BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
UANG DAN BUNGA
2.3 BUNGA
21
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Bunga ( interest ) adalah sejumlah uang yang dibayarkan
akibat pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan
bunga pada dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai
uang selama waktu peminjaman sehingga besarnya bunga relatif
sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh karena
itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat
penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan
ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya
menjamin nilai kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil.
Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang dibayar
dengan utang semula.
Interest = Present amount owed – Original investment
(Bunga) (Jumlah utang sekarang) (Jumlah pinjaman
semula)
Contoh :
Perusahaan PT Angin Berembus pada tanggal 1 Januari 2000
meminjam uang di Bank Rp. 100.000.000,00 dan pada tanggal 1
Januari 2003 utangnya di Bank tercatat sebesar Rp.
118.000.000,00.
Berapa bunga yang harus dibayar perusahaan?
Jawab:
Interest ( bunga ) = Rp. 118.000.000 – Rp. 100.000.000
= Rp. 18.000.000,00
Rp
.
6.000
,
00/
tahun
Rate of Interest = x
100
%
Rp .
100
.000
,
00
Contoh soal :
Jika bapak Budiarto mempunyai uang 7.5 juta rupiah disimpan
pada Bank selama 8 bulan dengan suku bunga 2,5%/bulan. Berapa
jumlah bunga yang diperoleh bapak Budiarto, jika sistem
pembungaan bunga sederhana?
Jawab :
Jumlah bunga sederhana :
Σ Bunga = i * P * n
Σ Bunga = 2,5% * 7,5 juta * 8
Σ Bunga = 1,5 juta
Catatan :
Nilai tersebut tidak akan sama atau ekuivalen lagi bila tingkat
suku bunga berubah, yaitu : < 15% atau > 15%
Gambar 2.6a
Gambar 2.6b
Simbol-simbol
i = Interest rate/Suku Bunga
n = Jumlah periode pembungaan
P = Present/Sejumlah nilai uang sekarang
F = Future/Nilai masa depan ”n” periode yang akan datang
A= Annual/Pembayaran seri setiap akhir periode
Dengan demikian
F = P (1 + i)n
2.1a
F = P (F/P,i,n) ……….2.1b
P = F (P/F,i,n) …. 2.2b
Contoh :
1. Jika Mira ingin memiliki uang 5 tahun yang akan datang
sejumlah Rp 10.000.000,00. Berapa uang harus disetor Mira ke
Bank sekarang, bila suku bunga berlaku 22%/tahun
Jawab:
Diketahui : F = 10.000.000
i = 22%/tahun
n = 5 tahun
a. Dengan rumus langsung
P = F (1+i)-n = 10.000.000 (1+0,22)-5
= 10.000.000 (0,370) = Rp. 3.699.992,-
Jika:
F = F1+F2+F3+F4+..+Fn
F=P(1+i)n jika P=A, maka F=A(1+i)n
(1i)n 1
Dimana faktor disebut faktor Uniformseries
i
compound amount factor
Selanjutnya rumusnya tabel bunganya dapat ditulis :
F = A (F/A,i,n) …… 3
i
A ……..
F ( 4a
1 i)
1
i
Maka faktor pengali disebut sebagai Uniform series
(1i)n1
sinking fund factor
Dan rumus tabel bunganya menjadi :
A = F ( A/F,i,n )….4b
4b
i
Jika persamaan 4a adalah A = F
(1i) 1
n
Dan persamaan 2a F = P ( 1 + i )n
i
Maka A = P ( 1 + i )n
(1i) 1
n
i(1i)n …….. 5a
A=P
(1i) 1
n
i(1i)n
Faktor bunganya disebut dengan Uniform series
(1i) 1
n
(1i)n 1 6a
P=A n
i(1i)
……6 (1i)n 1
Di mana faktor pengali n disebut Uniform series
i(1i)
present worth factor.
Maka rumus tabel bunganya adalah
P = A (P/A,i,n) 6b
33
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Contoh soal :
Elsa setiap bulan menabung uangnya di bank sebesar Rp.20.000,00
bila suku bunga dibayarkan bank 1,5% / bulan, hitunglah jumlah
uang Elsa setelah 1 tahun!
Penyelesaian :
A = Rp 20.000,00
n = 12 bulan
i = 1.5 %/bulan
(1i)n 1
F=A
i
(10.15)12
1
F = 20.000
0.15
F = 20.000 (13.041)
F = Rp. 260.820,00
a. Arithmatic Gradient
Cash flow arithmatic gradient seperti gambar di atas, jika akan
dihitung nilai F-nya, perlu diurai lebih dahulu menjadi komponen
Standar Annual dan Standar Gradient seperti gambar berikut.
F=G{(1+i)n-2+2(1+i)n-3+3(1+i)n-4++(n-2)(1+i)1+(n-1)(1+i)0} …1
G(
1 1
i)n ……
F=
n 7
i i
G(
1 1
i)n
F=
n
Sedangkan persamaan 7 i i
G
(
1i
)n
1 1
Maka P =
n n
i i
(
1)
i
(1i)nin
1
P=G 2 …………… .8
i (1i)
n
(1i)nin 1
Dimana faktor pengali 2 disebut dengan Arithmatic
i (1i)
n
i
Jika persamaan A = F
(1i) 1
n
G (
1 1
i)n
Dan persamaan : F =
n
i 1
G(
1 1
i)n 1
Maka diperoleh A =
n
(1i) 1
n
i 1
(1i)nin1
A=G …. 9a
i(1i) i
n
(1i)nin1
selanjutnya faktor pengali disebut bunga.
i(1i) i
n
A = G (A/G;I,n)…. 9b
Contoh Soal
1. Perusahaan saat ini telah berhasil menjual produknya senilai
250 juta rupiah per tahun, namun ke depan bagian pemasaran
telah menyiapkan program pemasaran yang lebih intensif
sehingga direncanakan kenaikan penjualan rata-rata akan
mencapai 35 juta rupiah per tahun. Jika suku bunga berjalan
rata-rata 8 %/tahun, hitunglah:
a. Nilai ekuivalen futurenya (F).
b. Nilai ekuivalen presentnya (P)
Penyelesaian
a. Nilai ekuivalen F:
Karena bentuk gradien tersebut belum standar seperti
formula yang ada, cash flow tersebut dapat diurai menjadi
bentuk annual dan gradient yang dibatasi oleh garis titik di
ujung A, sehingga:
39
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
G(
1 1 (1i)n 1
i)n
F= + A
n
i 1 1
35
(
10.
0812
) 1
(10
.08)12
1
F =
250
12
0
,
08 0.08 0.08
F = 437.5(6,9771) + 250(18.9771)
F = Rp7.796.774,00
b. Nilai ekuivalen P:
40
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
(10 )12
.08 1
P = 35
0.08
(
1 0 12
)
.08
P = Rp2.915.815,00
Penyelesaian
Karena rumus standar G tidak ada untuk penurunan, maka A tidak
diambil sebesar An, tetapi A1, sehingga G menjadi negatif, maka:
(
1n
i
)
1
1
n
i
)
in
1
(
1
7
i
)
i
7
1
P=A
G
G
(
1
i
)5
i
(
1
in
)i
(
1
2 n
i
)i
(
1
2 7
i
)
(
1 0 12
.15
) 1
P=6juta 0,5juta (1+i)-5 +0,5juta
0.152
(
10 12
.15
)
(
10
.
15)
70
.
15.
12
1
(
10
.
1512
)
1.
52
(
10
.
157
)
41
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
P = 6 JUTA (5.421) – 0,5 (21.185) + 0.5(10.192) (0.4972)
P = Rp 4.4672,00 juta
Gambar 3.22a Cash Flow Annual Gambar 2.22b Cash flow yang
diterapkan
P=A1–G
(1in
)
in
1
(
1
I
7
)i
7
1(
1
i
)n
n
G 5
n
(
1i
)
i(
1 i
)ii
2
(
17
)
i (
1i
)
1
(
10. 12
15
) 0
.15
.
12
1
)
A=6 jt –0,5 jt +0.5 juta
1.
5(
10.
15)
12
0.
15
(
10
.7
)
150
.15
.
12
21
0.
15
(
10
.
15
)
12
2 7 (
1
0
.
15
)5
1.
5(
1.)
015
(
10.
15
)
12
1
b. Geometri Gradient
Cash flow Geometri Gradient, yaitu jika peningkatan arus
uangnya proporsional dengan jumlah uang perioe sebelumnya,
dimana hsil peningkatannya tidak dalam jumlah yang sama, tetapi
semakin lama semakin besar dan merupakan fungsi pertumbuhan.
Simbol yang biasa diunakan untuk ini adalah “g”.
Sebagai contoh, pendapatan perusahaan saat ini 100 juta rupiah,
dan untuk tahun-tahun berikutnya ditargetkan meningkat rata-rata
42
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
10% dari tahun sebelumnya, maka cash flow tersebut dapat
dijelaskan seperti tabel dan grafik berikut.
An = A1(1+g)n-1…. (10)
Di mana : A1 = cash flow awal periode
An = cash flow periode ke-n
G = peningkatan cash flow terhadap periode
sebelumnya Geometric gradient
P = A1 (1+i)-1 y 1
1i
Pn = A1 (1+i)-1 + A1 (1+i)-1
1 2 n
2 n
1
1
g
1g
1g
1g
A
(
1i
)
1
...
A(
1i
)
1
A
(
1
i
)
1
1 1 1
1
i
1i
1i
1i
1g
Jika A1 (1+i)-1 = a dan b
1i
Maka persamaan diatas menjadi : P= a+ab+ab2+ab3+…+abn-2+abn-1
bP ab ab
ab
2 3 4
ab
...abn
1 n
ab
Substitusi b, maka :
P
bP a ab n
P(1-b) = a (1-bn)
a(1 bn )
P=
1 b
Masukkan kembali nilai a clan b, maka:
1 g n
1
1 i
1 g
1
-1 1 i
P= A1 (1 +i)
Atau :
44
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
1g
n
1
1i
P = A1
1g
(1i) (1i)
1i
1(
1 g n
)(1 i)
n
P = A1, maka
1 i 1g
1(
1g)n(
1i)
n
……….(12)
ig
P = A1
sedangkan jika i = g → → P = A1 n (1+i)-1 …..(13)
Contoh soal
1. Perusahaan PT angin Berembus tahun 2001 mempunyai omzet
penjualan 54 juta rupiah dan tahun-tahun berikutnya
diproyeksikan meningkat rata-rata 20% dari tahun sebelumnya,
kecuali tahun 2005 diperkirakan ada krisis global yang
mengakibatkan penjualan hanya 50% dari target yang
seharusnya. Jika suku bungan berjalan rata-rata 15% /tahun
Diminta :
a. Formulasikanlah persoalan diatas dalam bentuk grafik cash
flow untuk 10 tahun.
b. Hitunglah penjualan pada tahun 2005 tersebut.
c. Hitunglah penjualan tahun ke-10.
d. Hitunglah nilai ekuivalen present-nya.
Penyelesaian
a) Grafik cash flow
45
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
5
i g
P=54
1 (1 0,20)10
(1 0
,15)
10
55
,
998
(
10,
15
)51
0 .15 0 .
20
1 (
6.192)( 0.2472)
P = 54 55
,
998
(
0.
5718
)
0.05
P = 54 (10.61325) - (32.0196)
P = 541,095
Jika proses ini diulangi untuk tahun dua dan tiga, jumlah bunga
yang terakumulasi ( termajemukkan ) dapat diplotkan seperti
gambar grafik 2.24
Jika pemajemukkan suku bunga tahunan lebih dari satu kali
tiap tahun, mungkin tiap enam bulan, empat bulan, tiga bulan atau
tiap satu bulan, maka suku bunga yang 12 persen per tahun
efektifnya akan lebih besar dari 12 persen tersebut, karena
pemajemukan dilakukan lebih dari satu kali dalam satu tahun.
Contoh soal :
Seorang nasabah mendapat kredit usaha sebesar Rp 25 juta dengan
suku bunga nominal ditetapkan 18% per tahun. Kredit harus dicicil
setiap bulan dengan perhitungan bunga 1,5% / bulan. Diminta
hitunglah suku bunga efektif yang dibayar oleh nasabah tersebut?
Penyelesaian :
r = 18%/tahun
m = 12 x per tahun
m
r
tingkat bunga efektif (ieff) = 1 1
m
12
18 %
(ieff) = 1 1
12
(ieff) = 19,56% per tahun.
BAB III
BIAYA
Contoh soal
1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan kosen dan daun pintu
kontraktor Karya Kreatif dihadapkan pada pilihan membeli
kosen dan daun pintu siap atau membuat sendiri. Jika dibeli
harga siapnya Rp450.000,00/buah, dan jika dibuat sendiri
biayanya terdiri dari: harga kayu Rp950.000,00/m3, upah kepala
tukang Rp50.000,00/hari, tukang Rp40.000,00/hari dan pekerja
57
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
35 ribu/hari. Tiap unit kosen dan daun pintu dibutuhkan 0,25
hari kerja kepala tukang + 1,25 hari kerja tukang dan 0,75 hari
kerja pekerja (pembantu tukang), tiap unit kosen dan daun pintu
membutuhkan ± 0,20 m3 kayu.
Gambar 3.2.
Grafik Sifat Komponen Biaya Berdasarkan Volume Produk
Penyelesaian:
58
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Biaya variabel untuk 1 unit Kosen:
- Bahan Kayu : 0,20 m3 x Rp 950.000,00 = Rp 190.000,00
- Upah Kepala Tukang : 0,25 harixRp 50.000,0=Rp 12.500,00
- Upah Tukang: 1,25 hari x Rp 40.000,00 = Rp 50.000,00
- Upah pembantu: 0,75 hari x Rp 35.000,00 = Rp 26.250,00
tukang
Jumlah Variable Cost = Rp 278.750,00
Biaya tetap untuk dapat membuat kosen:
- Membangun los kerja = Rp 1.500.000,00
- Pengadaan peralatan kerja = Rp 2.200.000.00
Jumlah biaya tetap = Rp3.700.000,00
Rp 4.400
.000,00
= = Rp 176.000,00/unit
25
unit
c. Pengelompokan biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel
Biaya tetap (Fixed cost)
- Rek. listrik penerangan 40%xRp200.000,00=Rp 80.000,00
- Rek. telepon =Rp 100.000,00
- Gaji kepala tukang, pegawai dan lain-lain =Rp 1.000.000,00
- Depresiasi mesin =Rp 500.000.00
Jumlah biaya tetap =Rp 1.680.000,00
Diminta:
Susunlah cash flow untuk 5 periode ke depan jika jadwal pro-
duksi berturut-turut 1.500, 2.000, 2.300, 2.600 dan 3.000 unit
Penyelesaian:
Biaya variabel
Biaya variabel untuk setiap unit produksi adalah
jumlahbiay
avar
iable
= jumlahunit
produksi
Rp
13.000
.000
,00
= = Rp10.833,00/unit
1.200
unit
Peri Rencana Variable Total varible cost Fixed cost Total cost
ode produksi Cost/unit (cash-flow periode)
1. 1.500 Rp10.833,00 Rp16.250.000,00 Rp8.900.000,00 Rp25.150.000,00
2. 2.000 Rp10.833,00 Rp21.666.000,00 Rp8.900.000,00 Rp 30.566,67
3. 2.300 Rp10.833,00 Rp24.916.000,00 Rp8.900.000,00 Rp33.816.667,00
4. 2.600 Rp10.833,00 Rp28.166.000,00 Rp8.900.000,00 Rp37.066.000,00
5. 3.000 Rp10.833,00 Rp32.500.000,00 Rp8.900.000,00 Rp41.400.000,00
63
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
BAB IV
EVALUASI INVESTASI
Gambar 4.2a
Kondisi Awal
Gambar 4.2b
Kondisi Present
PWB = Cb
(FBP
t0
) dimana Cb = cash flow benefit
t t
PWB = Cc
(FBP
t0
)t t Cc = cash flow cost
n
PWB = Cf(FBP
t0
)
t t Cf = cash flow utuh (benefit + cost)
Kriteria keputusan
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut
layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu
dalam metode NPV, yaitu :
Jika :
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/layak (feasible)
NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan/layak (unfeasible)
Jika rencana investasi tersebut dinyatakan layak, maka
direkomendasikan untuk dilaksanakan investasi itu, namun jika
ternyata tidak layak, maka rencana tersebut tidak direkomendasikan
untuk dilanjutkan. Namun, layak atau tidaknya suatu rencana
investasi belumlah keputusan akhir dari suatu program investasi,
67
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
sering kali pertimbangan-pertimbangan tertentu ikut pula
mempengaruhi keputusan yang akan diambil.
Contoh Soal
1. Bapak Kreatif sedang menjajaki kemungkinan membuka usaha
baru dengan perkiraan biaya investasi 120 juta rupiah. Di
samping itu untuk mengoperasikan investasi tersebut
dibutuhkan biaya operasional rata-rata 10 juta rupiah/tahun,
selanjutnya dari hasil penjualan produk diperkirakan akan ada
pemasukan rata-rata 30 juta rupiah/tahun. Jika umur investasi
diperkirakan 8 tahun kemudian aset dapat dijual 50 juta rupiah.
Selain itu pada tahun ke-5 akan ada perawatan berat (overhoul)
dengan biaya 15 juta rupiah. Diminta mengevaluasi kelayakan
ekonomis rencana tersebut jika suku bunga rata-rata selama
umur investasi 12%/tahun.
Penyelesaian
NPV = CF(FBP
t0
)
t
Gambar 4.4
Cash Flow Investasi Bentuk Geometric Gradient
NPV = CF
(FBP
t0
) dimana
t t CF = cash flow investasi
FPB = faktor bunga present
1(
1g)(
1i) n
n
EUAB = Cb(FBA
t0
)t t dimana Cb = cash flow benefit
n
EUAC = Cc(FBA
t0
)t t Cc = cash flow cost
n
AE = Cc(FBA
t0
) Cf = cash flow utuh (benefit+cost)
t t
Contoh soal
1. Jika soal NPV diatas dievaluasi dengan metode Annual
Equivalent (AE), maka prosesnya adalah sebagai berikut.
2.
72
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
AE = 13.893 juta
74
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Dimana karena nilai AE = 13,893 juta >>> 0, maka rencana
investasi pada asumsi suku bunga 10% layak secara ekonomis.
Dengan demikian, rencana direkomendasikan untuk diterapkan.
Penyelesaian:
AE = Cc(FBA
t0
)
t t
75
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
AE = - I(A/P,i,n) + Ab (P/A,i,11) (P/F,i,1) (A/P,i,n) – G1(P/G,i,6)
(P/F,i,6) (A/P,i,n) + Ls(P/F,i,6) (A/P,i,n) + S (A/F,i,n) – Ac – G
(A/G,i,n) – OH (P/F,i,7) (A/P,i,n)
AE = Rp 105,368 juta
Cb
PWB t0 t
(FBP
)t
BCR = atau
PWC n
Cc
t (FBP
)t
t0
Cb
EUABt0 t
(FBA
)t
BCR = atau
AUAC n
Cc
t(FBA
)t
t0
77
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Kriteria keputusan
Contoh soal
1. Jika soal nomor 3 dari annual ekuivalen di atas akan
dievaluasi dengan metode Benefit Cost Ratio ( BCR ), maka
dapat diselesaikan sebagai berikut.
Penyelesaian
n
Cb
PWB t0 t
(FBP
)t
BCR = atau
PWC n
Cc
t (FBP
)t
t0
n
PWB = Cb(FBP
t0
)
t
PWC = Cc(FBP
t0
)
t
PWB
2608
,
49
Jadi: BCR = PWC
1,
379
1891
,
03
Karena nilai BCR = 1,379 >> 1, maka investasi ini layak ekonomis
(feasible) dan rencana investasi direkomendasikan untuk
diterapkan.
2. Dalam rangka program pengembangan kota Padang, Pemkot
merencanakan akan membangun pasar/pertokoan didaerah
Tunggul Hitam dengan biaya investasi 10 miliar rupiah. Dalam
pengoperasiannya akan membutuhkan biaya operasional 350
juta rupiah/tahun. Proyek tersebut menghasilkan 300 petak toko
yang diproyeksikan akan dijual 40% dan lebihnya akan
disewakan. Harga jual toko 50 juta rupiah/petak dan tarif sewa
5 juta rupiah/tahun/petak. Dengan adanya proyek tersebut,
diproyeksikan perekonomian masyarakat setempat akan
meningkat 2%/tahun, dimana pendapatan masyarakat saat ini
±500 ribu rupiah/kk/bulan, jumlah penduduk setempat ± 2000
kk. Disamping itu akan terjadi penurunan kualitas budaya,
kenyamanan dan keamanan yang disetarakan dengan uang
senilai 50 ribu rupiah/kk/bulan. Aspek lain yang
menguntungkan yaitu akan meningkatnya produktivitas lahan,
dimana luas lahan ± 1000 ha akan meningkat rata-rata
5%/tahun dari harga jual saat ini yaitu 20 juta rupiah/Ha.
Investasi ini diharapkan bertahan 15 tahun tanpa nilai sisa.
Diminta:
Formulasikanlah persoalan di atas dalam
bentuk grafik cash flow.
Evaluasilah rencana tersebut dengan metode
BCR jika i=10% / tahun
Penyelesaian
a. Formulasi masalah:
Kelompok benefit terdiri dari:
Benefit langsung (bagi pemerintah)
79
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Gambar 4.6
Formulasi grafik cash flow soal 2
b. Evaluasi rencana:
80
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
n
Cb
PWB t0 t
(FBP
)t
BCR = atau
PWC n
Cc
t (FBP
)t
t0
n
PWB = Cb
(FBP
t0
) t t
PWB = Cc
(FBP
)
t0
PWC = 1 + Ac (P/A,i,n)
PWC = 10.000 + 1550 (P/A,10,15)
PWC = 10.000 + 1550 (7.606)
PWC = Rp21.789,3 juta
PWB 62
.
088 ,
48
Maka : BCR = PWC
2,
85
21
.789,3
Kriteria keputusan
Untuk mengetahui apakah rencana suatu invesatsi tersebut
layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria
tertentu. Dalam metode payback periode ini rencana invesatsi
dikatakan layak (feasible) :
Jika k ≤ n dan sebaliknya
,k = jumlah periode pengembalian
,n = umur investasi
contoh soal
1. Suatu investasi sebesar 120 juta rupiah akan diikuti oleh biaya
operasional 10 juta rupiah/tahun dan benefit 30 juta
rupiah/tahun, umur investasi 8 tahun setelah itu aset akan laku
terjual 50 juta rupiah. Diminta hitunglah Payback Period
investasi tersebut.
investasi
k(PBP) = Annualbene fitx periode waktu
Rp 120 juta
k(PBP) = Rp xtahun
30 juta Rp10 juta
k(PBP) = 6 tahun, karena k = 6 tahun < n = 8 tahun, maka periode
pengembalian investasi memenuhi syarat/layak
Penyelesaian
Karena cash flow tidak annual, dipakai rumus :
k
k(PBP) = Cf 0
t
t0
Tabel 4.1. perhitungan payback period
.t Investasi Σ Benefit Keputusan
1 1200 400-50 = 350 1 > Σ Benefit
2 2x400- = 690 1 > Σ Benefit
{(2x500+10}
3 3x400- = 1020 1 > Σ Benefit
{(3x50)+20+10}
4 4x400- = 1340 1> Σ Benefit,
{(4x50)+30+30} k=4
Jadi investasi BEP pada periode ke-4,dan k < n, maka invesatsi
layak (feasible)
Catatan :
sistem evalusi tidak memperhatikan faktor bunga
jika terdapat dua atau lebih elternatif tidak mampu mendeteksi
kualitas cash flow alternatif secara komperhensif, kecuali cash
flow yang berpengaruh hanya terbatas sampai periode
pengembakian untuk masing-masingnya.
K(PBP) =
CFFBP
0; dimana k=periode pengembalian
t
t
0
CF = cash flow perioe ke-t
FBP = faktor bunga present
Kriteria keputusan :
contoh soal
Penyelesaian
k(PBP0) =
CFFBP
0
t t
t
0
2. Suatu rencana investasi senilai 900 juta rupiah akan diikuti oleh
biaya operasional 40 juta rupiah/tahun, benefit tahun pertama
diprediksi 130 juta rupiah dan tahun berikutnya meningkat
gradient 30 juta rupiah/tahun sampai tahun ke-5 setelah itu
tetap sampai tahun ke-8, kemidian menurun kembali gradient
20 juta rupiah. Jika umur investasi 12 tahun dengnan nilai sisa
300 juta rupiah hitunglah waktu discounted payback periodenya
jika suku bunga 10%/tahun.
Penyelesaian di atas dibuatkan grafik cash flow jika soalnya
seperti gambar berikut.
1 -1+(A1-Ac)(P/A,i,1)+(P/G,i,1)= = -818,18
-900+(130-40)(0.9091)+30(0.000)=
2 -1+(A1-Ac)(P/A,i,2)+(P/G,i,2)= = -718,98
-900+(130-40)(1.736)+30(0.826)=
3 -1+(A1-Ac)(P/A,i,3)+(P/G,i,3)= = -606,30
-900+(130-40)(2.487)+30(2.329)=
4 -1+(A1-Ac)(P/A,i,4)+(P/G,i,4)= = -483,36
-900+(130-40)(3.170)+30(4.378)=
5 -1+(A1-Ac)(P/A,i,5)+(P/G,i,5)- = -352,95
P/G,i,1)(P/F,i,4)=
86
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
-900+(130-40)(3.791)+30(6.862)-
.000)(0.6830)=
6 -1+(A1-Ac)(P/A,i,6)+(P/G,i,6)- = -234,45
P/G,i,2)(P/F,i,4)=
-900+(130-40)(4.868)+30(9.684)-
30(0.826)(0.6830)=
7 -1+(A1-Ac)(P/A,i,7)+(P/G,i,7)- = 126,71
G(P/G,i,3)(P/F,i,4)=
-900+(130-40)(4.868)+30(12.784)-
30(2.329)(0.6830)=
8 -1+(A1-Ac)(P/A,i,8)+(P/G,i,8)- = -28,68
G(P/G,i,4)(P/F,i,4)-
G2(P/G,i,1)(P/F,i,7)=
-900+(130-40)(5.335)+30(19.421)-
30(16.029)-30(4.378)-(0.6830)-
20(0.5132)=
9 1+(A1-Ac)(P/A,i,9)+(P/G,i,9)- = 51,86 K=9
G(P/G,i,5)(P/F,i,4)-
G2(P/G,i,2)(P/F,i,7)=
-900+(130-40)(5.759)+30(19.421)-
30(6.862)(0.6830)-(0.826)(0.5132)=
Dari tabel 4.3 diperoleh nilai positif pada n = 9 yaitu 51,86. jadi,
discounted payback period adalah 9 tahun.
Karena k <<< dari n, maka rencana layak dilaksanakan.
Gambar 4.7
Grafik NPV dengan nilai IRR Tunggal
Jika cash flow suatu investasi dicari NPV-nya pada suku bunga
i=0% , pada umumnya akan menghasilkannilai NPV maximum.
Selanjutnya, jika suku bunga (i) tersebut diperbesar, nilai NPV
akan cenderung menurun. Sampai pada i tertentu NPV akan
mencapai nilai negatif. Artinya pada suatu i tertentu NPV itu akan
memotong sumbu nol. Saat NPV sama dengan nol (NPV=0)
tersebut i=i* atau i=IRR (Internal Rate of Return).
Perlu juga diketahui tidak semua cash flow menghasilkan IRR
dan IRR yang dihasilkan tidak selalu satu, ada kalanya IRR dapat
ditemukan lebih dari satu. Cash flow tanpa IRR biasanya dicirikan
dengan terlalu besarnya ratio antara aspek benefit dengan aspek
cost (lihat Gambar 4.8). Cash flow dengan banyak IRR biasanya
dirikan oleh net cash flownya bergantian antara positif dan negatif
(lihat Gambar 4.9)
Tabel 4.5 Cash Flow dengan IRR lebih dari Satu IRR
t Cash Suku bunga (i)
89
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Flow 0% 10% 20% 40% 50%
0 + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp 19 jt
19 jt 19 jt 19 jt 19 jt 19 jt
1 + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp 6.7 jt
10 jt 10 jt 9.1 jt 8.3 jt 7.1 jt
2 - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp Rp 22.2 jt
50 jt 50 jt 41.3 jt 34.7 jt 25.5 jt
3 - Rp - Rp - Rp -Rp - Rp - Rp 14.8 jt
50 jt 50 jt 37.6 jt 28.9 jt 18.2 jt
4 + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp 4.0 jt
20 jt 20 jt 13.7 jt 9.6 jt 5.2 jt
5 + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp + Rp 7.9 jt
60 jt 9.0 jt 37.3 jt 24.1 jt 11.2 jt
NPV + Rp + Rp - Rp - Rp + Rp 0.6 jt
9.0 jt 0.2 jt 2.6 jt 1.2 jt
Gambar 4.9
Grafik NPV dengan lebih dari satu
90
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
Walaupun ada berbagai kemungkinan di atas, pada saat ini
dibatasi persoalan hanya untuk cash flow yang menghasilkan satu
IRR. Untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan mencari besarnya
NPV dengan memberikan nilai i variabel (berubah-ubah)
sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu nilai I saat NPV
mendekati nol yaitu NPV (+) dan nilai NPH (-), dengan cara coba-
coba (trial and error). Jika telah diperoleh nilai NPV (+), NPV (-)
tersebut diasumsikan nilai diantaranya sebagai garis lurus,
selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan IRR.
Kriteria keputusan
500 juta
Penyelesaian
IRR akan diperoleh saat NPV=0 → perlu dicari NPV dengan i yang
berbeda untuk mendapatkan NPV mendekati nol.
n
NPV = CF(FBP
t0
)t dimana CF = Cash flow investasi
FPB = faktor bunga present
i* = i yang akan dicari
NPV = - I + Ab(P/A,i*,11) (P/F,i*,1) – G1(P/G,i*,6) (P/F,i*,6) +
Ls(P/F,i*,6) + S(P/F,i*,n) – AC(P/A,i*,n) – G2(P/G,i*,n) –
OH(P/F,i*,7)
Jika i=15%
NPV = -1200 + 400(P/A,i*,11) (P/F,i*,1) – 15(P/G,i*,6) (P/F,i*,6)
+ 300(P/F,i*,6) + 500(P/F,i*12) – 50(P/A,i*,12) – 10(P/G,i*,12) –
100(P/F,i*,7)
NPV=-1200+400(P/A,15,11)(P/F,15,1)-15(P/G,15,6) (P/F,15,6)
+300(P/F,15,6) + 500(P/F,15,12) – 50(P/A,15,12)-10(P/G,15,12)-
100(P/F,15,7)
92
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
= -1200 + 400(5.234) (0.8696) - 15(7.937) (0.4323) + 300
(0.4323) + 500(0.1869) - 50(5.421)-10(21.185)-100(0.3759 = +
271,744 juta
Jika i=18%
NPV = -1200 + 400(P/A,i*,11) (P/F,i*,1) – 15(P/G,i*,6) (P/F,i*,6)
+ 300(P/F,i*,6) + 500(P/F,i*12) – 50(P/A,i*,12) – 10(P/G,i*,12) –
100(P/F,i*,7)
NPV = -1200 + 400(P/A,18,11) (P/F,18,1) – 15(P/G,18,6)
(P/F,18,6) + 300(P/F,18,6) + 500(P/F,18,12) – 50(P/A,18,12) –
10(P/G,18,12) – 100(P/F,18,7)
= -1200 + 400(4.656) (0.8475) – 15(7.083) (0.3704) + 300(0.3704)
+ 500(0.1372) – 50(4.793) – 10(17.481) – 100(0.3139)
= + 72,90 juta
Jika i=20%
NPV = -1200 + 400(P/A,i*,11) (P/F,i*,1) – 15(P/G,i*,6) (P/F,i*,6)
+ 300(P/F,i*,6) + 500(P/F,i*12) – 50(P/A,i*,12) – 10(P/G,i*,12) –
100(P/F,i*,7)
NPV = -1200 + 400(P/A,20,11) (P/F,20,1) – 15(P/G,20,6)
(P/F,20,6) + 300(P/F,20,6) + 500(P/F,20,12) – 50(P/A,20,12) –
10(P/G,20,12) – 100(P/F,20,7)
= -1200 + 400(4.327) (0.8333) – 15(6.581) (0.3349) + 300(0.3349)
+ 500(0.1125) – 50(40439) – 10(15.467) – 100(0.2791)
= - 38,744 juta
NPV
IRR = iNPV+ + NPV
(
iNPV
NPV
)
NPV
72
.90
(
20%
18%)
IRR = 18% + 72
.9038744
IRR = 19,306%
93
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
S=700 jt
NPV = CF(FBP
t0
)
t dimana CF = Cash flow investasi
FPB = Faktor bunga present
Jika I=8%
94
Dasar-dasar Ekonomi Teknik
NPV = -2000 + {300(P/A,8,11) + 50(P/G,8,11)} (P/F,8,1) –
(50+25) (P/G,8,6) (P/F,8,6) + 700(P/F,8,12) – {50(P/A,8,12) +
10(P/G,8,12) – 10(P/G,8,5) (P/F,8,7) + 150(P/F,8,6)}
Jika i=10%
Jika i=12%
NPV = -2000 + {300(P/A,12,11) + 50(P/G,12,11)} (P/F,12,1) –
(50+25) (P/G,12,6) (P/F,12,6) + 700(P/F,12,12) – {50(P/A,12,12) +
10(P/G,12,12) – 10(P/G,12,5) (P/F,12,7) + 150(P/F,12,6)}
BAB 5
PEMILIHAN ALTERNATIF
Situasi: Kriteria
Input fixed / tetap max. output
output fixed / tetap min input
Input - output tidak tetap optimasi (max out)
NPV= FBP
CF di mana: FBP = faktor bunga present
t t
t0
Bandingkan NPV masing-masing alternatif
Keputusan: NPV terbesar merupakan alternatif terbaik.
Contoh :
Alternatif
A B C
Uraian
Investasi Rp 1200 jt Rp 2000 jt Rp 2600 jt
Annual Benefit Rp 350 jt Rp 600 jt Rp 750 jt
Annual Cost Rp 125 jt Rp 250 jt Rp 375 jt
Nilai sisa Rp 350 jt Rp 750 jt Rp 550 jt
Umur Investasi 10 thn 10 thn 10 thn
Suku bunga 8% 8% 8%
Penyelesaian:
Alternatif A:
n
NPV = CF
(FBP
t0
) t t dimana: FBP = faktor bunga present
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -1200 + 350(P/A,8,10) + 350(P/F,8,10) – 125(P/A,8,10)
NPV = -1200 + 350(6.710) + 350(0.4632) – 125(6.710)
NPV = + Rp 471,87 juta Layak ekonomis
Alternatif B:
n
NPV = CF
(FBP
t0
) t t dimana : FBP = faktor bunga present
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -2000 + 600(P/A,8,10) + 750(P/F,8,10) – 250(P/A,8,10)
NPV = -2000 + 600(6.710) + 750(0.4632) – 255(6.710)
NPV = + Rp 695,90 juta Layak ekonomis
Alternatif C :
n
NPV = CF
(FBP
t0
) t t dimana : FBP = faktor bunga present
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -2600 + 750(P/A,8,10) + 550(P/F,8,10) – 375(P/A,8,10)
NPV = -2600 + 750(6.710) + 550(0.4632) – 375(6.710)
NPV = + Rp 171,01 juta Layak ekonomis
Contoh:
Perusahaan Angin Berembus merencanakan membeli sebuah mesin
disel sebagai cadangan pabrik jika suplai listrik PLN terganggu.
Berdasarkan kajian teknis terdapat tiga merek mesin yang
mendapat rekomendasi teknis dan satu diantaranya akan dipili
untuk dibeli perusahaan. Berdasarkan data-data teknis dan
perilakunya, ternyata masing-masing mesin mempunyai umur
teknis yang berbeda, dengan perkiraan cash flownya sebagai
berikut.
Alternatif
A B C
Uraian
Investasi Rp 1600 jt Rp 1200 jt Rp 2600 jt
Annual Benefit Rp 850 jt Rp 700 jt Rp 750 jt
Annual Cost Rp 200 jt Rp 150 jt Rp 200 jt
Gradient Cost - Rp 20 jt
Nilai sisa Rp 450 jt Rp 500 jt Rp 650 jt
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
Umur Investasi 4 thn 3 thn 6 thn
Suku bunga 8% 8% 8%
Penyelesaian:
Alternatif A
n
NPV = CF
(FBP
t0
) t t dimana : FBP = faktor bunga present
NPV = -I + Ab(P/A,i,12) + S1(P/F,i,4) + S2(P/F,i,8) + S3(P/F,i,12) –
Ac(P/A,i,12) – I2(P/F,i,4) – I3(P/F,i,8)
Alternatif B
n
NPV = CF
(FBP
t0
) t t dimana : FBP = faktor bunga present
NPV = -I +Ab(P/A,i,12) + S1(P/F,i,3) + S2(P/F,i,6) + S3(P/F,i,9) +
S4(P/F,i,12) – Ac(P/A,i,12) – I2(P/F,i,3) – I3(P/F,i,6) – I4(P/F,i,9)
Alternatif C
n
NPV = CF
(FBP
t0
) ; dimana : FBP = faktor bunga present
t t
Catatan
Metode KPK mempunyai kelemahan, dimana jika umur masing-
masing alternatif bukan merupakan bilangan istimewa atau jumlah
alternatif terlalu banyak, akan diperoleh nilai KPK yang cukup
besar. Artinya akan terjadi sekian kali re-investasi semu, yang tentu
saja akan menjadikan alternatif gabungan menjadi tidak ideal lagi.
Jika terjadi hal demikian, biasanya tidak dilakukan analisis NPV
dan dapat diganti dengan analisis Annual Ekuivalen.
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 4
b. Metode Penyamaan Umur dengan Umur Alternatif
Terpanjang
Jika pada metode KPK, reinvestasi dilakukan pada semua
alternatif, pada metode ini umur dipatok sama dengan umur
terpanjang dari alternatif tersedia, dan yang lainnya tetap dilakukan
reinvestasi semua sejumlah periode kekurangannya dengan
memperhatikan nilai buku pada periode terpotong menjadi nilai
sisa dari reinvestasi semuanya. Selanjutnya perhitungan NPV
dilakukan dengan metode yang sama.
Contoh soal
Alternatif A
Gambar 5.4
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 5
Gambar 5.5
Pertama perlu dihitung nilai buku pada tahun ke-t dari investasi
yang terpotong, yaitu:
BVB(t=2) = I-t(SLD)
BVB(t=2) = 400 – 2{1/n(I-S)}
BVB(t=2) = 400 – 2{1/7(400-120)}
BVB(t=2) = 400 – 2(40)
BVB(t=2) = Rp 320 juta
n
NPV = CF
(FBP
t0
)t t dimana : FBP = faktor bunga present
Alternatif A
NPV = -IA + Ab(P/A,I,9) + S(P/F,i,9) – Ac(P/A,i,9)
NPV = -300 + 90(5.759) + 120(0.4241) – 25(5.759)
NPV = Rp 125,227 juta
Alternatif B
NPV = -IB1 + Ab(P/A,i,7
) + S(P/F,i,7) + BV (P/F,i,9) – Ac(P/A,i,9) – IB2 (P/F,i,7)
NPV = -400 + 150(5.759) + 120(0.5132) + 320(0.4241) –
35(5.759) – 400(0.5132)
NPV = Rp 254,289 juta
Karena NPVA <<< NPVB, maka alternatif terbaik adalah B.
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
c. Metode Penyamaan Umur dengan Umur Alternatif
Terpendek
Kebalikan dari metode di atas, dimana umur diambil adalah
alternatif terpendek, sehingga umur yang panjang dipotong dengan
mmperhatikan nilai buku (BV) sebagai nilai sisa dari alternatif
terpotong.
Jika contoh soal di atas diselesaikan dengan metode ini,
hasilnya akan menjadi berikut.
Penyelesaian.
Pertama perlu dihitung nilai buku pada tahun ke-7 dari investasi
yang terpotong, yaitu :
BVA(t=7) = I-7(SLD)
BVA(t=7) = 300-7{1/n(I-S)}
BVA(t=7) = 300-7{1/9(300-120)}
BVA(t=7) = 300-7(20)
BVA(t=7) = Rp 160 juta
n
NPV = CF
(FBP
t0
); dimana : FBP = faktor bunga present
t
Alternatif A
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 7
NPV = -IA + Ab(P/A,i,7) + BV(P/F,i,7) – Ac(P/A,i,7)
NPV = -300 + 90(4.868) + 160(0.5132)-25(4.868)
NPV = Rp 98,352 juta
Alternatif B
NPV = -IB + Ab(P/A,i,7) + S(P/F,i,7) – Ac(P/A,i,7)
NPV = -400 + 150(4.868) + 120(0.5132)-35(4.868)
NPV = Rp 221,404 juta
contoh:
Dalam rangka pengembangan usaha, bagian Litbang perusahaan
sedang menimbang 3 alternatif proposal untuk ditetapkan satu
diantaranya sebagai alternatif yang akan dilaksanakan. Dari rincian
alternatif proposal tersebut diperoleh data estimasi cash flow
sebagai berikut.
Alternatif
A B C
Uraian
Investasi Rp 4800 jt Rp 3200 jt Rp 2600 jt
Annual Benefit Rp 900 jt Rp 1100 jt Rp 850 jt
Gradient Benefit Rp 100 jt Rp -50 jt -
Annual Cost Rp 300 jt Rp 150 jt Rp 200 jt
Gradient Cost Rp 20 jt
Nilai sisa Rp 1250 jt Rp 500 jt Rp 650 jt
Umur Investasi 8 thn 6 thn 10 thn
Suku bunga 12% 10% 8%
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 8
Alternatif A
Gambar 5.8
n
AE = CF
(FBA
t0
),dimana FBA = faktor bunga annual
t
Alternatif B
Gambar 5.9
AE = CF
(FBA
), dimana FBA = faktor bunga annual
t
t0
AE = -IB (A/P,i,n) + Ab + G(A/G,i,n) + S(A/F,i,n) – Ac
AE = -3200(0A/P,10,6) + 1100 - 50(A/G,10,6)+500 (A/F,10,6)-150
AE = -3200(0.22961) +1100 – 50(2.224) + 500(0.12961) – 150
AE = Rp 168,853juta
10
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 9
Alternatif C
Gambar 5.10
Gambar 5.11
Grafik NPV dengan Tiga Alternatif
11
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 0
Contoh soal.
1. Dalam rangka suatu proyek investasi baru dihasilkan tiga
alternatif proposal dengan cash flow estimate seperti tabel 5.4
berikut.
Alt. A Alt. B Alt. C
Investasi Rp 15.000 jt Rp 18.000 jt Rp 25.000jt
Annual income Rp 3.000 jt Rp 3.800 jt Rp 4.200 jt
Nilai sisa Rp 2.000 jt Rp 1.000 jt Rp 1.500 jt
Umur investasi 10 tahun 10 tahun 10 tahun
Penyelesaian:
a. Perhitungan IRR
IRR akan diperoleh saat NPV = 0, maka
n
NPV = CF(FBA
t0
)t
Alternatif A
NPVA = -I+A(P/A,i,n)+S(P/F,i*,n)
NPVA = -1500+3000(P/A,i*,10)+2000(P/F, i*,10)
Alternatif B
NPVB = -I+A(P/N,i*,n)+S(P/F,i*,n)
NPVB = -18000+3800(P/A,i*,10)+1000(P/F,i*,10)
jika I =12%, maka :
NPVB = -18000+3800(P/A,12,10)+1000(P/F, 12,10)
NPVB = -18000+3800(5.650)+1000(0.3220)
NPVB = Rp 37920 juta
Alternatif C
NPVC = -I+A(P/A,i*,n)+S(P/F,i*,n)
NPVC = -25000+4200(P/A,i*,10)+1500(P/F,i*,10)
b. Perhitungan ΔIRR
Karena hanya ada dua alternatif yang maju, maka alternatif A
mempunyai investasi terkecil dianggap sebagai terbaik sementara
(defender) dan alternatif B sebagai penantang (challenger), dan
dicari cash flow incremental B-A seperti tabel berikut.
11
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 5
Alt A Alt B ΔCF(B-A)
Investasi - Rp 15.000 jt - Rp 18.000 jt - Rp 3.000 jt
Annual Income + Rp 3.000 jt + Rp 3.800 jt + Rp 800 jt
Nilai sisa + Rp 2.000 jt + Rp 1.000 jt - Rp 1.000 jt
Umur investasi 10 tahun 10 tahun 10 tahun
192 ,
1
IRRB-A = 20% + 192 (25% 20 %)
,
1 250,
6
IRRB-A = 20% + 2,169% = 22,169%
11
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
Karena IRRB-A >>> MARR = 15%, maka challenger (alternatif B)
lebih baik dari alternatif A, maka pilih alternatif B.
Penyelesaian:
a. Perhitungan IRR
NPV = CF
(FBP
t0
) t t
Alternatif A
NPVA = -I + Ab(P/A,i*,n) + Gb(P/G,i*,n) – S(P/F,i*,n) -
Ac(P/A,i*,n)
NPVA = -1900 + 800(P/A,i*,8) + 25(P/G,i*,8) + 200(P/F,i*,8) –
300(P/A,i*,8)
312,
09
IRRA = 20% + 312 (
25% 20%)
,
09 3,625
IRRA = 20% + 4,943% = 24,943%
Alternatif B
149,
315
IRRB = 20% + 149 (25
% 20 %)
.
135 227 ,
005
IRRA = 20% + 1,984% = 21,984%
Alternatif C
11
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 9
NPVC = -I + Ab(P/A,i*,n) + Gb(P/G,i*,n) – S(P/F,i*,n)-
Ac(P/A,i*,n)
NPVC = -2000 + 720(P/A,i*,8) + 50(P/G,i*,8) + 330(P/F,i*,8) –
270(P/A,i*,8)
297 ,
558
IRRC = 20% + 297 (25% 20%)
,
558 49 ,
226
IRRC = 20% + 4,29% = 24,29%
b. Perhitungan ∆IRR
Setelah diurut ranking alternatif sementara berdasarkan
investasi terkecil dihasilkan tabel berikut dan ekaligus perhitungan
incremental cash flownya.
Rp
Alt. A Alt. B Alt. C ∆CF(B-A) ∆CF(B-C)
Investasi 1900 jt 2000 jt 2300 jt 100 jt - 300 jt
Annual benefit 800 jt 720 jt 880 jt - 80 jt +100 jt
Gradient benefit 25 jt 50 jt 45 jt +25 jt -5 jt
Annual cost 300 jt 270 jt 400 jt +30 jt +130 jt
Nilai sisa 200 jt 330 jt 700 jt +130 jt +370 jt
Umur investasi 8 tahun 8 tahun 8 tahun 8 tahun 8 tahun
Incremental IRR(C-A):
NPV(B-A)=-I-Ab(P/A,i*,n)+Gb(P/G,i*,n)+S(P/F,i*,n)+ Ac(P/A,i*,n)
NPV(B-A)=-100-80(P/A,i*,8)+25(P/G,i*,8)+130(P/F,i*,8)+
30(P/A,i*,8)
NPV
IRR = iNPV+
(
iNPV
iNPV
)
NPV
NPV
30,172
IRRC-A = 15% + 30 (
20
%15
%)
,
172 45,537
IRRC-A = 15% + 1,99% = 16,99%
Incremental IRR(B-C) :
NPVB-C = -I + Ab(P/A,i*,n) + Gb(P/G,i*,n) + S(P/F,i*,n) -
Ac(P/A,i*,n)
NPVB-C = -300 + 100(P/A,i*,8) + 5(P/G,i*,8) + 370(P/F,i*,8) –
130(P/A,i*,8)
Jika i=15%, maka:
NPVB-C = -300 + 100 (P/A,15,8) + 5(P/G,15,8) + 370(P/F,15,8) -
130(P/A,15,8)
NPVB-C = -300 + 100(4.487) + 5(12.481) + 370(0.3269) -
130(4.487)
NPVB-C = -Rp 376,062 juta
Contoh :
BAB VI
ANALISIS PENDAPATAN DAN
ALIRAN KAS
3. Proyeksi Pendapatan
Bila komponen biaya pada butir 2 tersebut adalah biaya yang
diperlukan (dikeluarkan) untuk merealisis proyek atau investasi
menjadi suatu unit usaha yang diinginkan, maka perkiraan atau
proyeksi pendapatan (revenue) adalah perkiraan dana yang masuk
sebagai hasil penjualan produksi dari unit usaha yang
bersangkutan. Dalam pada itu, analisis titik impas (break even
point analysis) akan menunjukkan hubungan antara jumlah
produksi, harga satuan dan profitabilitas suatu unit usaha.
menentukan parameter dasar sebagai landasan membuat
perkiraan biaya investasi
Analisis resiko
4. Membuat Model
Sebagai model untuk dianalisis dalam rangka mengkaji
kelayakan financial adalah aliran kas (cash-flow) selama umur
investasi dan bukannya neraca atau statemen rugi laba. Aliran kas
tersebut dikelompokkan menjadi aliran kas awal, operasional dan
terminal. Selanjutnya, dihitung diskonto aliran kas tersebut. Di sini
diteliti pula penyusunan serta pengaruh inflasi terhadap perkiraan
aliran kas.
1
5. Kriteria Penilaian
Pembahasan kriteria penilaian (figure of merit) didahului oleh
konsep equivalent yang mencoba memberikan bobot kuantitatif
factor waktu terhadap nilai uang seperti bunga dan rendemen (rate
of return). Ini selanjutnya dipakai sebagai kaidah pokok dalam
pehitungan dan analisis masalah financial dan ekonomi.
Pembahasan konsep equivalent dimaksudkan sebagai persiapan
menyusun keriteria penilaian dan mengadakan analisis biaya.
Kriteria penilaian atau kriteria profitabilitas merupakan alat Bantu
bagi manajemen untuk membandingkan dan memilih alternative
investasi yang tersedia. Terdapat bermacam-macam kriteria
penilaian yang dianggap baku. Beberapa di antaranya
memperhitungkan konsep equivalent seperti NPV, IRR, benefit-
cost ratio, indeks profitabilitas dan lain-lain. Adapun yang tidak
memperhitungkan konsep tersebut adalah periode pengembalian
dan return on investment (ROI).
Biaya
F
A
Unit produksi tidak ekonomis
lagi
E
B Titik impas G
C
Siklus proyek D
Waktu
Catatan: A-B Studi dan pengembangan
B-C Pembangunan fisik proyek
C-D Modal kerja
D Mulai masuk pendapatan hasil penjualan produk
E Titik impas, jumlah revenue (kumulatif) sama dengan
pengeluaran biaya
D-E-F-G Pendapatan minus ongkos produksi dan lain-lain.
b. Modal Kerja
Pengeluaran untuk memebiayai keperluan operasi dan
produksi pada waktu pertama kali dijalankan.
Bangunan sipil
- bangunan perkantoran, bengkel laboratorium dan gudang
- bangunan pengendalian operasi produksi
- perumahanm dan lain-lain fasilitas untuk karyawan
Pendapatan/Revenue
Pendapatan adalah jumlah pembayaran yang diterima
perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Dihitung dengan
mengalikan kuantitas barang terjual dengan harga satuannya.
Rumusnya adalah:
P=Dxh
dimana ,
P = Pendapatan
13
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 3
D = Jumlah (quantity) terjual
h = Harga satuan per unit
500
Biaya tetap
400
300
0 10 20 30 40 50 60
200 70 80
100
13
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 4
SatuanJumlah produksi
Rupiah
(ribu)
700
600
500
400
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Titik Impas
Titik impas (break-even point) adalah titik di aman total biaya
produksi sama dengan pendapatan. Titik impas memberikan
petunjuk bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan
yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Dalam Gambar 24-4 titik tersebut ditunjukkan oleh huruf I.
Sumbu vertikal menunjukkan jumlah biaya (produksi atau
pendapatan) yang dinyatakan dalam rupiah. Sedang sumbu
horizontal menunjukkan volume produksi (jumlah output)
dinyatakan dalam satuan unit. Garis a, b, dan c, berturut-turut
adalah biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total. Biaya total
adalah jumlah dari a dan b. sedangkan d adalah jumlah pendapatan
dari penjualan produksi. Di atas titik I, di antara garis d dan c,
merupakan daerah laba.
TVC = VC x Q
Biaya d
(Rupi (pendapata lab
n) a c (biaya
ah)
total)
l (titik
impas) b (biaya tidak
tetap)
a (biaya
tetap)
di mana,
TVC = Total biaya variabel
13
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
VC = Biaya tidak tetap per unit
Q = Jumlah produksi
Rumus Perhitungan
Dengan asumsi bahwa harga penjualan per unit produksi
adalah konstan maka jumlah unti pada titik impas dihitung sebagai
berikut:
di mana
Qi= Jumlah unit (volume) yang dihasilkan dan terjual pada titik
impas
FC= Biaya tetap
P= Harga penjualan per unit
VC= Biaya tidak tetap per unit
Contoh Soal:
Perusahaan PT Riko bergerak dalam bidang industri mainan anak-
anak. Omset penjualan sejumlah 10.000 unit per tahun dengan
harga per unit Rp 24.000. Adapun biaya tetap per tahun dan biaya
tidak tetap per unit seperti daftar di bawah ini.
170,0
(390.000)
c. Pendapatan kotor 210.000
d. Biaya administrasi (20.000)
e. Biaya lelang (5.000)
f. Pengadaan alat-alat konstruksi (45.000)
g. Penyusutan unstuck alat-alat konstruksi (5.000)
h. Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) 135.000
i. Membayar bunga hutang (5.000)
A. Lembaran Neraca
Laporan keuangan yang terbentuk lembaran neraca
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu
tertentu, dijabarkan sebagai berapa besar asset dan kewajiban pada
awal sampai akhir tahun tutup buku. Rumus dasar lembaran neraca
adalah:
Aktiva Lancar Aset jenis ini adalah uang tunai (cash) atau asset
lain yang mempunyai sifat mudah dikonversikan menjadi uang
tunai, seperti uang dalam rekening bank (bank account),
piutang (account receivable), yang dapat diuangkan dalam
waktu dekat, atau pinjaman (loan) dan persediaan (inventori)
PASIVA
g. Hutang dagang 200.000
h. Hutang bank 300.000
i. Penangguhan pembayaran yang lain
(account payable) 100.000
Total pasiva 600.000
Aktiva Tetap
Ekuitas
(Fixed Assets)
B. Aliran Kas
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa dua macam laporan,
yaitu, laporan rugi laba dan daftar neraca amat berguna untuk
melihat keadaan financial-ekonomi suatu perusahaan. Dalam pada
itu para ahli akuntansi menetapkan laporan aliran kas sebagai
laporan financial yang ketiga di samping dua macam laporan
tersebut (Financial Accounting Standard Board-FASB ’95).
Laporan aliran kas memberikan gambaran mengenai jumlah dana
yang tersedia setiap saat yang dapat dipakai bagi berbagai
kebutuhan operasional perusahaan, termasuk misalnya investasi,
juga memuat jumlah pemasukan dan pengeluaran yang disusun
dengan menelusuri dan mengkaji laporan rugi laba (income
statement) dan lembaran neraca (balance sheet).
C C
C C CF(n-
F3 Fn
F1 F2 1)
-2 Co
-11 0
Co Co
2 o
e. Pendapatan e. Revenue
f. Pengeluaran untuk operasi f. Operation expenses
15
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
g. Overhead g. Overhead
h. Depresiasi h. Depreciation
i. Pemasukan sebelum pajak (e-f-g-h) i. Earning before tax (e-f-g-h)
j. Pajak pendapatan j. Income tax
k. Pemasukan setelah pajak (i-j) k. Earning after tax (i-j)
l. Depresiasi l. Depreciation
m. Total aliran kas operasi (k+l) m.Total operational cash flow (k+l)
Soal:
Perusahaan PT Tonari yang bergerak dalam bidang industri
tekstil ingin memperluas unit pemintalannya sampai 2 kali lipat
kapasitas terpasang. Pengeluaran untuk pembelian mesin-mesin
baru sebesar Rp 860 juta. Ongkos transportasi dan pemasangan Rp
40 juta. Unit baru ini direncanakan mampu beroperasi selama 6
tahun. Untuk mengoperasikan unit baru tersebut diperlukan modal
kerja Rp 60 juta. Pada akhir masa operasi mesin ditaksir masih
memiliki nilai sisa Rp 72 juta. Dengan adanya perluasan ini
perusahaan mengharapkan pemasukan kotor selama 6 tahun
berturut-turut sebesar Rp 240 juta, Rp 240 juta, Rp 280 juta Rp 280
juta Rp 240 juta dan Rp 220 juta. Sedangkan besar pajak 25% dan
biaya operasi rata-rata sebesar Rp 50 juta per tahun. Buat aliran
kas proyek (investasi) perluasan kapasitas tersebut di atas, bila
dipakai metode depresiasi straight line.
A. Jenis Depresiasi
Menghitung Depresiasi
Untuk menghitung depresiasi terlebih dahulun perlu diketahui
hal-hal berikut:
1. Basis atau biaya pertama.
2. Periode recovery
3. Arus depresiasi
4. Nilai sisa
Periode Recovery
Periode recovery atau umur depresiasi adalah masa di mana asset
diperkirakan masih dapat beroperasi pada tingkat efisiensi yang
diharapkan. Setelah itu asset dihapuskan dari perhitungan
akuntansi (written-off). Mungkin saja asset tersebut setelah written-
off masih laku dijual di pasar bebas.
Kecepatan atau Arus Depresiasi
Yaitu berapa besar bagian nilai asset yang didepresiasikan atau
dikeluarkan dari nilai buku perusahaan per tahun.
Nilai
depres
awal
Biay
pero
Bia
ya
d s
Depresia
SL
Umur
depres
(
tahun
) Um
De
(
ta
)
C. Proyek Penggantian
Kadang-kadang lingkup proyek terbatas hanya mengganti
peralatan atau mesin lama yang merupakan bagian dari unit
produksi dengan peralatan atau mesin baru. Penggantian ini dapat
disebutkan oleh keinginan untuk mengurangi biaya produksi atau
sebab-sebab lain. Dalam hal demikian yang perlu diperhatikan
adalah perhitungan depresiasi dan pajak sebagai akibat pernjualan
asset lama. Ada 3 kemungkinan, yaitu:
a. Harga penjualan asset lama sama dengan perhitungan nilai sisa
depresiasi (nilai buku) waktu itu. Dengan demikian tidak ada
laba atau rugi sehingga tidak ada pajak.
b. Harga penjualan asset lama lebih tinggi dari nilai sisa
depresiasi. Dalam hal ini contoh menghitung pembayaran pajak
adalah sebagai berikut:
Asset lama dahulu dibeli seharga (harga perolehan) = Rp15
juta. Selang beberapa tahun kemduian, pada waktu nilai buku
tinggal Rp 10 juta, asset tersebut dijual seharga Rp12 juta. Bila
pajak pendapatan perusahaan adalah 30%, maka penjualan ini
dikenakan pajak (Rp 12 juta – Rp 10 juta) (0,3) = Rp 0,6 juta.
c. Harga penjualan asset lama lebih rendah dari perhitungan nilai
sisa depresiasi. Jadi bila asset lama pada contoh di atas hanya
15
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 5
laku dijual seharga Rp 6 juta, maka perusahaan dapat
menghemat pajak (Rp 10 juta – Rp 6 juta) (0,3) = Rp 1,2 juta.
SOAL LATIHAN
BAB VII
ANALISIS RESIKO
A
RISIKO PROYEK TUNGGAL
DIVERSIFIKASI:
Risiko proyek A
dikombinasikan dengan risiko
proyek-rpoyek lain
(multiproyek) terjadi efek
portfolio
B
RISIKO MULTIPROYEK
(EFEK PORTFOLIO)
Tabel 7-1 Probabilitas terjadinya peristiwa dan nilai aliran kas yang
bersangkutan.
PERISTIWA TERJADINYA PERISTIWA & NILAI ALIRAN KAS
Nilai Aliran Kas untuk Peristiwa
Probabilitas yang Bersangkutan (x Rp 1.000)
Situasi Permintaan Pasar Terjadinya Peristiwa
Usulan I Usulan II
(%)
A. Amat lemah 10 20.000 50.000
B. Lemah 20 40.000 60.000
C. Sedang 30 60.000 70.000
D. Cukup 40 80.000 80.000
E. Luat 30 100.000 90.000
F. Amat kuat 20 120.000 100.000
G. Istimewa 10 140.000 110.000
160
Kemungkinan
Peristiwa terjadi (%)
50
D USULAN I
40
C E
30
B F
20
A G
10
0 20 40 60 80 100
120 Aliran
140 160kas (jutaan rupiah)
Gambar 7-2 Kurva distribusi aliran kas.
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
Kemungkinan
Peristiwa terjadi (%)
50
D
USULAN II
40 E
C
30 F
B
G
20 A
Contoh soal:
Pada masa mendatang (selama umur proyek/investasi)
diperkirakan permintaan produk yang dihasilkan proyek dapat
mengalami berbagai kemungkinan. Misalnya, permintaan pasar
lemah dengan kemungkinan peristiwa tersebut terjadi adalah
10%, permintaan sedang dengan kemungkinan terjadi 20%,
permintaan kuat dengan kemungkinan terjadi 30%, dan
akhirnya permintaan tinggi dengan kemungkinan peristiwa itu
terjadi 40%. Hitunglah besar aliran kas yang diharapkan bila
masing-masing peristiwa di atas memiliki aliran kas berturut-
turut sebesar Rp200 juta, Rp250 juta, Rp400 juta dan Rp500
juta.
Jawaban:
Dibuat tabel masing-masing peristiwa di atas dan kemudian
dihitung aliran kas yang diharapkan pada kolom 4.
Untuk menghitung aliran kas yang diharapkan, digunakan
rumus 7-1 sebagai berikut:
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 3
1
2
S
n {(
CF
)
xt
(CF
)
f}2
(7-2)
x
1
n
V2
S
{(
CF
)xt
(
CF)
t
}2
x
x
1
(
P)
xt (7-3)
Koefisien Varians
Cara lain untuk mengukur risiko adalah menggunakan
angka koefisien varians (CV), yaitu, rasio antara deviasi
standar S dengan nilai yang diharapkan. Coefisien varians (CV)
amat berguna untuk melihat bila usulan yang dikaji berbeda
baik nilai yang diharapkan (misalnya NPV) maupun deviasi
standarnya.
(S )
(CV) = ( NPV )
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 4
Tabel 7-2 Menghitung aliran kas yang diharapkan.
Situasi permintaan Kemungkinan Aliran Kas Aliran Kas yang
pasar terjadi (%) Pada Diharapkan (Rp)
(P)xt Kemungkinan
(CF )t
yang Terjadi
(Rp)(CF)xt
Permintaan lemah 10,0 200 20,0
Permintaan sedang 20,0 250 50,0
Permintaan kuat 30,0 400 120,0
Permintaan tinggi 40,0 500 200,0
390,0
n
(CF)t
)
(NPV I
t1 (1i)
t
n
(S)t
(S)npo
t1 (1i)t
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 5
dimana:
( NPV ) NPV yang diharapkan
(CF )t Aliran kas yang diharapkan untuk tahun t
i Bunga
I Biaya pertama
( S ) npo Deviasi standar dari NPV
( S )t Deviasi standar aliran kas untuk tahun t
A. Decision Tree
Suatu metode yang sering dipakai untuk menghadapi
masalah yang komplek yang berlangsung secara berurutan dalam
suatu periode tertentu adalah metode decision trees. Disebut
demikian karena penggambarannya seperti sebuah pohon dengan
cabang dan ranting yang semakin banyak. Keputusan berurutan
disajikan sebagai cabang dan ranting yang dimulai dari titik
keputusan awal "meluncur" sampai titik keputusan akhir. Setiap
cabang atau ranting menunjukkan satu seri keputusan dan
kemungkinan terjadinya peristiwa (event). Keputusan ditentukan
dengan mengkaji nilai yang diharapkan dari cabang atau ranting
yang bersangkutan. Jadi penyajian metode ini memiliki unsur-
unsur berikut:
Titik Keputusan Awal (1). Di sini terjadi pemilihan
alternatif dan pengambilan keputusan.
Titik Kemungkinan (2). Di sini terjadinya peristiwa dengan
probabilitas tertentu cabang atau ranting.
Cabang atau Ranting. Adalah garis yang menghubungkan
titik-titik keputusan.
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
Sedan 0,15
Lemah
Pick-up
Sedang 0,60
(2)
Kuat
Truk
0,25
Lemah
Sedang 0,15
Kuat
0,60
0,25
Gambar 7-4 ”Decision tree” untuk 3 alternatif.
10
015
20
8
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 7
B. Simulasi
Dalam mengkaji risiko usulan proyek dapat digunakan
metode simulasi. Pendekatan ini memberikan kesempatan untuk
memperkirakan nilai yang diharapkan, misalnya dari NPV, tingkat
keuntungan, beserta kurva distribusinya. Lebih-lebih dengan
dukungan kemajuan teknologi komputer dimungkinkan
mengadakan simulasi dengan banyak variabel untuk berbagai
macam kondisi ekonomi finansial yang berkaitan dengan proyek.
16
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 8
Dengan demikian simulasi merupakan metode yang penting
untuk menangani ketidakpastian dalam proses penyusunan
anggaran biaya modal maupun sebagai alat bantu pengambilan
keputusan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, J.V.
Home dan J.M.Wacowichz (1992) menjelaskan langkah-langkah
simulasi menganalisis aliran kas usulan proyek bidang industri
sebagai berikut.
Langkah 1 : Variabel proyek dibagi menjadi 3 kategori yaitu
analisis pasar, analisis biaya investasi dan biaya
operasi-produksi.
Langkah 2 : Setiap kategori diperinci menjadi beberapa faktor.
Contoh Soal:
Berapa jauh sensitivitas NPV terhadap besarnya bunga
pinjaman dana investasi 8%, 9%, 10%, 11 %, dan 12% per
tahun?
Jawaban:
Digunakan rumus untuk menghitung NPV dan nilai sisa maka:
n
(Ci)t Sv
NPV
t1(
1 r)t
(
Cf ) n
(1 r)
di mana:
NPV = Nilai sekarang neto
(Ci)t = Aliran kas masuk akhir tahun ke-t
n = Umur unit usaha hasil investasi
r = Arus pengembalian (rate of return)
t = Waktu
(Cf)= Investasi awal (biaya pertama) = aliran kas keluar
Sv= Nilai sisa
Perhitungan aliran kas masuk adalah:
(Ci)t = K (L-M)
di mana,
K = Jumlah unit terjual per tahun
L = Harga per unit
M = Biaya produksi per unit
17
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
Bila dimasukkan angka-angka untuk variabel di atas maka:
K = 20.000 unit
L = Rp 63
M = Rp 40
I = Rp 2.000.000
N = 5 tahun
Sv = Rp 400.000
Persamaannya menjadi sebagai berikut:
n
460.000 400.000
NPV
t1(1 r)t
2 .
000
.000 t
(1 r)
Bila kita masukkan nilai r = 8%, 9%, 10%, 11 %, dan 12%
akan menghasilkan angka-angka (tidak memasukkan angka
depresiasi berikut.
Terlihat bahwa dengan bunga 8% maupun 9% diperoleh nilai
NPV positif, sedangkan 10% ke atas angka NPV negatif.
Berarti bunga sebesar 10% ke atas tidak dapat dipilih.
Jadi dengan mengadakan analisis sensitivitas diperoleh indikasi
risiko terhadap unsur-unsur yang terkait sehingga dapat
diadakan penelitian lebih jauh.
1
Biaya
4
modal+
1
premium
3
risiko
Biaya 1
modal 2
Bebas 1
risiko 0
9
8
6
5 0,0 0,2 0,4 0,6
4 0,8
Koefisien variasi risiko
Gambar 7-5 Konsep RADR
2
C. Daftar Historis
Umumnya perusahaan yang telah beroperasi cukup lama
memiliki catatan catatan arus diskonto yang dihubungkan dengan
tingkat risiko. Catatan seperti ini amat berguna untuk perhitungan
analisis pendahuluan dalam mempersiapkan anggaran modal.
Tabe126-5 adalah contoh beberapa arus diskonto berdasarkan
tingkat risiko menurut S.B. Block dan GA Hirt (1990).
Diversifikasi
Dengan latar belakang adanya efek portfolio yang dapat
menurunkan risiko secara keseluruhan inilah maka perusahaan
perusahaan melakukan diversifikasi, karena dengan diversifikasi
yang tepat (diversifikasi efisien) fluktuasi tingkat risiko akan dapat
saling menghilangkan. Dalam kurva distribusi akan terlihat bahwa
standar deviasi sekumpulan proyek/investasi akan cenderung
kurang dibanding deviasi standar proyek tunggal. Gambar 7-6
memberikan keterangan lebih lanjut konsep di atas.
Proyek P mempunyai tingkat keuntungan dengan pola turun-
naik yang amat tajam, dikombinasikan dengan proyek Q yang pola
turun-naiknya tidak terlalu tajam dengan korelasi antara keduanya
negatif akan menghasilkan proyek P dan Q yang dispersinya
berkurang dibanding sebelum P & Q dikombinasikan. Jadi dapat
dikatakan bahwa tujuan diversifikasi adalah menyebar (spreading)
risiko pada sejumlah proyek/investasi.
Manfaat dari diversifikasi dalam hal mengurangi risiko, dapat
terjadi bilamana kedua proyek tersebut tidak berkorelasi positif,
seperti terlihat pada Gambar 7-6. Berdasarkan pengertian ini maka
17
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
perusahaan harus berusaha memilih proyek dengan karakteristik
sedemikian rupa sehingga bila dikombinasikan akan dapat
mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan.
Rr(%)
Proyek P
a Proyek Q
b
-12
d
c
0
-10
Rr(%)
Portfolio P dan Q
e
f
-12
c
0
-10
17
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 7
BAB VIII
PENDANAAN PROYEK
A. Menerbitkan Saham
Hasil penjualan dari saham yang baru diterbitkan akan
merupakan dana yang dapat dipakai untuk membiayai proyek.
Harga pasar suatu saham ditentukan oleh kinerja ekonomi
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 0
perusahaan yang bersangkutan. Dalam pada itu pembeli
menjadi pemegang saham atau disebut share holder atau stock
holder. Ini berarti pemegang sertifikat ikut memiliki ekuitas
perusahaan, tidak tergantung betapapun kecilnya. Teknis
saham dapat dibedakan menjadi:
a. Saham Preferen
Sesuai dengan namanya, pemegang saham jenis ini
memperoleh beberapa perlakuan khusus sebagai berikut.
Mereka menerima dividen terlebih dahulu sebelum
pemegang saham biasa.
Besar dividen tetap, tidak tergantung maju mundurnya
usaha.
Seandainya perusahaan bangkrut dan terpaksa menjual
asset, mereka memiliki prioritas untuk mengklaim
terlebih dahulu.
Tidak memiliki hak suara untuk ikut menentukan
kebijakan perusahaan.
b Saham Biasa
Pemegang saham biasa (equity atau common stock)
mempunyai sifat kepemilikan penuh dari perusahaan yang
bersangkutan, dalam arti ikut memperoleh keuntungan dan
menanggung beban atau akibat langsung dari maju
mundurnya usaha sesuai dengan besar saham. Bila
perusahaan maju, mereka akan menikmati naiknya dividen
dan tingginya harga saham. Mereka juga memiliki hak
suara dan ikut menentukan kebijakan perusahaan.
Sebaliknya bila terjadi hal yang tidak menyenangkan,
misalnya likuidasi karena bangkrut, mereka baru
mendapatkan bagian setelah kewajiban perusahaan
membayar kepada pihak-pihak lain terpenuhi.
B. Laba Ditahan
Dana dapat pula dihimpun dari laba ditahan atau retained
earning dari perusahaan. Jadi dapat dikatakan menggali dari
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
dalam organisasi itu sendiri. Seringkali ini merupakan sumber
yang penting untuk pendanaan proyek.
C. Hutang
Sumber pendanaan proyek yang lain adalah pinjaman (loan).
Ini terjadi bila sejumlah uang (pinjaman pokok) dipinjam dalam
jangka waktu tertentu. Dalam pada itu pemberi pinjaman atau
kreditor membebankan bunga dengan persentasi tetap dan pem-
bayaran kembali hutang pokok sesuai syarat perjanjian. Jangka
waktunya berkisar antara 5-10 tahun. Seringkali kreditor
memerlukan jaminan sekuritas atas dana yang dipinjamkan.
Syarat perjanjian umumnya meliputi:
1. pengaturan dan jadwal pengembalian;
2. adanya sekuritas bagi pihak pemberi pinjaman;
3. fee dan biaya administrasi yang lain;
4. bunga pinjaman.
Pinjaman atau hutang dianggap tidak dipengaruhi oleh
inflasi, dalam arti sekali bunga dan cicilan pokok ditentukan
jadwal dan besarnya, maka umumnya dampak inflasi telah
dianggap tidak diperhitungkan lagi.
Bunga Pinjaman
Besarnya persentase bunga pinjaman dapat tetap tetapi juga
dapat berubah-ubah. Jumlah atau tinggi rendahnya bunga
tersebut sebagian besar tergantung dari pasar uang. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah pihak pemberi pinjaman juga
membebankan premium atas risiko yang dilihatnya ada pada
proyek maupun peminjam.
Pinjaman dapat bersifat jangka pendek maupun panjang
(lebih dari 1 tahun). Sumber dana pinjaman umumnya berasal
dari bank pemerintah, bank swasta atau lernbaga keuangan yang
lain, seperti badan dana pensiun, dan lain-lain. Kebijakan
pemberian pinjaman, misalnya dalam hal persentase bunga,
agunan, dan syarat-syarat yang lain, sering berbeda antara satu
bank atau lembaga keuangan dengan yang lain. Adapun jenis-
jenis pinjaman (hutang) adalah sebagai berikut.
1. Obligasi
Macam dan sumber pendanaan yang mirip dengan pinjaman
adalah obligasi. Misalnya suatu badan pemerintah ingin
memperoleh dana untuk membiayai proyek, maka ia
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 3
menerbitkan sertifikat obligasi. Ini adalah dokumen yang
diterbitkan oleh suatu badan sebagai ganti uang yang
dipinjamnya. Di sini dicantumkan berapa besar bunga dan
kapan jatuh tempo pengembalian pinjaman.
2. Kredit Defered
Contoh pendanaan jenis ini adalah kredit pengadaan
peralatan proyek. Misalnya perusahaan pembuat
(manufacturer) atau pemasok peralatan proyek menyediakan
fasilitas kredit. Dalam hal ini pembayaran harga peralatan
dan bunga yang diperhitungkan dapat dilakukan pada periode
yang akan datang yang disetujui bersama. Pendanaan seperti
ini seringkali memerlukan surat garansi bank.
3. Kredit Ekspor
Beberapa negara pengekspor peralatan dan tenaga ahli
proyek memiliki badan yang mengurus kredit ekspor. Badan
ini sering menawarkan pendanaan proyek dengan bunga dan
syarat-syarat lain yang menarik. Hal ini memungkinkan
pemilik atau sponsor proyek mendapatkan peralatan ataupun
konsultan engineering dan manajemen dengan harga yang
kompetitif dan dalam jumlah yang cukup.
5. Pembelanjaan Non-Recourse
Dilihat dari latar belakang jaminan untuk suatu pendanaan
proyek, dikenal pendanaan yang disebut non-recourse
project financing (NRPF). Berbeda dengan pendanaan
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 4
proyek bentuk lain yang umumnya mendapatkan dana
dengan jaminan dari perusahaan pemilik atau sponsor,
pemerintah, atau pihak ketiga lain, maka pada NRPF,
tanggungan didasarkan atas kesinambungan usaha (viability)
unit ekonomi hasil proyek itu sendiri dan asset unit tersebut
sebagai jaminan (collateral) pem\bayaran kembali hutang.
6. Subsidi
Bentuk lain bantuan untuk proyek dapat berasal dari subsidi
atau bantuan pemerintah. Ini selain berupa uang juga dapat
berupa tanah lokasi atau prasarana yang lain (jalan, tenaga
listrik) dengan cicilan yang rendah. Misalnya subsidi lokasi
proyek sesuai dengan rencana pemerintah dalam rangka
memajukan daerahdaerah yang telah mendesak
keperluannya.
D. Pola BOT
Akhir-akhir ini berkembang suatu pola yang dikenal sebagi
Built, Operate, and Transfer (BOT). Dalam pola ini
kontraktor (utama) bersama-sama perusahaan lain membentuk
konsorsium yang menjadi promotor proyek. Konsorsium
mengusahakan dana, mengerjakan implementasi pembangunan
proyek dan mengoperasikan instalasi hasil proyek (dengan
demikian memperoleh pengembalian dana) sampai jangka waktu
tertentu. Barulah kemudian instalasi tersebut sepenuhnya di-
serahkan kepada pemilik. Contoh untuk ini adalah pembanguan
gedung pertokoan. Di sini pemilik menyediakan tanah,
konsorsium memasok dana, membangun gedung, dan
mengoperasikan sampai kurun waktu tertentu, baru kemudian
diserahkan sepenuhnya kepada pemilik tanah. Konsorsium
mendapatkan pembayaran atas jasa yang dikeluarkan ditambah
laba dari uang sewa gedung selama pertokoan dioperasikan.
Dari uraian di atas terlihat bahwa masingmasing jenis
sumber pendanaan proyek memiliki sifat dan risiko yang
berbeda-beda, yang pada giliran selanjutnya akan menentukan
besarnya biaya modal. Seringkali digunakan kombinasi berbagai
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 5
macam sumber yang didasarkan atas alternatif, kebijakan, serta
kemampuan pemilik atau sponsor proyek dalam menghadapi
persyaratanpersyaratan untuk memperoleh sumber pinjaman
tersebut.
Struktur Modal
Telah disebutkan di atas bahwa jenis sumber pendanaan
proyek dapat digolongkan menjadi modal sendiri dan modal dari
luar atau hutang. Manajemen perusahaan akan menentukan
bagaimana komposisi perbandingan jumlah antara keduanya (hutang
dan ekuitas H-E) yang menghasilkan struktur modal yang optimal,
yaitu, suatu struktur yang memaksimalkan nilai (pasar) suatu
perusahaan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk
mencapai optimal, termasuk di antaranya strategi usaha yang
dipakai, jenis industri, pandangan pimpinan perusahaan terhadap
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 6
risiko dan lain-lain. L.T. Blank dan A.J. Tarquin (1989)
menggambarkan bentuk umum bauran H-E seperti pada Gambar8-1.
Sampai angka persentase bauran H-E tertentu, kenaikan porsi
hutang akan menurunkan WACC (weighted-average cost of
capital) karena adanya keringanan pajak modal dari sumber hutang.
Namun bila porsi hutang bertambah tinggi, risiko perusahaan
bertambah dan akan mengalami kesulitan untuk mencari tambahan
modal baru. Oleh karena itu menentukan dan menjaga keseimbangan
antara hutang dan ekuitas amat penting bagi kesehatan perusahaan
secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan mempunyai kebijakan
beroperasi dengan rentang bauran H-E tertentu, misalnya porsi
hutang antara 25-50%.
WACC
Hutang (H)
Minimum WACC
Contoh Soal:
Hitung rata-rata biaya modal tertimbang dari suatu
perusahaan yang mempunyai OCS berikut.
Sumber
Bobot dalam OCS (%) Biaya Modal – COC (%)
Pendanaan
Hutang 40 0,09
Ekuitas 60 0,12
100
18
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 8
Jawab:
Maka biaya modal rata-rata tertimbang adalah:
WACC = (40)(0,09) + (60)(0,12)
= 3,60 + 7,20 = 10,80 atau 10,8%
1. Biaya Hutang
Kh = Rh(1-t)
di mana,
Kh = Biaya modal berasal dari hutang setelah pajak.
Rh = Suku bunga hutang
t = Pajak (%)
Contoh Soal:
Berapa besar biaya modal dari suatu hutang yang mempunyai
bunga 9% setahun? Pajak perusahaan tersebut adalah 30%.
Jawaban:
Dengan menggunakan rumus 27-2 diperoleh biaya modal:
(0,09)(1 - 0,3) = 0,063 atau 6,3%
Contoh Soal:
Perusahaan A yang bergerak dalam sektor industri yang
sangat sensitif mempunyai Be = 2,0. Tingkat keuntungan di pasar
modal adalah Rm = 12,0% dan bunga pinjaman bebas risiko Rf =
6,0% Adapun struktur modal optimal (OCS) perusahaan tersebut
terdiri dari 60% modal ekuitas dan 40% pinjaman dengan bunga
13%. Dalam pada itu, sedang dianalisis usulan proyek yang
mempunyai data-data seperti berikut.
Ditanyakan:
19
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 0
a. Tingkat keuntungan perusahaan
b. WACC dari perusahaan A apabila struktur modal yang
optimal (OCS) terdiri dari 60% ekuitas dan 40% hutang.
c. Diterima atau ditolakkah usulan proyek yang sedang
dianalisis?
Jawaban:
a. Tingkat keuntungan perusahaan dihitung dengan rumus 8-3.
Ke = 0,06 + (2,0)(0,12 - 0,06)
= 0,06 + 0,12
= 0,18 atau 18,0%
b. Adapun WACC dihitung dengan rumus 8-1
WACC = (We)(Ke) + (Wh)(Kh)
WACC = (0,6)(0,18) + (0,4)(0,13) = 0,16 = 16%
c. Untuk meneliti diterima atau tidaknya usulan proyek
digunakan kriteria NPV, dengan memakai arus diskonto
WACC =16% maka dari tabel dapat diperoleh faktor diskonto
= 3,274. Sehingga NPV = -6.000 + (4.000)(3,274) = +7096.
Karena NPV positif maka usulan proyek dapat diterima.
B. MARR
Di dalam mengkaji arus pengembalian atau tingkat
keuntungan dikenal parameter yang disebut arus pengembalian
minimal yang menarik (minimum attractive rate of return -
MARR). Adapun MARR ditentukan berdasarkan biaya modal,
19
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 1
yang umumnya lebih besar. Tetapi MARR dapat juga sama besar
dengan biaya modal, tergantung dari penilaian manajemen
perusahaan terhadap besarnya risiko proyek (investasi) yang akan
spesifik. Secara skematis tingkat-tingkat tersebut terlihat pada
Gambar 8-2.
Sebagai contoh; suatu perusahaan yang memiliki modal
campuran dengan angka rata-rata tertimbang WACC = 9% ingin
melaksanakan suatu proyek angkutan kota (Angkot). Bila direksi
perusahaan mempertimbangkan bahwa usaha Angkot penuh
risiko dan menganggap perlu adanya arus pengembalian yang
lebih tinggi, misalnya 12%, maka dikatakan MARR = 12%.
Tetapi bila risiko dianggap tidaklah seberapa besar, sedangkan
kompetisi terlalu ketat maka direksi dapat mengambil keputusan
arus pengembalian cukup bila besarnya hanya sedikit di atas
WACC, misalnya MARR = 9,5%.
(%)
Arus pengembalian/Tingkat
keuntungan
Peminjam
3. Penilaian Pengkajian Laporan penilaian
Bank
menyeluruh
Konsultan
Peminjam
4. Negosiasi Negosiasi sampai Rancangan loan agreement
Peminjam loan agreement Bank
2. Kontrak Penjualan
Kontrak penjualan atau sale agreement merupakan ikatan
jangka panjang agar produk terjamin pemasarannya (captive
market). Kontrak ini dibauat antara pemilik proyek dengan
organisasi pihak pembeli produk hasil unit ekonomi yang selesai
dibangun proyek. Dengan demikian diharapkan adanya pemasukan
arus kas yang mantap untuk membayar hutang disamping
menghasilkan laba.
Kontrak seperti ini seringkali dilengkapi dengan pasal-pasal
yang cukup kuat untuk mengikat kedua belah pihak. Misalnya yang
terkenal dengan take or pay clause. Di sini tercantum bahwa
pihak pembeli harus membayar sesuai perjanjian meskipun ketika itu
produk tidak diambil. Karena disadari kontrak akan mencakup kurun
waktu yang relatif lama di mana harga-harga di pasaran dapat
19
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 8
mengalami perubahan, maka dalam penentuan harga satuan
diberlakukan eskalasi dan, dikaitkan dengan naik-turunnya sejumlah
komoditi. Posisi penjual akan menguntungkan pada waktu negosiasi
pasal-pasal kontrak dengan pihak pembeli, bilamana permintaan
akan produk yang bersarigkutan di pasaran pada waktu berlakunya
kontrak diperkirakan cukup kuat (seller's market). Demikian pula
bila hal yang sebaliknya sedang terjadi. Oleh karena itu pemilihan
waktu (timing) bagi proyek dengan pendanaan pola NRPF
merupakan faktor yang kritis.
3. Persetujuan Pinjaman
Persetujuan pinjaman (loan agreement) dibuat antara
pemilik proyek dengan pemberi pinjaman, bank atau institusi
keuangan. Di sini pemberi pinjaman setuju memberikan sejumlah
dana kepada pemilik untuk pendanaan proyek dengan syarat-syarat
yang meliputi jadwal dan jumlah pengembalian, bunga, jaminan
terhadap berbagai risiko, dan lain-lain.
4. Kontrak EPK
Kontrak Engineering, Pembelian dan Konstruksi (EPK)
mengikat pemilik dan kontraktor (utama) untuk membiayai dan
membangun instalasi unit ekonomi, sampai berproduksi.
Mengingat pinjaman akan dikembalikan dari pemasukan hasil
penjualan produksi dari instalasi yang dibangun proyek, maka
pemberi pinjaman ingin melihat tercantumnya pasal-pasal dalam
EPK yang berhubungan dengan jadwal penyelesaian pembangunan
instalasi dan jaminan yang ada untuk mencapai sasaran tersebut.
Lebih jauh lagi, mereka juga mengkaji proses produksi yang
hendak digunakan dan kemampuan kontraktor utama yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan EPK.
5. Operasi Pemeliharaan
Perjanjian ini dibuat antara pemilik proyek dengan organisasi
yang akan menangani operasi pengolahan dan pemeliharaan
instalasi yang sudah selesai dibangun. Dalam masalah ini calon
pemberi pinjaman ingin melihat bahwa:
19
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 9
6. Transportasi
Transportasi merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan
antara produsen dan konsumen. Tidak jarang jarak antara instalasi
produksi dengan terminal pembeli mencapai ribuan kilometer.
Untuk menghindari masalah transportasi produk dari instalasi
produksi sampai ke terminal pembeli, sering dilakukan perjanjian
berupa kontrak transportasi antara pemilik dan perusahaan
pengangkut. Kontrak macam ini mencakup hal-hal yang ber-
hubungan dengan biaya transportasi, kemungkinan keterlambatan,
kerusakan, asuransi dan lain-lain masalah yang berhubungan
dengan kelancaran dan resiko pengangkutan.
1. Pihak Peminjam
Menentukan dan merumuskan tujuan peminjam dalam
hubungannya dengan pengajuan dana.
Menyiapkan data dan keterangan perihal kemampuan
internal perusahaan peminjam dalam aspek finansial.
Menentukan pola dan struktur pendanaan yang ingin
diperoleh.
Membicarakan dengan calon penyandang dana.
Mengkaji penawaran
Menegosiasikan perjanjian pinjaman (loan agreement).
Menandatangani perjanjian pinjaman.
Melakukan administrasi pinjaman (loan administration).
Keperluan dana
75 75
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Gambar 8-4 Drawdown-schedule vs. penyelesaian fisik (%).
SOAL
50
LATIHAN 50
1. Dalam mengkaji aspek pendanaan dikenal adanya WACC dan
MARR. Jelaskan kegunaannya dan bagaimana cara menghitung
atau memperkirakannya.
2. Umumnya terdapat perbedaan penekanan mengenai
25 perananpenyandang dana (pemasok dana) untuk proyek-proyek
25
komersial dibnding proyek-proyek keperluan publik dalam hal
pengelolaan proyek yang dibiayainya. Jelaskan perbedaan
tersebut.
3. apakah perbedaan pokok pendanaan proyek yang bersifat non-
recourse dengan yang lain. Syarat-syarat apa yang diperlukan
dapat agar proyek dapat diusahakan memperoleh pendanaan
non-recourse.
4. Sebutkan berbagai usaha yang umumnya ditempuh oleh pihak
kreditor sebagai perlindungan terhadap risiko dalam suatu
pendanaan jenis non-recourse.
5. Sebutkan langkah-langkah menyusun jadwal penarikan dana
(draw-down schedule) proyek. Buat suatu contoh lembaran
proyeksi penarikan dana proyek, termasuk penjelasan mengenai
komponen-komponen biaya yang perlu diperhatikan!
20
Dasar-dasar Ekonomi Teknik 8
DAFTAR PUSTAKA