Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal ini di kemukakan
oleh orang Inggris yang mengatakan “ They breed like rats “. Betapa tidak? Enam belas
abad lamanya dibutuhkan penduduk dunia 200-300 juta jiwa menjadi 500 juta, dan
setiap 200 tahun berikutnya bertambah 500 juta jiwa. Lebih menakjubkan kembali
bahwa setelah 100 tahun berikutnya pertumbuhan penduduk menjadi 1 milyar jiwa. Jadi
sekitar tahun 1930 penduduk menjadi 2 milyar, dan dalam kurun waktu 45 tahun
penduduk dunia menjadi 4 milyar jiwa. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa
dalam kurun waktu 20 tahun penduduk dunia menjadi 6 milyar jiwa. Jumlah yang
begitu banyak dan naik setiap tahunnya mengakibatkan tekanan yang sangat berat,
terutama pada kebutuhan hidup yang layak, jika perkembangan yang begitu pesat ini
terus berlanjut maka kemungkinan di tahun 2000 angka 6 milyar penduduk telah
terlampaui.

Jumlah penduduk sebanyak itu sudah jelas akan mempengaruhi kebutuhan manusia
akan bahan pangan, kebutuhan lahan akan pertanian, dan persaingan di bidang ekonomi
meningkat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga mempengaruhi
menyempitnya lahan pertanian yang di alih fungsikan menjadi pemukiman. Adapun
bertambahnya jumlah penduduk memengaruhi jumlah lapangan kerja yang tersedia,
semakin banyak jumlah penduduk semakin kecil pula kesempatan kerja. Dengan
demikian maka perlu adanya peran pemerintah dalam hal menekan angka pertumbuhan
penduduk, memperluas lapangan pekerjaan, serta meningkatkan kualitas tenaga kerja.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan dinamika kependudukan?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan penduduk?
3. Apa faktor yang memengaruhi peningkatan jumlah penduduk di dunia?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dinamika kependudukan
2. Untuk mengidentifikasi upaya pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan
penduduk
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi peningkatan jumlah
penduduk di dunia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dinamika Sosial

Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan


tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal.Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada
perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk
tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus
pertama dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan sensus
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun 1961,1971, 1980, 1990,
2000, dan yang terakhir tahun 2010.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang penting dalam masalah social
ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi suatu daerah.

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu


bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
- Kelahiran (natalitas)
- Kematian (mortalitas)
- Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk


Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas)
di Indonesia adalah sebagai berikut:

- Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak
bayi-bayi yang yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam
peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk
tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran,
tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.

 Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :


a. Kawin usia muda
b. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
c. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah

 Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :


a. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
b. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan
pendidikan
c. Semakin banyak wanita karir.

 Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :


a. Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
b. Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
c. Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

- Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death
rate) dan tingkat kematian khusus(age specific death rate).
Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia,
adalah sebagai berikut :
 Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
b. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
c. Keadaan gizi penduduk yang rendah

 Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :


a. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
b. Fasilitas kesehatan yang memadai
c. Meningkatnya keadaan gizi penduduk

 Penggolongan angka kelahiran kasar :


a. Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
b. Angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
c. Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

- Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang
menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang
menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung
penduduk di daerah tersebut.
Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk
pindah ke daerah lain yaitu factor persediaan sumber daya alam, factor
lingkungan social budaya, faktor potensi ekonomi. Dengan mengetahui factor-
faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negative.
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat
dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida
penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-
anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk
pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida
penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua. Jenis-jenis
Migrasi antara lain :
 Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lainnya.
a. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
b. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant
c. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

 Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu


Negara.
a. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
b. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik
Indonesia.

http://blogpki.blogspot.com/2013/06/dinamia-penduduk.html

2.2. Upaya pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan penduduk

Indonesia termasuk salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya


sangat tinggi. Hal ini bisa memberikan dampak negatif bagi suatu negara bila tidak
diatasi dengan benar. Berikut ini beberapa cara mengatasi pertumbuhan penduduk yang
tinggi :

- Menggalakkan program transmigrasi

Salah satu program mengatasi kepadatan penduduk tanpa menekan


pertumbuhan penduduk adalah dengan menggalakan program transmigrasi.
Transmigrasi merupakan program penduduk dari wilayah yang banyak atau
padat penduduknya ke wilayah yang masih jarang penduduknya. Transmigrasi
ini akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk Jika penduduknya sudah
merata maka maka hal ini akan mendorong terjadinya pemerataan
pembangunan. Program transmigrasi akan mengurangi kepadatan penduduk di
daerah yang padat dan akan dialihkan ke wilayah-wilayah Indonesia yang
penduduknya belum terlalu padat.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya wilayah di Indonesia


yang memiliki jumlah penduduk paling banyak, bahkan menjadi yang paling
padat adalah di Pulau Jawa. Bahkan Pulau Jawa juga dikenal sebagai salah
satu pulau terpadat di dunia. Selama ini pemerintah Indonesia sudah
melakukan program transmigrasi besar- besaran ini. Sasaran program
transmigrasi pemerintah adalah orang- orang di Pulau Jawa. Mereka biasanya
ditempatkan di wilayah timur Indonesia, seperti di Pulau Kalimantan Peserta
transmigrasi akan disediakan tempat tinggal dan juga diberikan lahan supaya
bisa untuk ditanami. Dengan demikian ada beberapa dampak positif yang bisa
dirasakan, tidak hanya pemerataan penduduk saja, namun juga jumlah
pengangguran di Pulau Jawa dapat berkurang serta akan membuat lahan-lahan
yang semula kosong menjadi lahan yang produktif.

- Pemerataan lapangan kerja

Tidak dipungkiri bahwa kebanyakan alasan mengapa orang-orang suka


berpindah tempat kerja yang banyak dikemukakan adalah karena urusan
pekerjaan. Memang benar, lapangan jumlah kerja saat ini masih timpang
dimana hanya di daerah-daerah yang ramai seperti kota besar saja yang
banyak. Selain itu lapangan kerja ini juga biasanya ditemukan di daerah-
daerah yang sudah banyak penduduknya, karena hal ini berarti tenaga kerja
tidak langka sehingga produsen bisa menekan gaji pegawai. Nah, di
Indonesia sendiri, coba kita tengok kira-kira di Pulau Jawa dengan Pulau
Sulawesi jumlah lowongan kerja banyak dimana? Pasti semua akan setuju
menjawab di Jawa. Hal ini karena tenaga kerja di Jawa lebih banyak dan
lebih berkualitas.

Dengan melihat fenomena yang demikian, idealnya pemerintah mulai


melakukan program pemerataan lapangan kerja. Misalnya pabrik-pabrik
sekarang dibangun di luar Pulau Jawa saja, pembukaan perkebunan atau
lahan pertanian baru untuk diolah supaya orang-orang yang tidak memiliki
pekerjaan bisa lebih produktif dalam mengolah lahan. Untuk merealisasikan
hal ini sebenarnya pemerintah Indonesia sudah melakukannya. Salah satu
bukti bisa dilihat bahwa lowongan-lowongan kerja di instansi pemerintah
rata-rata saat ini ditempatkan di wilayah luar Pulau Jawa. Hal ini akan sangat
mempengaruhi kepadatan penduduk, karena banyak yang akan pindah ke luar
Pulau Jawa untuk bekerja.

- Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana

Salah satu cara yang cukup efektif sebagai solusi untuk mengatasi
kepadatan penduduk adalah dengan mencanangkan program keluarga
berencana atau KB. Keluarga Berencana merupakan program pemerintah bagi
rakyat Indonesia untuk membatasi jumlah anak, dimana dalam satu keluarga
cukup memiliki 2 orang anak saja. Dalam program KB, ibu-ibu rumah tangga
diberikan cara-cara khusus agar tidak hamil. Cara-cara yang dilakukan ini
misalnya dengan mengonsumsi obat tertentu, pemakaian alat kontrasepsi,
suntik atau jarum, dan lain sebagainya. Program Keluarga Berencana ini
berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga jumlah penduduk di
Indonesia tidak terlalu meledak.

Untuk sosialisasi program Keluarga Berencana sudah dilakukan secara


maksimal dan bisa didapatkan hingga tingkat puskesmas. Program Keluarga
Berencana telah dilakukan oleh sebagian warga Indonesia, namun masih ada
pula sebagian dari warga negara Indonesia yang tidak mau menerapkan KB
karena sebagian menganggap bahwa keluarga berencana haram.

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/cara-mengatasi-pertumbuhan-penduduk-yang-tinggi

Anda mungkin juga menyukai