i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pendidikan Non Formal”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH) Universitas Negeri Makassar.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………................................................. I
KATA PENGANTAR…………………………...……………………...………I I
DAFTAR ISI…………………………………………………..……………… I I I
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………..………….………………2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan…...…………….…………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………..…..……………...3
A. Simpulan…………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………...……………….
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh
lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara
yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih banyaknya
warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka menggeluti
profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi
yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Mereka yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena
berbagai kondisi, diberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pendidikan nonformal,
diantaranya program pendidikan kecakapan hidup (life skill) sehingga mereka mampu
meningkatkan taraf hidupnya.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar
dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap¸ seperti pada
pendidikan formal di sekolah. Karena pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakan tidak
dalam lingkungan fasik sekolah, maka pendidikan nonformal diidentik dengan pendidikan luar
sekolah. Oleh karena itu, pendidikan nonformal dilakukan diluar sekolah, maka sasaran pokok
adalah anggota masyarakat. Sebab itu program pendidikan nonformal harus dibuat sedemikian
rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat para konsumen pendidikan.
Menurut pengertian Undang Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12 “Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang”.
Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel dalam arti luas waktu penyelenggaranya
disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya dapat beberapa bulan, tahun ataupun hari,
sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan atau
keterampilan yang dapat digunakan dalam menopang kehidupannya.
3
Adapun Konsep Dasar Pendidikan Non Formal ada 3 jenis, yaitu :
Dalam hal ini mengacu pada pengertian pendidikan non formal di atas, tujuan
utama dari pendidikan di luar sekolah ialah berfungsi untuk mengganti, menambah dan
melengkapi pendidikan formal. Pada dasarnya dalam pendidikan non formal terdapat dua
tujuan utama yaitu :
Untuk memenuhi kebutuhan belajar tingkat dasar, misalnya pengetahuan tentang alam.
Untuk keperluan pendidikan lanjutan melengkapi pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan nilai-nilai hidup. Misalnya pendidikan kesenian.
4
C. Manfaat Pendidikan Non Formal
- Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk layanan PAUD bagi anak usia
3 – 6 tahun, yang berfungsi untuk meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar.
- Taman Penitipan Anak (TPA) adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan
anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu
selama orangtuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam
menagsuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.
C. Pendidikan Kepemudaan
6
2.Satuan Pendidikan Nonformal
B. Kelompok Belajar
D. Majelis Taklim
7
dari sudut metode dan buku pegangan yang digunakan jama’ah, pengajar (ustaz/ustadzah),
materi yang diajarkan, sarana, dan tujuan.
(1) Asas kebutuhan meliputi kebutuhan hidup manusia (human needs), kebutuhan
pendidikan (educational needs), dan kebutuhan belajar (learning needs). Kebutuhan hidup adalah
jarak antara kebutuhan fisiblogis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan/atau aktualisasi diri yang
dimiliki saat ini dengan kebutuhan tersebut yang hams atau diharapkan terpenuhi.
Kebutuhan pendidikan adalah jarak antara tingkat pendidikan atau kemampuan yang
dimiliki pada saat ini dengan tingkat pendidikan atau kemampuan yang seharusnya atau
diharapkan dipenuhi. Kebutuhan belajar adalah peryataan tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai tertentu yang ingin dipenuhi melalui kegiatan pendidikan nonformal.
(2) Pendidikan sepanjang hayat (lift-long education) adalah prinsip bahwa pendidikan
dilakukan sepanjang hayat dengan keserasian antara pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan sepanjang hayat adalah upaya sadar untuk menumbuhkan kegiatan belajar
sepanjang hayat (life-long learning).
8
- Pendidikan nonformal diselenggarakan dengan melibatkan peserta didik dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan dapak program
kegiatan belajar;
(4) Wawasan ke masa depan (futures oriented) mengandung makna bahwa pendidikan
nonformal adalah upaya mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran, dan pelatihan bagi peranan peserta didik pada masa depan.
1. Pamong belajar, yaitu pegawai negeri sipil (PNS) yang diberikan tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat dalam rangka pengembangan model dan
pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah. Pamong Belajar bertugas dan bertanggungjawab menyuluh,
membimbing, mengajar, melatih peserta didik dan mengembangkan model program
pembelajaran, alat pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal.
2. Pendidik PAUD Nonformal, yaitu tenaga honor yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang menyelenggarakan pembelajaran bagi anak usia dini, mereka bertugas dan
9
bertanggung jawab membimbing dan melatih anak usia dini pada kelompok bermain, taman
penitipan anak dan bentuk lain yang sejenis, ketiga instruktur kursus, yaitu tenaga yang memiliki
kompetensi dan sertifikasi pada bidang keterampilan tertentu, keempat, tutor pendidikan
keaksaraan dan kesetaraan (paket A, B dan C), keenam fasilitator desa intensif (FDI), yang
bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pembelajaran pada desa-desa tertinggal.
Mempersiapkan tenaga pendidikan nonformal yang profesional dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu :
1. Pendekatan karakteristik
2. Pendekatan Institusional
10
3. Pendekatan Legalistik
Berawal dari kelemahan pendidikan formal tersebut. Maka di sini peranan dari
pendidikan nonformal menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
dan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Pendidikan nonformal hadir dengan struktur
program yang lebih luwes, biaya lebih murah, lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,
11
serta memiliki program yang fleksibel. Sehingga pendidikan nonformal memiliki peranan yang
sangat besar bagi mereka yang tidak berkesempatan memenuhi kebutuhan pendidikannya
melalui jalur persekolahan atau jalur formal. Sehingga pendidikann nonformal juga memiliki
kedudukan dalam sistem pendidikan nasional yaitu sebagai subsistem dari sistem pendidikan
nasional bersama dengan pendidkan formal dan informal untuk tercapainya tujuan dari sistem
pendidikan nasional.
B. Kelemahan kedua, tenaga pendidik atau sumber belajar yang profesional masih
kurang. Penyelenggara kegiatan pembelajaran dan pengelolaan program pendidikan
nonformal sampai saat ini sebagian terbesar dilakukan oleh tenaga-tenaga yang tidak
mempunyai latar belakang pengalaman pendidikan nonformal. keterlibatan mereka dalam
program pendidikan didorong oleh rasa pengabdian kepada masyarakat atau kerena tugas
yang diperoleh dari lembaga tempat mereka bekerja, dan mereka pada umumnya berlatar
belakang pendidikan formal. Untuk mengatasi kelemahan itu maka diperlukan upaya
peningkatan kemampuan tenaga pendidik yang ada dalam pengadaan tenaga professional
pendidikan nonformal.
12
B. Kelemahan ketiga, motivasi belajar peserta didik relatif rendah. Kelemahan ini
berkaitan dengan:
1. Adanya kesan umum bahwa lebih rendah nilainya daripada pendidikan formal
yang peserta didiknya memiliki motivasi kuat untuk perolehan ijazah.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-non-formal.html
15