Anda di halaman 1dari 12

ISSN : 2338-7173

Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
SISTEM EKSKRESI MANUSIA

Chera Rizqi Faujiyah, Idad Suhada, Sri Hartati


Prodi Pendidika Biolodi, Program S1 ,Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRAK
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung pada
keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Agar dapat membuat siswa
memperoleh hasil belajar yang baik, guru harus mengimplementasikan berbagai model
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Group
Investigation. Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang ditemukan dilapangan,
dimana model pembelajaran yang paling dominan yang digunakan adalah model
pembelajaran secara konvensional yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Group Investigation terhadap
hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri Jatinangor setelah digunakan model Group
Investigation pada materi sistem ekskresi manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group
Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri Jatinangor dan sampel
diambil dua kelas, yaitu XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan menggunakan teknik sampling
Insidental. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen nilai rata-rata prettest sebesar 45,56, posttest 75,18 dan termasuk dalam kategori
baik. Data uji hipotesis dengan menggunakan Uji t hasilnya thitung8,90 > ttabel 2,02, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Group Investigation berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar
siswa pada Sistem Ekskresi Manusiadan lebih meningkatkan hasil belajar siswa XI IPA SMA
Negeri Jatinangor.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Group Investigation, Hasil Belajar, Sistem ekskresi
manusia

PENDAHULUAN tumpuan harapan peningkatan kualitas


Kualitas pendidikan di Indonesia sumber daya manusia masih
sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan menghadapi beberapa problem
antara lain dengan data UNESCO fundamental. Pemerintah sesungguhnya
(2000) tentang peringkat indeks menyadari tentang berbagai problem
Pengembangan Manusia (Human pendidikan yang tengah dihadapi di
development Index), yaitu komposisi Indonesia dan oleh karena itu
dari peringkat pencapaian pendidikan. pemerintah terus berusaha memperkuat
Survei Political dan Economic Risk sistem pendidikan di Indonesia sebagai
Consultant (PERC) kualitas pendidikan upaya mengatasi problem tersebut. Hal
di Indonesia berada pada urutan ke-12 ini, Indonesia telah memiliki sebuah
dari 12 negara di ASIA (Yahya, sistem pendidikan dan telah dikokohkan
2010:94). Sementara itu, Suyanto dengan Undang-Undang Nomor 20
mengungkapkan sebagaimana dikutip tahun 2003 tentang sistem pendidikan
oleh AH Sanaky (2006:6) bahwa nasional (Yahya, 2010:102)
pendidikan di Indonesia yang menjadi
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

Menurut Dimyati, (2006:7) mempresentasikan hasil investigasi di


Pendidikan adalah proses interaksi yang kelas. (8) Evaluasi.
terjadi antara guru dengan siswa yang Berdasarkan hasil studi
bertujuan meningkatkan perkembangan pendahuluan di salah satu SMAN di
mental sehingga menjadi mandiri dan kabupaten sumedang, model
utuh. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran yang paling dominan
pendidikan merupakan satuan tindakan yang digunakan adalah model
yang memungkinkan terjadinya belajar pembelajaran secara konvensional yaitu
dan pembelajaran. metode ceramah, diskusi dan tanya
Belajar merupakan aktifitas yang jawab. Diperoleh keterangan bahwa
biasanya dikhusukan pada siswa, nilai ulangan harian siswa pada
sedangkan mengajar merupakan pelajaran Biologi dengan rata-rata 60%
tanggung jawab yang ditujukan pada sudah mencapai KKM dan 40% belum
guru. Masih banyak pihak yang keliru mencapai KKM yang seharusnya
tentang makna belajar dan mengajar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang sesungguhnya. Para ahli yaitu 75. Menanggapi masalah yang
pendidikan telah banyak yang timbul tersebut maka upaya yang dapat
mengemukakan pendapatnya bahwa dilakukan salah satunya yaitu dengan
belajar tidak hanya sekedar memperbaiki model pembelajaran yang
mengumpulkan pengetahuan. Tapi lebih diterapkan pada proses pembelajaran
dari itu, menurut Sanjaya (2010:228) tersebut, karena model pembelajaran
belajar adalah proses mental yang juga merupakan faktor pendukung dari
terjadi dalam diri seseorang sehingga keberhasilan siswa dalam belajar.
menyebabkan munculnya perubahan Penggunaan model pembelajaran yang
perilaku. Aktivitas mental itu terjadi tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa
karena adanya interaksi individu dengan senang siswa terhadap pelajaran,
lingkungan yang disadari. menumbuhkan dan meningkatkan
Adapun langkah-langkah model motivasi dalam mengerjakan tugas,
pembelajaran Group Investigation memberi kemudahan bagi siswa untuk
menurut Sa’dun (2013, 63-64) adalah memahami pelajaran sehingga
sebagai berikut: (1) Guru membagi memungkinkan siswa mencapai hasil
siswa dalam kelompok kecil (5-6 orang) belajar yang baik. Solusi yang paling
berdasarkan minat secara heterogen. (2) efisien adalah mengevaluasi strategi
Guru mengarahkan siswa memilih pembelajaran khususnya menggunakan
subtopik dari masalah umum yang telah model pembelajaran yang melibatkan
mereka tetapkan. (3) Guru bersama siswa belajar berdasarkan konsep-
siswa merumuskan prosedur, tugas, dan konsep pemecahan masalah yang ada
tujuan pembelajaran sesuai subtopik dalam pikirannya dengan menerapkan
yang dipilih. (4) Siswa melakukan langkah-langkah yang terstruktur atau
investigasi secara berkelompok untuk terkontruksi sesuai pola atau tahapan
menyelesaikan tugas mereka. (5) Guru yang benar. Untuk keperluan tersebut,
memantau proses kerja siswa dan digunakan model pembelajaran
memberi bantuan manakala diperlukan. kooperatif tipe group investigation (GI)
(6) Setiap kelompok melakukan analisis dalam pembelajaran IPA (Artini, dkk.
dan evaluasi hasil investigasi dan 2015:46).
menyiapkan presentasi. (7) Beberapa Menurut Slavin (1995a), strategi
kelompok ditunjuk untuk belajar kooperatif group investigation
(GI) sangatlah ideal diterapkan dalam
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

pembelajaran biologi (IPA). Dengan METODE PENELITIAN


topik materi IPA yang cukup luas dan Penelitian ini merupakan
desain tugas-tugas atau sub-sub topik penelitian eksperimen yang digunakan
yang mengarah kepada kegiatan metode untuk mencari pengaruh treatment
ilmiah, diharapkan siswa dalam (tertentu), dalam hal ini di perlukan
kelompoknya dapat memberi kontribusi yang diberikan melalui model
berdasarkan pengalaman sehari-hari. pembelajaran group investigation.
Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan Metodeyang digunakan dalam
investigasi para siswa mencari penelitian ini adalah penelitian
informasi dari berbagai sumber. Para eksperimen. Menurut Sugiyono
siswa kemudian melakukan evaluasi (2011:107), metode Quasi eksperimen
dan sintesis terhadap informasi yang adalah bagian dari metode kuantitatif
telah didapat dalam upaya untuk yang mempunyai ciri khas tersendiri,
membuat laporan ilmiah sebagai hasil terutama dengan adanya kelompok
kelompok (Rusman, 2014:221) kontrolnya.
Ratih, dkk (2012:71) Desain yang digunakan dalam
menyatakan model pembelajaran Group penelitian ini adalah Pretest-Posttest
Investigation dapat meningkatkan hasil Control Group Design. Pada design ini
belajar siswa lebih baik bila terdapat dua kelompok yang diberi
dibandingkan metode pembelajaran pretest sebelum diberi perlakuan, hal ini
ceramah. Ini dikarenakan model dilakukan untuk mengetahui keadaan
pembelajaran Group Investigation dapat awal apakah ada perbedaan kemampuan
mempermudah siswa mempelajari kognitif siswa di kelas eksperimen 1
materi bahan kimia dalam dan kelas kontrol 1.
makanansehingga hasil belajar lebih Keterlaksanaan pembelajaran
optimal. Ditunjukkan pada bahwa 100% dengan menggunakan model
siswa menyatakan pembelajaran pembelajaran Group Investigation pada
GroupInvestigation mempermudah materi Sistem Ekskresi
siswa mempelajari materi bahan kimia Manusiamenggunakan lembar
dalam makanan. Hasil penelitian observasi. Lembar observasi yang
Fitriana (2010) menunjukkan bahwa digunakan ada dua, yaitu lembar
siswa yang diberi pembelajaran dengan observasi guru dan lembar observasi
model cooperative tipe siswa. pada saat proses pembelajaran
GroupInvestigation prestasi belajarnya berlangsung. Untuk lembar observasi
lebih baik dibandingkan siswa yang kegiatan guru setiap item menghasilkan
diberi pembelajaran model cooperative skor 1 jika jawaban “ya” dan 0 jika
tipe STAD. jawaban “tidak”. Dan untuk lembar
Berdasarkan latar belakang yang observasi kegiatan siswa setiap item
telah diuraikan di atas, peneliti ingin menghasilkan skor sesuai dengan
menuangkan dalam bentuk karya ilmiah banyaknya jumlah siswa yang merespon
berupa skripsi dengan judul : kemudian dipersentasikan. Data
“PENERAPAN MODEL observasi diperoleh pada saat
PEMBELAJARAN GROUP pembelajaran sedang berlangsung
INVESTIGATION TERHADAP HASIL dengan cara mencatat dan di
BELAJAR SISWA PADA MATERI dokumentasikan. Hasil observasi guru
SISTEM EKSKRESIMANUSIA’’ dan siswa dapat dilihat pada tabel 1. dan
2. berikut:
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

Tabel 1. Rekapitulasi Lembar Berdasarkan data tabel di atas


Observasi Aktivitas Guru persentase keterlaksanaan pembelajaran
Persentasi Keterlaksanaan dengan menggunakan model
Perte Aktivitas pembelajaran Group Investigation
Ket.
muan Terlaksan Tidak
a terlaksana
untuk aktivitas guru selama 3
1 Sangat pertemuan yaitu 96,67%. Sedangkan
90% 10% persentase untuk keterlaksanaan
baik
2
100% 0%
Sangat aktivitas siswa yaitu 73,59%.
baik Pada penelitian ini
3 Sangat
100% 0%
baik
menggunakan metode Quasi
Rata- Sangat Eksperimen, bertujuan untuk
96,67% mengetahui peningkatan hasil belajar
rata baik
siswa pada materi sistem ekskresi
manusia dengan menggunakan model
Tabel 2. Rekapitulasi Lembar pembelajaran Group Investigation.
Observasi Aktivitas Siswa Penelitian ini dilakukan pada siswa
PersentaseKeterlaksanaanaktivitas kelas XI SMA Negeri Jatinangor
Perte Perte Rata-
Kegiatan Pertem
muan muan rata
Interpretasi
Kabupaten Sumedang. Siswa kelas XI
uan 1
2 3 ( )
Kegiatan Awal 88,25 90,5 90,58 Sangatbaik IPA 3 dijadikan sebagai kelas
93 %
% % % eksperimen dengan menggunakan
Mengindetifikasi Baik
Topik dan model pembelajaran Group
mengatur kedalam 74,12 79,87 80,87 78,28
kelompok- % % % % Investigation. Siswa kelas XI IPA 2
kelompok
penelitian
dijadikan kelas kontrol yang tanpa
Merencanakan
84,4 96,6 88,2
Sangat menggunakan model pembelajaran
Tugas 83.6 % Baik
% % % Group Investigation yaitu dengan
Membuat Baik
penyelidikan 70,6 % 74 % 90 %
78,2 ceramah dan diskusi. Penelitian ini
%
berlangsung tiga kali pertemuan untuk
Mempersiapkan 56,33 Cukup
39 % 65 % 65 %
tugas akhir % kedua kelas tersebut. Hasil belajar yang
Mempresen- Cukup
tasikan tugas akhir
44,33 50,66
55 %
49,99 dibahas pada penelitian ini yaitu hasil
% % %
evaluasi
Jumlah 66,65 74,07 80,07 73,59
belajar kognitif berupa posttest.
% % % % 1. Analisis Keterlaksaan
Pembelajaran dengan
Menggunakan Pembelajaran
Dari tabel 1. dan 2. dapat Model Group Investigation pada
diilustrasikan dengan diagram batang Materi Sistem Ekskresi Manusia.
seperti gambar 1. berikut: Proses keterlaksanaan
pembelajaran dapat diukur dengan
120 menggunakan lembar aktivitas
100 1 1 observasi guru dan lembar aktivitas
80
60 9 8 observasi siswa.
40 7
20 6 L.O Guru a. Lembar Observasi Aktivitas
0
Guru
L.O Siswa
Berdasarkan data hasil
penelitian presentase pada pertemuan
pertama lembar observasi aktivitas guru
setelah dilakukan perhitungan yaitu
Gambar 1. Gambar Diagram 90% dan termasuk kategori sangat baik.
Batang Data Perolehan Rata-rata Tetapi ada satu tahap yang tidak
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

terlaksana yaitu 10% guru tidak Persentasi keterlaksanaan


menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran guru pada
tahap saat siswa mempresentasikan pertemuan ke dua dan ke tiga dapat
hasil diskusi guru tidak melakukan diilustrasikan dalam gambar 1, gambar
umpan balik dengan menanyakan 2. dan gambar 3. sebagai berikut:
kelompok mana yang belum memahami
materi. Hal ini dikarenakan pada saat
pertemuan pertama siswa memerlukan Pertemuan ke 3
waktu lebih lama untuk mengerjakan 0%
0%
soal pretest yang diberikan oleh guru. Terlaksana
Pada pertemuan ke dua dan ke
tiga presentase keterlaksanaan aktivitas
Tidak
guru mengalami peningkatan menjadi 100%
Terlaksana
100% dan termasuk dalam kategori
yang baik. Jika dirata-ratakan proses
keterlaksanaan aktivitas guru selama Gambar 3. Diagram Lingkaran
tiga pertemuan yaitu 96,67% dan Keterlaksanaan Aktivitas
termasuk kategori baik. Pertemuan guru Pembelajaran Guru
pada pertemuan pertama ini dapat Pertamenuan Ke 3
diilustrasikan dalam gambar 1.
b. Lembar Observasi Aktivitas
Pertemuan ke 1 Siswa
Hasil persentase pada pertemuan
10% 0%
0% pertama lembar observasi aktivitas
Terlaksana
siswa setelah dilakukan perhitungan
yaitu 66,65% termasuk kategori cukup.
90% Tidak Hal ini disebabkan karena siswa belum
Terlaksana
begitu paham tentang model
pembelajaran yang diterapkan sehingga
siswa merasa kebingungan terutama
Gambar 1. Diagram Lingkaran pada kegiatan tahap merencanakan
Keterlaksanaan Aktivitas tugas yang akan diinvestigasi. Pada
Pembelajaran Guru pertemuan kedua mengalami
Pertamenuan Ke 1 peningkatan aktivitas siswa yaitu
74,07% termasuk kategori baik. Adanya
peningkatan dari pertemuan pertama,
Pertemuan ke 2 siswa sudah mulai paham dengan model
0% 0% pembelajaran yang diterapkan oleh guru
Terlaksana
sehingga siswa mulai aktif ketika
memecahkan permasalahan yang
diberikan oleh guru. Pertemuan ketiga
Tidak
100% mengalami peningkatan yaitu 80,07%
Terlaksana
termasuk kategori sangat baik.
Persentasi keterlaksanaan aktivitas
Gambar 2. Diagram Lingkaran siswa dari pertemuan pertama sampai
Keterlaksanaan Aktivitas pertemuan ketiga mengalami
Pembelajaran Guru peningkatan yang baik. Jika dirata-
Pertamenuan Ke 2 ratakan mulai dari pertemuan pertama
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

samapai ketiga memperoleh rata rata proses pembelajaran Group


73,59% dan termasuk kategori baik. Investigation berlangsung.
Kriteria keberhasilan dalam Pengamatan dimulai pada tahap
penelitian ini adalah peningkatan kegiatan awal, guru mengucapkan
akititas belajar siswa dalam salam dan berdoa bersama, guru
pembelajaran yang diperoleh dari melakukan absen, kemudian guru
implementasi model pembelajaran memberikan motivasi kepada siswa dan
Group Investigation. Standar minimal menyampaikan tujuan pembelajaran.
yang ditentukan yaitu sekurang- Selanjutnya, tahap mengidentifikasi
kurangnya 75% baik untuk aktivitas topik dan mengatur kedalam kelompok-
belajar. Hal tersebut sejalan dengan kelompok penelitian. Guru membagi
yang diungkapkan oleh Mulyasa siswa kedalam beberapa kelompok
(2006:175) yaitu pembelajaran heterogen, setelah itu, guru memanggil
dikatakan berhasil dan berkualitas perwakilan kelompok untuk berkumpul
apabila seluruhnya atau setidak- didepan kelas dan memberikan topik
tidaknya sebagian besar (75%) peserta yang akan diinvestigasikan. Pada tahap
didik terlibat secara aktif, baik fisik, merencanakan tugas guru membantu
mental, maupun sosial dalam proses aktivitas siswa dengan membimbing
pembelajaran. siswa untuk merencanakan pembagian
Dalam proses penelitian, lembar tugas dalam kelompoknya. Kemudian
keterlaksanaan proses pembelajaran tahap membuat penyelidikan, siswa
merupakan salah satu komponen secara aktif melakukan investigasi dan
penting dan tahap yang harus ditempuh mempersiapkan berbagai rencana untuk
oleh guru untuk mengetahui kesesuaian menjawab beberapa pertanyaan serta
pembelajaran dengan RPP. Hasil yang menyelesaikan masalah-masalah. Tahap
diperoleh dari lembar keterlaksanaan persiapan tugas akhir, siswa antusias
tersebut dapat dijadikan balikan (feed- menyelesaikan permasalahan yang
back) bagi guru dalam memperbaiki dan mereka miliki dan membuat sebuah
menyempurnakan program dan kegiatan laporan tentang penemuan yang mereka
pembelajaran (Arifin,2014:2). peroleh. Dan tahap terakhir yaitu tahap
mempresentasikan tugas akhir, guru
2. Analisis Proses Penerapan Model memerintahkan perwakilan kelompok
Pembelajaran Group Investigation untuk mempresentasikan hasil
pada Materi Sistem Ekskresi investigasi. Secara aktif siswa
Manusia. melaksanakan presentasi dengan baik
Proses penerapan Group dan banyak sebagian siswa mengajukan
Investigation menggunakan Field Note pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
untuk membuktikan bukti berupa untuk kelompok yang persentasi. Guru
catatan pokok, atau catatan terurai memberikan umpan balik dengan
tentang proses pembelajaran menanyakankelompok yang belum
berlangsung. Pengamatan mengenai memahami materi dan memberikan
aspek pembelajaran dikelas, suasana informasi yang sebenarnya dan guru
dikelas, pengolahan kelas, interaksi memperkuat konsep-konsep yang telah
guru dengan siswa, interaksi siswa diperoleh siswa.
dengan guru serta beberapa aspek yang Proses penerapan pembelajaran
dapat dicatat sebagai catatan lapangan menggunakan model pembelajaran
yang akan digunakan sebagai sumber Group Investigation berjalan dengan
data. Observer melakukan pengamatan baik sesuai dengan langkah-langkah
dengan mencatat aktivitas guru pada
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

pembelajaran. Pembelajaran yang dapat Dengan demikian masing-masing siswa


memotivasi belajar siswa karena dalam akan terlibat langsung dalam proses
model pembelajaran ini sangat tersebut.
menyenangkan bagi siswa, secara aktif Hal ini seperti yang
siswa dapat memecahkan masalah dikemukakan Sutama (2007) dalam
dengan baik dan tidak putus asa. jurnal Artini (2015:2) menyatakan
3. Analisis Hasil Belajar Siswa bahwa model pembelajaran Group
Setelah Diterapkan Model Investigation merupakan pembelajaran
Pembelajaran Group Investigation berbasis kelompok yang memberikan
pada Materi Sistem Ekskresi peluang kepada siswa untuk berdiskusi,
Manusia. berfikir kritis, dan dapat bertanggung
Berdasarkan hasil rata-rata jawab dalam pembelajaran tersebut.
belajar siswa pada tes posttest yang Senada dengan apa yang dikemukakan
menggunakan model pembelajaran oleh Santyasa (2009) bahwa,
Group Investigation yaitu 75,18. Hasil pembelajaran Group Investigation
belajar siswa yang menggunakan model mengarahkan aktivitas kelas yang
pembelajaran Group Investigation berpusat pada siswa dan menyediakan
mengalami peningkatan yang signifikan peluang kepada siswa dan menyediakan
dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest peluang kepada guru menggunakan
yaitu 45,55 menjadi 75,18 pada saat tes lebih banyak waktu untuk melakukan
posttest. Hal menunjukkan bahwa diagnosa dan koreksi terhadap masalah-
sebagian besar siswa sudah dapat masalah yang dialami oleh siswa.
mencapai nilai KKM yang ditentukan
oleh sekolah yaitu 75. Berdasarkan hasil 4. Hasil Belajar Siswa Tanpa
posttest persentase siswa yang dapat Menggunakan Model
mencapai nilai KKM yaitu 69%. Pembelajaran Group Investigation
Berdasarkan teori yang dikemukakan Pada Materi Sistem Ekskresi
Djamarah (2010:107) tingkat Manusia.
keberhasilan siswa dikatakan baik Berdasarkan hasil rata-rata
apabila bahan pelajaran yang diajarkan belajar siswa pada tes posttest yang
60% - 75% dikuasai oleh siswa. Dari tanpa menggunakan model
hasil tersebut maka dapat disimpulkan pembelajaran Group Investigation yaitu
bahwa penggunaan model pembelajaran 64,36. Hasil belajar siswa yang tanpa
Group Investigation pada materi sistem menggunakan model pembelajaran
ekskresi manusia meningkat. Ini Group Investigation mengalami
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa peningkatan yang signifikan dapat
yang menggunakan model pembelajaran dilihat dari nilai rata-rata pretest yaitu
Group Investigation dalam kategori 56,10 menjadi 64,36 pada saat tes
yang baik. posttest. Jika dipresentasekan
Salah satu pencapaian dalam mengalami peningkatan sebesar 8,26%.
penggunaan model pembelajaran Group Dari nilai rata-rata posttest yang
Investigation yaitu pada saat proses diperoleh menunjukkan bahwa hanya
pembelajaran siswa berpartisipasi dalam sebagian siswa yang sudah dapat
memecahkan permasalahan yang dikaji mencapai nilai KKM yang ditentukan
dalam antar individu dalam oleh sekolah yaitu 75. Berdasarkan hasil
kelompoknya untuk memperoleh posttest persentase siswa yang dapat
kesepakatan dalam penyelesaian mencapai nilai KKM yaitu 37,15%.
permasalahan yang diberikan oleh guru.
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

Berdasarkan hasil penelitian dapat mengganggu iklim


yang dilakukan di SMA Negeri pembelajaran.
Jatinagor dapat diketahui bahwa
pembelajaran yang tanpa menggunakan 5. Analisis Pengaruh Model
model pembelajaran Group Pembelajaran Group Investigation
Investigation juga dapat membantu Terhadap Hasil Belajar Siswa
siswa dalam memahami materi sistem pada Materi Sistem Ekskresi
ekskresi manusia, tetapi persentase Manusia.
peningkatan hasil belajar siswa hanya Berdasarkan hasil penelitian
23,50% dan persentase siswa yang mengemukakan bahwa model
dapat mencapai KKM sekolah hanya pembelajaran Group Investigation
sekitar 37,15% jumlah tersebut masih berpengaruh terhadap hasil belajar
lebih rendah dibandingkan siswa pada materi Sistem Ekskresi
pembelajaran yang menggunakan model Manusia. Hal ini dapat diartikan bahwa
pembelajaran Group Investigation. proses pembelajaran pada materi Sistem
Hal tersebut dikarenakan Ekskresi Manusia memiliki pengaruh
suasana belajar yang tidak kondusif. yang baik. Hal tersebut dapat dilihat
Pada saat pelaksanaan guru menjelaskan dari pengelolaan statistik yang telah
materi banyak siswa tidak dilakukan yaitu di dapat bahwa pada
memperhatikan karna memang model kelas yang menggunakan model
yang digunakan hanya ceramah dan Pembelajaran Group Investigation di
diskusi sehingga membuat siswa jenuh. peroleh hasil rata-rata posttest sebesar
Kemudian ketika sedang berdiskusi 75,18 (baik). Sedangkan pada kelas
hanya beberapa anggota kelompok yang tanpa menggunakan model
benar-benar mengerjakan dan Pembelajaran Group Investigation
berdiskusi. diperoleh hasil rata-rata posttest sebesar
Menurut Sanjaya (2010:156) ada 64,36 (cukup).
beberapa hal yang menyebabkan Hal tersebut sejalan dengan
kurangnya hasil belajar siswa yang penelitian yang dilakukan oleh
tanpa menggunakan model Leonardos dan Siregar (2014) bahwa
pembelajaran Group Investigation modelpembelajaran group
yaitu: investigationberpengaruh terhadap hasil
a. Sering terjadi pembicaraan dalam belajarsiswa. Keberhasilan
diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang modelpembelajaran kooperatif tipe
siswa yang memiliki keterampilan groupinvestigation didasarkan banyak
berbicara. halyaitu model group investigation ini
b. Kadang-kadang pembahasan dalam menekankan kepada proses keterlibatan
diskusi meluas, sehingga siswa secara penuhuntuk dapat
kesimpulan menjadi kabur. menemukan materi yangdipelajari dan
c. Memerlukan waktu yang cukup menghubungkannyadengan situasi
panjang, yang kadang-kadang tidak kehidupan nyatasehingga mendorong
sesuai dengan yang direncanakan. siswa untukdapat menerapkannya
d. Dalam diskusi sering terjadi dalamkehidupan sehari-hari, dalam
perbedaan pendapat yang bersifat proses pembelajaran group
emosional yang tidak terkontrol. investigation siswa tidak hanya
Akibatnya kadang-kadang ada pihak berperan sebagaipenerima pelajaran
yang merasa tersinggung, sehingga melaluipenjelasan guru secara verbal,
tetapisiswa berperan untuk
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

menemukansendiri inti dari materi Menurut Slavin (2009:215)


pelajaran.Keterampilan siswa kesuksesan implementasi Group
dalampembelajaran dengan Investigation sebelumnya menuntut
menggunakanmodel group pelatihan dalam kemampuan
investigationmerupakan suatu proses komunikasi dan sosial. Hal tersebut
yangbermula dari tahap pemilihan dapat terlihat dari kelas yang
topik,perencanaan menggunakan model pembelajaran
kooperatif,melaksanakan motivasi belajar siswa sangat tinggi
penyidikan(implementasi), analisis dan karena dalam model pembelajaran ini
sintesis.Presentasi tugas akhir, sangat menyenangkan sehingga siswa
evaluasi.Langkah-langkah aktif dalam memecahkan masalah yang
pembelajarantersebut mendorong siswa mereka pilih sebagai topik, siswa tidak
untuklebih aktif di dalam kelas. Hal pernah putus asa dan mempunyai
inididukung dengan banyak inisiatif, rasa percaya diri yang
pembagiankelompok yang bersifat kuat.
heterogendan hanya beranggotaan 5
orangperkelompok mendorong PENUTUP
siswauntuk lebih berpartisipasi Berdasarkan hasil penelitian
dalamkerja kelompoknya. tentang penerapan model pembelajaran
Penelitian sebelumnya yang Group Investigation terhadap hasil
dilakukan oleh Gunady (2011) dalam belajar siswa pada materi sistem
Widiantara, dkk (2014) telah ekskresi manusia dikelas XI IPA 3 dan
menerapkan model pembelajaran XI IPA 2 SMA Negeri Jatinangor dapat
kooperatif tipe Group Investigation (GI) disimpulkan sebagai berikut :
pada mata pelajaran IPA di Sekolah 1. Berdasarkan hasil analisis lembar
Dasar. Hasil penelitian tersebut observasi yang telah dilaksanakan,
memberikan kesimpulan bahwa diketahui bahwa keseluruhan
penerapan model pembelajaran tahapan model pembelajaran Group
kooperatif tipe GroupInvestigation (GI) Investigation pada materi sistem
memperlihatkan adanya peningkatan ekskresi manusia terlaksana dengan
hasil belajar pada siswa. baik. Hal ini menunjukan bahwa
Selain berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan guru sudah bisa
belajar siswa Group Investigation juga menjalankan perannya dengan baik
berpengaruh terhadap kemampuan sesuai dengan sintak pembelajaran.
berfikir kritis sesuai dengan penelitian Dilihat dari keterlaksanaan proses
yang dilakukan oleh Suartika, dkk pembelajaran aktivitas guru dengan
(2013) bahwa karakteristik dan tahapan- rata-rata 96,66% termasuk kategori
tahapan dalam model pembelajaran sangat baik. Aktivitas siswa dengan
kooperatif tipe Group Investigation, hasil rata-rata persentase 73,59%
tampak bahwa model pembelajaran termasuk kategori baik.
kooperatif tipe Group Investigation 2. Proses penerapan model
dapat menuntun siswa untuk pembelajaran Group Investigation
mengembangkan seluruh keterampilan pada materi sistem ekskresi manusia
dan kemampuan mereka dalam proses menggunakan catatan lapangan
pembelajaran. Proses pembelajaran (Field Note) membuktikan bukti
menjadi berpusat pada siswa dan guru berupa catatan pokok, atau catatan
dapat mengoptimalkan perannya terurai tentang proses pembelajaran
sebagai fasilitator dan mediator. berlangsung. Pengamatan tersebut
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

mengenai aspek pembelajaran Anderson, L.W. Kerangka Landasan


dikelas, suasana dikelas, pengolahan untuk Pembelajaran,
kelas, interaksi guru dengan siswa, Pengajaran, dan Asesmen
interaksi siswa dengan guru serta (Revisi Taksonomi Pendidikan
beberapa aspek yang dapat dicatat Bloom). Yogyakarta: Pustaka
sebagai catatan lapangan yang akan Belajar
digunakan sebagai sumber data. Ali, Muhammad. 2000. Kamus Lengkap
Observer melakukan pengamatan Bahasa Indonesia Modern.
dengan mencatat aktivitas guru pada Amani, jakarta
proses pembelajaran Group Al-Tabany Badar, Ibnu Trianto. 2014.
Investigation berlangsung dengan Mendesain Model Pembelajaran
baik sesuai dengan sintak Inovatif, Progresif, dan
pembelajaran. Konseptual. Jakarta: Kencana
3. Hasil belajar siswa dengan Prenada Media Group
menggunakan model pembelajaran Arifin, Zainal. 2012. Penelitian
Group Investigation 75,18 dengan Pendidikan Metode dan
kategori baik. Paradigma Baru. Bandung: PT.
4. Hasil belajar siswa tanpa Remaja Rosdakarya
menggunakan model pembelajaran Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-
Group Investigation pada materi Dasar Evaluasi Pembelajaran.
sistem ekskresi manusia sebesar Jakarta: Bumi Aksara
64,36 dengan kategori baik Artini, dkk. 2015. Penerapan Model
5. Pengaruh model pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation terhadap hasil Group Investigation Untuk
belajar siswa pada materi sistem Meningkatkan Aktivitas dan
ekskresi dinyatakan signifikan. Hal Hasil Belajar IPA pada Siswa
ini ditunjukan dengan hasil Kelas VI Inpres 1 Tondo.
perhitungan ditunjukan thitung 0,52 Volume 3 nomor 1. Mahasiswa
<ttabel 2,52 pada taraf signifikasi 5%. Program Studi Magister
Dan nilai thitung> ttabel yaitu 8,90 > Pendidikan Sains Pascasarjana
2,02 pada taraf signifikasi 5%. Universitas Tadulako dan Staf
Berarti berpengaruh positif dan Pengajar Program Studi
signifikan model pembelajaran Magister Pendidikan Sains
Group Investigation terhadap hasil Pascasarjana Universitas
belajar siswa pada materi sistem Tadulako
ekskresi manusia diterima. Aryulina, D. 2007. Biologi 2 SMA dan
Ma untuk Kelas XI. Jakarta: Esis
DAFTAR PUSTAKA B. Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad.
Ah-Sanaky, H. 2006. Media 2012. Belajar dengan
Pembelajaran Buku Pegangan Pendekatan PAIKEM. Bumi
Wajib Guru dan Dosen. Aksara; Jakarta
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Basri, Hasan. 2013. Landasan
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Pendidikan. Bandung: CV
Perangkat Pembelajaran. Pustaka Setia
Bandung: PT Remaja Campbell, N.A, et al. 2008. Biologi
Rosdakarya Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

Chaniago, Amran. 2002. Kamus Majid, Abdul. 2014. Strategi


Lengkap Bahasa Indonesia. Pembelajaran. Bandung: PT
Bandung: Pustaka Setia remaja Rosda Karya
Dewi, Ratih Puspita. 2012. Penerapan Maulana. 2009. Memahami Hakikat,
Model Group Investigation Variabel, dan Instrumen
Terhadap Hasil Belajar Materi Penelitian Pendidikan dengan
Bahan Kimia di SMP. Vol.1, Benar. Bandung: Learn2live n’
no.2. Jurusan Biologi Fakultas Live2learn
MIPA Universitas Negeri Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA kelas
Semarang Indonesia XI. Jakarta: Yudistira
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Pujiyanto, Sri. 2014. Menjelajah Dunia
dan Pembelajaran. Jakarta: PT Biologi. Jakarta: PT Tiga
Rineka Cipta serangkai Pustaka Mandiri
Djamarah, SB dan Aswan Z. 2010. Rahayu, Yayu Nurhayati. 2014. Stastik
Strategi Belajar Mengajar. Pendidikan (Teori dan Aplikasi).
Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Fathurrohman, Muhammad. 2015. UIN SUnan Gunung Djati
Model-model Pembelajaran Bandung. Tidak Publikasikan
Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Rusman. 2011. Model-Model
Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Gunawan, Heri. 2012. Dasar-Dasar Grafindo Persada
Metode Research. Bandung: Rusman. 2014. Model-Model
Azfie Media Utama Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Grafindo Persada
Mengajar. Bandung: CV. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi
Pustaka Setia. Pembelajaran Berorientasi
Isjoni. 2009. Cooperative Learning: Standar Proses Pendidikan.
Efektifitas Pembelajaran Bandung: Kencana Press
Kelompok. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
Jihad, dkk. 2008. Evaluasi faktor yang Mempengaruhinya.
Pembelajaran. Yogyakarta: Jakarta: Rineka Cipta
Pressindo Slavin, R.E. 2005. Cooperative
Leonardus, Salomo dan Siregar, Nurdin Learning Teori, Riset dan
2014. Pengaruh Model Praktik. Bandung: Nusa Media
Pembelejaran Kooperatif Tipe Slavin, R.E. 2008. Cooperative
Group Investigation terhadap learning; theory, Research, and
Hasil Belajar pada Materi practice. London; Allyn and
Listrik Dinamis. Prodi Bacon.
Pendidikan Fisika FMIPA Sri, Lestari Endang dan Kistinnah Idun.
Universitas Negeri Medan (Vol: 2009. Biologi Makhluk Hidup
2 no: 2). dan Lingkungannya SMA/MA.
Lestari, Sri Endang. 2009. Biologi Jakarta: Departemen Pendidikan
Makhluk dan Lingkungannya. Nasional
Jakarta: Pusat Perbukuan, Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar
Departemen Pendidikan Proses Belajar-Mengajar.
Nasional Bandung: Tarsito
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning.
Jakarta: PT. Grasindo
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7,No. 1

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Trianto. 2010. Model Pembelajaran


Proses Belajar Mengajar. Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Bandung: Sinar Baru UIN Sunan Gunung Djati. 2010.
Algensindo Pedoman Penyusunan Karya
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Tulis Ilmiah Skripsi, Tesis, dan
Pendidikan Pendekatan Disertasi. Bandung: Sunan
Kuantitatif, Kualitatif, dan Gunung Djati Press
R&D. Bandung: Penerbit Winataputra, Udin, S. 2011. Model-
Alfabeta model Pembelajaran Inovatif.
Sukmara, Dian. 2007. Implementasi Life Jakarta: Direktorat Jendral
Skill dalam KTSP. Bandung: Pendidikan Tinggi Departemen
Mughni Sejahtera Pendidikan Nasional.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Widiantara, Km. Dkk. 2014. Pengaruh
Learning. Surabaya: Pustaka Model Pembelejaran Kooperatif
Pelajar Tipe Group Investigation
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative terhadap Hasil Belajar
Learning Teori dan Aplikasi Matematika. e-Jurnal Mimbar
Paikem. Yogyakarta: Pustaka PGSD Universitas Pendidikan
Belajar Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2
Sutikno Sobry. 2008. Landasan no: 1).
Pendidikan. Bandung: Prospect Yahya, Murip. 2010. Pengantar
Bandung Pendidikan. Solo: Bandung
Sutirman. 2013. Media & Model-model
Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi
Belajar. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai