Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

JENIS – JENIS NURSEPRENEUR


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan

Disusun Oleh :
Diah Mitra Hutasoit
1708194
Tk 3-A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Yang Maha Esa, telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya penyusun masih di berikan kekuatan,
kesehatan, dan kemudahan.
Penyusun bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis-Jenis
Nursepreneur” dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini
penyusun banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan
keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang
dimiliki penyusun maka penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah di waktu mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi pembaca.

Sumedang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
2.1 Konsep Enterpreneur....................................................................
2.2 Jenis-Jenis Enterpreneur ..............................................................
2.2.1 Home Care ................................................................................
2.2.2 Nursing Care .............................................................................
2.2.3 Konseling Keperawatan ............................................................
2.2.4 Terapi Keperawatan ..................................................................
2.2.5 Fisioterapi ..................................................................................
2.2.6 Konsultasi Penelitian .................................................................
2.2.7 Lembaga Pelatihan di Bidang Kesehatan ..................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................
3.1 Kesimpulan ..................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kasali dan Yosep (2010), mendefinisikan entrepreneurship
sebagai seseorang yang menyukai perubahan, melakukan temuan-temuan yang
membedakan dirinya dengan orang lain,menciptakan nilai tambahan,
memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, karyanya dibangun
berkelanjutan dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja efektif ditangan
orang lain. Sedangkan nursepreneur merupakan istilah yang mempopulerkan
entrepreneurship yang dikaikan dengan perawat atau dunia karier dari peran
dan fungsi perawat. Pengembangan karier tersebut dapat menjadi pengelola
klinik, penelitian-penelitian dan bahkan bisa menyediakan pelatihan sebagai
konsultan(Yosep. 2010).
Luasnya dimensi pelayanan keperawatan dalam ranah profesi kesehatan,
seharusnya dapat dijadikan sebagai peluang oleh para lulusan keperawatan
dalam membangun budaya berwirausaha, baik itu berupa barang maupun jasa.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat menjanjikan yang mampu
memberikan pencitraan positif bagi profesi keperawatan. Peningkatan status
ekonomi perawat yang pada saat ini sepertinya masih belum membanggakan,
atau dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat ekonomi perawat masih berada di
bawah profesi kesehatan lainnya.
Maka dari itu, adalah hal yang baik ketika banyak perawat yang tidak lupa
mengenai tugas dan tanggung jawabnya sambil menjadi entrepreneur.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja konsep dari Nursepreneur?
2) Apa saja jenis-jenis dari Nursepreneur?
1.3 Tujuan
1) Untuk menjelaskan konsep dari Nursepreneur.
2) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Nursepreneur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Nursepreneur

Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang


bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise
(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan
resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun
sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah pembuka
cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik
itu bersifat profit atau pun nonprofit.

Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk


pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu
mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat
sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil
risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di
tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang
sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan
secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan
sebagai seorang Entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang yang menerima
tanggung jawab dan resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik
dengan menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau
produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan bahwa entrepreneurship
sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian
mengembangkan ide ide baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur
memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan
pelayanan dan asuhan keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif
atau memberikan konsultasi.

Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),


bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa.
Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui
subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta.
Konsumer menuntut asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut
peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan yang akan
meningkatkan kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan
kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih
cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam
lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas,
mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan
masyarakat. Perawat/ners professional dalam entrepreneurship memberikan
bantuan bagi mereka yang mengalami kelemahan karena ketidakmampuan,
ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan
kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan
kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif.

Menurut John G. Burch, Entrepreneur sendiri memiliki berbagai


pengertian dan sifat, seperti :
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Secara konseptual, Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1.Pengerahan Diri :
Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri
sendiri.
2. Pengasuhan Diri :

Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan :

Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide
Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi :

Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik. Toleransi
atas

5. Ketidakmenentuan :

Secara psikologis mampu menghadapi resiko

2.1.1 Model Entrepreneurship

Model Enterpreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui


adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan,
mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara
melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang
menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya


memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan
mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga
memerlukan pelayanan secara khusus.

b. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau


pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin
kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan
outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini
tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk
merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit
bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.

c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk
mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok
tertentu seperti klub jantung sehat. Peluang – peluang diatas sangat mungkin
dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan
pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi
hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari
rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen
perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.

d. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering


dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk
disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus
dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan
hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.

e. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis


bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari
terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek
dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh
masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak
survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.

f. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis


belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan
perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum,
perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan
klinik dan keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada
manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak
perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan
dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko
yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha
baru.

2.2 Jenis – Jenis Nursepreneur

Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan


dijalankannya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis
tersebut menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan
legal. Begitupun dengan nursepreneurship, seorang perawat tentunya akan melihat
peluang usaha tidak hanya dari sisi profit semata, melainkan juga dari sisi
pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat.

Dengan kata lain, perawat harus pandai berbagai peluang usaha dalam
cakupan bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai
keperawatan yang sudah dipelajarinya.

Berikut merupakan jenis-jenis nursepreneur yang bias dilakukan oleh seorang


perawat seperti :

2.2.1 Home Care

Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan


pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-
orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan
Mc.Ewen, 2001) Menurut Habbs dan Perrin, 1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L,
1993) Home Care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien,
sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di
rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang. Di beberapa negara maju,
home care (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah
dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian home care adalah :

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah


sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning)
dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat
komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang
menangani perawatan di rumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan


keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen


rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,


direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang
diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian kerja

Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care


Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home
care antara lain:

1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale) Lingkungan menurut


Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi
proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang
meliputi :

a. Udara bersih

b. Air yang bersih

c. Pemeliharaan yang efisien

d. Kebersihan

e. Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan


sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa
jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah
mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya.

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers) Dalam memahami


konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda. Dalam
proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan
manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia
diciptakan dengan karakteristik keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan
pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan
lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta
proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan
dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara
individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang
bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia
dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan lahan maupun
berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan
merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan
pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja
Praktik: Manusia utuh meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus
menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger) Leininger percaya bahwa tujuan


teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia
percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip care dan pemahaman yang
dalam mengenai care sehingga culture s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola
hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini
bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur
sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan, sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah
kekuatan signifikan yang berdampak pada care dan mempengaruhi kesejahteraan
dan kondisi sakit.

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979) Teori ini mempertegas bahwa


caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
2.2.2 Nursing Care

Nursing care adalah perawatan dan pengasuhan; bimbingan mental


spiritual; bimbingan fisik; bimbingan sosial dan konseling psikososial; pelayanan
aksesibilitas; bantuan dan asistensi sosial; bimbingan resosialisasi; bimbingan
lanjut; dan/atau rujukan.

Nursing Care merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,


pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi
yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing
Center memiliki karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002)

Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama
Nursing Center adalah:
1) Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap
langkah pengelolaan
2) Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran,keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan
tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
3) Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada
tersebut,diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal
keperawatankomunitas.
4) Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam
teori maupun praktik.
5) Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake
holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakatmelalui kolaborasi
berbagai sektor
2.2.3 Konseling Keperawatan

Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling


tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi
klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi
masalahnya.

Rana dan Dominique (2002) mengemukakan bahwa konseling dalam


keperawatan memiliki kerangka kerja konseptual dalam konteks bimbingan dan
konsultasi keperawatan, yang meliputi (a) konsultasi antara konselor keperawatan
dan klien (b) konsultasi konselor keperawatan dengan perawat primer atau
perawat associated dalam ranah penanganan pelayan keperawatan pada klien.

Sebagai penegasan atas batasan konseling, Blacher (2005) mengemukakan 5


asumsi dasar yang secara umum dapat membedakan konseling dengan psikoterapi
yaitu:

1. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental,
tetapi dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih
tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tangguang jawab
dari tingkah laku dan perkembangannya dikemudian hari
2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak
berfokus pengalaman masa lalunya.
3. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki
otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagimana
mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.
4. Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang
standar untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai,
perasaan dan standar itu dari klien, dan dia tidak mencoba
menyembunyikannya pada klien
5. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya
membuat klien menjadi sadar

Sebagai pekerjaan profesional dalam layanan keperawatan, konseling tentu


memiliki fungsi dan cara kerja yang khas sesuai dengan bidang keilmuannya.
Konseling keperawatan merupakan pekerjaan yang sama pentingnya dengan
bidang pekerjaan profesional lainnya, seperti kedokteran, kerja sosial,
pendidikan dll. Konseling keperawatan dikatakan pekerjaan profesional
karena memiliki ciri khusus sebagai ciri keprofesian dalam bidang
keperawatan.
2.2.4 Terapi Keperawatan

Terapi keperawatan dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan


dalam pengobatan modern. Terapi keperawatan adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrewset al., 1999).

Terapi keperawatan juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan


holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Terapi keperawatan dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit


ataupun rehabilitasi.

Terapi keperawatan yang direkomendasikan untuk perawat adalah :


masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal. Di
Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic,
Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan
Akupunktur.

Menurut National Institute of Health (NIH), terapi keperawatan


dikategorikan menjadi 5, yaitu :
1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain
2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
4. Energy therapies : terapi medan magnet
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur.

2.2.5 Fisioterapi

Fisioterapi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ikut berperan dalam
proses pembangunan di bidang kesehatan. Menurut UU Kesehatan No. 36tahun
2009, pembangunan kesehatan merupakan salah satu dari upaya pembangunan
nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemajuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.Fisioterapi merupakan pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),
pelatihan fungsi, komunikasi (KepMenKes No.1363, 2001, dikutip oleh Majalah
Fisioterapi Indonesia, 2006).Peran dan fungsi fisioterapi dalam pembangunan
kesehatan adalah mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi
saat ini sehingga dapat berperan dan berfungsi dalam kesehatan masyarakat serta
harus memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya sebagai fisioterapi.

Modalitas yang digunakan fisioterapi dalam pemulihan atau penyembuhan


salah satunya adalah terapi latihan, melalui latihan-latihan gerakan tubuh yang
berulang-ulang maka akhirnya terjadi gerakan yang dikuasai dengan baik dan
lebih mudah.

2.2.6 Konsultasi Penelitian

Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa


kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya
akuntansi, pajak, lingkungan, biologi, hukum, koperasi dan lain-lain. Perbedaan
antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah sang konsultan bukan
merupakan pegawai perusahaan sang penggunalayan (client), melainkan
seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah perusahaan
kepenasihatan, serta berurusan dengan berbagai penggunalayan dalam satu
waktu.

Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi


yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk
menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan
intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi
penerapan praktis dari pengetahuan tersebut.

Konsultan penelitian banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan


terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan. Kesehatan juga
membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim riset
professional seperti:

1) Tehnik perawatan luka


2) Tehnik terapi modalitas

2.2.7 Lembaga Pelatihan di Bidang Kesehatan

Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan


dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan lembaga pelatihan
ataupun konsultan yang bergerak dibidang penelitian seperti :

1) Lembaga pelatihan baby sister


2) Pelatihan perawatan lansia
3) Pelatihan perawatan anak

\
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan


resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan menggunakan
talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses perencanaan strategik
untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau produk yang layak
dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan bahwa entrepreneurship sangat berkaitan
dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide
baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan
keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan
keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau memberikan
konsultasi.

Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan


dijalankannya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis
tersebut menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan
legal. Begitupun dengan nursepreneurship, seorang perawat tentunya akan melihat
peluang usaha tidak hanya dari sisi profit semata, melainkan juga dari sisi
pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat.

3.2 Saran

Sebagai calon perawat maka harus pandai berbagai peluang usaha dalam
cakupan bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai
keperawatan yang sudah dipelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA

Febrian,R. Bidang-Bidang Cakupan Usaha Nursepreneur. Dapat diakses di


:https://www.kompasiana.com/riodeners/566779f793fdfd65048b456e/bidangbida
ng-cakupan-usaha-nursepreneur-bagian-1?page=all. (5 september 2019)

Yudi. Konsep Dan Wawasan Nursepreneurship. Dapat diakses di:


https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasan-
nursepreneurship.html. (5 september 2019)

Naisyah,A. Pelayanan Telemedisin Kota Makassar. Dapat diakses di :


http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/04/05-TELEMEDICINE-
DAN-HOME-CARE.pdf . (5 september 2019)

Utami,S. Konsep Home Care. Dapat diakses di: https://docplayer.info/47087142-


Konsep-home-care-bab-ii-konsep-dasar-home-care.html. (5 september 2019)

Hanana,A. Konseling Dalam Layanan Keperawatan. Dapat diakses di:


http://www.poltekkes-malang.ac.id/index.php/sugeng/cetak/191. (5 september
2019)

Pakpahan,S. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Dapat diakses di :


http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/terapi-komplementer-dalam-keperawatan/ . (5
september 2019)

Anda mungkin juga menyukai