silang
infeksi pada
Kriteria Hasil : (cucitangan sebelum -Memberikan informasi
anak dengan - Mencapai dan sesudah data dasar
HIV/AIDS masapenyemb tindakan) upeneana,tindakan
berhubungan uhan luka / lesi - Pantau tanda- -Kongesti / distres
dengan adanya - Tidak demam tandavital pernafasan dapat
penurunan dan bebas dari - Kaji frekuensi / mengidentifikasikan
system imun pengeluaran / kedalamanpernafasan perkembangan PCP
tubuh sekresi ,perhatikan batuk -Candidiasis oral,
purulen dan spasmedik ks,herpes CMU
tanda-tanda keringpada danCyptococcus
lain dari inspirasidalam adalahpenyakit umum
infeksi - Periksa adanya luka / dan memberi pengaruh
lakuasi infasif, pada membran
dantanda- kulit,perawatan
tandainflamasi. infulsiaktual dapat
- Gunakan mencegah supsis
sarungtangan dan -Mencegah penularan
shoutselama kontak -Mengidentifikasiproses
langsung yangakresi / infeksi danuntuk
sekresi menentukan metode
- Pantau perawatan
studilaboratorium, -Menghambat proses
JDL dan periksa infeksi
kultur / sensivitas
lesi,darah, urine dan
spuntum
- Berikan
antibiotik,entijamun /
agenantimikroba
2 Nutrisi kurang Tujuan : - Kaji BB dasar -Anak resti GUT
dan kebutuhan Kebutuhannutrisi - Observasi koordinasi ditandai dengan BB
tubuh pada anak terpenuhi menghisap dan menurun atau
berhubungan Kriteria Hasil : refleks menelan penambahan BB sedikit
dengan - Terlihat - Insfeksi ronggamulut dari waktu lahir
anoreksia adanya - Anjurkan pemberian Pola motorik oral
pertumbuhan makan alternatif dan abormal dapatmerusak
BBanak konsulkan ibu pemberian makan
- Nilai nilai - mengenai -Sariawan merusak
laboratorium resikomenyusui kemampuan makan
dalam batas - Tinjau ulang -HIV ada pada
normal dietsesuai usia kolestrum serta ASI dan
- Bebas dari dantambahan meskipun terbatas tetap
tanda mal makanan padat dan ada beberapa resiko
nutrisis / gagal kemampuan pada bayi
untuk perkembangan -Memberikan nutrisi
tumbuh(GUT) - Berikan nistat sesuai optimal berdasarkan
- untuk indikasi kebutuhan anak setelah
mengetahui - Berikan makanan enteral / pulang
cara parenteral dengan tepat -Tindakan efektif untuk
pemberian infeksi jemu oral
makan dan -Kerusakan motorik dan
kebutuhan adanya infeksi
khusus untuk memerlukan alternatif
anak teknik pemberian
makanan untuk
memenuhi kebutuhan
diet