Pedoman Penyusutan Dan Kerahasian RM
Pedoman Penyusutan Dan Kerahasian RM
10. Tim yang dibentuk selanjutnya melaksanakan pemusnahan dan membuat berita
acara pemusnahan.
11. Berita acara pemusnahan selanjutnya diserahkan kepada Direktur RSU. X untuk
disahkan.
12. Berita acara pemusnahan selanjutnya diserahkan kepada pemilik rumah sakit
dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dan pertinggal di
Instalasi Rekam Medis.
PEDOMAN
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT X
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari Rekam Medis ada dua kategori :
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam Berkas Rekam Medis sebagai hasil
pemeriksaan , pengobatan , observasi atau wawancara dengan pasien. Informasi ini
tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang , karena
menyangkut individu langsung si pasien.Pemberitahuan keadaan sakit si pasien
maupun kepada keluarganya oleh pihak rumah sakit selain dokter yang merawat sama
sekali tidak diperkenankan. Pemberitahuan penyakit kepada pasien / keluarga menjadi
tanggung jawab dokter pasien , pihak lain yang tidak memiliki hak sama sekali.
Sumber hukum bisa dijadikan acuan didalam masalah kerahasiaan suatu informasi
yang menyangkut Rekam Medis pasien dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Bab VII tentang
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Bagian Ketiga Paragraf 4 Pasal 48 :
Ayat (1) : Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran.
Ayat (2) : Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
dan pasal 11 :
Ayat (1) : Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2) : Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi Rekam Medis
secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasien dapat mengetahui tentang keadaan sakitnya melalui dokter dan bahwa pasien
berkewajiban untuk memberikan ijin / kuasa kepada pihak ke 3 yang ingin
mengetahui keadaan sakitnya kecuali berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku namun satu hal , yang harus dilakukan petugas Rekam Medis dalam
menjalankan tugasnya terhadap pembukaan informasi Medis pasien yaitu
melaksanakannya dengan teliti dan hati-hati.
Ketelitian dan sifat hati-hati ini membuat petugas Rekam Medis untuk memperhatikan
:
a. Memastikan secara pasti informasi apa yang kiranya dapat memenuhi kebutuhan
sipenanya , serta hanya informasi itu yang hanya dikirimkan.
b. Bila ada pertanyaan tentang kebenaran atau sah tidaknya tanda tangan pada surat
kuasa pasien di surat ijin , lakukan pengecekan dengan tanda-tanda lain pada saat
pasien dirawat dan surat ijin lainnya yang ada dalam Rekam Medis.
c. Bila tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tentang sah
tidaknya tanda tangan itu , maka orang itu harus mengesahkan tanda tangannya
dinotaris terlebih dahulu. Demikian pula bila terjadi perubahan bila terjadi
perubahan tanda tangan dari masa gadis kemasa nikah ( nona menjadi Nyonya ).
d. Resume pasien cukup digunakan sebagai penjelas informasi yang diinginkan ,
kecuali bila telah ditentukan lebih dari pada itu ( misal seluruh Berkas ).