Proses Pembuatan Baja
Proses Pembuatan Baja
paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain
yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon
pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya
(ductility). Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi
yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan
logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium,
dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering
digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan
Latar Belakang
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula
kebutuhanmanusia. Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang
membuat jalanhanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya
telah berubah,manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas
yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya. Pembangunan
dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung,
jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari
dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai macam
mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam
kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui
jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja
sebagai bahan pembuatan baja .Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah
suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk
melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa
saja yang harus dipenuhi oleh baja
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian baja, sejarah baja, memahami proses pembuatan baja dan
jenis baja.
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
5. Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
6. Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.
2.3 Klasifikasi Baja
Pengklasifikasian baja secara umum beserta penjelasannya menurut “Handbook
of Comparative World Steel Standards” adalah sebagai berikut:
2.3.1 .Baja Karbon (Carbon Steel)
Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon sampai 1,7 %.Penggunaan baja
karbon banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan yang umum.
Pembagian baja karbon adalah sebagai berikut:
a. Low Carbon Steel ( < 0.2 % Carbon )
Baja low carbon biasanya digunakan untuk automobile body panels, tin plate
dan wire product yang membutuhkan keuletan yang tinggi.
b. Medium Carbon Steel ( 0.2 - 0.5 % Carbon )
Baja medium carbon biasanya digunakan dalam kondisi hasil quench dan tempered
dan banyak digunakan sebagai shaft, axle, gear, crankshaft, coupling,dan forging.
c. High Carbon Steel ( > 0.5 % Carbon )
Baja high carbon banyak digunakan pada spring material dan high-strength
wire. Selain pembagian berdasarkan persen kadar karbon di atas, masih terdapat baja karbon
dengan kadar mangan yang tinggi (High Manganese Carbon Steel), yaitu sekitar 1.1-1.4 %
Mn. Baja jenis ini banyak digunakan dalam aplikasi rel kereta api.
2.3.2 Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang akan
mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan membeku, titik cair,
dan sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan kemampuannya. Penambahan
unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih unsur, tergantung
dari karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.
a. Low Alloy Steel ( < 8 % Alloying Element)
Salah satu contoh baja jenis ini yang terkenal adalah HSLA (High Strength lowAlloy)
yang menggunakan paduan Nb, V, Ti, dan Al.
b. High Alloy Steel ( > 8 % Alloying Element)
Penggunaan baja paduan tinggi biasanya bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat baja,
yaitu:
1. Corrosion Resistant (Austenitic dan Duplex)
2. Heat Resistant (Austenitic)
3. Wear Resistant (Manganese Steel)
2.3.3 Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
.Baja tahan karat adalah paduan besi dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa
tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa disebut Stainless Steel.
Komposisi ini membentuk thin protective layer Cr2O3. Proses pembuatan baja tahan
karat terdapat 2 tahap, yaitu pertama menggunakan sistem Electric ArcFurnace (EAF) untuk
melelehkan scrap dan ferro alloy berkarbon tinggi sebagai bahan murah sumber krom, lalu
lelehannya disempurnakan dengan proses yang menggunakan alat Argon Oxygen
Decarburizer (AOD), dengan proses kedua ini akan menghilangkan kandungan Karbon dan
pegotor lainnya
2.4. Penggolongan Stainless Steel
Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima golongan ,penggolongan ini dilakukan
menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :
1. Stainless Steel martensitik
Mempunyai struktur Kristal body centered cubic (BCC) yang menyimpang pada kondisi
yang telah di keraskan. Mempunyai sifat yang dapat di keraskan dan ketahanannya terhadap
korosi hanya pada kondisi lingkungan yang sifat korositnya menengah. Baja Stainless Steel
ini kandungan kromium yang di miliki berkisar antara 10,5% - 18%, dan kandungan karbon
bisa mencapai 1,2%. Kandungan kromium dan karbon yang cukup tinggi menyebabkan bias
terbentuknya struktur martensit setelah proses pemanasan.
Nikel (Ni)
Unsur campuran yang digunakan sebagai bahan dasar untuk beberapa kelompok
dari stainless steel. Nikel memberikan derajat kelenturan yang tinggi (mampu berubah bentuk
tanpa pecah) dan tahan terhadap karat (korosi). Hampir 65% dari semua nikel digunakan pada
pembuatan stainless steel.
Molibedenum (Mo)
Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu yang tinggi, liat,
,kuat dan memperbaiki kekerasan baja,. Baja paduan ini biasa digunakan sebagai bahan untuk
membuat alat-alat potong, misalnya pahat.
Wolfram (W)
Unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan
molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni) dan chromium (Cr). Baja
paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang tinggi, karenanya banyak digunakan
untuk bahan membuat pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS
/Hight Speed Steel).
Vanadium (V)
Penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja menjadi halus,
memperkuat baja dan meningkatkan ketahanan baja terhadap panas. Terlebih bila dicampur
dengan chromium. Baja paduan ini digunakan untuk membuat roda gigi, batang penggerak, dan
sebagainya.
Kobalt (Co)
Kobalt (Co) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan
baja meningkatkan kualitas baja, serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini
banyak digunakan untuk konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang harus tahan panas
dan tahan aus.
2. Proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat kalsium
dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3 ) yang disebut "dolomit". Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar
putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan rnengandung unsur silikon rendah
(sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolah
mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-
unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan
(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 - 5 menit dan proses
oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi.
Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan
oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.
Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair
ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.
2. Kesulitan dalam pengelasan karena disipasi yang cepat panas yang juga dapat
menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan tinggi
BAB V
APLIKASI STAINLESS STEEL
PENDAHULUAN
Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa senyawa oksida,
karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya silikon. Bijih besi diolah
dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku
untuk pembuatan besi cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan (baja (steel). Ketigaa
macam bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik.
Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbonnya secara teoritis
maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7%
sampai 3,5%. Besi tempa adalah baja yang mempunyai kadar karbon rendah.
Dilihat dari kegunaannya maka besi dan baja campuran merupakan tulang punggung
peradaban modern saat ini untuk peralatan transportasi, bangunan, pertanian, dan peralatan
mesin.
Gambar 1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
BAB III
PROSES PELEBURAN BAJA
PENDAHULUAN
Di dalam proses peleburan baja terdiri dari beberapa proses yaitu.
1. Proses konverter
2. Proses martin
3. Proses dapur listrik (untuk baja campuran)
Dimana proses konverter adalah salah satu proses dari dapur baja yang menggunakan
batu bata tahan api yang bersifat asam dan juga batu bata yang bersifat basa. Fungsi dari pada
batu bata tahan api tersebut adalah menahan panas dan mampu sampai lebih dari 1000 derajat
Celcius. Biasa digunakan pada incinerator, cerobong, kiln, dryer, rotary, dll. Batu bata tahan
api seniri diperlukan oleh setiap industri yang dalam pengolahan produksinya mengunakan
Tungku Pembakaran (Furnace), Ketel Uap (boiler), dan Tungku Peleburan.
Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke samping.Sistem
kerja :
1. Dipanaskan dengan kokas sampai + 1500°C)
2. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+ 1/8 dari volume konveror)
3. Kembali ditegakkan
4. Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya.
Proses konvertor :
a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c. Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser.
Henry Bessemer
Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat
asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-
lubang untuk saluran udara. Bejana ini dapat diguling-gulingkan.
Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak mengandung silisium.
Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu baru zat arang yang terbakar. Pada
saat udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan
sehingga isi dapur masih tetap dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak yang terjadi
dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka pada
waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan itu harus ditambahy dalam
bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan
lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi
yang mengandung mangan. Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud
untuk mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya
muatan dituangkan ke dalam panci penuang.
Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang yang
rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam prosesnya
kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali. Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja
Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut
proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam.
Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi
penggaraman.
BAB IV
PROSES PENGOLAHAN BIJIH BESI
PENDAHULUAN
Besi dan baja sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling banyak
penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya
kadar karbon-lah yang membedakan besi dan baja.
Besi dan baja diperoleh dari hasil pengolahan bijih besi menjadi besi kasar untuk selanjutnya
diolah menjadi besi atau baja. Pada uraian ini akan diberikan pemaparan tentang pengolahan
oksida besi atau bijih besi Hematite (70% Fe), Magnetite (72% Fe) dan Limonite (60% Fe)
bijih besi menjadi besi dan baja.
Pada proses ini menggunakan tungku tanur tinggi (blast furnace) dengan porsi 80%
diproduksi dunia. Besi kasar dihasilkan dalam tanur tinggi. Diameter tanur tinggi sekitar 8m
dan tingginya mencapai 60 m. Bahan baku yang terdiri dari campuran bijih, kokas, dan batu
kapur, dinaikkan ke puncak tanur dengan pemuat otomatis, kemudian dimasukkan ke dalam
hopper. Hematit akan dimasukkan ke dalam blast furnace, disertai denganbeberapa bahan
lainnya seperti kokas (coke), batu kapur(limestone), dan udara panas. Bahan baku yang
terdiri dari campuran biji besi, kokas, dan batu kapur, dinaikkan ke puncakblast furnace.
Bahan baku tersebut disusun secara berlapis-lapis.
Setelah bahan-bahan dimasukkan ke dalam blast furnace, lalu udara panas dialirkan
dari dasar tungku dan menyebabkan kokas terbakar sehingga nantinya akan membentuk
karbon monoksida (CO). Reaksi reduksi pun terjadi, yaitu sebagai berikut :
Dengan digunakannya udara panas, dapat dihemat penggunaan kokas sebesar 30%
lebih. Udara dipanaskan dalam pemanas mula yang berbentuk menara silindris, sampai
sekitar 500ºC. Kalor yang diperlukan berasal dari reaksi pembakaran gas karbon monoksida
yang keluar dari tanur. Udara panas tersebut memasuki tanur melalui tuyer yang terletak tepat
di atas pusat pengumpulan besi cair.
Maka didapatlah besi (Fe) yang kita inginkan. Namun besi tersebut masih
mengandung karbon yang cukup banyak yaitu 3% – 4,5%, padahal besi yang paling banyak
digunakan saat ini adalah yang berkadar karbon kurang dari 1% saja. Besi yang mengandung
karbon dengan kadar >4% biasa disebut pig iron.
Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran yang terdapat
dalam bijih-bijih besi dan membentuk terak cair. Terak cair ini lebih ringan dari besi cair dan
terapung diatasnya dan secara berkala akan disadap. Besi cair yang telah bebas dari kotoran-
kotoran dialirkan kedalam cetakan setiap 5 – 6 jam.
Gambar 4.2.1, blast furnace
Terak dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (campuran beton) atau sebagai
bahan isolasi panas. Gas panas dibersihkan dan digunakan untuk pemanas mula udara, untuk
membangkitkan energi atau sebagai media pembakar dapur-dapur lainnya.
Perlu diperhatikan bahwa bijih besi yang akan dimasukkan ke dalam blast
furnaceharuslah digumpalkan terlebih dahulu. Hal tersebut berguna agar aliran udara panas
bisa dengan mudah bergerak melewati celan-celah biji besi dan tentunya akan mempercepat
proses reduksi. Komposisi besi kasar dapat dikendalikan melalui pengaturan kondisi operasi
dan pemilihan susunan campuran bahan baku.
Proses ini didasarkan pada tekanan rendah, udara bergerak berlawanan arus ke bijih oksida
besi pelet padat. Di dalam proses reduksi langsung ini, bijih besi direaksikan dengan gas alam
sehingga terbentuklah butiran besi yang dinamakan besi spons. Besi spons kemudian diolah
lebih lanjut di dalam sebuah tungku yang bernama dapur listrik (Electric Arc Furnace). Di
sini besi spons akan dicampur dengan besi tua (scrap), dan paduan fero untuk diubah menjadi
batangan baja, biasa disebut billet. Proses ini sangat efektif untuk mereduksi oksida-oksida
dan belerang sehingga dapat dimanfaatkan bijih besi berkadar rendah.
Proses reduksi langsung ini salah satunya dipakai oleh P.T. Karakatau Steel. Fungsi dari gas
alam itu sendiri sebenarnya adakalah sebagai gas reduktor, dimana gas alam mengandung CO
dan H2, yang dapat bereaksi dengan bijih menghasilkan besi murni (Fe) berkualitas tinggi.
Keuntungan dari proses reduksi langsung ketimbang blast furnace adalah :
a. Besi spons memiliki kandungan besi lebih tinggi ketimbang pig iron, hasil blast furnace.
b. Zat reduktor menggunakan gas (CO atau H2) yang terkandung dalam gas alam, sehingga
tidak diperlukan kokas yang harganya cukup mahal.
Proses ini dilakukan hanya pada kondisi darurat. Sedangkan pengendalian sifat besi tuang
putih ini tetap dengan metoda pengendalian pendinginan dengan “iron chill” serta komposisi
unsur bahan.
PENGOLAHAN BAJA
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai material pengaloy utama.
Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, begereser
melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas baja.
Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh.
Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan
kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan karbon, bila ada,
tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastik.
Sifat Baja
Klasifikasi Baja
Menurut penggunaannya:
Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima
kelompok baja yaitu:
Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
Baja kualitas biasa
Baja kualitas baik
Baja kualitas tinggi
Pembuatan Baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan
beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
1.proses konvertor
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari
volume konvertor)
Kembali ditegakkan.Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.Setelah 20-25 menit
konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,kemudian dapur
ditutup rapat.Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair.Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur-unsur paduan yang diperlukan
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai material
pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami
teratu dalam lattice, begereser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran
alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras
dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan
kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal
dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan
karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat
dibentuk seccara plastik.
Dan umumnya baja juga menjadi bahan pelapis rompi anti peluru, yang dimana baja menjadi bahan
pelapis bahan inti rompi tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan
perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat
treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa.
Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau
furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi
oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini
dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya
dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan
kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan
metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja
dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa
hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran
dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material
mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi
pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari
serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh
pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi
oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh
penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi,
pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada
furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat
penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih
besi.
Proses pembuatan baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas (
Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
PROSES KONVERTOR
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam
(SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan
SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan
magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2
%, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor
(P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
PROSES SIEMENS MARTIN
menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
1. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
2. sebagai Fundamen/ landasan dapur
3. menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO 2),
besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO 3 + 60 % CaCO3)
PROSES BASIC OXYGEN FURNACE
logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55
m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
Tidak perlu tuyer di bagian bawah
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
Biaya operasi murah
PROSES DAPUR LISTRIK
temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
Temperatur dapat diatur
Efisiensi termis dapur tinggi
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil
PROSES DAPURKOPEL
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm
dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan
terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-
mesin lain.
PROSES DAPUR CAWAN
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
kemudian dapur ditutup rapat.
Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair.
Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur-unsur paduan yang diperlukan
Tentang Besi
Besi adalah logam yang paling luas dan paling banyak penggunaanya. Hal tersebut disebabkan
tiga alasan berikut yaitu:
Besi terdapat di alam dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit (Fe2O3), magnetit
(Fe3¬O4), pirit (FeS2) dan siderit ( FeCO3). Salah satu kelemahan besi adalah mudah
mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai
berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini
terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Adapun bagian dari tanur sembur atau tanur tinggi, sebagai berikut :
a. Bagian puncak yang disebut dengan Hopper, dirancang sedemikian rupa sehingga bahan –
bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap saat.
b. Bagian bawah puncak, mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil – hasil yang berupa
gas.
c. Bagian atas dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa – pipa yang
dihubungkan dengan empat buah tungku dimana udara dipanaskan (sampai suhunya kurang
lebih 1.100o C). udara panas ini disemburkan ke dalam tanur melalui pipa – pipa
tersebut.
d. Bagian dasar tanur, mempunyai dua lubang yang masing – masing digunakan untuk
mengeluarkan besi cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.
a. Bahan – bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui bagian puncak tanur. Bahan tersebut
adalah :
1. Bahan utama yaitu bijih besi yang berupa hematit (Fe2O3 ) yang bercampur dengan pasir
(SiO2) dan oksida – oksida asam yang lain (P2O5 dan Al2O3). Batuan – batuan ini yang akan
direduksi.
2. Bahan – bahan pereduksi yang berupa kokas (karbon).
3. Bahan tambahan yang berupa batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat – zat
pengotor.
b. Udara panas dimasukkan di bagian bawah tanur sehingga menyebabkan kokas terbakar.
Reaksi ini sangat eksoterm (menghasilkan panas), akibatnya panas yang dibebaskan akan
menaikkan suhu bagian bawah tanur sampai mencapai 1.900o C.
c. Gas CO2 yang terbentuk kemudian naik melalui lapisan kokas yang panas dan bereaksi
dengannya lagi membentuk gas CO.
Reaksi kali ini berjalan endoterm (memerlukan panas) sehingga suhu tanur pada bagian
itu menjadi sekitar 1.300o C.
d. Gas CO yang terbentuk dan kokas yang ada siap mereduksi bijih besi (Fe2O3). Reuksi
ini dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Pada bagian atas tanur, Fe2O3 direduksi menjadi Fe3O4 pada suhu 500o C.
2. Pada bagian yang lebih rendah, Fe3O4 yang terbentuk akan direduksi menjadi FeO
pada suhu 850o C.
3. Pada bagian yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi menjadi logam
besi pada suhu 1.000o C.
e. Besi cair yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar tanur.
f. Sementara itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan batu kapur terurai
menurut reaksi:
g. Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk terak (slag)
yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai berikut:
h. Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang memiliki
massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di permukaan dan keluar pada
saluran tersendiri.