Oleh:
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Penguji,
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan
karuniaNya semata, sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (ASN) Golongan III dan menyelesaikan
rancangan aktualisasi.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi panduan awal
bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang telah dirancang dan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam NKRI di SDN Kedawung
Kecamatan Bojong. Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dra. Umi Azizah selaku Bupati Tegal
2. Bapak Drs. Edi Budiyanto, M.Pd, selaku kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Tegal;
3. Sakroni, S.Pd.SD selaku mentor dari SDN Karanganyar yang
senantiasa membimbing dan memberikan saran dalam menyusun
rancangan aktualisasi.
4. Dr. Drs. Joko Triwiyanto, M.Si selaku penguji untuk perbaikan
rancangan aktualisasi.
5. Yuni Indarti, S.Sos, M.M selaku coach yang dengan sabar dan
penuh perhatian dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam
menyusun rancangan aktualisasi ini.
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang
implementasi dan internalisasi nilai-nilai ANEKA serta peran dan
kedudukan ASN.
7. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar ASN golongan III Angkatan
XXXII.
8. Rekan-rekan golongan III angkatan XXXII yang telah berjuang
bersama-sama dengan penulis selama 18 hari, semoga kita
menjadi ASN yang profesional dan berkarakter.
9. Seluruh keluarga atas dukungannya selama ini.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai
iv
pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik sehingga
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
B.Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................50
C.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ......................51
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................54
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan. Untuk
itu sebagai warga Negara Indonesia harus berusaha untuk
mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia tersebut. Dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Dalam rangka mewujudkan tujuan Nasional di atas, perlu
dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas,
loyalitas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut sesuai dengan amanah
yang ada pada UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada, Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2018 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa instansi
pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi
bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama 1 tahun masa
percobaan. Pendidikan dan pelatihan tersebut mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter untuk mencetak PNS
1
yang berkualitas berlandaskan nilai-nilai dasar yang meliputi
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi yang kemudian disingkat ANEKA. Peserta Latsar diwajibkan
untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam tugas
pokok sesuai dengan jenis dan tugas pekerjaannya. Peserta dalam
hal ini diwajibkan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengumpulkan
bukti nyata penerapan nilai ANEKA dari seluruh tindakan, sikap, dan
perilaku pada saat menjalankan kegiatan di tempat tugas atau
magang sesuai dengan rancangan aktualisasi yang telah disusun.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat
bekerja, yaitu di SDN Kedawung. Isu-isu yang menjadi dasar
rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek: (1) whole of
goverment, (2) layanan publik, dan (3) manajemen ASN. Sumber isu
yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui
mentor dan coach, serta penugasan atasan.
Berbagai tantangan yang dihadapi ASN dalam mencapai tujuan
negara yaitu menciptakan masyarakat yang bermoral tinggi semakin
banyak dan berat. Salah satunya masalah kemerosotan atau
degradasi sikap atau nilai-nilai budaya bangsa. Degradasi karakter
pada generasi muda telah berimbas pada menurunnya rasa
Nasionalisme.
Rasa Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa kebanggaan,
rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang
tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negaranya. Menurunnya rasa Nasionalisme dapat berimbas pada
menurunnya kepercayaan diri terhadap budaya bangsa bahkan
memilih melebur dengan budaya global.
2
Oleh sebab itu, guru perlu melakukan upaya-upaya untuk
menanamkan rasa Nasionalisme kepada siswanya. Apabila sejak dini
perasaan bangga akan bangsanya sudah ditanamkan dengan kuat,
maka semangat patriotisme akan melekat dalam diri anak.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membuat
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara
dengan judul “Optimalisasi Pelestarian Lagu Daerah di Kelas IV SDN
Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal”. Dengan rancangan
aktualisasi ini diharapkan ASN dapat meningkatkan rasa Nasionalisme
siswa dan stakholder lainnya di lingkungan SDN Kedawung.
3
Sumber Isu
Identifikasi Kondisi yang
No WoG Manaj Pel Kondisi Saat Ini
Isu Diharapkan
ASN Pub
1. Kurangnya - √ - 1. Kurangnya 1. Minat baca siswa
pelayanan motivasi siswa dapat meningkat
terhadap untuk membaca 2. Pengetahuan
minat baca 2. Kurangnya buku siswa semakin
pada siswa di bacaan yang bertambah
SDN menarik minat banyak
Kedawung
siswa.
2. Kurang - √ √ 1. Siswa masih 1. Keaktifan siswa
optimalnya belum aktif dapat meningkat
proses dalam 2. Hasil belajar siswa
pembelajaran
pembelajaran menjadi lebih baik
matematika
dalam 2. Hasil belajar
meningkatkan siswa masih
hasil belajar rendah
siswa di SDN
Kedawung
2. Penetapan Isu
4
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis.
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan)
Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL
(Aktual, Probematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan
artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL
disajikan dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2. Analisis APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Kurangnya pelayanan terhadap minat Memenuhi
1. + + + +
baca pada siswa di SDN Kedawung syarat
Kurang optimalnya proses pembelajaran
Memenuhi
2. matematika dalam meningkatkan hasil + + + +
syarat
belajar siswa di SDN Kedawung
Kurang optimalnya peran sekolah dalam Tidak
3. meningkatkan pola hidup bersih siswa di + - + - memenuhi
SDN Kedawung Syarat
Kurangnya optimalnya peran guru dalam Tidak
.4. meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN + - + + memenuhi
Kedawung Syarat
Kurang optimalnya pelestarian lagu Memenuhi
5. + + + +
daerah pada siswa di SDN Kedawung syarat
(Sumber dielaborasi penulis, 2019)
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel1.2,
ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu sebagai
berikut :
5
1) Kurangnya pelayanan terhadap minat baca pada siswa di SDN
Kedawung
2) Kurang optimalnya proses pembelajaran matematika dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Kedawung
3) Kurang optimalnya pelestarian lagu daerah pada siswa di SDN
Kedawung
Kriteria
No Identifikasi Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pelayanan terhadap
minat baca pada siswa di SDN 4 4 4 12 3
Kedawung
2. Kurang optimalnya proses
pembelajaran matematika dalam
5 5 4 14 2
meningkatkan hasil belajar siswa
di SDN Kedawung
3. Kurang optimalnya pelestarian 5 5 5 15 1
6
lagu daerah pada siswa di SDN
Kedawung
(Sumber dielaborasi penulis, 2019)
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih
dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan
7
dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang
terpilih adalah “Kurang optimalnya pelestarian lagu daerah pada
siswa di SDN Kedawung”.
5. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di
atas, rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah
bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang
tekandung dalam A kuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) dalam upaya
Optimalisasi Pelestarian Lagu Daerah Di Sdn Kedawung Kecamatan
Bojong Kabupaten Tegal?
a. Bagaimana cara mengoptimalkan pelestarian lagu daerah di SDN
Kedawung?
b. Bagaimana mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan subtansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayan Publik
dan WoG dan nilai-nilai dasar PNS (Nilai ANEKA) yang mendasari
kegiatan optimalisasi pelestarian lagu daerah di SDN Kedawung?
c. Bagaimana keterkaitan antara visi, misi, nilai organisasi, dari isu
yang dangkat?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan peran guru
dalam melestarikan lagu daerah di SDN Kedawung.
2. Mampu mengaktualisasikan keterkaitan antara kegiatan yang
diusulkan dengan sutansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayan
8
Publik dan WoG dan nilai-nilai dasar PNS (Nilai ANEKA) yang
mendasari baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Mengetahui keterkaitan antara visi, misi, nilai organisasi, dari isu
yang dangkat.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Instansi (SDN Kedawung)
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan rasa
nasionalisme siswa di SDN Kedawung
b. Terwujudnya visi dan misi SDN Kedawung
2. Bagi Peserta Pelatihan Dasar ASN
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi guru profesional yang mampu menjalankan pekerjaan
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan harapannya dalam bidang pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
9
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan
menjaga keamanan lingkungan.
10
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam
bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
11
c. Pancasila.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung
langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
12
atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi
dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang
dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai
anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional.
13
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal
yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut
14
diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.
15
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
16
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan
a) Mencerminkan sikap kepemimpinan dalam melaksanakan
tugas jabatannya
b) Mampu memberikan contoh pada orang lain (lead by
example)
c) Berkomitmen tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula
17
d) Terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan
kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
keterbatasan sumber daya
2) Transparansi
a) Komunikasi intensif dan kerjasama yang kondusif antara
kelompok internal dan eksternal
b) Perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Pertanggungjawaban terhadap keputusan-keputusan yang
telah diambil
3) Integritas
a) Kesesuaian antara perkataan dan tindakan
b) Menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku
c) Keterpaduan individu dan lembaga dengan publik dan/atau
stakeholders
4) Tanggung jawab
Kewajiban bagi setiap individu dan lembaga
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat karena
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan
5) Keadilan
Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
6) Kepercayaan
Lingkungan akuntabel lahir dari hal-hal yang dapat dipercaya
7) Keseimbangan
a) Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas
b) Menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja
c) Keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill)
yang dimiliki
8) Kejelasan
a) Memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan
b) Mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi
9) Konsistensi
18
a) Penerapan kebijakan, prosedur, sumber daya yang konsisten
akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan
kerja yang akuntabel
b) Menguatnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
19
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
20
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
21
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukanyang
baik atau benar. Menurut Azyumardi Azra (2012), etika juga
dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok
berdasarkan nilai-nilai norma-norma luhur. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
22
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai
bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik
dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Mengadi kepada negara dan rakyat Indonesia
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
10)Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
14)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
23
4. Komitmen Mutu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komitmen
adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Menurut
definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Berikut ini merupakan nilai-
nilai komitmen mutu.
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
24
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Indikator nilai-nilai dasar komitmen mutu dijabarkan sebagai
berikut:
a. Profesional, yaitu memahami dan memberikan pelayanan
sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan peran masing-masing;
b. Kompeten, pada bidang pekerjaannya;
c. Memiliki target mutu layanan;
d. Memahami karakter masyarakat yang membutuhkan layanan;
e. Efektif yaitu berhasil guna, hasil sesuai dengan target yang
direncanakan
f. Efisien yaitu berdaya guna, proses berjalan dengan lancar
serta tidak terjadi pemborosan, penyalahgunaan alokasi, dan
penyimpangan prosedur
g. Inovatif yaitu mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif
h. Orientasi mutu yaitu pelayanan prima sesuai dengan apa yang
publik butuhkan
i. Kreatif, yaitu memiliki dorongan kuat untuk senantiasa mencari
kebaruan, menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada, dan menciptakan keunikan
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
25
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2)
suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5)
penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan
delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU
no.3/71)
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa
sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi
26
seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan,
dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan
ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya
kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang
mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak,
egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela
27
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak.
28
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi
pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra
daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
29
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri
sendiri,seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status
jabatan ASN dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional (Fatimah & Irawati,
2016).
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen ASN dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
30
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
31
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen pelayanan publik
yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
32
33
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
34
Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di
SDN Kedawung adalah berasal dari nilai-nilai Tata Nilai Budaya
Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun nilai-
nilainya adalah sebagai berikut:
1) nasionalis
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan melalui sikap
apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah
air.
2) Integritas
Yang dimaksud dengan integritas adalah keselarasan
antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Indikator dari
integritas adalah konsisten, jujur, menghindari benturan
keinginan, berpikiran positif, arif, bijaksana, dan mematuhi
peraturan perundang-undangan.
3) Kreatif dan Inovatif
Kreatif dan inovatif adalah memiliki daya cipta,
memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya. Indikator dari kreatif dan inovatif adalah
memiliki pola piker, cara pandang yang variatif terhadap
setiap permasalahan, bersikap terbuka, berani mengambil
terobosan, dan memanfaatkan teknologi secara efektif dan
efisien.
d. Tujuan Organisasi
35
1) Memiliki ketrampilan dasar dan ketrampilan hidup yang
baik seagai bekal mengikuti pendidikan dijenjang yang
lebih tinggi.
2) Meraih prestasi akademik dan non akademik minimal di
tingkat kecamatan.
3) Menguasai dasardasar Iptek sebagai bekal untuk
melanjutkan kejenjang yang leih tinggi
4) Dapat mewujudkan kebiasaan hidup sehari-hari dengan
ketaqwaan dan amaliyah.
5) Menjadikan budi pekerti dan akhlak mulia sebagai perilaku
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
6) Dapat menerapkan etika dan estetika di lingkungan
kehidupannya dari proses pemelajaran.
7) Memiliki kelulusan yang berkemampuan dasar “Baca-
Tulis-Hitung”.
8) Memiliki manageman sekolah yang baik dan mantap.
9) Memiliki sarana prasarana belajar yang mendukung upaya
peningkatan mutu sekolah.
10) Terbina hubungan yang baik antara sekolah, orang tua,
dan masyarakat.
11) Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
36
2. Struktur Organisasi Sekolah
BENDAHARA
SUWARNO, S.
Pd.SD
Kelas Jumlah
I II III IV V VI
Keseluruhan
Rombel 1 1 1 2 2 1 6
Jumlah
54 45 48 59 49 49 304
Siswa
(Sumber data sekolah, 2019)
c. Data Sarana dan Prasarana
Kelas I : 1 Ruang dengan kondisi baik
Kelas II : 1 Ruang dengan kondisi baik
Kelas III : 1 Ruang dengan kondisi baik
38
Kelas IV : 1 Ruang dengan kondisi baik
Kelas V : 1 Ruang dengan kondisi baik
Kelas VI : 1 Ruang dengan kondisi baik
39
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya;
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
h. Melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya;
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran
l. Melaksanakan pengembangan diri;
m. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
n. Membuat karya inovatif.
C. Role Model
Gambar 3.2
SAKRONI, S.Pd.SD Kepala SD Negeri Kedawung juga seagai
Plt. Kepala SD Negeri Karangmulya 02. Beliau merupakan lulusan
PGSD Universitas Terbuka (UT) tahun 2008. Memulai karir di dunia
pendidikan sebagai guru SDN Purwodadi 02, Kecamatan Patimuan
Kabupaten Cilacap pada tahun 1992 -1997. Tahun 1997 mutasi ke SD
di Kabupaten Tegal yaitu di SD Negeri Karangmulya 01 Kecamatan
Bojong. Lelaki yang lahir di Tegal pada tanggal 12 Juli 1968 ini mulai
40
menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Kajenengan 01 pada
tahun 2012. Pada tahun 2014 mutasi ke SD Negeri Kedawung.
Peran Kepala Sekolah merupakan salah faktor yang
menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang meliputi
antara lain : edukator, manager, administrator, supervisor, leader,
innovator, dan motivator. Sebagai role model, beliau banyak
pengalaman di dunia pendidikan terutama di Sekolah Dasar, memiliki
keteladanan, selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah, di samping itu beliau juga peduli dengan lingkungan sekolah
menuju sekolah ADIWIYATA sekolah yang peduli dengan kebersihan
dan kelestarian lingkungan.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
41
Unit Kerja : SDN Kedawung Kecamatan Bojong Kab. Tegal
42
Unit Kerja : SDN Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal
Isu yang diangkat : Kurang Optimalnya Pelestarian Lagu Daerah Pada Siswa Di SDN Kedawung
Judul : Optimalisasi Pelestarian Lagu Daerah Di Sdn Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal
2 Menonton 1. Konsultasi dan 1. Persetujuan dari 1. Saya berkonsultasi Kegiatan ini Kegiatan
Vidio Lagu koordinasi dengan kepala sekolah dengan kepala sekolah mendukung pembiasaan
Daerah mentor 2. Tersedianya alat dan mengenai konsep misi sekolah dapat
2. Menyiapkan alat bahan. yaitu mencerminka
pelaksanaan program
Kontribusi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Mata Pelatihan (ANEKA) Misi
Organisasi
Organisasi
Sumber : dan bahan yang 3. Siswa mengenal kegiatan menonton vidio “membentuk n nilai
Inovasi dibutuhkan untuk bermacam-macam lagu daera untuk rasa cinta organisasi
pelaksanaan lagu daerah mendapatkan saran dan tanah air semangat
4. Siswa dapat indonesia”. nasionalisme.
program persetujuan
3. Memutar vidio lagu- menyanyikan lagu-
(Akuntabilitas)
lagu daerah
lagu daerah 2. Saya menerapkan
5. Siswa mengetahui
4. Siswa menyanyikan inovasi baru dalam
makna lagu yang di
lagu daerah putarkan pembelajaran lagu daerah
5. Siswa mempelajari dengan menggunakan
makna dari lagu vidio lagu daerah
50
(Komitmen Mutu)
3. Guru mengajarkan
bagaimana cara
menyanyikan lagu daerah
agar siswa dapat
mencintai kebudayaan
daerahnya
(Nasionalisme)
3. Siang 1. Konsultasi dan 1. Konsep kegiatan 1. Saya menerima saran Kegiatan ini Mencerminka
Semangat koordinasi kepada yang disetujui kepala dengan ikhlas yang mendukung n nilai
Bernyanyi kepala sekolah sekolah diberikan oleh kepala misi sekolah organisasi
2. Melakukan 2. Menyanyikan lagu yaitu integritas dan
sekolah saat proses
Sumber : daerah setiap hari “membentuk inovatif
sosisalisasi konsultasi.
Inovasi sebelum pulang rasa cinta
kegiatan sekolah. (Nasionalisme) tanah air
Kontribusi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Mata Pelatihan (ANEKA) Misi
Organisasi
Organisasi
pembiasaan 2. Kegiatan ini dilakukan indonesia”.
kepada siswa agar siswa tidak mudah
sebelum pulang lupa dan terbiasa dengan
sekolah siswa lagu lagu yang sudah
menyanyikan lagu saya ajarkan, sehingga
daerah terlebih mereka akan konsisten
dahulu. (AKUNTABILITAS)
3. Membimbing siswa 3. Dalam mempelajarinya.
melaksanakan Kegiatan ini juga
pembiasaan memupuk rasa pesatuan
50
daerah paling
3. Diharapkan reward ini
banyak.
akan efektif dan efisien
5. Siswa yang
(KOMITMEN MUTU)
mendapat reward
adalah siswa yang
paling banyak
menghafal lagu
daerah selama dua
minggu
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan aktualisasi sebagai berikut:
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Literasi
Foto dan
1. Lagu
HARI MINGGU
HARI MINGGU
HARI MINGGU
HARI MINGGU
HARI MINGGU
Siang
Foto,
3.
Semangat Video, dan
Bernyanyi dokumen
SATELIG
Foto,
(Sabtu
4. Video dan
Tebak Lirik Dokumen
Lagu )
Pemberian Foto dan
5.
reward Vidio
Keterangan :
: Hari Libur
: Pelaksanaan Kegiatan
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan
pada minggu ketiga bulan Mei 2019 yaitu dimulai saat off campus
mulai tanggal 16 Mei 2019 sampai dengan 25 juni 2019. Dalam
kegiatan aktualisasi penulis mengantisipasi adanya kendala-
kendala yang mungkin muncul ketika program berjalan serta
merumuskan strategi bila kendala yang telah penulis prediksikan
muncul saat program berjalan. Berikut adalah tabel antisipasi
menghadapi kendala yang muncul saat penulis melakukan
aktualisasi.
Tabel 4.5 Antisipasi menghadapi kendala-kendala aktualisasi
Antisipasi Strategi
No. Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
kendala kendala
1. Literasi Lagu Siswa kurang Bekerjasama dan Model ulat
Daerah bersemangat berdiskusi literasi dibuat
dalam membuat dengan rekan semenarik
ulat literasi kerja yang lebih mungkin.
berpengalaman
dalam memberi
motivasi siswa
2. Menonton Vidio Listrik padam Berkoordinasi Mengganti
Lagu Daerah dengan rekan hari lain
kerja untuk
mendapatkan
solusi
3. Siang Semangat Siswa cenderung Teknik Dilakukan
Bernyanyi bosan pengajaran dengan cara
menyanyikan dibuat semenarik pengajaran
lagu yang sama. mungkin. melalui
permainan.
4. Sabtu Tebak Siswa dengan Guru Permainan
Lirik Lagu daya ingat yang memberikan klue dilakukan
kurang akan klue pada siswa dengan
kesulitan ssaat yang kesulitan. semenarik
mengikuti mungkin
kegiatan.
5. Pemberian Penentuan Dibuat Melakukan
reward indikator menggunakan rekapitulasi
penerima reward rubrik dan dibuat secara
pencatatan yang berkala.
rapi
BAB V
50
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit
lingkungan kerja akan dilakukan di SDN Kedawung guna
menyelesaikan berbagai isu permasalahan yang terjadi dikaitkan
dengan nilai-nilai dasar ASN yang telah dipelajari. Diharapkan
setelah aktualisasi, dapat dijadikan habituasi di unit tempat kerja.
Nilai-nilai yang perlu diaktualisasikan antara lain nilai-nilai dasar
ASN berupa akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi, serta nilai-nilai peran dan kedudukan ASN
dalam NKRI seperti Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik.
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalah di bidang manajemen ASN terkait “Optimalisasi
Pelestarian Lagu Daerah Di Sdn Kedawung Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal”. Isu tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis
menggunakan alat bantu analisis APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency, Seriousness,
Growth) mendapatkan skor penilaian tertinggi. Permasalah tersebut
diambil dikarenakan masih kurangnya pembiasaan pembelajaran
lagu daerah pada siswa di SDN Kedawung.
Isu yang muncul akan diselesaikan melalui enam kegiatan
yang akan dilaksanakan di SDN Kedawung. Semua kegiatan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa inta dan bangga
siswa teradap budaya daerah. Apabila permasalahan tersebut tidak
segera diselesaikan maka akan berdampak pada rendanya rasa
nasionalisme siswa dan tidak berorientasi pada visi dan misi SDN
Kedawung.
DAFTAR PUSTAKA
51
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
LAN RI. 2015. Etika publik: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.
LAN RI. 2015. Anti korupsi: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.
LAN RI. 2016. Pembentukan Sikap Perilaku dan Disiplin ASN: Modul
Pelatihan Dasar Kader ASN. Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Aktualisasi Pelatihan Dasar Kader ASN: Modul Pelatihan
Dasar Kader ASN. Jakarta: LAN RI
52
a. Daftar Riwayat Hidup
b.
Nama Ta Juru
Sekolah hu san
SD 200 -
Negeri
SMP02 200
3
-
Negeri
SMA 1 20
6 IP
Negeri 1 09 A
UNNES 20 S
1
13
b. Riwayat Pendidikan
53