Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (PKLH)

“PENDIDIKAN NON FORMAL”

Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. NUR AZISA (1928041004)


2. AISYAH PUTRI SEPTHALIA (1928040009)
3. NURAINUN (1928042043)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pendidikan Non Formal”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH) Universitas Negeri Makassar.

Makalah ini berisi tentang pengetahuan mengenai “Pendidikan Non


Formal” dan yang berkaitan dengannya. Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikannya.

Makassar, 20 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………................................................. I

KATA PENGANTAR…………………………...……………………...………I I

DAFTAR ISI…………………………………………………..……………… I I I

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..………………1

A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………..………….………………2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan…...…………….…………………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..…..……………...3

A. Pengertian pendidikan non formal………………………..………3


B. Fungsi dan tujuan diadakannya pendidikan non formal…….……4
C. Manfaat adanya pendidikan non formal…………………………
D. Jenis-jenis dan satuan pendidikan non formal……………….…..
E. Asas-asas pendidikan non formal………………………...…..….
F. Ketenaga pendidikan dalam pendidikan non formal………….….
G. Keunggulan dan kelemahan pendidikan non formal……….……

BAB III PENUTUP………………………………………………….…………

A. Simpulan…………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………...……………….

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh
lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara
yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih banyaknya
warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka menggeluti
profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi
yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa.

Penerapan pendidikan nonformal dengan memberikan bekal keterampilan kepada warga


belajar untuk dapat bekerja, atau mengembangkan usaha mandiri sebagai wirausahawan dalam
berbagai jenis keterampilan.

Mereka yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena
berbagai kondisi, diberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pendidikan nonformal,
diantaranya program pendidikan kecakapan hidup (life skill) sehingga mereka mampu
meningkatkan taraf hidupnya.

Sejalan dengan berbagai kemajuan dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan


nonformal, terdapat masalah dan kendala yang perlu dicarikan alternatif solusinya. Salah satu
masalah yang cukup menonjol adalah masalah pemerataan .

1
B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan pendidikan non formal?


 Apa fungsi dan tujuan pengadaan pendidikan non formal?
 Apa saja manfaat adanya pendidikan non formal?
 Apa saja jenis-jenis dan satuan pendidikan non formal?
 Bagaimana asas-asas pendidikan non formal?
 Bagaimana sistem ketenagapendidikan dalam pendidikan non formal?
 Apa Keunggulan dan kelemahan pendidikan non formal?
 Contoh lembaga pendidikan non formal

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

 Untuk mengetahui apa yang dimmaksud dengan pendidikan non formal.


 Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengadaan pendidikan non formal.
 Untuk mengetahui jenis-jenis dan satuan pendidikan non formal.
 Dapat mengetahui asas-asas dalam pemdidikan non formal.
 Dapat mengetahui sistem ketenagapendidikan dalam pendidikan non formal.
 Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan pendidikan non formal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar
dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap¸ seperti pada
pendidikan formal di sekolah. Karena pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakan tidak
dalam lingkungan fasik sekolah, maka pendidikan nonformal diidentik dengan pendidikan luar
sekolah. Oleh karena itu, pendidikan nonformal dilakukan diluar sekolah, maka sasaran pokok
adalah anggota masyarakat. Sebab itu program pendidikan nonformal harus dibuat sedemikian
rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat para konsumen pendidikan.

Menurut pengertian Undang Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12 “Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang”.

Sedangkan menurut Coombs (Trisnamansyah, 2003: 19) mendefinisikan pendidikan


nonformal sebagai setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan di luar sistem persekolahan
yang mapan, baik dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih
besar, dilakukan secara sengaja untuk melayani peserta didik tertentu guna mencapai tujuan
belajarnya.

Dikalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sering di koordinasikan


dan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Masyarakat. Diluar itu, organisasi-ogranisasi wanita
seperti Dharma Wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat sering kali melaksanakan
program-program dalam bentuk paket program pendidikan nonformal.

Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel dalam arti luas waktu penyelenggaranya
disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya dapat beberapa bulan, tahun ataupun hari,
sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan atau
keterampilan yang dapat digunakan dalam menopang kehidupannya.

3
Adapun Konsep Dasar Pendidikan Non Formal ada 3 jenis, yaitu :

A. Pendidikan Nonformal sebagai Suplemen adalah dimana pendidikan


nonformal sebagai penambah (suplemen). Dimana seseorang yang sudah menamatkan
pendidikan formal ingin menambah pengetahuan/keterampilan kecakapan hidupnya dia bisa
mengikuti pendidikan tambahan berupa pendidikan kursus dan kecakapan hidup.

B. Pendidikan Nonformal sebagai Kompelen (Pelengkap) dimana pendidikan


Nonformal sebagai pelengkap seseorang dalam memenuhi pendidikan Formalnya.

C. Pendidikan Nonformal sebagai Substituti (Pengganti) dimana seseorang yang


sama sekali tidak menikmati pendidikan Formal dia dapat mengikuti Pendididkan Nonformal
sebagai Pengganti . Contoh seseorang

B. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Nonformal

1. Fungsi Pendidikan Nonformal

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan


bahwa fungsi Pendidikan Nonformal adalah sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat
untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.

2.Tujuan Pendidikan Nonformal

Dalam hal ini mengacu pada pengertian pendidikan non formal di atas, tujuan
utama dari pendidikan di luar sekolah ialah berfungsi untuk mengganti, menambah dan
melengkapi pendidikan formal. Pada dasarnya dalam pendidikan non formal terdapat dua
tujuan utama yaitu :

 Untuk memenuhi kebutuhan belajar tingkat dasar, misalnya pengetahuan tentang alam.
 Untuk keperluan pendidikan lanjutan melengkapi pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan nilai-nilai hidup. Misalnya pendidikan kesenian.

4
C. Manfaat Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal mempunyai manfaat secara institusional yang memungkinkan


warga masyarakat memiliki:

1. Kesempatan mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan diri;


2. Kemampuan menghadapi tantangan hidup baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam
lingkungn masyarakat,
3. Kemampuan membina keluarga sejahtera untuk memajukan kesejahteraan umum;
4. Kemampuan wawasan yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai warga segara;
5. Kemampuan kesadaran berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dalam rangka pembangunan
manusia dan masyarakat;
6. Kemampuan menciptakan atau membantu menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian
yang dimiliki.

D. Jenis-Jenis dan Satuan Pendidikan Nonformal

1.Jenis-Jenis Pendidikan Nonformal

Jenis pendidikan nonformal meliputi :

A. Pendidikan Kecakapan Hidup (lifeskill)


Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan, dan
keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan. Tujuan pendidikan
kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup dan
terampil menjaga kelangsungan hidup, dan perkembangannya di masa datang.

Kecakapan dasar meliputi :


(i) kecakapan belajar mandiri;
(ii) kecakapan membaca, menulis, dan menghitung;
(iii) kecakapan komunikasi;
(iv) kecakapan berpikir ilmiah, kritis, nalar, nasional, lateral, sistem kreatif
eksploratif reasoning, pengambil keputusan, dan pemecahan masalah;
(vi) kecakapan mengelola raga;
5
B. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.


Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal atau nonformal,
dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:

- Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk layanan PAUD bagi anak usia
3 – 6 tahun, yang berfungsi untuk meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar.

- Taman Penitipan Anak (TPA) adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan
anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu
selama orangtuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam
menagsuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.

C. Pendidikan Kepemudaan

Pendidikan kepemudaan perlunya pendidikan kepemudaan merupakan usaha dari


pemerintahan untuk mencetak generasi-generasi yang berkualitas dan unggul dalam banyak hal.
Pendidikan kepemudaan bias diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
organisasi kepemudaan sebagai lembaga kependidikan. Diantaranya melalui, organisasi pemuda-
pemudi di desa-desa, perkumpulan olahraga dan organisasi kesenian.

Organisasi kepemudaan adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi


muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh,
dan untuk masyarakat terutama generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat
yang bergerak dibidang usaha kesejahteraan social.

D. Pendidikan Lain Yang Ditujukan Untuk Mengembangkan Kemampuan Peserta Didik.

6
2.Satuan Pendidikan Nonformal

A.Lembaga Kursus dan Pelatihan

Lembaga Kursus dan pelatihan adalah satuan pendidikan nonformal yang


berfungsi menyelenggarakan kursus dan/atau pelatihan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi

B. Kelompok Belajar

Kelompok belajar adalah medium bagi anggota masyarakat yang tergabung


dalam program pendidikan nonformal untuk belajar dan saling membelajarkan sesuai dengan
tujuan dan target program. Biasanya anggota kelompok belajar memiliki kesamaan tujuan dan
motivasi untuk belajar bersama, nilai dan norma yang diakui bersama sebagai pengikat dalam
kelompok.

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah yang


menampung berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi
untuk menggerakkan pembangunan di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan
PKBM adalah untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Karena itu PKBM dapat menyelenggarakan
berbagai program pendidikan nonformal sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat
disekitarnya.

D. Majelis Taklim

Majelis Taklim merupakan satuan pendidikan nonformal yang memfokuskan


pada pendidikan Islam melalui ceramah umum atau pengajian Islam. Prinsip kegiatan majelis
taklim adalah kemandirian dan swadaya masyarakat dari masing-masing anggotanya. Dengan
kata lain, majelis taklim adalah lembaga pengajian Islam yang memiliki ciri-ciri tersendiri dilihat

7
dari sudut metode dan buku pegangan yang digunakan jama’ah, pengajar (ustaz/ustadzah),
materi yang diajarkan, sarana, dan tujuan.

Peran strategis majelis taklim adalah mewujudkanlearning society, yakni masyarakat


yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan menjadi
wahana relajar serta menyampaikan pesan-pesan keagamaan, wadah mengembangkan
silaturahmi, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya, bagi semua lapisan masyarakat.

E. Asas-Asas Pendidikan Nonformal

Asas-asas pendidikan nonformal mencakup asas kebutuhan, asas pendidikan sepanjang


hayat, asas relevansi dengan pembangunan masyarakat, dan asas wawasan ke masa depan.

(1) Asas kebutuhan meliputi kebutuhan hidup manusia (human needs), kebutuhan
pendidikan (educational needs), dan kebutuhan belajar (learning needs). Kebutuhan hidup adalah
jarak antara kebutuhan fisiblogis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan/atau aktualisasi diri yang
dimiliki saat ini dengan kebutuhan tersebut yang hams atau diharapkan terpenuhi.

Kebutuhan pendidikan adalah jarak antara tingkat pendidikan atau kemampuan yang
dimiliki pada saat ini dengan tingkat pendidikan atau kemampuan yang seharusnya atau
diharapkan dipenuhi. Kebutuhan belajar adalah peryataan tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai tertentu yang ingin dipenuhi melalui kegiatan pendidikan nonformal.

(2) Pendidikan sepanjang hayat (lift-long education) adalah prinsip bahwa pendidikan
dilakukan sepanjang hayat dengan keserasian antara pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan sepanjang hayat adalah upaya sadar untuk menumbuhkan kegiatan belajar
sepanjang hayat (life-long learning).

Penerapan asas pendidikan sepanjang hayat dalam pendidikan nonformal ini


menyebabkan adanya tiga ciri umum pada jalur pendidikan nonformal, yaitu :

- Pendidikan nonformal memberikan pendidikan secara wajar dan luas kepada


setiap orang sesuai dengan peredaan minat, usia dan kebutuhan belajar masing-masing;

8
- Pendidikan nonformal diselenggarakan dengan melibatkan peserta didik dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan dapak program
kegiatan belajar;

- Pendidikan nonformal memiliki tujuan-tujuan ideal yang terkandung dalam


proses pendidikannya. (Sudjana, 2004;230)

(3) Relevansi dengan pembangunan masyarakat merupakan wilayah utama pendidikan


nonformal. Fungsi pendidikan nonformal adalah untuk membelajarkan sumber daya manusia
(human resource development) sebagai subjek pembangunan masyarakat sehingga mereka
memiliki budaya, berorganisasi (community organization) dan, pengembangan ekonomi
(economic development) di masyarakat baik pedesaan maupun perkotaan.

(4) Wawasan ke masa depan (futures oriented) mengandung makna bahwa pendidikan
nonformal adalah upaya mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran, dan pelatihan bagi peranan peserta didik pada masa depan.

F. Ketenagaan Pendidikan Nonformal

Ketenagaan dalam pendidikan nonformal adalah anggota masyarakat yang memiliki


tugas dan kewenangan dalam merencanakan dan melaksanakan proses serta menilai hasil,
melakukan pembimbingan dan pelatihan pada satuan pendidikan nonformal. Ketenagaan pada
pendidikan nonformal terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1. Pamong belajar, yaitu pegawai negeri sipil (PNS) yang diberikan tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat dalam rangka pengembangan model dan
pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah. Pamong Belajar bertugas dan bertanggungjawab menyuluh,
membimbing, mengajar, melatih peserta didik dan mengembangkan model program
pembelajaran, alat pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal.

2. Pendidik PAUD Nonformal, yaitu tenaga honor yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang menyelenggarakan pembelajaran bagi anak usia dini, mereka bertugas dan

9
bertanggung jawab membimbing dan melatih anak usia dini pada kelompok bermain, taman
penitipan anak dan bentuk lain yang sejenis, ketiga instruktur kursus, yaitu tenaga yang memiliki
kompetensi dan sertifikasi pada bidang keterampilan tertentu, keempat, tutor pendidikan
keaksaraan dan kesetaraan (paket A, B dan C), keenam fasilitator desa intensif (FDI), yang
bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pembelajaran pada desa-desa tertinggal.

Mempersiapkan tenaga pendidikan nonformal yang profesional dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu :

1. Pendekatan karakteristik

Pendekatan karakteristik yaitu pendekatan yang memandang profesi mempunyai


seperangkat elemen inti yang membedakan dengan pekerjaan lainnya. Hasil studi sifat
karakteristik profesi meliputi: 1) kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, 2)
memiliki pengetahuan spesialisasi, 3) memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan
langsung oleh orang lain, 4) memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan , 5) memiliki
kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization, 6) mementingkan
kepentingan orang lain, 7) memiliki kode etik, 8) memiliki sanksi dan tanggungjawab komunita,
9) mempunyai sistem upah dan 10) memiliki budaya profesi.

2. Pendekatan Institusional

Pendekatan institusional yaitu pendekatan yang memandang profesi dari segi


proses institusional atau perkembangan asosiasionalnya, atinya menekankan
pengakuan atas suatu profesi oleh negara atau pemerintah.

Menurut Wilensky, mengemukakan lima langkah untuk memprofesionalkan suatu


pekerjaan, yaitu: a) memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau full time
bukan pekerjaan sambilan.; b) menetapkan satuan pendidikan nonformal tempat
menjalani proses pendidikan dan pelatihan; c) mendirikan organisasi atau asosiasi
profesi; d) melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya
perlindungan hukum terhadap asosiasi atau perhimpunan tersebut, dan e) Mengadopsi
secara formal kode etik yang ditetapkan.

10
3. Pendekatan Legalistik

Pendekatan legalistik yaitu pendekatan yang menekankan adanya pengakuan atau


suatu profesi oleh negara atau pemerintah. Suatu pekerjaan dapat disebut profesi jika
dilindungi oleh undang-undang atau produk hukum yang ditetapkan oleh pemerintahan
suatu negara.

Menurut M. Friedman pengakuan atas suatu pekerjaan menjadi suatu profesi


sesungguhnya dapat ditempuh melalui tiga tahap yaitu : a) registrasi (registration), b)
Serifikasi (certification) dan c) Lisensi (licensing).

F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENDIDIKAN NONFORMAL

1. Keunggulan Pendidikan Nonformal

Kehadiran pendidikan nonformal, terutama di negara-negara sedang berkembang,


dipandang telah memberikan berbagai manfaat. Pendidikan ini dipandang memiliki beberapa
keunggulan bila dibandingkan dengan pendidikan formal. Penyelenggaraan program pendidikan
formal pada umumnya memperoleh kritik dalam tiga segi yaitu biayanya yang mahal, kurangnya
relevansi dengan kebutuhan masyarakat, dan fleksibilitasnya kurang.

Mahalnya biaya penyelenggaraan program pendidikan formal disebabkan oleh waktu


belajar yang lama dan terus menerus, pengelolaan pendidikan yang sentralistik, dan penggunaan
sumber daya secara intensif. Kurangnya relevensi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
disebabkan oleh kurikulum yang lebih bersifat akademis, menyamaratakan peserta didik, dan
cenderung terpisah dari kehidupan masyarakat sekitar. Rendahnya fleksibilitas pendidikan
formal disebabkan oleh bentuk dan isi programnya yang konvensional, kepercayaan yang
berlebih-lebihan terhadap dominasi sekolah dan pengaruh pendidik (guru), serta pengawasan
yang seragam secara nasional.

Berawal dari kelemahan pendidikan formal tersebut. Maka di sini peranan dari
pendidikan nonformal menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
dan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Pendidikan nonformal hadir dengan struktur
program yang lebih luwes, biaya lebih murah, lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,

11
serta memiliki program yang fleksibel. Sehingga pendidikan nonformal memiliki peranan yang
sangat besar bagi mereka yang tidak berkesempatan memenuhi kebutuhan pendidikannya
melalui jalur persekolahan atau jalur formal. Sehingga pendidikann nonformal juga memiliki
kedudukan dalam sistem pendidikan nasional yaitu sebagai subsistem dari sistem pendidikan
nasional bersama dengan pendidkan formal dan informal untuk tercapainya tujuan dari sistem
pendidikan nasional.

2. Kelemahan Pendidikan Nonformal

Di samping berbagai keunggulan ,perlu dikemukakan di sini bahwa pendidikan


nonformal bukan tanpa kelemahan. Kelemahan yang terdapat dalam program pendidikan ini
antara lain:kurangnya koordinasi, kelangkaan pendidik profesional, dan motivasi belajar yang
relatif rendah.

A. Kelemahan pertama,kurangnya koordinasi disebabkan oleh keragaman dan


luasnya program yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Semua lembaga pemerintah,
baik yang berstatus departemen maupun non departemen, menyelenggarakan program-
program pendidikan nonformal. Berbagai lembaga swasta, perorangan, dan masyarakat
menyelenggarakan program pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan lembaga tersebut atau untuk pelayanan kepada masyarakat.

B. Kelemahan kedua, tenaga pendidik atau sumber belajar yang profesional masih
kurang. Penyelenggara kegiatan pembelajaran dan pengelolaan program pendidikan
nonformal sampai saat ini sebagian terbesar dilakukan oleh tenaga-tenaga yang tidak
mempunyai latar belakang pengalaman pendidikan nonformal. keterlibatan mereka dalam
program pendidikan didorong oleh rasa pengabdian kepada masyarakat atau kerena tugas
yang diperoleh dari lembaga tempat mereka bekerja, dan mereka pada umumnya berlatar
belakang pendidikan formal. Untuk mengatasi kelemahan itu maka diperlukan upaya
peningkatan kemampuan tenaga pendidik yang ada dalam pengadaan tenaga professional
pendidikan nonformal.

12
B. Kelemahan ketiga, motivasi belajar peserta didik relatif rendah. Kelemahan ini
berkaitan dengan:

1. Adanya kesan umum bahwa lebih rendah nilainya daripada pendidikan formal
yang peserta didiknya memiliki motivasi kuat untuk perolehan ijazah.

2. Pendekatan yang dilakukan oleh pendidik yang mempunyai latar belakang


pengalaman pendidikan formal dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran
pendidikan nonformal pada umumnya tidak kondusif untuk mengembangkan minat
peserta didik.

3. Masih terdapat program pendidikan, yang berkaitan dengan upaya membekali


peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dibidang ekonomi, tidak dilengkapai
dengan masukan lain (other input) sehingga peserta didik atau lulusan tidak dapat
menerapkan hasil belajarnya.

4. Para lulusan pendidikan nonformal dianggap lebih rendah statusnya


dibandingkan status pendidikan formal, malah sering terjadi para lulusan pendidikan
yang disebut pertama berada dalam pengaruh lulusan pendidikan nonformal.

Dengan demikian, kelemahan-kelemahan di atas merupakan beberapa contoh yang


muncul di lapangan. Namun pendidikan nonformal makin lama makin diakui pentingnya dan
kehadirannya sebagai pendidikan yang berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa
serta sebagai bagian penting dari kebijakan dan program pembangunan.(Sudjana, 2004: 41-42)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12


“Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”. Sehingga berdasarkan beberapa
sumber, pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan
sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap¸
seperti pada pendidikan formal di sekolah.

2. Asas-asas pendidikan nonformal mencakup asas kebutuhan, asas pendidikan


sepanjang hayat, asas relevansi dengan pembangunan masyarakat, dan asas wawasan ke
masa depan.

3. Fungsi pendidikan nonformal adalah sebagai pengganti, penambah, dan/atau


pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat
untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.

B. Saran

Menurut kami, warga masyarakat lebih meningkatkan peranan pendidikan nonformal


dilingkungannya karena tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Selain itu,
tingkat masyarakat yang buta aksarapun semakin banyak sehingga melalui pendidikan nonformal
masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengenyam pendidikan walau hanya pendidikan baca-
tulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ade Suparman, S.Sos,MM. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Nonformal. Diakses


melalui http://supermen-tea.blogspot.com/2011/03/konsep-dasar-pendidikan-non-
formal.html, (diakses 15 Desember 2011)

Kompas. 2008. Tujuan Pembangunan Pendidikan Nonformal. Diakses


melaluihttp://lpknesscera.blogspot.com/2008/11/tujuan-pembangunan-
pendidikan-non.html. (diakses 15 Desember 2011)

Mars Imadiklus. 2011. Kelemahan Pendidikan Nonformal. Diakses


melaluihttp://imadiklus.com/2011/07/kelemahan-pendidikan-nonformal.html,
(diakses 18 Desember 2011)

Mars Imadiklus. 2011. Peranan Pendidikan Nonformal Dalam Pendidikan Anak


Usia Dini. diakses melaluihttp://imadiklus.com/2011/11/peranan-pendidikan-non-
formal-dalam-pendidikan-anak-usia-dini.html,(diakses 15 Desember 2011)

Rachmad Revanz. 2011. Asas-Asas Pendidikan Nonformal. Diakses


melaluihttp://rachmadrevanz.com/2011/asas-asas-pendidikan-nonformal.html,
(diakses 18 Desember 2011)

Ririniest. 2010. Kelebihan Pendidikan Nonformal. Diakses


melalui http://ririniest.wordpress.com/2010/06/01/kelebihan-pendidikan-
nonformal/,(diakses 15 Desember 2011

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-non-formal.html

15

Anda mungkin juga menyukai