Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang
mempelajari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf, asal mula
pembentukan batuan, pembentuk kulit bumi, serta penyebarannya baik
didalam maupun dipermukaan bumi, mencakup aspek deskripsi dan aspek
genesa-interpretasi. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun
kerak (kulit) bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral
yang telah menghablur (mengkristal). Aspek pemberian nama antara lain
meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan,
kesarangan (porositas), kelulusan (permebilitas) dan klasifikasi atau penamaan
batuan. Aspek genesa – interpretasi mencakup tentang sumber asal (“source”)
hingga proses atau cara terbentuknya batuan.
Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak
(kulit)bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang
telah menghablur (mengkristal). Dalam arti sempit, yang tidak termasuk batuan
adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia,
fisika maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun dalam arti luas
tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.Dalam penentuan
nama suatu batuan beku, diperlukan pendeskripsian terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil yang tepat dalam penamaan suatu batuan beku yang
apabila ditemukan dalam suatu daerah. Pendeskripsian ini dilakukan dengan
beberapa langkah tertentu serta dengan bantuan alat tertentu agar hasil yang
didapat maksimal serata tepat.
Dalam suatu betuan (termasuk batuan beku) tersusun atas bebrapa
mineral yang terdiri dari tiga pengelompokkan mineral yaitu mineral primer
atau mineral utama, mineral sekunder, dan mineral tambahan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktikum Petrologi ini adalah :
1. Mengetahui konsep dari batuan beku.
2. Mengetahui tentang pendeskriprian batuan beku.
3. Mengetahui komposisi mineral pada batuan beku.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat:
Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
1. Alat tulis
2. Skala pembanding
3. Lup geologi
4. Komparator batuan beku
5. Hvs
6. Kamera

1.3.2 Bahan:
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:

1. Sample batuan beku


2. Lembar kerja batuan beku

1.4 Prosedur kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
mendeskripsikan batuan.
2. Ditentukan warna yang terdapat pada sampel batuan.
3. Ditentukan stuktur dan tekstur batuan seperti granulitas, derajat
kristalisasi, serta relasi.
4. Ditentukan komposisi mineral dari mineral warna pada batuan.
5. Ditentukan nama batuan tersebut.
6. Ditentukan genesa batuan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mengalami pendinginan atau penurunan suhu kemudian mengeras melalui
proses kristalisasi baik diatas pemukaan(batuan ekstrusif) atapun dibawah
permukaan (batuan intrusif). Berdasarkan teksturnya, batuan beku dibagi
menjadi dua macam yaitu batuan beku vulkanik dan batuan beku plutonik.
Perbedaan dari kedua batuan tersebut terdapat pada waktu pembekuannya.
Batuan beku vulkanik biasanya lebih cepat mengalami pembekuan
dibandingkan batuan beku plutonik.Mineral penyusun batuan beku vulkanik
biasanya lebih kecil dibandingkan dengan mineral penyusun batuan beku
plutonik. Contoh batuan beku vulkanik yaitu basalt, andesit, dan dacite.
Sedangkan batuan beku plutonik yaitu gabro, diorit, dan granit.Batuan beku ini
dapat terbentuk dari magma yang keluar dari proses meletusnya gunung api.
Magma itu sendiri berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik dimantel ataupun dikerak bumi. Biasanya, proses pelelehan
dapat terjadi karena salah satu dari proses – proses contohnya penurunan
tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi (Asikin. 1978).
Batuan beku berasal dari hasil pendinginan dan pembekuan magma,
dimana magma ini Merupakann suatu lelehan pijar yang terdiri dari zat-zat
yang mobil yang panas bersuhu antara 9000-12000 terbentuk secara alamiah
yang Merupakann senyawa silikat dan magma juga mengandung gas. Sistem
yang paling berguna dan signifikan dalam pengklasifikasian batuan beku,
didasarkan oleh dua kriteria yaitu: komposisi dan tekstur. Pentingnya kriteria
tersebut tidak hanya terletak pada kegunaan untuk mendeskripsikan batuan
sehingga bisa dibedakan dengan batuan tipe lain, tetapi juga penting dalam
pengertian umum. Pada komposisi mineral terdapat petunjuk-petunjuk penting
mengenai sifat dasar magma, dan tekstur menunjukkan
sejarah pendinginan.Kira-kira 99% dari dari sebagian besar batuan beku
tersusun hanya dari 8 elemen, yaitu oksigen, kalsium, alumunium, silikon,
sodium, magnesium, dan potassium. Sebagian besar dari elemen terebut masuk
ke dalam struktur kristal pembentuk batu silikat dan membentuk feldspar,
amphibole, kuarsa, mika, piroksen, olivine, dan amphibole. Keenam mineral ini
terdapat pada 95% volume dari semua batuan-batuan beku dan yang terpenting
adalah untuk mempelajari klasifikasi dan asal batuan beku (Badglay. 1959).
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari
mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula
mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di
alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih
dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna
batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang
menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu Batuan beku,
sedimen dan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui
hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu.
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya (Billings. 1977).
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk
jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga
batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).contoh :
Granit, Granodiorit, dan Gabro. b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk
pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung
relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna
dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik.
Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir. c. Batuan beku luar
(ekstrusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat
cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini
dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung (Compton. 1962).
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama
yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkandung dan berdasarkan susunan mineralnya. Pembagian yang
berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari batuan beku dapat dibagi atas
batuan ekstrusi dan batuan intrusi. Batuan ekstrusi terdiri dari semua material
yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah
permukaan laut material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk
padat atau suatu larutan yang kental dan panas yang disebut lava. Magma yang
mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api
sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku
luar (Graha. 1987).
Magma adalah bahan utama pembentuk batuan beku.Magma disusun ol
eh bahan yang berupa gas, serta bukan gas yangumumnya terdiri dari Si, O, Fe,
Al, Ca, K, Mg, Na, dan minor element seperti V, Sr, Rb, dan lain-lain. Magma
terdapat dalam rongga di dalam bumi yang disebut dapur magma. Karena
magma relatif lebih ringan dari batuan yang ada di sekitarnya, maka magma
selalu bergerak naik ke atas. Gerakan dari magma keatas ini kadang-kadang
disertai oleh tekanan yang besar dari magma itu sendiri atau
dari tekanan disekitar dapur magma yang menyebabkan terjadinya erupsi
gunung api. Erupsi gunung api terkadang hanya menghasilkan lelehan lava
namun dapat pula disertai oleh letusan yang hebat (eksplosif) (Alfonsus
simalango,1986).
Magmatisme merupakan suatu proses kompleks yang terjadi karena
aktifitas arus konveksi, yang menyebabkan terjadinya pergerakan tektonisme
lempeng-lempeng di bumi. Dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut,
didapatkan suatu setting tektonik yang menghasilkan magma yang berbeda-
beda, baik secara komposisi maupun sifatnya. Tektonik Lempeng berperan
besar dalam mengontrol terjadinya magmatisme, hidrotermal, dan volkanisme
pada lapisan kerak bumi. Sebagian besar proses pembentukan mineralisasi
sangat terkait dengan proses magmatisme dan hidrotermal atau pembentukan
batuan, oleh karena itu sangat penting memahami lempeng tektonik, sebagai
dasar untuk memahami adanya mineralisasi (Twiss. 1992).
Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi.
Batuan beku menutupi permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki
peranan bagi manusia, karena batuan beku adalah salah satu aspek
pembentuk lempeng. Selain itu, di dalam batuan beku sering ditemukan adanya
bijih- bijih timah, uranium, platinum atau kromium. Dimana bijih tersebut
banyak dipakai manusia untuk keperluan sehari- hari. Seperti timah yang
dipakai sebagai peluru, platinum sebagai salah satu logam mulia yang bernilai,
kromium dipakai sebagai bagian dari pelapis kendaraan, dan uranium sebagai
salah satu bahan pembuatan bom atom (Wilson. 1989.)
3.2 Pembahasan
Pada praktikum petrologi kali ini membahas mengenai batuan beku
pertama kali praktikan diberi penjelasan mengenai batuan beku.Batuan beku
adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan atau
penurunan suhu kemudian mengeras melalui proses kristalisasi baik diatas
pemukaan(batuan ekstrusif) atapun dibawah permukaan (batuan intrusif).
Berdasarkan teksturnya, batuan beku dibagi menjadi dua macam yaitu batuan
beku vulkanik dan batuan beku plutonik. Perbedaan dari kedua batuan
tersebut terdapat pada waktu pembekuannya. Batuan beku vulkanik biasanya
lebih cepat mengalami pembekuan dibandingkan batuan beku plutonik.Mineral
penyusun batuan beku vulkanik biasanya lebih kecil dibandingkan dengan
mineral penyusun batuan beku plutonik.
Pendeskripsian batuan beku didasarkan atas beberapa hal yaitu
berdasarkan warna dari batuan tersebut yang terbagi atas warna segar dan
warna lapuk. Kemudian, berdasarkan jenis batuan apakah batuan tersebut
Merupakann batuan vulkanik atau batuan plutonik. Selanjutnya berdasarkan
struktur yang Merupakann bentuk batuan beku dalam skala besar yang terdiri
atas struktur Masif (tidak adanya fragmen batuan lain), Pillow Lava (masa
berbentuk bantal dengan jarak berdekan dank has pada vulkanik bawah laut),
Joint (kekar yang tersusun osecara tegak lurus arah aliran), Vesikuler (adanya
lubang-lubang gas), Skoria (adanya lubang gas yang lebih banyak dari
vesikuler), Amigdaloidal (lubang gasnya terisi mineral sekunder), Xenolith
(fragmen batuan yang masuk ke dalam batuan beku) dan Autobreccia (struktur
yang memperlihatlkan fragmen lava)
Dalam praktikum kali ini ada lima belas sampel batuan beku yang di
deskripsikan,deskripsi yang pertama yaitu warna batuan yang terdiri attas
warna segar dan warna lapuk,Jenis batuan yaitu batuan plutonik dan batuan
vulkanik.struktur pada batuan beku pada praktikum kali ini ada tiga yaitu
masif,vesikuler,scoria.selain itu ada juga beberapa sifat fisik pada batuan yang
diamati seperti derajat kristalisasi,granulitas,relasi,komposisi mineral dan
genesa dari batuan tersebut.
Pada sampel yang pertama, batuan ini memiliki warna fresh yaitu hitam
dan memiliki warna lapuk yaitu coklat. Batuan ini termasuk kedalam batuan
beku plutonik yang berarti terbentuk dalam permukaan bumi. Struktur batuan
ini masif karena pengamatan hanya dilakukan di laboratorium melalui sampel
yang ada dan tidak secara langsung dalam sampel batuan ini juga tidak
ditemukan adanya lubang-lubang gas.Derajat kristalisasi yaitu holokristalin
dimana berarti batuan ini batuan tersusun atas massa kristal seluruhnya.
Granularitas dari batuan ini adalah fanerik yang berarti kristalnya besar dan
kasar. Relasi dari batuan ini adalah equigranular dimana memiliki arti
mineralnya relative seragam dan teratur. Komposisi mineral dari batuan ini
adalahkuarsa dan biotit. Dari deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa batuan
ini adalah batuan granodiorit. Granodiorit adalah batuan beku plutonik yang
terjadi dari pembekuan magma yang bersifat basa.

Plagioklas
Biotit

Hornblande
Kuarsa

Pada sampel yang kedua, batuan ini memiliki warna fresh yaitu abu-abu
dan memiliki warna lapuk yaitu coklat. Batuan ini termasuk kedalam batuan
beku vulkanik yang berarti terbentuk diluar permukaan bumi. Struktur batuan
ini masif karena pengamatan hanya dilakukan di laboratorium melalui sampel
yang ada dan tidak secara langsung. Batuan memiliki derajat kristalisasi yaitu
hipokristalin dimana berarti batuan ini batuan tersusun atas massa kristal dan
sebagian massa gelas. Granularitas dari batuan ini adalah afanitik yang berarti
kristalnya lembut atau halus. Relasi dari batuan ini adalah equigranular
dimana memiliki arti mineralnya relative seragam. Komposisi mineral dari
batuan ini adalah biotit, plagioklas, dan kuarsa. Dari deskripsi diatas dapat
disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan andesit. Andesit terbentuk secara
ekstrusif yang artinya terbentuk di permukaan bumi.Sampel batuan yang ketiga
juga batuan andesit ,yang membedakan keduanya adalah warna pada
batuannya.

Plagioklas

Biotit

Hornblande

Pada sampel batuan batuan yang keempat yaitu batuan granit batuan
granit adalah salah satu jenis batuan beku yang memiliki warna cerah,
butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar,
serta sedikit mineral mika dan amfibol.Menurut ilmu petrologi, granit
didefinisikan sebagai batuan beku yang di dalamnya terkandung mineral
kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari kendungan total mineral felseik, serta
mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90 persen dari jumlah seluruh mineral
feldspar. Sedangkan dalam dunia industri, granit diartikan sebagai batuan yang
butiran atau biji- bijiannya dapat dilihat dengan jelas dan mempunyai
kepadatan yang lebih keras dari marmer.

Plagioklas
Kuarsa

Biotit
Hornblande

Sampel batuan yang kelima yaitu diorit batuan ini memiliki warna fresh
yaitu abu-abu dan memiliki warna lapuk yaitu hitam. Batuan ini termasuk
kedalam batuan beku plutonik yang berarti terbentuk dalam permukaan bumi.
Struktur batuan ini masif karena pengamatan hanya dilakukan di laboratorium
melalui sampel yang ada dan tidak secara langsung. Batuan memiliki derajat
kristalisasi yaitu holokristalin dimana berarti batuan ini batuan tersusun atas
massa kristal seluruhnya. Granularitas dari batuan ini adalah fanerik yang
berarti kristalnya besar dan kasar. Relasi dari batuan ini adalah equigranular
dimana memiliki arti mineralnya relative seragam. Komposisi mineral dari
batuan ini adalah hornblende, biotit, piroksen dan kuarsa. Dari deskripsi diatas
dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan diorite. Diorite terdapat
stock, dike, sill, dengan sebagian beasosiasi terbentuk secara intrusif.
Piroksen
n

Biotit Kuarsa

Hornbland
e fresh yaitu
Batuan yang keenam yaitu andesit batuan ini memiliki warna
abu-abu dan memiliki warna lapuk yaitu coklat. Batuan ini termasuk kedalam
batuan beku vulkanik yang berarti terbentuk diluar permukaan bumi. Struktur
batuan ini masif karena pengamatan hanya dilakukan di laboratorium melalui
sampel yang ada dan tidak secara langsung. Batuan memiliki derajat
kristalisasi yaitu hipokristalin dimana berarti batuan ini batuan tersusun atas
massa kristal dan sebagian massa gelas. Granularitas dari batuan ini adalah
afanitik yang berarti kristalnya lembut atau halus. Relasi dari batuan ini
adalah equigranular dimana memiliki arti mineralnya relative seragam.
Komposisi mineral dari batuan ini adalah biotit, plagioklas, dan kuarsa. Dari
deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah batuan andesit.
Andesit terbentuk secara ekstrusif yang artinya terbentuk di permukaan bumi.

Plagioklas

Hornblande

Biotit

Sampel batuan yang ketujuh yaitu granit batuan granit adalah salah
satu jenis batuan beku yang memiliki warna cerah, butirannya kasar, tersusun
dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar, serta sedikit mineral mika
dan amfibol.Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan sebagai batuan beku
yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari
kendungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90
persen dari jumlah seluruh mineral feldspar. Sedangkan dalam dunia industri,
granit diartikan sebagai batuan yang butiran atau biji- bijiannya dapat dilihat
dengan jelas dan mempunyai kepadatan yang lebih keras dari marmer.

Orthoklas Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang kedelapan yaitu basalt Batu basal merupakan salah
satu jenis batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma di permukaan
bumi yang bersifat basa. Pengertian lain dari batu basal adalah batuan beku
ekstrusif yang memiliki butiran kristal halus, warna gelap dan mempunyai
komposisi utama berupa mineral olivin. Sedangkan pengertian batu basal
menurut ahli adalah batuan beku aphanitic yang mempunyai kandungan
kuarsa tidak lebih dari 20 persen, kadar feldspathoid kurang dari 10 persen dan
prosentase mineral felspar dalam bentuk plagioklas sebesar 65 persen.

Kuarsa

Biotit

Plagioklas

Sampel batuan yang kesembilan yaitu granodiorit batuan ini memiliki


warna fresh yaitu hitam dan memiliki warna lapuk yaitu coklat. Batuan ini
termasuk kedalam batuan beku plutonik yang berarti terbentuk dalam
permukaan bumi. Struktur batuan ini masif karena pengamatan hanya
dilakukan di laboratorium melalui sampel yang ada dan tidak secara langsung
dalam sampel batuan ini juga tidak ditemukan adanya lubang-lubang
gas.Derajat kristalisasi yaitu holokristalin dimana berarti batuan ini batuan
tersusun atas massa kristal seluruhnya. Granularitas dari batuan ini adalah
fanerik yang berarti kristalnya besar dan kasar. Relasi dari batuan ini adalah
equigranular dimana memiliki arti mineralnya relative seragam dan teratur.
Komposisi mineral dari batuan ini adalahkuarsa dan biotit.

Plagioklas
Hornblande

Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang kesepuluh adalah granit batuan granit adalah salah
satu jenis batuan beku yang memiliki warna cerah, butirannya kasar, tersusun
dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar, serta sedikit mineral mika
dan amfibol.Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan sebagai batuan beku
yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari
kendungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90
persen dari jumlah seluruh mineral feldspar. Sedangkan dalam dunia industri,
granit diartikan sebagai batuan yang butiran atau biji- bijiannya dapat dilihat
dengan jelas dan mempunyai kepadatan yang lebih keras dari marmer.

Orthoklas Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang kesebelas yaitu andesit porfiritik Andesit banyak


terdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai intrusi, seperti sebagai dike
dan gunungapi di Jawa umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan andesit
biasanya porfiritik dengan fenokris yang euhedral, sedangkan masa dasar
biasanya mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan
diorit. Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh
dari magma asal. Batuan andesit, terlihat ukuran kristal tidak sama besarnya
ada yang halus dan ada yang kasar, tekstur demikian disebut porfiritik. Mineral
yang berukuran kasar atau biasa disebut fenokris terdiri dari plagioklas dari
jenis andesit dan hornblende. Sedangkan sebagai masa dasar ialah mikrolit
plagioklas, hornblende, bijih dan serisit. Batuan afanitik dari kelompok gabro
disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk sebagai lava pada saat sekarang.

Plagioklas

Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang kedua belas yaitu granodiorit batuan ini memiliki
warna fresh yaitu hitam dan memiliki warna lapuk yaitu coklat. Batuan ini
termasuk kedalam batuan beku plutonik yang berarti terbentuk dalam
permukaan bumi. Struktur batuan ini masif karena pengamatan hanya
dilakukan di laboratorium melalui sampel yang ada dan tidak secara langsung
dalam sampel batuan ini juga tidak ditemukan adanya lubang-lubang
gas.Derajat kristalisasi yaitu holokristalin dimana berarti batuan ini batuan
tersusun atas massa kristal seluruhnya. Granularitas dari batuan ini adalah
fanerik yang berarti kristalnya besar dan kasar. Relasi dari batuan ini adalah
equigranular dimana memiliki arti mineralnya relative seragam dan teratur.
Komposisi mineral dari batuan ini adalahkuarsa dan biotit.

Plagioklas
Hornblande

Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang ketiga belas yaitu granit batuan granit adalah salah
satu jenis batuan beku yang memiliki warna cerah, butirannya kasar, tersusun
dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar, serta sedikit mineral mika
dan amfibol.Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan sebagai batuan beku
yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari
kendungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90
persen dari jumlah seluruh mineral feldspar. Sedangkan dalam dunia industri,
granit diartikan sebagai batuan yang butiran atau biji- bijiannya dapat dilihat
dengan jelas dan mempunyai kepadatan yang lebih keras dari marmer.

Plagioklas
Hornblande

Kuarsa

Biotit

Sampel batuan yang keempat belas yaitu basalt merupakan salah satu
jenis batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma di permukaan bumi
yang bersifat basa. Pengertian lain dari batu basal adalah batuan beku ekstrusif
yang memiliki butiran kristal halus, warna gelap dan mempunyai komposisi
utama berupa mineral olivin. Sedangkan pengertian batu basal menurut ahli
adalah batuan beku aphanitic yang mempunyai kandungan kuarsa tidak lebih
dari 20 persen, kadar feldspathoid kurang dari 10 persen dan prosentase
mineral felspar dalam bentuk plagioklas sebesar 65 persen.Sampel batuan yang
terakhir juga merupakan batuan basalt sehingga sifat fisik yang diamati hamper
sama dengan sampel batuan sebelumnya.

Hornblande
Plagioklas
Biotit

Mengetahui sifat fisik dari batuan,baik dari segi tekstur,struktur


ataupun warna dari batuan sangatlah penting untuk mendeskripsikan suatu
batuan.Dengan mendeskripsi suatu batuan kita dapat mengklasifikasikan
suatu batuan beku,Selain itu dengan mempelajari sifat dari suatu batuan beku
kita dapat mengetahui mineral ekonomis apa saja yang terkandung dalm suatu
batuan.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mengalami pendinginan atau penurunan suhu kemudian mengeras
melalui proses kristalisasi baik diatas pemukaan(batuan ekstrusif) atapun
dibawah permukaan (batuan intrusif).
2. Batuan dideskripsikan berdasarkan warna, jenis batuan, struktur, tekstur
yang terbagi atas; derajat kristalisasi, derajat granularitas, dan relasi.
Batuan juga dideskripsikan berdasarkan komposisi mineral, kemudian
dapat ditentukan nama dari batuan serta genesanya.
3. Komposisi mineral pada batuan beku terbagi atas mineral utama, mineral
sekunder, dan mineral tambahan.Mineral pada batuan beku
beragam,tergantung pada proses pembentukan batuan dan mineralnya.

DAFTAR PUSTAKA
Alfonsus simalango,1986, The Geology and Geothermal Activity of TheEeast
African Rift System, Kenya.
Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur, Departemen Teknik
Geologi ITB. Bandung
Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book
Company. New Delhi.
Billings, M.P. 1977. Struktur Geologi. Third Edition, and Pretice Hail Of India.
New Delhi.
Compton, Robert. R. 1962. Manual Of Field Geologi. John Wiley and Sons, Inc.
New York.
Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung.
Twiss,R.J.1992.Structural geology,Freeman and company.New york.
Wilson, M. 1989. Igneous Petro-genesis. Unwin Hyman: London

Anda mungkin juga menyukai