Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/314949459

PENENTUAN ALIRAN FLUIDA DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN


NAVIER- STOKES DAN BANTUAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Conference Paper · November 2016

CITATIONS READS

0 5,605

4 authors, including:

Juniastel Rajagukguk
State University of Medan
30 PUBLICATIONS   39 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Synthesis of nanoparticles Fe 3 O 4 /PEG/PPy-based on natural iron sand View project

All content following this page was uploaded by Juniastel Rajagukguk on 14 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

PENENTUAN ALIRAN FLUIDA DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN


NAVIER- STOKES DAN BANTUAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Maria Ulfah Handayani1, Zahrani Dalimunthe2, Rika Sari Indah3, Juniastel Rajagukguk4
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Medan
*Email: ulfah240912@gmail.com

Abstrak: Dinamika fluida memberikan Gambaran tentang gerak flluida dalam batas ruang tertentu Fluida
tidak mampu menahan tegangan geser pada saat fluida dalam keadaan diam. Persamaan dasar aliran fluida
secara matematisadalahpersamaan Navier Stokes. Persamaan Navier Stokes menjelaskan pergerakan dari
suatu fluida seperti cair dan gas, dan merupakan bentuk difrensial dari hukum kedua Newton.Penurunan
persamaan Navier Stokes, diselesaikan dengan cara menstubtitusi tegangan normal dan tegangan geser pada
gaya- gaya yang bekerja pada elemen fluida hasilnya disubstitusikan pada persamaan kontinutas dan
𝑑𝑣
viskositas kinematik sehingga diperoleh persamaan Navier Stokes untuk kekentalan momentum yaitu =
𝑑𝑡
1
𝛻𝑝 + 𝑣(𝛻 2 𝑣) − 𝑔𝑘̂ . Persamaan ini berlaku untuk fluida dengan viskositas tidak sama dengan nol.
𝜌

Kata kunci:Aliran fluida, Persamaan Navier Stokes, Diferensial

PENDAHULUAN
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir dapat berupa cairan atau gas. Salah satu cabang ilmu
fisika yang membahas tentang fluida adalah dinamika fluida. Dinamika fluida memberi Gambaran
tentang gerak fluida dalam batas ruang tertentu. Salah satu contoh fluida adalah air. Aliran air yang
ada di alam ini memiliki bentuk beragam, karena berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk
permukaan tempat mengalirnya air juga akibat arah arus yang tidak mudah untuk diGambarkan.
Untuk dapat menjelaskan tentang gerak fluida maka gerak ini lebih dahulu harus dapat diketahui
semua persamaan diferensial yang dapat diselesaikan secara analitik maupun numerik. Persamaan
dasar yang dibutuhkan adalah persamaan kontinuitas dan persamaan gerak yang berkaitan dengan
hukum Newton II.
KAJIAN TEORI
Aliran Fluida
Dalam mekanika fluida, maka aliran fluida dapat dibagi menjdi 3 jenis, yaitu:

aliran laminer, aliran turbulen, dan aliran transisi.

Aliran Laminer
Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur denganmembentuk garis
lintasan kontiniu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer juga dapat terjadi apabila kecepatan
aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cairmempunyai kekentalan besar.
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-laminadengan satu
lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositasberfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan.

Gambar 1. Aliran Laminer

2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen terjadi apabila pergerakan dari partikel- partikel fluida sangat tidakmenentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yangmengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yangterjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehinggamenghasilkan kerugian-kerugian aliran.

1753
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Gambar 2.Aliran Turbulen

Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen (Kodoatie,R,J. 2002)

Persamaan-Persamaan Diferensial Aliran Fluida


Persamaan dasar aliran yang telah dinyatakan didalam bentuk matematis untuksuatu volume kontrol
sembarang, juga dapat dinyatakan di dalam bentuk matematisuntuk jenis volume kontrol yang
istimewa, elemen difrensial. Persamaan-persamaandifrensial aliran fluida ini menyediakan cara untuk
menentukan variasi titik-per-titikproperti fluida.

Viskositas (kekentalan) fluida besarnya dapat ditentukan melalui pengukurun terhadap tingkat
hambatan yang ditimbulkan pada aliran fluida yang bersangkutan. Viskositas merupakan properti dari
semua fluida nyata dan viskositas inilah yang membedakan fluida nyata dengan fluida ideal (fluida tak
berviskositas). Hambatan geser terukur sebagai gaya geser total. Satuan tegangan geser adalah gaya
geser persatu-satuan luas.Viskositas dinamik μ ditunjukkan sebagai perbandingan antara tegangan
geserdan gradien kecepatan. Oleh karena itu dimensinya adalah gaya dikalikan dengan waktu
persatuan luas atau massa persatuan panjang dan waktu.

Dalam sistem SI tentang satuan, tegangan geser diberi satuan N/m2 dan gradient kecepatan dengan
satuan (m/dt)/m. oleh karena itu satuan dari viskositas dinamik adalah sebagai berikut:
𝑁 ⁄𝑚2 𝑘𝑔.𝑑𝑡.𝑚/𝑑𝑡 2 𝑘𝑔
𝜇 = (𝑚⁄ = = (1)
𝑑𝑡 )⁄𝑚 𝑚2 𝑚.𝑑𝑡

Viskositas kinematik (v) didefinisikan sebagai perbandingan antara viskositasdinamik dan rapat
massa:
𝜇
𝑣= (2)
𝜌

Persamaan Navier-Stokes
Persamaan Navier Stokes adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu
fluida seperti cairan dan gas. Persamaan- persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam
momentum (percepatan) partikel- partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal dan
viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier
Stokesmenjelaskan kesetimbangan gaya- gaya yang bekerja pada fluida.
Persamaan umum Navier Stokesuntuk kekekalan momentum adalah:
𝜕𝑣
𝜌 = ∇. 𝑃 + 𝜌𝐹 (3)
𝜕𝑡
𝜌= densitas fluida

𝜕
=derivatif subtantif
𝜕𝑡
𝑣= vektor kecepatan
F = gaya

PEMBAHASAN
Persamaan Navier Stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua Newton tentang gerakan.
Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas dalam medan gravitasi adalah
persamaan Navier Stokes. Ditinjau elemen fluida dengan volume ∆𝑥∆𝑦∆𝑧.
Tegangan permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal (𝜎) dan tegangan geser (𝜏).
Tegangan geser (𝜏) memberikan Gambaran untuk menunjukkan bidang tempat bekerjanya tegangan
geser yang bekerja sesuai dengan arah tegangan geser.
Ditinjau dari elemen fluida berbentuk kubus dengan sisi ∆𝑥, ∆𝑦, 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑧. Massa dari elemen fluida:
𝑚 = 𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝐹 = 𝑚. 𝑎 = (𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧). 𝑎 (4)

1754
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Dengan 𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖̂ + 𝑣𝑦 𝑗̂ + 𝑣𝑧 𝑘̂
𝑣 = vektor kecepatan fluida dengan komponen 𝑣𝑥 ,𝑣𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑧
𝑟 = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂ + 𝑧𝑘̂
𝑟 = vektor posisi dengan komponen x,y,z.
Vektor kecepatan 𝑣 dengan komponennya dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom berikut ini.
𝑣𝑥
𝑣 = (𝑣𝑦 )
𝑣𝑧

Apabila 𝑣𝑥 , 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑧 merupakan fungsi dari x, y, z,t maka fungsi komponen kecepatan ini dapat ditulis
dalam bentuk:
𝑣𝑥 = 𝑣(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.1)
𝑣𝑦 = 𝑣(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.2)
𝑣𝑧 = 𝑣(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.3)
Diferensial total dari persamaan diatas adalah:
𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥
𝑑𝑣𝑥 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡 (6.1)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

(6.2)
𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧
𝑑𝑣𝑦 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧


𝑑𝑣𝑧 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
(6.3)
Jika persamaan (6.1), (6.2), dan (6.3) dibagi dengan 𝑑𝑡 maka dapat diperoleh persamaan berikut:
𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥
𝑎𝑥 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡 (7.1)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧


𝑎𝑦 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡 (7.2)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧


𝑎𝑧 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡 (7.3)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 , dan 𝑎𝑧 persamaan (7.1), (7.2)dan (7.3)tidak lain adalah percepatan dalam arah x, arah y, dan
arah z. Oleh karena itu vektor percepatan dapat ditulis menjadi:

𝑎𝑥
𝑎 = (𝑎𝑦 ) (8)
𝑎𝑧
dengan :
𝑑𝑣𝑥
𝑎𝑥 = (9.1)
𝑑𝑡

𝑑𝑣𝑦
𝑎𝑦 =
𝑑𝑡
(9.2)

𝑑𝑣𝑧
𝑎𝑧 =
𝑑𝑡
(9.3)

Maka pada persamaan (9.1), (9.2), dan (9,3) dapat ditulis kembali:

𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥


𝑎𝑥 = 𝑣𝑥 𝑑𝑥 + 𝑣𝑦 𝑑𝑦 + 𝑣𝑧 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡 (10.1)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑥
𝑎𝑦 = 𝑣𝑥 𝑑𝑥 + 𝑣𝑦 𝑑𝑦 + 𝑣𝑧 𝑑𝑧 + 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
(10.2)
𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑥
𝑎𝑧 = 𝑣𝑥 𝑑𝑥 + 𝑣𝑦 𝑑𝑦 + 𝑣𝑧 𝑑𝑧 + 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
(10.3)
1755
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Persamaan (10.1), (10,2), dan (10,3) dikenal dengan sebutan percepatan total dengan:
𝑑𝑥
𝑣𝑥 = (11,1)
𝑑𝑡

𝑑𝑦
𝑣𝑦 = (11,2)
𝑑𝑡

𝑑𝑧
𝑣𝑧 = (11,3)
𝑑𝑡

Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal dan tegangan geser
dalam arah x, y dan z adalah:
𝜕𝜏𝑥𝑥 𝜕𝜏𝑥𝑦 𝜕𝜏𝑥𝑧
𝐹𝑥 = ( + + ) ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 (12,1)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥

𝜕𝜏𝑦𝑥 𝜕𝜏𝑦𝑦 𝜕𝜏𝑦𝑧


𝐹𝑦 = ( + + ) ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 (12,2)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥

𝜕𝜏𝑧𝑥 𝜕𝜏𝑧𝑦 𝜕𝜏𝑧𝑧


𝐹𝑧 = ( + + ) ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 (12,3)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Maka tegangan geser pada elemen fluida (Newtonian Fluid):
𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑦
𝜏𝑥𝑦 = 𝜇 ( + ) (13.1)
𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧
𝜏𝑦𝑧 = 𝜇 ( + ) (13.2)
𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑧
𝜏𝑥𝑧 = 𝜇 ( + ) (13.3)
𝜕𝑧 𝜕𝑥
dengan
𝜏𝑦𝑥 = 𝜏𝑥𝑦 (14.1)
𝜏𝑧𝑦 = 𝜏𝑦𝑧 (14.2)
𝜏𝑥𝑧 = 𝜏𝑧𝑥 (14.3)

Sedangkan tegangan normal yang bekerja pada elemen untuk fluida Newtonian (Newtonian Fluid)
adalah:
𝜕𝑣𝑥 2 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧
𝜎𝑥 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + ) (15.1)
𝜕𝑥 3 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕𝑣𝑦 2 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧


𝜎𝑦 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + ) (15.2)
𝜕𝑥 3 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕𝑣𝑧 2 𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑧


𝜎𝑧 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + ) (15.3)
𝜕𝑥 3 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Dari persamaan (15.1), (15.2), dan (15.3) untuk fluida bervikositas nilai rata- rata dari jumlah ketiga
tegangan normal tersebut disebut tekanan.
Jika nilai tegangan geser pada persamaan (14.1),(14.2), dan (14.3) dan nilai tegangan normal pada
persamaan dimasukkan (15.1), (15.2), dan (15.3) dimasukkan ke dalam persamaan (12.1), (12.2), dan
(12.3) dan hasilnya disubstitusi ke persamaan kontinuitas. Maka diperoleh persamaan:
𝐹 = (−∇𝑝 + 𝜇∇ ̅2 𝑣 − 𝜌𝑔𝑘̂ )∆𝑥∆𝑦∆𝑧 (16)
𝜇
Apabila vektor gaya F= m. A dan massa 𝑚 = 𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧 serta koefisien viskositas kinematika 𝑣 =
𝜌
dimasukkan ke persamaaan (16) menghasilkan persamaan vektor berikut:
1 2
̅ = − ∇𝑝 + 𝑣(∇̅ 𝑣) − 𝑔𝑘̂
𝑎
𝜌
(17)
Gabungan persamaan (10.1), (10.2) dan (10.3) menghasilkan persamaan vektor berikut:
𝑑𝑣 1 2
̅ 𝑣) − 𝑔𝑘̂
= − ∇𝑝 + 𝑣(∇ (18)
𝑑𝑡 𝜌

Dalam koordinat kartesian untuk kekekalan momentum menggunakan persamaan Navier Stokes
dapat disusun menjadi:
1756
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑥 𝑣𝑧 1 𝜕𝑝 𝜕2 𝑣𝑥 𝜕2 𝑣𝑥 𝜕2 𝑣𝑥


+ + + =− +𝑣( 2 + 2 + )
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜌 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧2
(19.1)

𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝑣𝑦 𝜕𝑣𝑦 𝑣𝑧 1 𝜕𝑝 𝜕2 𝑣𝑦 𝜕2 𝑣𝑦 𝜕2 𝑣𝑦


+ + + =− + 𝑣( 2 + 2 + )
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜌 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧2
(19.2)

𝜕𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑥 𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑦 𝑣𝑧 𝜕𝑣𝑧 𝑣𝑧 1 𝜕𝑝 𝜕2 𝑣𝑧 𝜕2 𝑣𝑧 𝜕2 𝑣𝑧


+ + + =− + 𝑣( 2 + 2 + )−𝑔
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜌 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧2
(19.3)

Persamaan (18), (19.1), (19.2), dan (19.3merupakan persamaan kekekalan momentum yang dikenal
dengan persamaan Navier Stokes. Persaman ini berlaku untuk fluida dengan viskositas tidak sama
dengan nol.

KESIMPULAN
1. Pada keseimbangan gaya- gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal dan
tegangan geser dalam arah x, arah y, dan arah z
2. Persamaaan Navier Stokes untuk kekekalan momentum berlaku untuk fluida dengan viskositas
tidak sama dengan nol.

DAFTAR PUSTAKA
Boas, Mary L.1996, Mathematical Methods In The Physical Science, Canada: DePaul University
Djojodihardjo, Harijono, 1983, Mekanika Fluida, Jakarta: Erlangga.
Kodoatie, R, J, Hidrolika Terapan, Aliran pada saluran terbuka dan Pipa, Yogyakarta: Andi.
Makrup, Lalu, 2001, Dasar-Dasar Analisis Aliran di Sungai dan Muara, Jogjakarta:UI Press.
Munson, R.B, dkk, 2003, Mekanika Fluida, Edisi Keempat, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Nawi, M.W.H, 2001, Kajidaya Bendalir, Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia 81310 Skudai, Johor
Darul Ta’zim.
Streeter, L.V, dkk, 1988, Mekanika Fluida, Edisi Delapan, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Sitorus.H.R dan Anisya.D, 2008, Ringkasan Fisika, Bandung: Yrama Widya.
Sutrisno, 1977,Fisika Dasar,Mekanika, Jilid 1, Bandung: ITB
Victor, L. Steeter Dan E.Benjamin Wylie, 1988, Mekanika Fluida, Edisi Delapan, Jilid 1,
Jakarta:Erlangga.
White, M. Frank, 1986, Mekanika Fluida, Edisi Kedua, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Welty, R. James, 2004, Dasar-Dasar Fenomena Transfort, Volume 1, Transfer Momentum, Edisi ke-
4, Jakarta: Erlangga.
Shuangling Donga,*, Songping Wub. 2015, A modified Navier-Stokes equation for incompressible
fluid flow, Beijing: Procedia Engineering.
Vistarani Arini Tiwow*, Jasruddin Daud Malago. 2015, Penerapan Persamaan Navier-Stokes Untuk
Kasus Aliran Fluida Laminer Pada Pipa Tidak Horizontal, Makassar: Sainsmat.
Manickam Siva Kumar, Pichai Philominathan. 2011, Bringing out Fluids Experiments from
Laboratory
to in Silico—A Journey of Hundred Years, India:Computational Mathematics.
James B. Polly and J. M. McDonough. 2012, Application of the Poor Man’s Navier-Stokes
Equations to Real-Time Control of Fluid Flow, New York: Hindawi Publishing Corporation.
J.Venetis. 2015, On a Modified Form of Navier-Stokes Equations for Three-Dimensional Flows,
NTUA: Hindawi Publishing Corporation.

1757

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai