Jtptunimus GDL Bramhusain 5189 1 Bab1
Jtptunimus GDL Bramhusain 5189 1 Bab1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang diserang adalah pada usus besar yang mengalami, usus besar atau kolon dalam
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini
menyebabkan sembelit kronik. Dalam kasus yang lebih ekstrim, najis mengeras di
Kolon manusia dianggap sebagai luar biasa membesar jika diameternya melebihi 12
Menurut catatan Swenson, 81, 1 % dari 880 kasus yang diteliti adalah laki-
laki. Sedangkan Richardson dan Brown menemukan tendensi faktor keturunan pada
yang memiliki angka yang cukup signifikan yakni Down Syndrome (5-10 %) dan
kelainan urologi (3%). Hanya saja dengan adanya fekaloma, maka dijumpai
gangguan urologi seperti refluks vesikoureter, hydronephrosis dan gangguan vesica
Ruysch pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald
patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938,
dimana Robertson dan Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada
kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus akibat
defisiensi ganglion.
Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup.
Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka
diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung.
Kartono mencatat 20-40 pasien penyakit Hirschprung yang dirujuk setiap tahunnya
ke RSUPN Cipto Mangunkusomo Jakarta. Mortalitas dari kondisi ini dalam beberapa
dekade ini dapat dikurangi dengan peningkatan dalam diagnosis, perawatan intensif
latihan BAB (Buang air besar) yang salah dan gangguan mental dan emosional yang
dikarenakan oleh anak tersebut tidak mau mencoba untuk BAB. Administrasi dosis
laksatif yang gagal untuk menyelasaikan masalah secara permanen dan dalam masa
yang panjang rectum anaknya akan dipenuhi feses yang padat dan kolon menjadi
besar secara progresif. Setelah bagian kolon yang menggelembung dikosongkan,
rawatan primer untuk kelainan ini adalah psychiatric dan termasuk merujuk anak
tersebut menerima latihan tersebut Megakolon pada dewasa biasa disebkan oleh
Namun hingga saat ini, belum ada satupun parameter atau system penilaian
Oleh sebab itu penulis dalam karya tulis ini mengambil judul Asuhan
Keperawatan An. F di IRNA A2 RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hal ini melihat
fenomena-fenomena yang penulis lampirkan di atas baik dari gejala yang sering
muncul, akibat dari masalah itu sendiri, yang akirnya mengurangi produktifitas pasien
untuk itu askep yang penulis buat secara profesional pada pasien megakolon, sangat
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keperawatan.
dilakukan.
C. Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Studi kasus
dengan megacolon.
2. Observasi
Mengobservasi gejala – gejala yang dialami klien dengan megacolon dan observasi
3. Wawancara
perawat ruangan
4. Studi perpustakaan
termasuk bahan – bahan perkuliahan agar karya tulis ilmiah ini mempunyai nilai
D. Sistemaatika Penulisan
a. Latar belakang
b. Tujuan
c. Metode
d. Sistematika penulisan
a. Pengertian
b. Anatomi Fisiologi
c. Etiologi
d. Pathofisologi
e. Manifestasi klinis
f. Penatalaksanaan
g. Pathways keperawatan
a. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan penunjang
f. Analisa data
g. Diagnosa keperawatan
4. Bab IV : Pembahasan
5. Bab V : Kesimpulan