Anda di halaman 1dari 3

Masa Bimbingan IKM FT UI 2019

“Pemerintah menolak adanya pihak swasta/asing/lain yang berperan sebagai penyedia


Mosi :
energi listrik di Indonesia selain PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.”

Pihak : Kementrian Ketenagakerjaan

Lidia Likaya (1906346524) – Departemen Arsitektur

Selama puluhan tahun, listrik dianggap sebagai sumber daya nasional sehingga pemerintah melalui
PLN adalah pihak yang berhak mengupayakan dan mengambil keuntungan dari listrik. Swasta hanya
diberikan peran sebagai penyedia pembangkit, PLN perlu menyewanya untuk memenuhi kebutuhan
listrik. IPP sendiri sudah mulai dikenal sejak tahun 1990-an.

Sebagai pihak pembeli listrik tunggal, tentu PLN akan rugi besar jika tetap mengikuti PPA, yang
artinya PPA harus dibatalkan atau minimal di negosiasi ulang harga jual beli listriknya. Secara
mudahnya, IPP akan membangun pembangkit, lalu energi listrik yang dihasilkan akan dijual kepada
PLN sebagai konsumen listrik tunggal di Indonesia untuk kemudian disalurkan kepada penduduk dan
industri.

Akhirnya, Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan memperbolehkan swasta
untuk ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Undang-Undang ini melengkapi dan
memperkuat pegangan hukum bagi IPP untuk bisa mulai berinvestasi di bidang energi. Tidak heran,
kini semakin banyak perusahaan-perusahaan swasta maupun investor asing yang terlibat dalam sektor
pembangkitan listrik. Kalau ditanya untung apa tidak? Ya jelas sangat menguntungkan. Dengan resiko
yang hampir minimal (dengan perjanjian jual beli selama 20 tahun dengan PLN), maka dijamin setiap
kWh energi listrik yang dibangkitkan akan menjadi rupiah yang bisa dibilang tidak sedikit.

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan jumlah IPP yang menyebar di seluruh Indonesia, maka
pertumbuhan jumlah tenaga kerja akan meningkat. Hal tersebut juga dapat meningkatkan taraf
kesejahteraan hidup masyarakat. Apabila pemerintah mendukung pihak swasta untuk menjadi
penyedia supply listrik kepada PLN, maka kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah tersebut akan
meningkat pula.
Seperti dilansir dari laman okezone.com: Pembangunan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Unit 4 di
Balaraja, Banten ternyata berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Pasalnya dengan adanya
pembangunan ini, masyarakat sekitar mendapatkan lapangan pekerjaan.Direktur Regional Jawa
Bagian Barat PLN Haryanto WS mengatakan, ada sekitar 2.000 tenaga kerja yang berhasil diserap
dengan adanya proyek ini. Dari jumlah tersebut, mayoritasnya merupakan tenaga kerja lokal. “Proyek
ini mempekerjakan 2.000 tenaga kerja," ujarnya dalam acara press briefing di Balaraja, Banten, Jumat
(29/3/2019).

Berdasarkan data dimiliki oleh PLN hanya sekitar 2% saja yang merupakan tenaga kerja asing. Atau
jika secara jumlah sekitar 41 tenaga kerja asing saja yang dipekerjakan dalam proyek ini."41 tenaga
asing dari jumlah tenaga kerja 2.000. Hanya sekitar 2% saja," katanya.Menurut Hary, jumlah tenaga
kerja ini terus meningkat. Apalagi, proyek ini sendiri ditargetkan bisa rampung pada akhir bulan ini.
"Jumlah tenaga kerja ini akan terus meningkat di tahun 2019 sejalan dengan pencapaian progressnya,
hal ini tentu memberikan dampak positif bagi multipier effect secara langsung untuk wilayah Banten
dan sekitar," katanya.

Pemerintah memang memiliki kuasa dan dasar konstitusi yang kuat atas kepemilikan aset yang
menguasai hajat hidup orang banyak seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Akan tetapi, bukanlah
lebih baik jika pemerintah bekerjasama dengan pihak lain (swasta) dalam upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat luas. Terlebih dilihat dari kondisi neraca keuangan pemerintah yang saat ini belum berada
dalam posisi yang stabil.
Referensi:

Sihombing, Daniel. 17 Mei 2017. Mengenal Independen Power Producer. Diakses tanggal 5
September 2019.
http://www.danielnugroho.com/science/mengenal-independent-power-producer-ipp/

Hartomo, Giri. 29 Maret 2019. PLTU Lontar Serap 2.000 Tenaga Kerja, Asing Berapa Banyak?.
Diakses tanggal 5 September 2019.

https://economy.okezone.com/read/2019/03/29/320/2036600/pltu-lontar-serap-2-000-tenaga-kerja-asing-
berapa-banyak

Anggraeni, Rina. 19 Desember 2018. Terbesar di ASEAN, IPP PLTGU Jawa 1 Serap 5.000 Pekerja.
Diakses tanggal 5 September 2019.

https://ekbis.sindonews.com/read/1364076/34/terbesar-di-asean-ipp-pltgu-jawa-1-serap-5000-pekerja-
1545205287

Anda mungkin juga menyukai