Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PENANGGULANGAN BENCANA

No. Dokumen :
D / GADAR / / 05 /2017
No. Revisi :
KAK
Tanggal terbit :
01 – 05 – 2017
Halaman : 1 / 6
Kepala UPT. Puskesmas
Jatinom
Puskesmas
Jatinom
dr. Efy Kusumawati, MKes
NIP. 19680416 199703 2 003

KERANGKA ACUAN PENANGGULANGAN BENCANA


PUSKESMAS JATINOM KAB. KLATEN

I. PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.

II. LATAR BELAKANG


Bencana bisa terjadi dimana saja, baik di dalam Puskesmas maupun di luar
puskesmas, merupakan suatu potensi ataupun suatu resiko yang harus kita
terima. Hal ini bisa terjadi karena faktor alam, yang disebut bencana alam, serta
bencana industri, yang disebabkan karena human error, atau kecelakaan
karena sifat bahan / material yang diolah dan sifat pekerjaan yang mengandung
sumber bahaya.
Bencana terjadi setiap saat, dengan rangkaian mata rantai terakhir berupa
kerugian moril, materiil, begitu juga banyaknya korban akibat bencana tersebut.
Kehilangan anggota keluarga, kehilangan sumber pencaharian, kehilangan
rumah, mobil, bahkan kehilangan nyawa, belum lagi gangguan psikologis akibat
trauma yang ditimbulkan bencana tersebut. Untuk dapat mengurangi jumlah
korban jiwa manusia akibat bencana ini perlu adanya usaha pertolongan medik
darurat (pra-puskesmas dan atau di puskesmas) yang melibatkan berbagai
unsur kesehatan dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta secara
terpadu dan terintegrasi. Sehingga diperlukan adanya suatu upaya
kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam memberikan pertolongan medik
darurat terutama di puskesmas (Hospital disaster Planning).
Berdasarkan perhitungan HVA (Hazard and Vulnerability Analysis) yang telah
dilakukan tim penanggulangan bencana, resiko-resiko yang teridentifikasi dapat
terjadi terdiri atas bencana yang berasal dari luar puskesmas dan bencana yang
berasal dari dalam Puskesmas Jatinom adalah Gempa bumi,angin kencang,
gunung meletus, tanah longsor, keracunan dan kecelakaan lalu lintas. Hal
ini dapat kita maklumi karena Kecamatan Jatinom memiliki wilayah geografis
yang berada tepat di sebelah timur Gunung Merapi memiliki potensi bencana
gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor. Kultur masyarakat Kecamatan
Jatinom masih mengedepankan gotong royong dalam hubungan sosial
kemasyarakatan yang kental dalam berbagai acara kemasyarakatan
melibatkan banyak warga sekaligus berpotensi menimbulkan kejadian
keracunan. Kecamatan Jatinom juga merupakan wilayah yang dilewati jalan
yang padat menghubungkan kabupaten Klaten menuju Kabupaten Boyolali
sehingga memiliki jalur lalu lintas yang sangat padat dan berpotensi terja di
kecelakaan lalu lintas. Hal ini membuat Puskesmas Jatinom harus bersiap diri
menghadapi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Dalam usaha efektivitas pelaksanaan penanggulangan bencana tersebut maka
dengan ini di susun buku Pedoman Penanggulangan Bencana yang
diberlakukan di Puskesmas Jatinom Kabupaten Klaten.

III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA

6/6
1. Kepala puskesmas
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Dinas Kesehatan

Bertanggung Jawab untuk Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan


korban bencana di puskesmas

TUGAS:

a. Memberi arahan kepada Komandan Bencana untuk pengelolaan


penanganan korban
b. Melaporkan proses penanganan bencana kepada kepala dinas
kesehatan
c. Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua medical support
dan ketua management support
d. Memberikan informasi terkait proses penangan bencana kepada pihak
lain di luar puskesmas
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana puskesmas

2. Kepala TU / Komandan Bencana


Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Puskesmas

Bertanggung jawab Untuk : Mengkoordinir pelaksanaan Pelayanan Medis,


Keuangan,SDM, Logistik dan Operasional, dan Penunjang Medik

TUGAS

a. Merencanakan dan mengendalikan pelayanan medis dan non medis


b. Memberikan laporan kepada Kepala Puskesmas terkait proses tersebut
diatas.
c. Menindaklanjuti upaya permintaan bantuan oleh Kepala Puskesmas
d. Memastikan proses penanganan korban dan sumber pendukungnya
terlaksana dan tersedia sesuai kebutuhan.
e. Melakukan koordinasi kerja kepada instansi lain dan puskesmas jejaring

3/6
IV. TUJUAN
1. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi,baik
dari dalam maupun dari luar Puskesmas Jatinom yang mengenai
pegawai, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
2. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja
pada saat terjadinya bencana
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam
penanggulangan kegawat daruratan dan bencana.

V. KEGIATAN IDENTIFIKASI

Bencana dari luar maupun dari dalam puskesmas akan mendatangkan korban
yang bersifat massal, karenanya berdasarkan jumlah korban yang datang
bencana dengan korban massal dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
a. Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang saja.
b. Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5 – 10 orang
c. Siaga 1 : korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini ditentukan oleh dokter yang bertugas pada saat itu, yang
selanjutnya dilaporkan kepada ketua tim penanggulangan bencana Puskesmas
Jatinom.
Tatacara penilaian awal, dipergunakan dalam prosedur kegawatdaruratan rutin
yang dapat diadaptasi untuk kecelakaan-kecelakaan besar. Triase adalah
tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat label
tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan /
penanganan sesuai dengan kebutuhan
Triase dipimpin oleh dokter bersama perawat. Penanggulangan awal penderita
dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan dari ruangan lain yang
dimobilisasikan.
Korban dikelompokkan dalam 5 kondisi kesehatan dan diberi label sebagai berikut
:
a. Label Hijau
Penderita yang tidak mengalami luka dan bila dibiarkan tidak berbahaya.
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan :
- Fraktur minor Luka minor,

6/6
- luka bakar minor
b. Label Kuning
Korban dengan cidera berat yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemudian dapat dipulangkan atau dirawat di puskesmas atau dirujuk ke rumah
sakit, termasuk dalam kategori ini :
- Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
- Fraktur disable
- Luka bakar luas
- Gangguan kesadaran / trauma kepala
c. Label Biru
Penderita yang trauma kepala berat dan pendarahan dalam rongga perut.
d. Label Merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu
tindakan operasi. Penderita yang memerlukan tindakan cepat, live saving
sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian Dengan kemungkinan
harapan hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan puskesmas atau
rujuk ke puskesmas lain, termasuk dalam kategori ini :
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernapasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal missal
e. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Pada label dituliskan : nama korban,
umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila korban tidak dikenal ditulis “tidak
dikenal”.

VI. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan dilakukan bila terjadi bencana oleh TIM SIAGA BENCANA yang
Siap 24 jam, serta tim IGD Puskesmas Jatinom

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN


Informasi cepat tentang jumlah/beratnya korban harus segera di dapat dalam
2 s/d 4 jama. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh ketua tim

5/6
penanggulangan bencana dan selanjutnya dibuat laporan untuk disampaikan
kepada kepala puskesmas.

VIII. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Menyiapkan konsep perencanaan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penilaian hasil kerja Tim secara
berkala.
3. Bersama tim lain berkoordinasi guna mengiventarisasi permasalahan yang
ada yang berhubungan dengan kebencanaan dan potensi musibah sekaligus
rencana kegiatan kepada sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
(PE) serta menyusun laporan tindak lanjut untuk penyelesaian masalah.
4. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun
tertulis sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas Tim.

6/6

Anda mungkin juga menyukai