Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

CARA MEMANDIKAN, MENGAFANKAN, MENYOLATKAN DAN


MENGUBURKAN JENAZAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Oleh :
Regina Yustisia (191210044)
Miftahul Iman (191210045)
Chita agni Muharomah (191210046)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberi kami kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kaami
sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah diberikan kepada
kelompok kami, Makalah inipun disusun dengan penuh kesabaran, ketabahan
untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini memuat tentang jenazah yang
mencakup memandikan, mengkafankan, menyolatkan dan menguburkan.Tema
yang dibahas dimakalah ini sengaja dipilih oleh dosen pembimbing kami, untuk
kami pelajari lebih dalam dan buth waktu yang cukup panjang untuk mendalami
materi ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan materi ini, sehingga kami dapet lebih memahami. Semoga makalh ini
bermanfaat, dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meskki
makalah ini mempunyai banyak kekurangan, kami selaku penyusun mohon
bantuannya dalam bentuk kritik ataupun saran

Serang, 23 Agustus 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
D. Manfaat ............................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
A.
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?
2. Bagaimana tata cara mengkafankan jenazah?
3. Bagaimana tat cara menyolatkan jenazah?
4. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang penyusun uraikan, terdapat
beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Agar mengetahui tata cara memandikan jenazah
2. Agar mengetahui tata cara mengkafankan jenazah
3. Agar mengetahui tata cara menyolatkan jenazah
4. Agar mengetahui tata cara menguburkan jenazah

D. Manfaaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1. Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada mahasiswa tentang tata cara memandikan,
mengkafankan, menyolatkan dan menguburkan jenazah.
2. Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pembaca dan penyusun tentang tata cara
memandikan, mengkafankan, menyolatkan dan menguburkan
jenazah.

A. Tatacara Memandikan Jenazah


Dalam memandikan jenazah, bila seluruh tubuh mayat sudah trsiram oleh air,
maka sudah dianggap cukup. Namun tatacara memandikan yang disunnahkan
adalah:
 Hendaknya mayat diletakan ditempat yang agak tinggi. Kemudian yang
bertugas memandikan adalah orang yang bisa dipercaya lagi salih
 Mengurut perutnya dengan lembut agar kotorannya keluar, setelah itu
orang yang memandikan mengenakan sarung tangan untuk membersihkan
kotoran tersebut sambil berniat memandikan jenazah
 Membersihkan kemaluannya sekaligus kotoran yang masih menempel
padanya, setelah itu sarung tangan dilepaskan
 Mewudhukan mayit sebagaimana wudlunya untuk sholat
 Mengguyur seluruh jasadnya dengan air 3 kali, yang dimulai dari bagian
atas sampe bagian bawah. Bila 3 kali danggap belum cukup untuk
menyucikan jasad mayat, maka ditambah lagi hingga menjadi 5 kali.
Hendaknya air siraman terakhir dicampur dengan sabun (kabur barus) atau
semisalnya.
 Bila yang meningal adalah wanita muslimah, hendaklah kepang rambutnya
diurai lalu disiram dengan air kemudian dikepang lagi. Sebab Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan yang seperti itu kepada para
wanita yang memandikan jenazah putri beliau.
 Setelah mayat selesai dimandikan, sebaiknya ditaburi dengan wangi-
wangian atau yang semisalnya.

B. Tatacara Mengkafani Jezanah


 Wajib mengkafani mayit
Bila jenazah seorang muslim telah usai dimandikan, maka wajib
dikafani dengan sesuatu yang dapat menutupi seluruh jasadnya.
Mus’ab bin umair r.a, salah satu shuhada Uhud dikafani dengan selimut
yang pendek, kemudian Rasulullah saw. kepada para sahabat agar
menutupi kepala dan tubuhnya, akhirnya mereka menutupi kedua kakinya
dengan idzikhir, sejenis tumbuhan perdu. Kisah ini menunjukkan wajibnya
menutupi jasad jenazah.
 Sunnah mengkafani mayit
Kain kafan disunnahkan yang berwarna putih lagi bersih, baik yang
masih baru atau yang sudah lama. Rasulullah saw. bersabda
‫البسوامن ثيابكم البياض فانها من خيرثيابكم وكفنوافيها موتاكممم‬
"Pakailah pakaian yang berwarna putih, karena warna putih adalah
sebaik-baiknya warna pakaian kalian, dan kafanilah jenazah-
jenazah kalian dengan warna tersebut”.
Hendaklah kafan terdiri dari 3 lapis untuk jenazah laki-laki dan 5
lapis untuk jenazah perempuan. Rasulullah saw. dikafani dengan 3
lapis kain berwarna putih mulus yang masih baru, tanpa kemeja
dan tanpa penutup kepala. Kecuali yang meninggal dalam keadaan
ihram, maka ia dikafani dengan 2 baju ihramnya, yaitu selimut dan
sarungnya saja tanpa diberi wangi-wangian dan tanpa ditutup
kepalanya, dikarenakan masih dalam ibadah ihramnya. Rasulullah
saw. entah laki-laki yang terjatuh dari kendaraannya hingga
meninggal pada hari Arafah :
‫غسلوه بماءوسدروكفنوه في ثوبيه وال تخمرواراسه فانه يبعث يوم القيامة ملبيا‬
“Mandikanlah dengan air dan daun bidara, lalu kafanilah dengan 2 pakaiannya,
jangan kalian taburi dengan hanut (wangi-wangian) dan jagan tutup kepalanya
karena kelak pada hari kiyamat dia akan dibangkitkan dalam keadaan talbiyah”
C. Tatacara Menyolatkan Jenazah
Menyolati jenazah seorang muslim hkumnya fardu kifayah
sebagimana hallnya memandikan, mengkafani dan
memakamkannya. Bila sudah dilakukan oleh seorang kaum
muslim, maka gugurlah dari yang lainnya. Rasulullah saw sering
menyolati jenazah kaum muslimin, hingga apabila beliau enggan
menyolatinya dikarenakan hutang jenazah yang belum dilunasi,
beliau bersabda kepada pada sahabatnya: ‫صلواعلى صاحبكم‬
“ٍSolatilah jenazah sodara kalian ini”
Syarat dalam Solat Jenazah sebagaimana syarat untuk solat lainnya, yaitu harus
dalam keadaan suci dari hadats dan najis, dan menghadap kiblat. Sebab bagaiman
pun juga Rasulullah saw tetap menamainya sebagai solat. Maka hukum dan syarat
solat juga menjadi hukum dan syarat bagi solat jenazah.
Hendaknya jenzah baik laki-laki ataupun perempuan diletakan diarah kiblat,
kemudian imam berdiri menghadap jenazah dengan makmum membuat barisan
shaf. Mengangkan kedua tangan dengan niat menyolati satu atau beberapa jenazah
seraya membaca:
Allahuakbar, lalu membaca alfatihan atau memuji dan menyanjung Allah.
Lalu kemudian bertakbir, membaca salawat atas nabi yang biasa dibaca dalam
tahiyat kemudian bertakbir dan mendoakan mayat kemudian bertakbir lagi
dibolehkan juga berdoa lagi baru setelah itu salam.
D. Tatacara menguburkan jenazah
Mengubur jenazah yaitu menimbuni seluruh jasadnya dengan tanah.
Hendaklah dibuatkan lahad dalam liang kubur. Karena itu yang lebih
utama sekedar syaqq meskipun dibolehkan. Lahad adalah untuk kita,
sedangkan syaqq untuk selain kita. Lahad adalah liang yang digali disisi
kanan dalam lubang kubur, sedangkan syaqq adalah liang yang berada
ditengah-tengah dasar liang kubur. Bagi yang menyakiskan acara
pemakaman disunahkan agar menaburkan 3 kali taburan tanah dengan
tangannya kedalam lubang bukur kira-kira kearah bagian kepala mayat.
Sebab Rasuluklah pernah melakukannya. Sebagaimana yang disebutkan
oleh ibu majah dengan sanad yang tidak ada masalah. Bila memungkinkan
hindaknya ketika memasukkan jenazah kelubang kubur dimulai dari arah
belakang jika ada kemudahan untuk itu. Setelah diletakkan mayat
diarahkan kearah kiblat dalam posisi tidur miring diatas pingggang
kanannya, dan dilepas tali-tali pengikat kafannya. Sedang yang bertugas
meletakkannya tidak lupa membaca ‫بسم هللا وعلى ملة رسول هللا‬
Dengan menyebut nama Allah dan atas tuntunan ajaran rasulnya.

Karena hal itu pernah dilakukan oleh rasulullah. Saat meletakkan jenazah
wanita kelubang kubur, hendaklah ditutup dengan selembar kain, sebab
salahfus shalih selalu menutupi keburan wanita dengan kain saat
meletakkan jenazahnya kdalamnya, berbeda dengan jenazah laki-laki yang
tidak pernah ditutup.
Bagi yang menghadiri acara pemakaman jenazah, disunnahkan
memohonkan ampun untuk simayit dan memohonkan keteguhan untuknya
saat saat menghadapi pertanyaan kubur.

Anda mungkin juga menyukai