Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan

cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah

suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan

pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu.

Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap

penyakit lain. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk

memberikan kekebalan khusus bagi seseorang yang sehat dengan tujuan

utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karna berbagai

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI dalam KTI

Nuraprilyanti, 2009).

Program pengembangan imunisasi sudah berjalan sejak tahun 1974

untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan di atas ambang perlindunngan (Yuliasti, 2010). Imunisasi dasar

tersebut meliputi Imunisasi BCG yang bermanfaat untuk memberikan

kekebalan aktif terhadap tuberculosis, imunisasi polio yang bermanfaat untuk

memberikan kekebalan aktif terhadap poliomielitis, imunisasi DPT yang

bermanfaat untuk memberikan kekebalan secara simultan terhadap difteri,

pertusis, dan tetanus, imunisasi hepatitis B yang bermanfaat untuk

memberikan kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan virus Hepatitis

B, dan imunisasi campak yang bermanfaat untuk memberikan kekebalan aktif


2

terhadap penyakit campak. Sasaran yang hendak dicapai Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010-2014 adalah meningkatkan

cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan menjadi 90%. Saat ini

berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, cakupan

imunisasi dasar lengkap secara nasional baru mencapai 53,8% (Thaib, 2013).

Salah satu indikator untuk menilai kesehatan masyarakat adalah angka

kematian bayi. Berdasarkan data terakhir WHO, sampai saat ini angka

kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat di cegah

dengan imunisasi masih tinggi. Terdapat kematian balita dunia sebesar 1,4

juta jiwa pertahun. Batuk Rejan (dipteri) sebanyak 294.000 (20%), Tetanus

198.000 (14%), campak 540.000 (38%). UNICEF menyatakan sekitar 2.400

anak di Indonesia meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena

sebab-sebab yang seharusnya dapat di cegah dengan imunisasi seperti

tuberkulosis, campak, pertusis, difteri dan tetanus. Pada Tahun 2005 – 2006,

di Indonesia terjadi wabah penyakit polio yang menyebabkan 385 anak

lumpuh permanen, tahun 2009 – 2010 wabah campak menyebabkan 16 anak

meninggal, karna wabah dipteri tahun 2010 – 2011 menyebabkan 56 orang

anak meninggal. Setiap hari 175 orang Indonesia meninggal dunia akibat

penyakit TB berarti dalam setahun 64.000 orang Indonesia meninggal dunia

akibat penyakit TB (Mondo, 2013).

Imunisasi DPT diperkenalkan di Indonesia pada Tahun 1976 yang

bertujuan memberikan kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan

tetanus. Tahun 1997 diperkenalkan imunisasi Hepatitis B. Imunisasi DPT-HB


3

merupakan kombinasi dari dua vaksin yang di suntikkan sekaligus yang

melindungi dari difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B (Depkes RI, 2005).

Manfaat pemberian imunisasi DPT–HB adalah menimbulkan

kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri,

pertusis, tetanus dan hepatitis B. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh

lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami. Secara alamiah sampai

batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri

dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh. Namun bila jumlah yang

masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit. Dengan semakin

berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat masih bisa

ditanggulangi dengan obat-obatan. Namun bagaimanapun pencegahan adalah

jauh lebih baik dari pada pengobatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).

Tahun 2005, di Indonesia ditemukan sejumlah kasus difteri di rumah

sakit dan puskesmas sebanyak 1031 kasus dengan jumlah kematian 1 kasus,

sedangkan untuk pertusis yang rawat jalan di rumah sakit sebanyak 685

kasus, untuk rawat inap sebanyak 199 kasus serta di puskesmas sebanyak

4.759 kasus. Jumlah kasus tetanus yang rawat jalan di rumah sakit sebanyak

473 kasus dan rawat inap sebanyak 922 kasus sementara di puskesmas

sebanyak 38 kasus dengan angka kematian 43 kasus. Hepatitis B sebesar 884

kasus dengan angka kematian 5 kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).

Secara nasional, tahun 2011, dari 4.761.382 bayi cakupan imunisasi

DPT-HB III sebanyak 4.521.443 (95%). Untuk propinsi Sumatera Barat dari

jumlah bayi 102.741, cakupan imunisasi DPT-HB III sebanyak 90.733

(88,3%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi DPT-HB III sebanyak 12.002
4

(17,7%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2011). Sementara di Kabupaten Tanah

Datar, cakupan imunisasi DPT-HB III 5613 bayi (92,28%) (Profil Kesehatan

Tanah Datar, 2009).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status imunisasi pada

bayi seperti faktor karakteristik ibu yang mempengaruhi pengetahuan,

kepercayaan, dan perilaku kesehatan ibu akan pentingnya program imunisasi,

faktor jarak rumah ke tempat pelayanan imunisasi, atau faktor keterlambatan

dropping vaksin. Kendala utama untuk keberhasilan program imunisasi bayi

yaitu rendahnya kesadaran ibu bayi yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan, dan peran ibu dalam menyukseskan program imunisasi dinilai

masih kurang. Masih banyak anggapan salah tentang imunisasi yang

berkembang dalam masyarakat dan tidak sedikit orang tua dan kalangan

praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Dalam hal ini

peran orang tua, khususnya ibu menjadi sangat penting, karena orang terdekat

dengan bayi dan yang terutama mengurus bayi adalah ibu. Dengan

pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku kesehatan ibu yang baik akan

mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi, sehingga

dapat mempengaruhi status imunisasinya (Muhammad Ali dalam KTI

Nuraprilyanti, 2009).

Kendala utama dalam pencapaian imunisasi adalah pengetahuan orang

tua tentang imunisasi yang kurang, dibuktikan dengan banyak anggapan

tentang efek samping (Crom dalam KTI Mardhatillah, 2011).

Dari data Puskesmas Lima Kaum I pada tanggal 25 November 2013

dari 331 bayi, cakupan imunisasi DPT-HB III sebanyak 316 bayi (95,5%)
5

dan 15 bayi (4,5%) tidak mendapatkan imunisasi DPT-HB III. Sedangkan

cakupan imunisasi di Jorong Lantai Batu dari 22 bayi yang di imunisasi DPT-

HB III hanya 13 bayi (57,2%) sementara sisanya yaitu sebanyak 9 bayi (42,8

%) tidak mendapatkan imunisasi DPT-HB III. Survei awal yang dilakukan

pada tanggal 19 Desember 2013 terhadap 10 orang ibu yang mempunyai bayi

0-12 bulan tentang imunisasi DPT-HB, 3 orang memiliki pengetahuan baik, 4

orang cukup dan 3 orang kurang.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan

Imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima

Kaum I Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai

berikut, Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

cakupan imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas

Lima Kaum I, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan

imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima

Kaum 1, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus
6

a. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

0–12 bulan tentang imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai Batu wilayah

kerja Puskesmas Lima Kaum 1, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

b. Mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu yang mempunyai bayi 0-12

bulan tentang imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai Batu wilayah kerja

Puskesmas Lima Kaum 1, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

c. Mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu yang mempunyai bayi 0-12

bulan di Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum 1,

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

d. Mengetahui distribusi frekuensi hubungan pengetahuan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB di

Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum 1, Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2014.

e. Mengetahui distribusi frekuensi hubungan sikap Ibu dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB di

Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum 1, Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2014.

f. Mengetahui distribusi frekuensi hubungan paritas Ibu dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB di

Jorong Lantai Batu wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum 1, Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2014.

g. Mengetahui distribusi frekwensi cakupan Imunisasi DPT-HB di Jorong

Lantai Batu Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah

Datar tahun 2014


7

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB serta mendapatkan

pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian yang berhubungan

dengan imunisasi DPT-HB .

2. Tempat Penelitian

Sebagai bahan evaluasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB guna meningkatkan angka

cakupan imunisasi DPT-HB di masa mendatang.

3. Institusi Pendidikan

Memberi informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB guna menambah referensi

penelitian untuk meningkatkan mutu dan kualitas para calon tenaga medis

yang dihasilkan oleh institusi pendidikan.

4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan

pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan

penelitian yang sama.

5. Responden
8

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi bagi ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang Imunisasi DPT-HB.

E. Ruang lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor

yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi DPT-HB di Jorong Lantai

Batu Wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I, Kabupaten Tanah Datar Tahun

2014. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari

sampai dengan Maret 2014. Populasi penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai bayi 0 – 12 bulan. Sampel penelitian yang digunakan adalah total

popolasi. Data diperoleh dengan menggunakan cara ukur wawancara dan

memberikan kuisioner kepada responden sebagai alat ukurnya. Analisa data

penelitian ini dilakukan secara bivariat.

Anda mungkin juga menyukai