SKRIPSI
Oleh:
Ema Hartanti
NIM: 11113019
i
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 Pulutan, Sidorejo, Telp. (0298) 323706 – Fax. (0298)
323433 Kode Pos 50716
Kota Salatiga
http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: akademik@iainsalatiga.ac.id
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim [66]: 6)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
1. Ayahku dan ibuku tersayang, Lasmono Hartanto dan Imronah yang selalu
membimbingku, nasihat, cinta, kasih sayang, dan motivasi dalam setiap roda
kehidupan yang berputar. Doa tulus yang selalu dilangitkan dalam setiap
2. „Aina Aulia Sari, adikku tercinta. Motivatorku yang selalu menjadi daya
dorongku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga
segera menyelesaikan tugas akhir ini supaya kelak bisa melangkah pada anak
material maupun non material, kakek nenek dari ayah ibu yang alhamdulillah
masih dikaruniai kesehatan, paman bibi beserta sepupu- sepupuku yang selalu
memotivasi tiada henti hingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Swt. yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pola Asuh
Orang Tua Singe Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikut yang selalu
setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang berkanan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
viii
5. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
pendidikan S1.
Iklima Ninin Naela, dan Annilta Manzilah Adhlimah yang menjadi teman
8. Keluarga besar TPQ Nurul Huda, khususnya keluarga besar Bapak Atim
Ismail dan keluarga besar Bapak Ahmad Sa‟bani yang telah memberiku
rumah singgah Nurul Huda: Esa, Fatma, Nisa, Putri, Mukotimah, Mas Ade,
membantuku.
Fahrodin Ilfat, Mas Khairudin Aji Laksono, dan Mas Riyadhus Solichin.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 khususnya jurusan PAI yang tidak
11. Keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fathir Al-Rasyid IAIN
Salatiga.
ix
x
ABSTRAK
Hartanti, Ema. 2017. Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Perkembangan
Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten
Temanggung. Skripsi. Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Single Parent, dan Perkembangan
Kepribadian Anak
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent, pola asuh orang tua
single parent, dan perkembangan kepribadian anak yang diasuh oleh orang tua
single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif
kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dalam teknik analisis data, peneliti mengumpulkan
data, mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan
keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan dengan
memanfaatkan tetangga sebagai informan untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data.
Hasil penelitian faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent
yaitu perceraian dan kematian. Terjadinya perceraian diakibatkan oleh
perselingkuhan serta kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan pada
pasangan. Faktor lain seseorang menjadi single parent yaitu kematian pada
pasangan karena menderita penyakit. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua
single parent dalam perkembangan kepribadian anak di Desa Jetis Kecamatan
Selopampang Kabupaten Temanggung yaitu: 1) Pola asuh otoriter terjadi pada
orang tua single parent dengan pola pengasuhan yang didapat oleh orang tua
sebelumnya, lingkungan sosial dan fisik tempat di mana keluarga itu tinggal,
tingkat pendidikan yang rendah, dan status single parent akibat perceraian dengan
kasus perselingkuhan serta kekerasan yang dilakukan oleh pasangan sebelum
bercerai. 2) Pola asuh permisif terjadi pada orang tua single parent dengan tingkat
pendidikan yang rendah, status ekonomi, dan orang tua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaannya. 3) Pola asuh demokratis terjadi pada orang tua single parent yang
berpendidikan tinggi, ideologi yang berkembang dalam diri orang tua, orientasi
religius, dan bakat serta kemampuan orang tua. Dampak dari pola asuh yang
diterapkan secara berbeda pada anak, menimbulkan perilaku yang berbeda pada
anak. Anak yang diasuh secara otoriter berkepribadian introvert, yaitu cenderung
pemalu dan kurang percaya diri. Anak yang diasuh secara permisif berkepribadian
introvert, dan melakukan segala sesuatu sesuka hatinya, serta memiliki prestasi
yang rendah di sekolah. Anak yang diasuh secara demokratis berkepribadian
ekstrovert, bertanggung jawab, bersikap hangat, dan lebih berprestasi.
xi
DAFTAR ISI
MOTTO ..................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................................vii
ABSTRAK ...............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................9
F. Sistematika Penulisan..............................................................................12
xii
2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua ......................................................15
G. Tahap-Tahap Penelitian...........................................................................47
xiii
2. Profil Orang Tua Single Parent .........................................................53
a. Perceraian ....................................................................................59
b. Kematian ....................................................................................62
a. Otoriter .......................................................................................63
b. Permisif ......................................................................................68
c. Demokratis .................................................................................70
3. Dampak dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orang Tua Single
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................80
B. Saran ........................................................................................................81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 Dokumentasi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
pada pemahaman yang baik. Pada dasarnya semua orang tua menghendaki
putra-putri mereka tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan
terampil. Setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik
dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbakti terhadap
orang tua, berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara,
juga bagi agamanya. Upaya mendidik anak merupakan bagian yang tidak
memenuhi kebutuhan jasmani, seperti makan dan pakaian, tetapi juga harus
nilai-nilai moral dengan mengajarkan tingkah laku yang umum dan dapat
diterima masyarakat.
kesatuan sosial yang diikuti oleh hubungan darah antara satu dengan yang
1
2
sifat-sifat terpuji, tumbuh besar atas akhlak mulia dan menjadi anggota
Khauli, 2006:5).
Menjadi orang tua merupakan salah satu dari sekian banyak tugas
bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orang tuanya. Jika
kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah atau ibu tetap
233, Allah telah menjelaskan masing-masing tugas dari suami istri, seperti
berikut:
mendidik anak suami-istri harus saling berbagi tugas. Akan tetapi bagaiman
jika salah satu dari orang tua yaitu suami atau istri tidak ada. Banyak
dijumpai dalam kehidupan nyata di berbagai daerah, seorang ibu atau ayah
yang dibesarkan tanpa adanya seorang ayah atau ibu yang mendampingi.
dengan baik menjadi anak yang bisa dibanggakan dan membanggakan orang
parent membekali anaknya dengan bekal ilmu agama, iman dan takwa
menurut pada ayah karena di dalam keluarga seorang ayah adalah orang
yang mendidik dan mengasuh anaknya seorang diri tanpa bantuan dari istri,
mengasuh dan mendidik juga menjadi kewajiban seorang ayah. Allah telah
Kematian salah seorang dari kedua orang tua adalah salah satu kondisi
yang sangat mungkin terjadi pada kehidupan setiap manusia. Hal tersebut
single parent dan masih terdapat alasan lain yaitu perbedaan pandangan, hal
maka mau tidak mau akan terjadi pola asuh single parent dalam kurun waktu
orang tua tunggal atau single parent selain karena kematian. Pengalaman
konflik dalam berumah tangga baik yang dialami pribadi atau melihat
Anak, “biasanya wanita lebih mampu bertahan menjadi orang tua tunggal
meskipun menurutnya adalah hal yang berat. Baik ibu atau ayah harus
Menjadi single parent dalam sebuah rumah tangga tentu tidak mudah,
terlebih bagi seorang ibu yang terpaksa mengasuh anaknya hanya seorang
para ibu single parent, hal tersebut bisa jadi akan mempengaruhi kehidupan
terdapat sejumlah orang tua single parent akibat perceraian dan kematian.
keluarga yang normal yang masih utuh orang tuanya karena sang ibu harus
peranan sebagai ibu. Beberapa anak dari orang tua single parent yang
sekitarnya, sepulang dari sekolah anak terlihat tidak pernah bermain dengan
tertutup, pemalu dan kurang percaya diri. Beberapa masalah juga terlihat
pada beberapa anak lainnya yang orang tuanya berstatus sebagai single
parent, karena memang pengasuhan anak yang diberikan oleh orang tua
single parent berbeda dari pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam
keluarga normal.
Dengan pola asuh yang diterapkan oleh dua orang tua yang masih lengkap
kepribadiannya terlebih anak yang berada dalam pola asuh keluarga dengan
hanya orang tua tunggal sebagai sumber dari pola asuh mereka.
Maka dari itu peranan orang tua sangatlah penting dalam hal ini,
dengan didikan yang benar, seperti yang terkandung dalam Al-Qur‟an surat
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S Al-
Anfaal [8]: 28).
atau ujian kepada hamba-Nya dengan serupa anak dan harta. Mampukah
pola asuh single parent serta perkembangan kepribadian anak yang diasuh
oleh orang tua tunggal yang mempunyai fungsi ganda sebagai ayah atau ibu
B. Fokus Penelitian
1. Apa faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent di Desa
2. Bagaimana pola asuh orang tua single parent di Desa Jetis Kecamatan
Temanggung?
9
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pola asuh orang tua single parent di Desa Jetis
Kabupaten Temanggung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoretis
menginspirasi bagi mereka yang dirundung duka karena mau tidak mau
2. Manfaat Praktis
anak yang baik dan benar, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan
10
asuh yang baik dan benar dari orang tua, maka anak akan menjadi
kepribadiannya anak dari orang tua single parent telah dilakukan oleh
permasalahan di beberapa daerah yang terkait dengan pola asuh orang tua
single parent. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang juga mengupas
1. Siti Nilna Faiza, dengan judul skripsi “Pendidikan Moral Remaja dalam
Tahun 2015” dalam temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa (1) Pola
yang kuat tentang konsep doa anak shalih/shalihah bagi orang tuanya
yang sudah meninggal, adanya harapan yang sangat kuat dari orang tua
agar kehidupan anaknya lebih baik dari orang tuanya, dan kedekatan
moral pada anak dalam keluarga bercerai sudah cukup baik. Hal ini
keteladanan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku orang tua dalam
F. Sistematika Penulisan
BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pola asuh,
BAB III berisi metode penelitian yang memuat pendekatan dan jenis
BAB IV berisi paparan data dan analisis yang memuat temuan penelitian
menjelaskan gambaran umum objek penelitian, profil desa yang terdiri dari:
penelitian.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh
Pola asuh orang tua dalam keluarga berarti kebiasaan orang tua, ayah
dan atau ibu dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak dalam
sebagainya. Pola asuh orang tua adalah upaya orang tua yang konsisten
dan persisten dalam menjaga dan membimbing anak dari sejak dilahirkan
hingga remaja. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan
pada anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dan dapat memberi efek negative
tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan
kegiatan pengasuhan.
dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara
14
15
sebagai suatu interaksi antara orang tua dengan dua dimensi perilaku orang
tua. Dimensi pertama adalah hubungan emosional antara orang tua dengan
anak. Lingkungan pola asuh demokratis orang tua yang sehat bagi psikis
pengertian dan kasih sayang orang tuanya. Dimensi kedua adalah cara-cara
adalah disiplin. Disiplin mencakup tiga hal, yaitu peraturan, hukuman, dan
yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk beraku sesuai
dan ketulusan cinta yang mendalam dari orang tua. Pola asuh tidak akan
tua kepada anak menjadi faktor utama yang menentukan potensi dan
karakter seorang anak. Berkaitan dengan jenis-jenis pola asuh orang tua,
macam pola asuh orang tua yang mencakup, pola asuh otoriter
16
(authoritative), yaitu:
anak untuk patuh kepada semua perintah dan keinginan orang tua,
control yang sangat ketat terhadap tingkah laku anak, anak kurang
endapat kepercayaan dari orang tua, anak sering dihukum, apabila anak
berhasil atau berprestasi anak jarang diberi pujian dan hadiah. Pola asuh
ditandai bahwa hubungan orang tua dengan anak tidak hangat dan
anak dengan cara-cara yang tidak patut. Hal ini terermin dari sikap
orngtua yang tidak memberi kasih sayang dan simpatik terhadap anak.
Pada saat bersamaan, anak dipaksa untuk selalu patuh pada nilai-nilai
orang tua. Orang tua berusaha membentuk tingkah laku anak sesuai
17
Sebab, orang tua dengan pola asuh permisif menganggap anak mampu
tanpa ada nasihat dan arahan yang bisa mengubah perilaku yang tidak
baik. Orang tua dengan pola asuh ini memberikan sedikit tuntutan dan
Pola asuh demokratis adalah jenis pola asuh yang responsif dan
cerminan dari sikap orang tua untuk memberdayakan anak. Orang tua
yaitu tipe disiplin efektif dalam waktu yang lama. Pola asuh demokratis
beradaptasi, kreatif, dan disukai banyak orang serta responsif. Orang tua
pola asuh demokratis orang tua merupakan kekuatan yang penting dan
perilaku) yang tinggi namun dapat dipahami. Dalam hal ini, anak
sebagai pengganti dari kebiasaan orang tua pada umumnya, yaitu bahwa
mereka suka menaruh perhatian kepada anak pada saat anak berperilaku
secara konsisten.
terutama bagi anak yang diasuh oleh pihak ibu. Hetherington melakukan
ini adalah keluarga utuh, setengah lagi keluarga yang mengalami kasus
tahap. Pertama, setelah dua bulan perceraian, kedua setelah satu tahun dan
20
ketiga setelah dua tahun. Berikut ini hasil dari penelitian yang
ini, pihak ibulah yang paling pahit merasakannya. Mereka merasa tertekan
lebih berat dan pengaruhnya lebih lama, terutama ibu yang mengasuh anak
laki-laki. Malah setelah dua tahun berlalu, ibu ini masih merasa kurang
lebih keras pada anak laki-laki dan akan sering membentak anak laki-
Perlakuan ibu tersebut pada sang anak sudah pasti akan mempengaruhi
pola asuh yang diberikan oleh ibu tunggal pada sang anak (Dagun,
2002:117).
ternyata cara ayah dan ibu dalam mangasuh anaknya berbeda. Misalnya
dalam kasus perceraian pun ayah jarang mengambil resiko. Namun ketika
ayah dan ibu hidup dalam situasi percerian, adanya kecenderungan sikap
B. Single Parent
1. Pengertian
Orang tua tunggal merupakan orang tua yang secara sendirian atau
dalam konteks ini adalah sebuah keluarga dengan orang tua tunggal
a. Perceraian
(dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang
sah atau karena hal lain di luar kemampuannya, salah satu pihak
salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
yang tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
tangga yang pecah pada hubungan keluarga adalah rumah tangga yang
perceraian lebih lama dan sulit bagi anak daripada periode penyesuaian
24
teman sebaya. Jika anak ditanya dimana orang tuanya atau mengapa
mereka mempunyai orang tua baru sebagai pengganti orang tua yang
tidak ada, mereka menjadi serba salah dan merasa malu. Di samping
orang tua yang tidak ada atau jika mereka lebih suka tinggal dengan
orang tua yang tidak ada daripada tinggal dengan orang tua yang
mengasuh mereka.
b. Kematian
oleh kemtian dan anak menyadari bahwa orang tua mereka tidak akan
pernah kembali lagi, mereka akan bersedih hati dan mengalihkan kasih
sayang mereka pada orang tua yang masih ada yang tenggelam dalam
tidak lengkap lagi, anak merasa ditolak dan tidak diinginkan. Hal ini
25
hubungan keluarga.
Alasannya ialah bahwa pengasuhan anak kecil dalam hal ini harus
digunakan ibu mereka, jarang dapat memberi anak perhatian dan kasih
serius daripada kehilangan ibu, terutama bagi anak laki-laki. Ibu harus
bekerja, dan dengan beban ganda di rumah dan pekerjaan di luar, ibu
merasa benci. Jika ibu tidak memberikan hiburan dan lambang status
seperti yang diperoleh teman sebaya, maka perasaan tidak senang anak
akan meningkat. Bagi anak laki-laki yang lebih besar, kehilangan ayah
anaknya agar tetap sehat dan hidup, ia merawat anaknya dengan penuh
ayat 233, Allah telah menjelaskan masing-masing tugas dari suami istri,
seperti berikut:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”. (Q.S. Al-
Baqarah [2]: 233)
sebagai berikut:
maupun diluar diri anak, akan memberi rasa tenang dan rasa
mesra terhadap anak akan memberi kemudahan bagi anak yang lebih
besar untuk mencari hiburan dan dukungan pada orang dewasa, dalam
diri ibunya. Seorang ibu yang merawat dan membesarkan anak dan
kali tanpa disadari, orang dewasa memberi contoh dan teladan yang
anak menceritakan suatu cerita yang tidak sesuai atau tidak jujur. Anak
keras dan bentakan, tidak bisa diharapkan untuk bicara dengan lemah
anak membutuhkan contoh dari ibu yang lembut dan ramah (Gunarsa,
2004:33).
tanggung jawab pada anak. Anak pada usia dini sebaiknya sudah
rumah. Anak akan belajar dengan lebih giat bila merasa enak daripada
penuh kasih sayang akan memberi rasa aman yang diperlukan setiap
luar keluarga. Sang ayah hanya dianggap sebagai sumber materi dan
dengan dunia di luar keluarga. Dari berbagai contoh terlihat bahwa ayah
akan memberi rasa aman. Ayah sebagai pelindung. Bagi anak laki-laki
ayah menjadi model dan teladan untuk perannya kelak sebagai seorang
laki-laki. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana dan
tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa figur ayah penting bagi anak
dan perasaan tidak enak bisa berada di sekitar anak laki-laki berbeda
respon, kepada kaum pria. Jika seorang anak perempuan diasuh oleh ibu
wanita.
luar
terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan
keluarga, diasuh oleh orang tua, dan bergaul dengan anggota keluarga
lainnya. Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan
Karena anak pada usia ini semakin banyak bergaul, di sekolah, di luar
yang diterimanya dari luar (positif atau negatif) semakin banyak mewarnai
menjadi matang dan tidak mudah berubah lagi (Ahmadi dan Sholeh,
2005:168).
lingkungan keluarga.
a. Perkembangan
proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam
b. Kepribadian
manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam
kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id,
ego, dan superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain
seseorang.
mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau
terhadap lingkungannya.
35
2. Jenis-jenis Kepribadian
berikut:
a. Kepribadian Ekstrovert
teman dan disukai banyak orang karena sikapnya yang ramah dan
terbuka.
b. Kepribadian Introvert
melakukannya sendiri.
menginjak masa sekolah di mana anak akan mulai mengenal dunia sosial
sehingga kebiasaan yang dilakukan anak ketika masa kecil akan menjadi
(Koeswara, 1991:93).
3. Pengertian Anak
anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
keluarga ibunya.
dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut. Anak
usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun
wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa kanak-kanak kemudian dibagi lagi
menjadi dua periode. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai
enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang
secara seksual. Setelah matang secara seksual maka anak akan mengalami
tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum
dengan masa anak kecil atau masa menjelang sekolah, sebab masa ini anak
sedang mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada
dan kehidupan anak. Faktor-faktor di dalam diri anak sendiri atau tekanan-
a. Perubahan Fisik
b. Perubahan Lingkungan
c. Tekanan Sosial
serta norma dalam masyarakat, karena apa yang telah dipelajari sejak
2005:33).
METODE PENELITIAN
(Moleong 2011:4).
2. Kehadiran Peneliti
40
41
H. Lokasi Penelitian
single parent yang berfungsi ganda sebagai ayah atau ibu, mandiri
I. Sumber Data
data, yakni:
a. Data Primer
orangtua single parent tersebut, baik yang berstatus janda atau duda
b. Data Sekunder
memperkuat data. Data lain juga didapat dari sumber bacaan dan
1. Observasi
2. Wawancara
kepada tujuh orang single parent yang mempunyai anak usia sekolah,
mulai dari anak usia 5 tahun sampai 21 tahun secara langsung terkait
3. Dokumentasi
arsip dan dokumen tertulis yang peneliti peroleh dari kantor kepala
desa tentang profil desa dan data single parent di Desa Jetis
K. Analisis Data
a. Pengumpulan data
b. Reduksi data
c. Penyajian data
d. Kesimpulan
kriteria keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik
referensi, adanya kriteria kepastian dengan teknik uraian rinci dan audit
kepastian.
pengecekan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas data
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar
data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang
dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari
M. Tahap-Tahap Penelitian
mempermudah pemaknaan.
A. Paparan Data
Desa Jetis merupakan salah satu desa pada ketinggin 1.050 meter dari
sebelah utara Desa Ngaditirto, sebelah timur Desa Salamrejo dan Desa
Luas Wilayah Desa Jetis 214,76 Ha dengan rincian terlihat pada Tabel
4. 1 berikut:
Tabel 4.1
Penggunaan Tanah
NO PENGGUNAAN LUAS ( Ha )
1 Pemukiman 29,0215
2 Sawah 2,2520
3 Tanah Kering/Tegalan 178,4059
4 Lain – lain 5,0806
(Sumber: Dokumen desa Jetis tahun 2016)
48
49
Tabel 4. 2
Pembagian Wilayah Administratif
Jumlah penduduk Desa Jetis pada akhir tahun 2016 sebanyak 2.339
terhadap hukum yang ada saat ini. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak
Tabel 4. 3 berikut:
Tabel 4. 3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 4. 4
Jumlah Sarana Pendidikan
Dilihat dari tingkat ketagwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
sarana tempat ibadah, masyarakat Desa Jetis hanya memeluk satu agama
Tabel 4. 5
Jumlah Penduduk
Menurut Agama/ Kepercayaan Dan Tempat Ibadah
Tabel 4. 6
Sarana Kesehatan
Tabel 4. 7
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan
Desa Jetis. Adapun jenis dan jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 4. 8
berikut:
52
Tabel 4. 8
Organisasi Pemuda, Olah Raga, dan Kesenian
Lahan pertanian yang ada di Desa Jetis sebagian besar lahan kering dan
hanya sebagian kecil lahan basah. Cara bertanam masih monoton pada
palawija, serta tanaman tahunan (sengon, kopi dan cengkeh). Disamping itu
Tabel 4. 9
Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH ( JIWA )
1 Belum/tidak bekerja 254
2 Petani dan buruh tani 1.580
3 Pegawai Negeri Sipil 3
4 TNI / Polri -
5 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 4
6 Guru Swasta 9
7 Karyawan Swasta 12
8 Pedagang dan wiraswasta 16
9 Buruh harian lepas 39
10 Pelajar dan Mahasiswa 367
11 Kepala Desa 1
12 Perangkat Desa 9
JUMLAH 2.294
(Sumber: Dokumen desa Jetis tahun 2016)
53
Table 4. 10 berikut:
Tabel 4. 10
Lembaga Perekonomian
NO JENIS JUMLAH
(Kel/Unit)
1 Simpan Pinjam 6
2 Kelompok Tani 12
3 Gapoktan 1
4 Industri Makanan Ringan 2
(Sumber: Dokumen desa Jetis tahun 2016)
peran serta tanggung jawabnya perlu perhatian khusus agar para petani
orang tua single parent yang masih memiliki anak pada usia sekolah dimana
dari subjek. Sebelum itu peneliti dapat menetapkan informan lainnya yang
observasi dan wawancara pada tujuh orang tua single parent, tujuh anak dari
orang tua single parent tersebut, dan pihak lain yang dapat memberi
penelitian:
dindingnya masih batu bata belum ditembok halus. Lantainya juga ala
lantai kasar belum dikeramik. Bapak Sunarno yang kerap dipanggil Pak
masih kelas 4 di SDN 02 Jetis, dan pulang bekerja pada pukul 16.30.
55
Setiap hari ia bekerja selama 8,5 jam, anak pertamanya, Winda sudah
lulus SMP dan tidak melanjutkan ke SMA karena masalah biaya. Meski
waktu bekerja Pak Narno hampir sehari penuh, hal tersebut tidaklah
rumah narasumber).
sehingga Pak Juwari hanya bekerja seorang diri, jika sebelumnya Budi
yang membantu Pak Juwari bekerja. Pak Juwari bekerja sebagai petani,
ia juga bekerja ikut seorang penebas kayu untuk mengangkuti kayu dari
adalah seorang yang tegar dan humoris, karena dalam kondisi hatinya
rumah narasumber).
c. Ibu Dwi Hartini, berusia 52 tahun seorang ibu single parent disebabkan
pendidikan Ibu Dwi yaitu sarjana. Profesinya seorang guru SD. Ibu Dwi
warga desa Jetis mengenal ia. Selain ia merupakan seorang guru, ia juga
Ria Pratiwi (19 tahun) masih kuliah semester 5 di UMM. Anak kedua
dan ketiganya kembar, yaitu Yoga Tri Pratama (16 tahun) dan Yogi
suaminya. Dapurnya cukup rapi dan terdapat sebuah mesin cuci pada
rumah narasumber).
Sunaryati lulusan SLTA. Sudah lama ia menjadi orang tua tunggal bagi
yang sudah ditembok halus dan lantai berkeramik yang sudah cukup
lahannya sangat luas. Selain dikenal baik oleh tetangga sekitar, ia juga
SLTP. Ia seorang ibu single parent yang tergolong masih muda yang
bekerja dan memilih untuk fokus merawat anaknya yang masih duduk
hasil panenan dari ladang bapak ibunya (Observasi pada tanggal 27, 28
g. Ibu Seti Yani, berusia 32 tahun seorang ibu single parent disebabkan
kekerasan fisik. Riwayat pendidikan Ibu Seti Yani yaitu lulusan SD. Ia
narasumber).
B. Analisis Data
a. Perceraian
bekerja ke luar negeri sebagai TKW oleh istrinya dan istri Pak Juwari
Sunaryati dan Ibu Seti Yani yang memilih untuk bercerai dan hidup
dalam rumah tangga. Hal serupa juga dialami oleh Ibu Trimunasih yang
(dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang
sah atau karena hal lain di luar kemampuannya, salah satu pihak
salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
yang tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
b. Kematian
single parent karena kematian yang dialami oleh pasangan terjadi pada
Pak Sunarno, Ibu Dwi Hartini, dan Ibu Repiyah. Pengaruh rumah
tangga yang pecah karena sebab kematian pada salah satu dari orang tua
baik ibu maupun ayah dan anak menyadari bahwa orang tua mereka
tidak akan pernah kembali lagi akan membuat anak bersedih hati dan
mengalihkan kasih sayang mereka pada orang tua yang masih ada.
lebih besar dari kehendak manusia. Kematian karena sakit juga dialami
63
oleh suami Ibu Dwi Hartini dan Ibu Repiyah. Suami Ibu Dwi Hartini
Alasannya ialah bahwa pengasuhan anak kecil dalam hal ini harus
digunakan ibu mereka, jarang dapat memberi anak perhatian dan kasih
pendapat Hurlock di atas bahwa anak masih sangat butuh sosok ibu
dalam pengasuhannya.
Anak
Pada halaman ini merupakan bagian dari analisis saya terhadap data di
lapangan, analisis saya merujuk pada teori-teori yang saya pelajari, sejauh
yang bisa dilakukan oleh saya dalam melihat data bisa terjadi berbeda
dengan hasil analisis orang lain. Jenis-jenis pola asuh yang diterapkan oleh
64
menekan kepada anak untuk selalu mengikuti aturan yang orang tua
terapkan. Apabila anak tidak menuruti apa yang orang tua inginkan,
maka orang tua tidak segan untuk berbuat kekerasan atau menghukum
anak.
(aturan) yang harus ditaati oleh anak-anaknya. Supaya taat, orang tua
1) Penanaman kedisiplinan
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua single parent yang
bermain sekitar 2 jam, lalu tidur siang, dan setelah tidur siang
“nek wangsul sekolah niko to, paling main sebentar, nggih setiap
hari belajar walaupun libur, nek dolan kesuen tak seneni, kan
dipadosi main ting pundi terus tak kasih tau to, nggih tak
tangleti bocahe wau dolanan nopo teng pundi, nggih nek mpun
66
“tak seneni kon bali, terus tak kandani lha tapi dasare bocah yo
tetep wae dilakoni meneh yo nek ora nganut tak jiwit tapi ora
sero (saya marahi saya suruh pulang, kemudian saya nasehati,
tapi yang namanya anak-anak ya masih saja diulangi, kalau
tidak mengikuti perintah saya cubit, tapi tidak keras)”.
(Wawancara pada tanggal 16 Juli 2017, pukul 12.10-1.55 di
rumah narasumber)
Pak Sunarno yang bekerja hampir seharian di luar tentunya
”Ya, tak kei wektu kanggo dolan, tapi Winda tak kon nang omah
wae njogo umah. Nek wektu belajar, nek Dadang entuk PR sek
ora biso digarap dewe terus diwarai Winda paling tak tekoni
bocahe nek pas bali sekolah kerepe tak kon do nang omah (ya
saya beri waktu untuk bermain, tapi Winda saya suruh di
rumah saja, menjaga rumah. Untuk waktu belajar, kalau
Dadang dapat PR yang tidak bisa dikerjakan sendiri maka
diajari Winda. Paling saya tanyakan setelah pulang, saya
anjurkan untuk tetap dirumah saja)”. (Wawancara pada tanggal
17 Juli 2017, pukul 17.20-18.00 di rumah narasumber)
67
Pola asuh otoriter dapat ditandai dengan sikap orang tua yang
orang tua, sehingga tak jarang Ibu Trimunasih dan Ibu Seti Yani
terus menerus.
menjelaskan bahwa pola asuh orang tua yang otoriter ditandai bahwa
tua. Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan
sesuatu yang anak sukai tanpa adanya suatu paksaan atau tuntutan dari
orang tua.
1) Penanaman kedisiplinan
“tak bebaske mawon paling nek bar sekolah, jam 2 muleh, jam 4
ngaji. Ora tau tak hukum, wong sok wes ngerti dewe kok ya
ora perlu tak cek bocahe wes ngerti sing apik utowo sing elek.
(saya beri kebebasan, setelah pulang sekolah, pulang sekolah
pukul 2 kemudian pukul 4 mengaji. Saya tidak pernah
menghukum, anak sudah tau sendiri harus bagaimana, jadi
tidak perlu saya cek dia sudah tahu mana yang baik mana yang
buruk)”. (Wawancara pada tanggal 16 Juli 2017, pukul 10.30-
11.05 di rumah narasumber)
pada anak. Anak akan bersifat mementingkan diri sendiri dan kurang
tingkat pendidikan yang rendah, status ekonomi, dan orang tua yang
keadaan anaknya.
tua. Dalam pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan
keinginannya. Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik
1) Penanaman kedisiplinan
kepada ketiga anaknya yaitu, Dessi Ria Pratiwi (19 tahun), Yoga Tri
Pratama (15 tahun), dan Yogi Catur Nugraheni (15 tahun) namun
Sama halnya dengan pola asuh ibu single parent, pola asuh
terhadap anak:
pulang.
Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua single parent di atas
otoriter, dimana mereka terlalu menekan anak untuk patuh dan dapat
yang harus anak lakukan karena anak yang mereka asuh masih
kebebasannya.
dan Parke yang dikutip oleh Ilahi (2013:134-135) pola asuh orang
tua diartikan sebagai suatu interaksi antara orang tua dengan dua
demokratis orang tua yang sehat bagi psikis individu ditentukan pula
kepaa anak mana yang baik dan mana yang buruk dan
Pola asuh demokratis terjadi pada orang tua single parent yang
kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orang tua.
3. Dampak dari Pola Asuh yang Diterapkan oleh Orang tua Single Parent
yang dipelajari setiap pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan
memiliki dampak berbeda pada setiap anak, termasuk sikap anak terhadap
75
lingkungan sosialnya, sikap anak terhadap orang tua dan sikap anak pada
tua yang terlalu otoriter dan keras, anak menjadi takut untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak orang tua, karena takut jika yang
dikerjakannya salah dan tidak diterima oleh orang tua. Sikap orang tua yang
permisif juga akan menjadikan anak berlaku semaunya sendiri karena tidak
ada larangan atau pengontrolan dari orang tua dalam setiap perbuatan yang
anak lakukan. Sedangkan sikap orang tua yang demokratis akan membentuk
anak menjadi pribadi yang seimbang, karena dalam pola asuh demokratis
anak diberi kebebasan tetapi dalam aturan yang mempunyai acuan. Pola
berikut:
a. Kepribadian Introvert
Pola asuh orang tua yang terlalu menekan anaknya untuk patuh
kepada semua perintah dan keinginan orang tua, kontrol yang sangat
ketat terhadapa tingkah laku anak akan menbuat anak menjadi takut dan
kurang percaya diri dalam melakukan suatu hal karena dipandang akan
salah jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua. Pribadi kurang
76
percaya diri, pemalu, menarik diri dari lingkungan sosial, dan penakut
pribadi yang kurang percaya diri dan pemalu dalam berinteraksi sosial.
Bahkan jika ada keluarga lain yang terkena musibah mereka juga
“ndak pernah main keluar, tok neng umah wae kadang nonton tv,
resik-resik omah, ngumbai, asah-asah, masak, nyapu, karo
ngancani Dadang nggarap tugas (tidak pernah main keluar,
hanya di rumah saja melakukan pekerjaan ruah seperti mencuci
baju, mencuci piring, masak, menyapu dan terkadang nonton Tv,
jika Dadang sudah pulang sekolah maka menemani Dadang
mengerjakan tugas)”.(Wawancara pada tanggal 17 Juli 2017
pukul 17.20-18.00 di rumah narasumber)
77
seorang anak yang menarik diri dari lingkungan sosialnya. Sikap dan
b. Kepribadian Ekstrovert
lain. Mereka cenderung ramah, terbuka, aktif, dan suka bergaul. Anak
banyak teman dan disukai banyak orang karena sikapnya yang ramah
dan terbuka.
ini didukung oleh perlakuan orang tua single parent terhadap anak,
pengawasan, adanya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua
“Dessi ki bocahe ora seneng mung terimo neng umah, soale aktif
organisasi, neng umah nderek IPNU, ting sekolahan riyen nggih
nderek OSIS. Nek kegiatane positif tak entuke wae, malah aku
seneng karo tak arahke ben ora nang umah wae ben jiwa sosiale
tinggi nek ngerti kahanan njobo (Dessi itu anaknya tidak suka
hanya berdiam diri di rumah, dia senang berorganisasi baik di
rumah maupun di sekolah seperti IPNU atau OSIS ketika dulu
masih sekolah. Selama kegiatannya positif saya perbolehkan,
malah saya dukung dia supaya aktif sekaligus saya arahkan,
supaya jiwa sosialnya tinggi jika dia tahu keadaan luar)”.
(Wawancara pada tanggal 16 Juli 2017 pukul 08.55-09.40 di
rumah narasumber)
kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orang tua. Pola
79
asuh tidak akan terlepas dari adanya sebuah keluarga. Anak tumbuh dan
berkembang memerlukan dua figur, yaitu figur ayah dan ibu. Ayah
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
2. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua single parent dalam
terjadi pada orang tua single parent dengan pola pengasuhan yang
sebelum bercerai. 2) Pola asuh permisif terjadi pada orang tua single
80
81
yang berkembang dalam diri orang tua, orientasi religius, dan bakat
3. Dampak dari pola asuh yang diterapkan secara berbeda pada anak,
pemalu dan kurang percaya diri. Anak yang diasuh dengan pola asuh
B. Saran
sebagai berikut:
1. Bagi orang tua harus memperhatikan pola asuh yang diberikan pada
ketika berbuat tidak baik. Untuk orang tua yang bersikap sangat
lebih mengetahui apa yang diinginkan oleh anak. Agar anak menjadi
disekitarnya.
2. Bagi anak diharapkan memahami pola asuh yang diberikan oleh orang
patuh namun juga memberikan masukan pada orang tua jika dirasakan
apa yang dilakukan oleh orang tua kurang tepat. Anak harus
memahami bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua adalah untuk
Charissa Publisher.
Bandung: Angkasa.
Pustaka.
Rineka Cipta.
Cipta.
Pelajar.
Psikologi UGM.
Erlangga.
Erlangga.
Obor Indonesia.
Katahati.
Remaja Rosdakarya.
Alfabeta.
Alumni.
Alfabeta.
Grafindo Persada.
Ghalia Indonesia.
Perundang-Undangan:
No Tanggal Kegiatan
1 Senin, 15 Mei 2017 Penyerahan surat izin meneliti kepada kepala
Pukul 08.15-08.30 WIB desa Jetis
2 Selasa, 16 Mei 2017 Minta data mengenai profil desa Jetis kepada
sekretaris desa Jetis di Kantor Kepala Desa
Jetis
3 Rabu-kamis, 17-18 Mei Observasi keluarga Bapak Sunarno
2017
4 Jum‟at-sabtu, 19-20 Mei Observasi keluarga Bapak Juwari
2017
5 Minggu-senin, 21-22 Observasi keluarga Ibu Dwi Hartini
Mei 2017
6 Selasa-rabu, 23-24 Mei Observasi keluarga Ibu Sunaryati
2017
7 Kamis-jum‟at, 25-26 Observasi keluarga Ibu Repiyah
Mei 2017
8 Sabtu-minggu, 27-28 Observasi keluarga Ibu Trimunasih
Mei 2017
9 Senin-selasa, 29-30 Mei Observasi keluarga Ibu Seti Yani
2017
10 Minggu-senin, 16- 17 Wawancara
Juli 2017
PEDOMAN OBSERVASI
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
FOKUS
INDIKATOR DATA
PENELITIAN
1. Pola asuh yang 1. Pola Asuh Otoritarian 1. Mengamati profil
diberikan oleh 2. Pola Asuh Permisif orangtua single
orangtua single parent 3. Pola Asuh Demokrasi parent dan anak
pada anak dalam 2. Mengamati
perkembangan kehidupan orangtua
kepribadiannya single parent dan
anak
2. Dampak dari pola 1. Kepribadian Anak 1. Mengamati
asuh yang diberikan kepribadian anak
oleh orangtua single
parent pada anak
PEDOMAN WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
1. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
2. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
3. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
4. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
5. Apakah anak anda suka memberontak?
6. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
7. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
8. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
9. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
10. Apakah anak masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
11. Apakah anak membereskan mainannya sendiri? (kanak-kanak akhir)
12. Apakah anak masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang
sekolah? (kanak-kanak akhir)
13. Apakah anak sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah? (kanak-kanak akhir)
14. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
15. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
16. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
17. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
18. Apakah anak bertanggung jawab pada barang-barangnya sendiri?
19. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda harus menyiapkan
seragam untuk anak?
20. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
21. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
II. Untuk anak
Nama :
Usia :
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
SLTP.
single parent dan hanya tinggal bersama kedua anaknya pada sebuah
kepribadian anak bangunan rumah yang sederhana, dindingnya masih
07 RW 03 Jetis
HASIL OBSERVASI
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
bermasyarakat
HASIL OBSERVASI
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
dan kepribadian anak hampir semua warga desa Jetis mengenal ia.
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
1. Mengamati profil Ibu Repiyah, berusia 43 tahun seorang ibu single
orangtua single parent parent disebabkan oleh kematian suaminya
dan anak karena struk. Tingkat pendidikan Ibu Repiyah
yaitu lulusan SD.
2. Mengamati kehidupan Ibu Repiyah bekerja sebagai pedagang. Sebagai
orangtua single parent tulang punggung keluarga ia bekerja keras guna
dan kepribadian anak mencukupi kebutuhan hidup serta membiayai
anak bungsunya, Melissa (9 tahun) yang masih
duduk di kelas 3 SD. Melissa dipindahkan sekolah
karena ia tidak naik kelas sehingga ia masih
duduk di kelas 3 SD.
HASIL OBSERVASI
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
SLTP.
dan kepribadian anak (5 tahun) seorang diri sejak lahir. Setelah bercerai
dengan suaminya dan anaknya menginjak usia 3
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pelaksanaan
Observasi Deskripsi
1. Mengamati profil Ibu Seti Yani, berusia 32 tahun seorang ibu single
orangtua single parent seorang diri, Andika Sajana (8 tahun) yang sangat
sendiri.
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Penanaman Disiplin
9. Apakah anda menerapkan peraturan mengenai waktu bermain anak
anda?
Jawab: nggih nek waktune bermain nggih main, waktune shalat nggih
sholat ngoten (kalau waktunya bermain ya bermain, waktu shalat ya
shalat seperti itu)
10. Jika anak pulang melebihi waktu yang ditentukan apa anda akan
menghukum anak?
Jawab: mboten tau tak hukum, paling tak kandani nek dolan ampun dugi
larut wengi ngoten niku (tidak pernah saya hukum, hanya saya nasehati
kalau keluar pulangnya jangan sampai larut malam)
11. Apakah anda menerapkan peraturan belajar untuk anak setiap hari?
Jawab: nggih tak terapke, nek belajar sekolah misal mboten gadah PR
nggih bar isya‟ niku do tak ken sinau (saya terapkan, untuk belajar
pelajaran sekolah misal tidak ada PR ya setiap setelah shalat isya‟ saya
suruh belajar)
12. Apakah anda akan membangunkan anak di pagi hari jika anak terlambat
bangun?
Jawab: jarang krinan bocah-bocah niku, mesti tiap subuh wes do tangi
wong njo shalat subuh to (anak-anak jarang terlambat bangun, setiap
subuh pasti sudah bangun untuk shalat subuh)
13. Apakah anda sering melakukan pengecekan terhadap perilaku atau
kegiatan yang dilakukan anak di luar rumah?
Jawab: nggih sok tak takoni, misal teng pundi, ajeng nopo, wangsul jam
pinten, paling tak sms niku to (saya tanya sedang di mana, mau ada
keperluan apa, pulang jam berapa, saya hubungi mereka melalui sms)
14. Jika anak berperilaku buruk apakah anda akan menasehati atau
membiarkannya?
Jawab: tak kandani mbak, ben nek salah mboten terus-terusan (saya
nasehati mbak, supaya kalau salah tidak diulangi lagi)
15. Jika anak bermain diluar seharian apakah anda akan menasehati atau
membiarkannya?
Jawab: tak kandani, paling ngko nek wangsul ampun wengi-wengi ngoten
nek enten kegiatan, tapi bocah-bocah ora tau dolan nek mboten nten
kegiatan (saya nasehati, kalau pulang jangan malam-malam jika
memang ada kegiatan, tapi anak-anak tidak pernah main keluar kalau
tidak ada kegiatan)
16. Ketika anda bekerja diluar seharian, apakah anda mengecek kegiatan
anak dengan menghubungi anggota keluarga yang lain?
Jawab: iya, tak takonke anakku nangdi yo, misal ora nang umah pas aku
bali ngajar, tapi anak-anak mesti pamit nek ajeng keluar (iya, saya
tanyakan anak saya di mana misal tidak di rumah ketika saya pulang
mengajar, tapi anak-anak saya biasanya izin setiap mau keluar rumah)
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
22. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: tidak
23. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: tidak, wong pas ono rame-rame dangdut nang ngarep omah ki yo
do ora gumun (tidak, karena ketika ada acara hiburan di depan rumah
tidak tertarik untuk ikut menonton)
24. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: tidak, kancane ki malah akeh banget, kadang sok do dolan rene
(tidak, teman-temannya banyak sekali, kadang pada main kesini)
25. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: tidak
26. Apakah anak anda suka memberontak?
Jawab: tidak
27. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: Dessi ki bocahe ora seneng mung terimo neng umah, soale aktif
organisasi, neng umah nderek IPNU, ting sekolahan riyen nggih
nderek OSIS. Nek kegiatane positif tak entuke wae, malah aku seneng
karo tak arahke ben ora nang umah wae ben jiwa sosiale tinggi nek
ngerti kahanan njobo (Dessi itu anaknya tidak suka hanya berdiam diri
di rumah, dia senang berorganisasi baik di rumah maupun di sekolah
seperti IPNU atau OSIS ketika dulu masih sekolah. Selama kegiatannya
positif saya perbolehkan, malah saya dukung dia supaya aktif sekaligus
saya arahkan, supaya jiwa sosialnya tinggi jika dia tahu keadaan luar)
28. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: iya, sok muni ayo mak tileki (iya, segera mengajak menjenguk jika
ada keluarga lain yang terkena musibah)
29. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: iya Dessi bertanggung jawab kaleh tugase, kabeh gaweane omah
digarap koyo dene masak, ngumbai, asah-asah, resik-resik ki kadang
dewenen kabeh seng nglakoni nek wes bali kuliah (iya Dessi
bertanggung jawab dengan tugasnya, semua tugas rumah seperti
memasak, mencuci pakaian, mencuci piring, bersih-bersih rumah juga
terkadang dia yang melakukan semua setelah pulang kuliah)
30. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya, diberesi kiambak (iya, dibereskan sendiri)
31. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: iya, bar maem kae langsung dicuci piringe (iya, setelah makan
langsung dicuci piringnya)
32. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: iya, do ngumbai dewe-dewe (iya, dicuci sendiri-sendiri)
33. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: ya paling resik-resik umah, nyapu, masak (ya bersih-bersih rumah,
menyapu, masak)
34. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: iya , mesti pamitan cium tangan (iya, pasti berpamitan dengan
mencium tangan)
35. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: iya, kadang nek adine njaluk tulung mbakyune opo kancane (iya,
terkadang adiknya minta tolong kakaknya atau temannya)
14. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya, tentu langsung dibereskan
15. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: iya, saya mencuci piring sendiri kadang bekas adik-adik sama ibu
16. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: iya, tidak pernah dicucikan malah saya yang mencucikan
17. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: ya paling bersih-bersih rumah, memasak
18. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya, selalu pamitan sambil cium tangan
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
36. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: mboten (tidak)
37. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: nggih kadang nek kancane ngene melu ngene kancane ngono melu
ngono, (iya, terkadang jika teman begini, ikut begini, teman begitu ikut
begitu)
38. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: mboten, nggih nek dolan yo dolan karo koncone (tidak, jika bermain
ya bermain bersama teman-temannya)
39. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: mboten (tidak)
40. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: nggih, wong nek enten lomba teng TPQ nopo teng sekolahan niku
sok tumut nggih, lak wingi niko ndrek lomba ngaos niku angsal juara,
dados anak berprestasi ngoten wong jilidan angsal juara, tajwid angsal
juara, maos doa-doa angsal juara terus nyuwun hadiah kaleh kulo
barang (iya, ketika ada lomba di TPQ maupun sekolahan selalu ikut,
ketika ikut lomba di TPQ termasuk anak berprestasi karena lomba
jilidan dapat juara, tajwid dapat juara, baca doa harian dapat juara, lalu
juga minta hadiah dari saya)
41. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: nggih, sok gage meni ayo mak tilek (iya, sering mengajak untuk
menjenguk)
42. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: nggih, misal diparingi tugas ngoten nggih dikerjakke (iya, ketika
diberi tugas ya dikerjakan)
43. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: maem taseh disiapke meski mpun mboten didulang, tapi kadang
mpun madosi kiambak misal pengen maem mie nggih damel kiambak
(masih disiapkan ketika makan meskipun tidak disuapi, tapi terkadang
ketika ingin makan sudah menyiapkan sendiri, misal ingin makan mie
ya membuat sendiri)
44. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: kulo sing lempiti slimute (saya yang melipat selimut sendiri)
45. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: nek asah-asah nggih tasih kulo asahi (kalau mencuci piring masih
saya yang melakukan)
46. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: nggih, kadang ngumbahi kiambak, kadang tak kumbahke, mesakke
to wong taseh alit (iya, kadang mencuci sendiri kadang saya cucikan,
kasihan masih kecil)
47. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: nggih, nek pamitan mesti cium tangan (iya, kalau berpamitan pasti
cium tangan)
48. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: kerep-kerepe digarap kiambak, terus mangkeh paling dicoccokke
kaleh rencange (seringnya dikerjakan sendiri, kemudian nanti
dicocokkan dengan teman-temannya)
19. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang iya, kadang tidak
20. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak
21. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak, bareng teman-teman
22. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang minta bantuan ibu
23. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya
24. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: iya
25. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: kadang dicuci ibu
26. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
49. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: mboten (tidak)
50. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: nggih kadang nek kancane ngene melu ngene kancane ngono melu
ngono, (iya, terkadang jika teman begini, ikut begini, teman begitu ikut
begitu)
51. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: mboten, nggih nek dolan yo dolan karo koncone (tidak, jika bermain
ya bermain bersama teman-temannya)
52. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: mboten (tidak)
53. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: nggih, wong nek enten lomba teng TPQ nopo teng sekolahan niku
sok tumut nggih, lak wingi niko ndrek lomba ngaos niku angsal juara,
dados anak berprestasi ngoten wong jilidan angsal juara, tajwid angsal
juara, maos doa-doa angsal juara terus nyuwun hadiah kaleh kulo
barang (iya, ketika ada lomba di TPQ maupun sekolahan selalu ikut,
ketika ikut lomba di TPQ termasuk anak berprestasi karena lomba
jilidan dapat juara, tajwid dapat juara, baca doa harian dapat juara, lalu
juga minta hadiah dari saya)
54. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: nggih, sok gage meni ayo mak tilek (iya, sering mengajak untuk
menjenguk)
55. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: nggih, misal diparingi tugas ngoten nggih dikerjakke (iya, ketika
diberi tugas ya dikerjakan)
56. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: maem taseh disiapke meski mpun mboten didulang, tapi kadang
mpun madosi kiambak misal pengen maem mie nggih damel kiambak
(masih disiapkan ketika makan meskipun tidak disuapi, tapi terkadang
ketika ingin makan sudah menyiapkan sendiri, misal ingin makan mie
ya membuat sendiri)
57. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: kulo sing lempiti slimute (saya yang melipat selimut sendiri)
58. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: nek asah-asah nggih tasih kulo asahi (kalau mencuci piring masih
saya yang melakukan)
59. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: nggih, kadang ngumbahi kiambak, kadang tak kumbahke, mesakke
to wong taseh alit (iya, kadang mencuci sendiri kadang saya cucikan,
kasihan masih kecil)
60. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: nggih, nek pamitan mesti cium tangan (iya, kalau berpamitan pasti
cium tangan)
61. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: kerep-kerepe digarap kiambak, terus mangkeh paling dicoccokke
kaleh rencange (seringnya dikerjakan sendiri, kemudian nanti
dicocokkan dengan teman-temannya)
27. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang iya, kadang tidak
28. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak
29. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak, bareng teman-teman
30. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang minta bantuan ibu
31. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya
32. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: iya
33. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: kadang dicuci ibu
34. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
62. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: tidak
63. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: yo kadang tiru-tiru kancane (ya kadang ikut-ikutan temannya)
64. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: nek main ting griyo rodo malu dan kurang PD soale rencange
benten kaleh seng teng sekolahan, nek se teng griyo boten patio akrab
(ketika bermain di rumah anaknya pemalu dan kurang percaya diri
karena teman di rumah dan di sekolah beda, kalau sama teman yang di
rumah kurang akrab)
65. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: mboten (tidak)
66. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: nggih kadang wanen kadang isen nek ting sekolahan niku ken maju
ting kelas menjawab soal jare (terkadang malu terkadang berani jika di
kelas disuruh maju menjawab soal)
67. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: kurang tanggap
68. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: nggih tanggung jawab, nggih digarap nek angsal tugas (iya,
bertanggung jawab dikerjakan jika dapat tugas)
69. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: kadang tasih disiapke walaupun mboten didulang (terkadang masih
disiapkan walaupun tidak disuapi)
70. Apakah anak masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nggih nek mandi tasih kudu diken terutama mandi sore (mandi
masih harus disuruh terutama mandi sore)
71. Apakah anak masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: antar jemput saking sekolahan (dijemput dan diantar dari
sekolahan)
72. Apakah anak sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: mboten (tidak)
73. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: kadang yo asah-asah dewe, kadang ora (terkadang dicuci sendiri,
terkadang tidak)
74. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: nek ngumbai iseh tak kumbahke (kalau mencuci masih saya
cucikan)
75. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: mboten tak ken ewang-ewang sok an, paling nyaponi niku (tidak
saya anjurkan untuk membantu, hanya menyapu saja biasanya)
76. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: nggih (iya)
77. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: sok digarap kiambak, paling tanglet kulo nek nten se mboten
ngertos (biasa dikerjakan sendiri, kadang tanya kepada saya jika tidak
tahu)
X. Untuk anak
Nama : Melissa
Usia : 9 tahun
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
35. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang masih, kadang menyiapkan sendiri
36. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak, mandi sendiri
37. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: diantar jemput bis sekolah
38. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kalau tidk bisa minta bantuan ibu
39. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya, melipat selimut sendiri
40. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: kadang-kadang sendiri, kadang dicuci ibu
41. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: tidak, pakaiannya dicuci ibu
42. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: kadang menyapu
43. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya, pamitan dengan mencium tangan ibu
44. Apakah anda meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan tugas
sekolah?
Jawab: kalau tidak bisa, minta diajarin ibu
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Penanaman Disiplin
40. Apakah anda menerapkan peraturan mengenai waktu bermain anak
anda?
Jawab: nggih nek wangsul sekolah niko to, paling main sebentar (setiap
setelah pulang sekolah, main sebentar)
41. Jika anak pulang melebihi waktu yang ditentukan apa anda akan
menghukum anak?
Jawab: nggih tak seneni, kan dipadosi main ting pundi terus tak kasih tau
to (saya marahi, pertama saya cari main di mana lalu saya nasehati)
42. Apakah anda menerapkan peraturan belajar untuk anak setiap hari?
Jawab: nggih setiap hari, walaupun libur (iya setiap hari walaupun sekolah
libur)
43. Apakah anda akan membangunkan anak di pagi hari jika anak terlambat
bangun?
Jawab: nggih kudu digugah (iya, harus dibangunkan)
44. Apakah anda sering melakukan pengecekan terhadap perilaku atau
kegiatan yang dilakukan anak di luar rumah?
Jawab: nggih tak tangleti bocahe wau dolanan nopo teng pundi (iya, saya
tanya tadi main apa di mana)
45. Jika anak berperilaku buruk apakah anda akan menasehati atau
membiarkannya?
Jawab: nggih tak kasih tahu ngoten, tak nasehatin (saya nasehati)
46. Jika anak bermain diluar seharian apakah anda akan menasehati atau
membiarkannya?
Jawab: nggih mesti tak kandani (pasti saya nasehati)
47. Ketika anda bekerja diluar seharian, apakah anda mengecek kegiatan
anak dengan menghubungi anggota keluarga yang lain?
Jawab: nggih tak tangletke mbahe (iya saya tanyakan mbahnya)
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
78. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: nggih kadang nek dikasari malah sok nesu (terkadang kalau dikasari
malah marah)
79. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: nggih sok melu-melu kancane (suka ikut-ikutan teman)
80. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: sok malu-malu bocahe niku dadi jarang keluar, nek main di luar tak
ken wangsul ben dolanan teng griyo mawon (anaknya malu-malu
sehingga jarang main di luar karena ketika bermain di luar langsung
saya suruh pulang, biar main di rumah saja)
81. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: mboten (tidak)
82. Apakah anak anda suka memberontak?
Jawab: nggih nek gek rewel niku paling (kadang suka rewel)
83. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: sok malu-malu anake kulo niku, tapi nggih kadang wani (anak saya
itu pemalu, tapi terkadang juga pemberani)
84. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: dereng nalar nek niku (belum cukup tanggap terhadap masalah itu)
85. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: nggih nek nten tugas sok digarap, tak kancani (jika ada tugas ya
dikerjakan, saya dampingi)
86. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: tasih, kadang tasih dulang (kadang masih disuapi ketika makan)
87. Apakah anak masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nggih nek apung tasih diken (jika mandi masih harus disuruh)
88. Apakah anak masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: paling diantar niku, nek wangsul sareng rencang-rencange (hanya
diantar, kalau pulang bareng teman-temannya)
89. Apakah anak sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nggih, tak kancani nek pas garap tugas (iya, saya temani ketika
mengerjakan tugas)
90. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: mboten (tidak)
91. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: mboten (tidak)
92. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: dereng, tasih kulo se ngumbai (belum, masih saya yang
mencucikan)
93. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: dereng (belum)
94. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: nggih, cium tangan (iya, mencium tangan ketika berpamitan)
95. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: nggih kulo niku se nyinaoni (saya yang membantunya mengerjakan
tugas)
45. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
46. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
47. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: diantar
48. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya, dibantu ibu
49. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: tidak, dibereskan ibu
50. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: tidak
51. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: tidak
52. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: belum
53. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya
54. Apakah anda meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan tugas
sekolah?
Jawab: minta tolong ibu
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
96. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: nggih nek dikasari malah dadi jengkel (jika dikasari nanti marah)
97. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: nggih kepinginan kados kancane niku (mudah terpengaruh teman)
98. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: mboten, nek nten kancane nggih dolan, tapi kadang sok malu-malu
nek pas kaleh rencange niku (tidak, jika ada teman bermain ya bermain,
tapi terkadang suka malu-malu jika ingi menghampiri teman)
99. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: mboten (tidak)
100. Apakah anak anda suka memberontak?
Jawab: nggih nek pengen nopo mboten dituruti ngoten dados nesu (jika
ingin sesuatu kemudian tidak dituruti maka akan marah)
101. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: isinan nek kon maju neng kelas (pemalu jika disuruh maju ke depan
kelas)
102. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: dereng nalar nek niku (belum mengerti kalau tentang itu)
103. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: nek mboten tak tunggoni nggih mboten digarap (kalau tidak saya
dampingi, ya tidak dikerjakan)
104. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: nggih, tasih disiapke kadang malah didulang nek mboten didulang
mboten purun maem (iya, masih disiapkan, terkadang malah disuapin
karena kalau tidak anaknya tidak mau makan)
105. Apakah anak masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: kadang tasih dipakpungi, nek pakpung niku kudu diken (terkadang
masih saya mandikan, kalau mau mandi itu harus disuruh)
106. Apakah anak masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: mboten, sareng rencange niku (tidak, bareng teman-temannya)
107. Apakah anak sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nggih tasih digarap kaleh kulo tak tunggoni (iya masih, saya temani
ketika mengerjakan)
108. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: mboten (tidak)
109. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: mboten (tidak)
110. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: mboten (tidak)
111. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: dereng (belum)
112. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: nggih (iya)
113. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: paling nggih kaleh kulo niku nek mboten kaleh rencang-rencange
(dengan saya kalau tidak ya dengan teman-temannya)
55. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
56. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
57. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: tidak
58. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
59. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: tidak
60. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: tidak
61. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: tidak
62. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: belum
63. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya
64. Apakah anda meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan tugas
sekolah?
Jawab: iya
HASIL WAWANCARA
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT
DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI DESA JETIS, KECAMATAN SELOPAMPANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
Dampak Dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orangtua Single Parent pada
Anak
Perilaku Anak
114. Apakah anak anda memiliki temperamen yang tinggi?
Jawab: ora, paling nek tak bentak njo bocahe nangis (tidak, tapi kalau saya
bentak anaknya menangis)
115. Apakah anak anda mudah terpengaruh?
Jawab: nek Dadang paling neng sekolahan kepinginan kancane, nek Winda
neng omah wae dadine ora tau neko-neko (kalau Dadang di sekolah
terpengaruh dengan teman-temannya ingin ini ingin itu, kalau Winda di
rumah saja jadi tidak pernah macam-macam)
116. Apakah anak anda menunjukkan sikap kurang bersahabat?
Jawab: pergaulane rodo kurang (pergaulannya kurang dan tertutup)
117. Apakah anak anda bersikap agresif melebihi anak-anak lain?
Jawab: tidak
118. Apakah anak anda suka memberontak?
Jawab: Dadang paling nek pengen opo-opo ora dituruti dadi nangis
(Dadang kalau ingin sesuatu tidak dituruti jadi menangis)
119. Apakah anak anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi?
Jawab: do isinan kabeh wong neng ngomah wae (pemalu semua karena
sering di rumah saja)
120. Apakah anak anda akan cepat tanggap jika ada anggota keluarga lain
yang terkena musibah?
Jawab: kurang tanggap
121. Apakah anak anda bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
kepadanya?
Jawab: iya, tanggung jawab tapi kadang yo ora, nek gek gelem wae (iya
tanggung jawab, namun tidak semua dilaksanakan, jika hanya ingin saja
baru dilaksanakan)
122. Apakah anak masih harus disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak
akhir)
Jawab: nek Dadang kudu disiapk emeski wes kelas papat, (kalau Dadang
harus disiapkan walaupun sudah kelas empat)
123. Apakah anak masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nek adus Dadang kudu dikon, tapi adus dewe ora didusi (Dadang
masih harus disuruh ketika waktunya mandi, tapi ia mandi sendiri tidak
dimandikan)
124. Apakah anak masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nek mangkat tak terke tapi nek bali bareng-bareng kancane (kalau
berangkat saya antarkan, tapi kalau pulang tidak, biasanya bersama
teman-temannya)
125. Apakah anak sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: nek Dadang biasane ora biso garap kon marai Winda (jika Dadang
tidak bisa mengerjakan, maka minta bantuan Winda)
126. Ketika bangun tidur apakah anak langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: kalau Winda langsung dibereskan, kalau Dadang tidak
127. Apakah anak sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri
maupun bekas orang lain?
Jawab: Winda se sok asah-asah, nek Dadang wong durung ngerti asah-
asah meski wes gede (Winda yang mencuci piring, kalau Dadang tidak)
128. Apakah anak mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: nggon Dadang dikumbahke Winda (pakaian Dadang dicucikan
Winda)
129. Apakah anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: nek Winda yo wes resik-resik omah, masak, momong adine (Winda
yang merapikan rumah, masak, dan menemani Dadang)
130. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anak berpamitan dengan
mencium tangan?
Jawab: iyo, soale tak terke tekan sekolahan (iya, karena saya antar sampai
sekolahan)
131. Apakah anak meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan
tugas sekolah?
Jawab: paling nek ono tugas kelompok digarap bareng-bareng (kalau ada
tugas berkelompok dikerjakan bersama-sama teman sekelompoknya)
65. Apakah anda masih disiapkan ketika ingin makan? (kanak-kanak akhir)
Jawab: masih
66. Apakah anda masih harus disuruh dan membutuhkan bantuan ketika
mandi? (kanak-kanak akhir)
Jawab: masih disuruh, tapi mandi sendiri
67. Apakah anda masih diantar jemput ketika berangkat atau pulang sekolah?
(kanak-kanak akhir)
Jawab: diantar saja, pulang bersama teman-teman
68. Apakah anda sering meminta bantuan ketika mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah? (kanak-kanak akhir)
Jawab: iya
69. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: tidak
70. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: tidak, dicucikan mbak Winda
71. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: tidak, kadang dicuci bapak, kadang mbak winda
72. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: belum
73. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: iya
74. Apakah anda meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan tugas
sekolah?
Jawab: iya, minta bantuan mbak Winda
75. Ketika bangun tidur apakah anda langsung membereskan tempat tidur
sendiri?
Jawab: iya, saya bereskan sendiri
76. Apakah anda sering mencuci piring kotor bekas makannya sendiri maupun
bekas orang lain?
Jawab: iya
77. Apakah anda mencuci pakaiannya sendiri?
Jawab: iya
78. Apakah anda sudah bisa membantu pekerjaan rumah orangtua?
Jawab: biasane bangun pagi, sak derenge mangkat sekolah damel sarapan
kagem kulo, mas, kaleh pak‟e, bar niku mangkat sekolah, pak‟e ting tegil.
Nek wangsul sekolah kadang beres-beres rumah, nyapu, ngumbai, nek
mpun rampung garap tugas sekolah, nek tugase mpun rampung gek dolan,
rodo sore niko ngaji (biasanya bangun pagi sebelum berangkat sekolah
menyiapkan sarapan untuk saya, kakak, sama bapak. Nanti saya berangkat
sekolah, kakak di rumah, bapak ke ladang. Sesudah pulang sekolah
terkadang beres-beres rumah, menyapu, mencuci pakaian, jika sudah
selesai pekerjaan rumah lalu mengerjakan tugas sekolah. Setelahnya baru
main keluar, agak sore mengaji di TPQ)
79. Ketika hendak berangkat sekolah apakah anda berpamitan dengan
mencium tangan orangtua?
Jawab: kadang-kadang, kalau bapak belum berangkat ke ladang
80. Apakah anda meminta bantuan pada orang lain dalam mengerjakan tugas
sekolah?
Jawab: kadang-kadang bersama teman
DOKUMENTASI