Anda di halaman 1dari 4

Studi Kasus

Seorang pasien wanita berusia 23 tahun yang dirujuk ke RS dengan dugaan mengalami intoleransi
glukosa.

Pasien awalnya menunjukkan sakit kepala 2 bulan sebelumnya. Saat dilakukan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu (GDS) adalah 215 mg%, glukosa puasa 132 mg% dan glukosa 2 jam PP
223 mg%. Pasien sesekali mengalami rasa haus dan lapar dengan fluktuasi ringan.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengalami hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan
hiperkolesterol dan obesitas.

Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah meninggal usia 58 tahun karena infark miokard dan memiliki
riwayat diabetes mellitus 2 tahun sebelum kematiannya. Ibu pasien usia 55 tahun masih hidup dan
sehat. Satu saudara laki-laki dan satu saudara tiri hidup dan sehat. Ada sejarah pada nenek dari
pihak ayah dan nenek buyut mengalami diabetes mellitus.

Pemeriksaan fisik : Tinggi badan 163 cm, berat badan 54kg, tekanan darah 130/70 mmHg posisi
duduk, nadi 80x/menit dan teratur, respirasi 16x/menit. Pasien tidak demam.

Pertanyaan :

1. Apakah hasil tes pemeriksaan darah memenuhi kriteria untuk meneggakan diagnosis
diabetes mellitus pada pasien? Jelaskan.
2. Jika pasien penderita DM, menurut Anda tipe DM yang bagaimana yang dialami pasien
dan jelaskan alasannya.
3. Apakah ada pemeriksaan tes diagnostic yang lain yang dibutuhkan pasien, apa saja dan
jelaskan manfaatnya.
4. Apakah menurut anda masih ada riwayat penyakit dahulu yang lain yang perlu ditanyakan
kepada pasien/keluarga, jika ada uraikan alasannya.
5. Uraikan bagaimana pilar penanganan DM yang tepat bagi pasien tersebut.
6. Pasien dapat mengalami komplikasi akut dan kronik, coba uraikan komplikasi apa saja
yang dapat dialami oleh pasien DM.
7. Dengan tidak adanya pengobatan insulin dapatkah pasien DM tipe 2 mengalami
ketoasidosis? Jelaskan.
8. Uraikan 3 diagnosa keperawatan utama yang dialami / dapat dialami oleh pasien DM, dan
data apa saja yang wajib Anda eksplorasi untuk dapat menegakkan diagnose tersebut.
9. Buat kriteria hasil yang akan dicapai pada pasien DM berdasarkan diagnose keperawatan
tersebut.
10. Apakah pasien memiliki resiko terjadinya kaki diabetes? Jika ya, apakah yang wajib Anda
jelaskan kepada pasien untuk mencegah kondisi tersebut.

Jawaban :

1. Ya, hasil tes pemeriksaan darah memenuhi kriteria untuk menegakkan diagnosa DM
karena hasil pemeriksaan pada pasien melebihi nilai normal, yaitu :

Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil pemeriksaan Satuan


Gula Darah Sewaktu 70 - 130 215 mg/dL
Glokusa Puasa <100 132 mg/dL
Glukosa 2 jam PP < 140 223 mg/dL

2. Tipe DM pasien termasuk dalam tipe 2, alasannya karena :


 Pasien memiliki riwayat DM dari keluarga yaitu ayah, nenek dari pihak ayah dan
nenek buyutnya.
 Pasien sesekali merasa cepat haus dan lapar
 Karena hasil GDS pasien 215 mg/dL melebihi nilai normal

3. Ada pemeriksaan lain yaitu :


 Pemeriksaan gula darah lengkap (gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah
2 jam setelah makan, gula darah puasa 8 jam).
Pemeriksaan gula darah lengkap bermanfaat bagi penderita DM untuk mengontrol
kadar gula darah agar tetap dalam batas normal dan aman.
 Pemeriksaan Hemoglobin Glukosilat (HbA1C)
Bermanfaat untuk pengukuran gold standard terhadap control diabetes dalam
keberhasilan tata laksana diabetes.
 Pemeriksaan Profil Lipid (Tes Kolestrol dan Trigliserida)
Bermanfaat untuk mengukur jumlah total zat lemak (kolestrol dan trigliserida)
dalam darah)
 Pemeriksaan Keton urin
Bermanfaat untuk mendeteksi adanya keton di dalam urin. Keton merupakan hasil
metabolism lemak, terdiri dari aseton, asam asetoasetat dan asam
betahidroksibutirat.
 Pemeriksaan Fruktosamin
Digunakan untuk memantau control diabetic selama 2-3 minggu (sesuai dengan
usia albumin) dan bermanfaat pada kasus kehamilan pada diabetes pasien dengan
gangguan pada hemoglobin.

4. Menurut kelompok kami, riwayat penyakit keluarga dari pihak ibu pasien juga harus di kaji
serta perlu ditanyakan apakah pada saat 5 tahun yang lalu pasien pernah di diagnosa DM
atau pernah melakukan pemeriksaan tes diagnostic DM seperti pemeriksaan GDS,
pemeriksaan Homoglobin Glukosilat (HbA1C), pemeriksaan Lipid Serum, Pemeriskaan
Keton Urin dan pemeriksaan Fruktosamin.

5. 4 Pilar penanganan DM
 Pilar 1 : Pengetahuan tentang DM
Pengetahuan tentang DM tipe 1 dan tipe 2, gaya hidup yang menyebabkan DM,
asupan, riwayat penyakit keluarga, tata cara minum obat, komplikasi dan
kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh penderita dan keluarga.
 Pilar 2 : Pola Makan Seimbang
Tentang pengaturan makan, jenis makanan dan pantangan makanan bila hal
tersebut belum bisa mengatasi pengelolaan DM maka dokter akan mengendalikan
glukosa darah dengan terapi obat dari dokter.
 Pilar 3 : Aktif Bergerak
Pilar sukses ketiga dalam pengobatan DM, yaitu latihan jasmani minimal 3-4x
seminggu selama 30 menit kegiatan aktivitas yang perlu dilakukan penderita DM
antara lain :
- Aktivitas fisik sehari hari, membiasakan lebih sering berjalan kaki dan hindari
naik lift ( gunakan tangga)
- Aktivitas rekreasi, rekreasi/ liburan digunakan untuk olahraga aerobic, jalan
cepat, jogging, dan bersepeda
- Hindari aktivitas sederhana, hindari aktivitas yang memerlukan energy sedikit
seperti naik lift dalam arti sempit adalah kegiatan yang bermalas-malasan.
 Pilar 4 : Patuhi Pengobatan Anda
Kadangkala diet dan aktivitas jasmani belum cukup mengendalikan kadar glukosa
darah. Oleh sebab itu, dokter biasanya meresepkan sejumlah obat tertentu untuk
menurunkan kadar glukosa agar normal. Patuhi jadwal dan tata cara minum obat.
Bila mendapat suntikan insulin, Anda juga wajib mematuhinya. Pelajari tentang
efek penggunaan obat dapat membantu apabila terjadi kegawat-darutan diabetes
yang mengancam nyawa.

Anda mungkin juga menyukai