Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
KELAS: VIA
SINGARAJA
2019
PERCOBAAN XII
I. Tujuan
a. Menentukan derajat kesadahan air dengan titrasi pembentukan kompleks.
HO OH
O C CH2 CH2 CO
N CH2 CH2 N
OC CH2 CH2 C O
HO OH
Gambar 1. Struktur molekul EDTA
Dalam analisis volumetri yang sering digunakan adalah garam
dinatrium dari asam tersebut yakni Na2H2C10H12O8N2 atau sering disingkat
Na2H2Y. Di dalam air, garam ini terionisasi membentuk ion bivalen H2Y2-.
Na2H2Y(aq) 2Na+(aq) + H2Y2-(aq)
Senyawa EDTA akan bereaksi dengan ion logam yang polivalen seperti Al3+,
Bi3+, Ca2+, Cu2+ membentuk senyawa atau kompleks khelat yang stabil dan
larut dalam air. Kompleks logam EDTA adalah kompleks 1 : 1, artinya 1 mol
ion logam selalu mengikat 1 mol EDTA dengan melepaskan 2 mol ion H+
sesuai persamaan reaksi berikut.
Mn+(aq) + H2Y2-(aq) MY(n-4)(aq) + 2H+(aq)
Misalkan ion logamnya adalah Zn2+, maka reaksi EDTA dengan Zn2+ adalah
sebagai berikut.
Zn2+(aq) + H2Y2-(aq) ZnY2-(aq) + 2H+(aq)
Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan bahwa penambahan EDTA
menyebabkan pH makin kecil dan konsentrasi ion logam makin kecil (pM
atau power of metal atau derajat logam semakin besar).
Seperti pada titrasi umumnya, titrasi kompleksometri dapat ditentukan
dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapai
titik akhir titrasi. Sebagian besar titrasi kompleksometri menggunakan
indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks
logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri.
Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Beberapa contoh
indikator metalokromat antara lain Eriochrome black T, pyrocatechol violet,
xylenol orange, kalmagit, 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat,
metafalein, dan calcein blue (Khopkar, 2002). Dalam titrasi dengan
menggunakan EDTA, indikator yang paling umum digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah Eriochrome black T atau Erio T dengan rumus kimia
NaH2In. Indikator Erio T memenuhi setidaknya tiga syarat suatu indikator ion
logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir titrasi,
yaitu sebagai berikut.
1. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir
semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan
berwarna kuat. Selain itu, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus),
atau sedikitnya selektif. Senyawa Erio T jika terdapat di dalam air, maka
senyawa ini akan terionisasi memberikan ion berwarna yang berbeda-
beda dan spesifik sesuai persamaan reaksi berikut.
NaH2In(aq) Na+(aq) + H2In-(aq)
pH
H2In-(aq) HIn2-(aq) + H+(aq)
5,3 – 7,3
Merah Biru
pH
HIn2-(aq) In3-(aq) + H+(aq)
10,5 – 12,5
Biru Jingga kekuningan
2. Senyawa kompleks antara logam dan Erio T (kompleks logam –
indikator) itu harus memiliki kestabilan yang cukup. Jika senyawa
kompleks logam – indikator tidak stabil, maka tidak akan diperoleh
perubahan warna yang tajam karena senyawa kompleks tersebut akan
terdisosiasi dengan sendirinya. Seperti pada persamaan reaksi
sebelumnya pada poin 1, pada pH 7 – 11 warna indikator Erio T adalah
biru, tetapi dengan adanya ion logam seperti Mg2+, Ca2+ atau Zn2+,
warnanya berubah menjadi merah anggur dari kompleks antara logam dan
Erio T (kompleks logam – indikator). Stabilitas kompleks logam –
indikator ini harus lebih rendah dari kompleks logam – EDTA, sehingga
memungkinkan terjadinya reaksi substitusi seperti berikut.
Mg2+(aq) + HIn2-(aq) MgIn-(aq) + H+(aq)
Biru Merah anggur
V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kesadahan air secara
kompleksometri. Titrasi kompleksometri dilakukan untuk senyawa-senyawa
logam. Kompleks dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan
sebuah anion atau molekul netral yang larut namun sedikit terdisosiasi. Pada
percobaan ini ion Ca2+ yang terdapat dalam air sadah berperan sebagai ion
logam dalam kompleks dengan larutan indikator Erio T. Larutan baku yang
digunakan adalah EDTA yang akan dibakukan terlebih dahulu dengan
ZnSO4. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam percobaan ini.
a) Pembuatan larutan indikator Erio T
Larutan indikator Erio T (Eriochrome black T) (C20H12N3O7SNa atau
NaH2In) adalah larutan Erio T dalam campuran antara trietanolamina dan
etanol absolut atau larutan Erio T dalam etanol. Larutan ini berwarna
hitam kebiruan dan tidak berbau. Percobaan kali ini menggunakan larutan
indikator Erio T yang dibuat dengan melarutkan 0,2 gram padatan Erio T
dalam 100 mL etanol sesuai perhitungan berikut ini.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑎𝐻2 𝐼𝑛 = 0,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐻2 𝐼𝑛 = 461,381 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 ∙ 𝐿⁄
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑍𝑛𝑆𝑂4 ∙ 7𝐻2 𝑂 = 0,01 𝑀 × 287,56 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑍𝑛𝑆𝑂4 ∙ 7𝐻2 𝑂 = 2,8756 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi, massa ZnSO4‧7H2O yang ditimbang adalah 2,8756 𝑔𝑟𝑎𝑚. Setelah
ditimbang, kristal tersebut dilarutkan dalam 1 liter akuades dan
membentuk larutan ZnSO4‧7H2O 0,01 M. Pada percobaan ini, larutan
ZnSO4‧7H2O ini sudah dibuat oleh laboran sehingga penulis tidak
membuat larutan ZnSO4‧7H2O.
e) Penghilangan kesadahan sementara air
Titrasi kompleksometri pada percobaan ini digunakan untuk menentukan
derajat kesadahan air. Kesadahan air merupakan ukuran kandungan
garam-garam mineral yang terdapat dalam air sadah. Air sadah adalah air
yang banyak mengandung garam-garam Ca dan Mg yang terlarut di
dalamnya. Kesadahan air dapat ditentukan dengan cara menentukan
kesadahan sementara terlebih dahulu dan kemudian menentukan
kesadahan tetapnya. Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam
bikarbonat yang pada pemanasan akan memberikan endapan karbonat
normal, sementara kesadahan tetap biasanya disebabkan oleh garam-
garam CaCl2, CaSO4, MgCl2, dan MgSO4. Kesadahan air dapat
dihilangkan secara sementara dengan mendidihkan air sadah, lalu disaring
dan dicampurkan dengan akuades. Hal ini dapat mengurangi kesadahan
air secara sementara karena air sadah bercampur dengan akuades yang
tidak atau sangat sedikit mengandung garam mineral, sehingga kadar
garam mineral dalam air sadah berkurang. Air sadah yang diambil
merupakan air keran di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Ganesha.
f) Standarisasi larutan EDTA
Proses standarisasi larutan EDTA dilakukan dengan cara melakukan
titrasi dimana EDTA sebagai titran dan larutan Zn2+ yang sudah
ditambahkan buffer salmiak dan indikator Erio T sebagai titratnya. Hasil
titrasi standarisasi larutan EDTA disajikan dalam tabel berikut ini.
Nomor Labu Volume ZnSO4 Volume EDTA
Labu 1 5 mL 21,62 mL
Labu 2 5 mL 21,95 mL
Labu 3 5 mL 22,10 mL
Tabel 7. Hasil titrasi campuran larutan ZnSO4, larutan buffer salmiak,
dan indikator Erio T dengan larutan EDTA
Reaksi yang terjadi pada proses titrasi ini adalah sebagai berikut.
Na2H2Y(aq) 2Na+(aq) + H2Y2-(aq)
2+
1,681 × 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎 =
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,00003362 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝑎2+ ⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ = 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ
3,362 × 10−5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝑎2+ ⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ = 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ (𝑝𝑝𝑚) = 3,362 × 10−5 × 106
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ = 33,62 𝑝𝑝𝑚
VI. Simpulan
Simpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah derajat kesadahan air
di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha yaitu 43,5 𝑝𝑝𝑚
derajat kesadahan total airnya, dan 33,62 𝑝𝑝𝑚 derajat kesadahan tetap airnya.