KAK Penanggulangan Bencana
KAK Penanggulangan Bencana
PENANGGULANGAN BENCANA
No. Dokumen :
D / GADAR / / 05 /2017
No. Revisi :
KAK
Tanggal terbit :
01 – 05 – 2017
Halaman : 1 / 6
Kepala UPT. Puskesmas
Jatinom
Puskesmas
Jatinom
dr. Efy Kusumawati, MKes
NIP. 19680416 199703 2 003
I. PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
6/6
1. Kepala puskesmas
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Dinas Kesehatan
TUGAS:
TUGAS
3/6
IV. TUJUAN
1. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi,baik
dari dalam maupun dari luar Puskesmas Jatinom yang mengenai
pegawai, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
2. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja
pada saat terjadinya bencana
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam
penanggulangan kegawat daruratan dan bencana.
V. KEGIATAN IDENTIFIKASI
Bencana dari luar maupun dari dalam puskesmas akan mendatangkan korban
yang bersifat massal, karenanya berdasarkan jumlah korban yang datang
bencana dengan korban massal dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
a. Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang saja.
b. Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5 – 10 orang
c. Siaga 1 : korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini ditentukan oleh dokter yang bertugas pada saat itu, yang
selanjutnya dilaporkan kepada ketua tim penanggulangan bencana Puskesmas
Jatinom.
Tatacara penilaian awal, dipergunakan dalam prosedur kegawatdaruratan rutin
yang dapat diadaptasi untuk kecelakaan-kecelakaan besar. Triase adalah
tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat label
tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan /
penanganan sesuai dengan kebutuhan
Triase dipimpin oleh dokter bersama perawat. Penanggulangan awal penderita
dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan dari ruangan lain yang
dimobilisasikan.
Korban dikelompokkan dalam 5 kondisi kesehatan dan diberi label sebagai berikut
:
a. Label Hijau
Penderita yang tidak mengalami luka dan bila dibiarkan tidak berbahaya.
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan :
- Fraktur minor Luka minor,
6/6
- luka bakar minor
b. Label Kuning
Korban dengan cidera berat yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemudian dapat dipulangkan atau dirawat di puskesmas atau dirujuk ke rumah
sakit, termasuk dalam kategori ini :
- Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
- Fraktur disable
- Luka bakar luas
- Gangguan kesadaran / trauma kepala
c. Label Biru
Penderita yang trauma kepala berat dan pendarahan dalam rongga perut.
d. Label Merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu
tindakan operasi. Penderita yang memerlukan tindakan cepat, live saving
sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian Dengan kemungkinan
harapan hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan puskesmas atau
rujuk ke puskesmas lain, termasuk dalam kategori ini :
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernapasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal missal
e. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Pada label dituliskan : nama korban,
umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila korban tidak dikenal ditulis “tidak
dikenal”.
5/6
penanggulangan bencana dan selanjutnya dibuat laporan untuk disampaikan
kepada kepala puskesmas.
6/6