Anda di halaman 1dari 11

A.

Latar Belakang

Pendidikan adalah proses menanamkan nilai-nilai tertentu kepada satu


generasi untuk membentuk sikap dan perilaku. Nilai-nilai itu diharapkan
menjadi pedoman dan sumber inspirasi dalam melihat dan menghadapi
suatu hal.

Pendidikan dalam konteks penyelenggaraan pemilu adalah pendidikan


untuk menanamkan nilai terkait tentang pemilu dan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara itu pemilih adalah setiap
warganegara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih ketika pemilu/
pemilihan dilaksanakan. Indonesia selama ini memakai batas usia 17 tahun
dan atau telah menikah serta warganegara Indonesia sebagai syarat untuk
disebut sebagai pemilih. Warganegara yang dalam rentang waktu lima tahun
kemudian menjadi pemilih disebut sebagai pra-pemilih.

Pendidikan Pemilih, dengan demikian, adalah usaha untuk


menanamkan nilai-nilai yang berkaitan dengan pemilu dan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara kepada warganegara yang telah
memenuhi syarat sebagai pemilih dalam pemilu atau potensial pemilih dalam
rentang waktu kemudian.

Dalam pendidikan pemilih, di dalamnya mencakup pemberian


informasi kepemiluan, pemahaman mengenai aspek-aspek pemilu serta
demokrasi.

Pendidikan pemilih penting karena beberapa alasan:

• Membantu penyelenggara pemilu melaksanakan pemilu dengan baik.


Semakin banyak pemilih yang paham dengan proses pemilu dan
demokrasi dapat meringankan dan memudahkan kerja dari
penyelenggara pemilu karena masing-masing sudah paham dengan
proses dan bagaimana pemilih seharusnya bertindak.
• Meningkatkan partisipasi pemilih. Kesadaran tentang pentingnya
penggunaan suara dalam pemilu dilakukan secara intensif dan luas
sehingga partisipasi pemilih dapat meningkat.
• Meningkatkan kualitas partisipasi pemilih. Angka kecurangan pemilu,
konflik pemilu, mobilisasi pemilih dapat dikurangi sedemikian rupa
melalui Pendidikan pemilih sehingga menghasilkan pemenang pemilu
yang berkualitas.
• Memperkuat sistem demokrasi. Pendidikan pemilih membentuk nilai
dan kesadaran akan peran, hak, kewajiban, dan tanggung jawab
pemilih dalam system demokrasi. Ini akan memperkokoh advokasi
warganegara terhadap sistem demokrasi dibandingkan sistem politik
lain.

Pendidikan pemilih dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi


pemilih. Partisipasi adalah keterlibatan pemilih pada keseluruhan periode
siklus pemerintahan, yaitu pada periode pemilihan dan periode di luar
pemilihan. Pada periode pemilihan, pendidikan pemilih dimaksudkan untuk
mendorong pemilih terlibat pada setiap tahapan pemilihan. Merujuk pada
Economist Intelligence Unit (EIU), demokrasi yang mapan partisipasi untuk
memberikan suara berada pada kisaran 70%. Partisipasi ini mesti dicatat
sebagai bukan mobilisasi. Angka partisipasi yang wajar ini penting karena
menyangkut biaya pemilu yang mahal, legitimasi dan efektifitas
kepemimpinan pejabat yang dipilih, serta eksistensi sistem demokrasi. Pada
periode di luar pemilu, pendidikan pemilih dimaksudkan untuk
meningkatkan partisipasi pemilih dalam mengawal agenda, menagih janji
kampanye, dan mengkritisi serta mengevaluasi pemerintahan. Partisipasi
adalah keterlibatan pemilih pada keseluruhan periode siklus
pemerintahan, yaitu pada periode pemilihan dan periode di luar pemilihan.

B. Gambaran Partisipasi Pemilih di Kota Kendari

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa partisipasi pemilih


sangat penting dalam pelaksanaan pemilu maupun pemilihan. Selain
akuratnya pendataan pemilih, Pendidikan pemilih pun menjadi salah satu
unsur yang penting dalam peningkatannya. Hal tersebut memacu
penyelenggara pemilu dan pemilihan untuk terus bekerja lebih ekstra serta
memacu ide-ide kreatif dalam mensosialisasikan pemilu maupun pemilihan.
Dalam beberapa pelaksanaan pemilu maupun pemilihan terjadi
perubahan-perubahan metode sosialisasi yang bertujuan mengajak pemilih
untuk mengggunakan hak pilihnya, sehingga pergerakan angka partisipasi
pemilih di Kota Kendari berjalan dinamis. Berikut digambarkan perubahan
atau pergerakan partisipasi pemilih dalam beberapa pelaksanaan pemilu dan
pemilihan di Kota Kendari.

Partisipasi Pemilih PILWALI 2012

70,38%

68,67%

66,95%

PILWALI 2012

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih PILGUB 2012

57,97%

56,89%

55,81%

PILGUB 2012

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih PILEG 2014

73,36%

72,86%

72,37%

PILEG 2014

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih PILPRES 2014

62,82%

61,06%

59,34%

PILPRES 2014

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih PILWALI 2017

80,96%

79,85%

78,71%

PILWALI 2017

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih PILGUB 2018

73,29%

71,73%

70,15%

PILGUB 2018

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Pergerakan angka presentase partisipasi pemilih di Kota Kendari


sebagaimana digambarkan diatas mengalami kenaikan dan penurunan
secara dinamis. Sehingga memacu ide – ide baru bagi KPU Kota Kendari
untuk melakukan kreatifitas dalam melakukan mensosialisasikan
Pendidikan pemilu serta dalam mengajak pemilih untuk menggunakan hak
pilihnya.
Menyikapi hal tersebut, KPU Kota Kendari mengembangkan metode-
metode dalam mensosialisasikan pemilu dan juga dalam mengajak pemilih
untuk menggunakan hak pilihnya. Kepada 12 basis pemilih, KPU Kota
Kendari melakukan metode-metode sebagai berikut :

1. Sosialisasi Tatap muka


2. Sosialisasi melalui radio
3. Iklan media masa dan elektronik
4. Penyeberan informasi secara langsung dan terbuka
5. Sosialisasi melalui kesenian dan olahraga
6. Sosialisasi melalui simulasi secara langsung.

Metode-metode tersebut yang telah dilaksanakan KPU Kota Kendari


dalam memberikan Pendidikan pemilu dan juga mengajak pemilih untuk
menyalurkan hak pilihnya dalam pelaksanaan pemilu serentak di Kota
Kendari. Usaha tersebut mendorong peningkatan partisipasi pemilih dalam
pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di Kota Kendari yang digambarkan sebagai
berikut :

Partisipasi Pemilih Pemilihan Presiden dan


Wakil Presiden 2019

80,72%

79,88%

79,02%

PPWP

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih Pemilihan DPR RI dan
DPD RI 2019

80,49%

79,59%

78,65%

DPR RI

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Provinsi


2019

80,34%

79,41%

78,45%

DPRD PROVINSI

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Kota
Kendari 2019

80,22%

79,20%

78,18%

KOTA KENDARI 1

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Kota


Kendari 2019

83,02%

81,94%

80,81%

KOTA KENDARI 2

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Kota
Kendari 2019

81,82%

80,91%

79,99%

KOTA KENDARI 3

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Kota


Kendari 2019

77,16%

75,70%

74,21%

KOTA KENDARI 4

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Partisipasi Pemilih Pemilihan DPRD Kota
Kendari 2019

78,63%

77,84%

77,02%

KOTA KENDARI 5

LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Dalam usaha meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2019


sebagaimana digambarkan dalam bagan diatas, tidak terlepas dari kreatifitas
dan metode yang dilakukan dalam penyampaian kepada masyarakat. Oleh
karenanya, KPU Kota Kendari mengajukan kategori “Kreasi sosialisasi dan
partisipasi pemilu” pada instrument penilaian ini.

C. Deskripsi Kegiatan

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya dalam upaya peningkatan partisipasi


pemilih, KPU Kota Kendari mengoptimasilasi penyampaian sosialisasi pemilu
dalam berbagai metode yang akan diuraikan dalam bagian ini.

1. Sosialisasi Tatap muka


Metode ini dengan mengumpulkan komunitas-komunitas dan atau di
12 basis pemilih secara langsung baik itu di pemukiman maupun di
warung kopi yang kemudian memberikan Pendidikan pemilu secara
interktif dan lugas (dokumentasi kegiatan terlampir)
2. Sosialisasi melalui radio
Melakuakan penyebaran informasi melalui radio dibarengi dengan
dialog interaktif yang memberikan penjelasan tentang penyaluran hak
pilih pemilih di TPS beserta ajakan yang bersifat langsung
(dokumentasi terlampir)
3. Iklan media masa dan elektronik.
Ajakan dan informasi seputar pemilu dan pemilihan tayang dengan
jelas pada media masa dan elektronik di Kota Kendari
4. Penyeberan informasi secara langsung dan terbuka
Menyebarkan leflet dan brosure kapada masyarakat Kota Kendari
dengan design yang menarik untuk dibaca oleh pemilih
5. Sosialisasi melalui kesenian dan olahraga
Melalui jalan sehat dan senam kebugaran, KPU Kota Kendari
menyelipkan sosialisasi ajakan memilih kepada masyarakat
berdasarkan jenjang umur.
Melaui music unplug dan musisi jalanan, KPU Kota Kendari
berelaborasi dalam menyampaikan pesan-pesan ajakan memilih dalam
tembang yang dibwakan, sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi
pemilih untuk menikmati dan mengingat serta memahami pesan yang
disampaikan. (dokumentasi terlampir)
6. Sosialisasi melalui simulasi secara langsung.
Tidak hanya memberikan Pendidikan pemilih melalui metode dialog,
KPU Kota Kendari pula mengoptimalisasikan dengan melakukan
simulasi tata cara memberikan suara di TPS kepada pelajar dan
masyarakat. (dokumentasi terlampir)

Anda mungkin juga menyukai