Anda di halaman 1dari 3

Kelompok :

Nurul Anisa
Suminar Ramdhan M
Airway & BREATHING
CONTOH KASUS

Wanita 41 tahun dengan serangan asma berat datang ke unit gawat darurat, mendapatkan
oksigen 6 L/menit melalui nasal kanul. Hasil analisa gas darah:
 pH : 7,530
 PCO2 : 41,1
 PO2 : 68,8
 HCO3 : 33,6
 TCO2 : 34,3
 Base excess : 9,5
 std HCO3 : 33,7
 Sat O2 : 95,4

Menentukan kebutuhan konsentrasi oksigen:


PAO2 = {(PB – PH2O) x FiO2} – (1,25 x PaCO2 astrup)
= (713 x x FiO2) – (1,25 x PaCO2 astrup)

Karena pasien mendapatkan oksigen 6L/menit dengan nasal kanul, maka FiO2= 0,44
Alat yang digunakan O2 (L/menit) FiO2
Kanula hidung 1-2 0,21-0,24
2 0,23-0,28
3 0,27-0,34
4 0,31-0,38

5-6 0,32-0,44

Venturi 4-6 0,24-0,28


8-10 0,35-0,40

8-12 0,50

Simpel 5-6 0,30-0,45


Kelompok :
Nurul Anisa
Suminar Ramdhan M
Airway & BREATHING
7-8 0,40-0,60

Rebreathing 7 0,35-0,75

10 0,65-1,00

Non rebreathing 4-10 0,40-1,00

PAO2 = 713 x 0,44 – 1,25 x 41,1


= 313,72 - 51,375
= 262,345

Nilai PAO2 tersebut digunakan untuk mencari PAO2 baru:


PaO2 astrup / PAO2 = PaO2 yang diinginkan / PAO2 baru
PAO2 baru = PaO2 yang diinginkan x PAO2 / PaO2 astrup
= 262,345 x 95 / 68,8
= 362,25

Nilai PAO2 dikembalikan ke rumus pertama untuk menentukan FiO2 yang dibutuhkan:
PAO2 = (713 x FiO2) – (1,25 x PaCO2 astrup)
362,25= 713 x FiO2 – 51,275
FiO2 = (362,25 + 51,275) / 713 = 0,58

FiO2 sebesar 0,58 sesuai dengan kebutuhan oksigen 8 L/menit melalui simple mask.
Kelompok :
Nurul Anisa
Suminar Ramdhan M
Airway & BREATHING

Anda mungkin juga menyukai