Anda di halaman 1dari 23

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S AN

R
No. 112 PK/Pid/2011

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
MAHKAMAH AGUNG

ng
memeriksa dan mengadili permohonan peninjauan kembali perkara

do
gu praperadilan telah memutuskan sebagai berikut di bawah ini:
DEXTER LEOPARD, Karyawan PT. Metro Batavia, dahulu bertempat

In
tinggal di Komplek Green Ville O/19, RT.008/09, Kelurahan Duri Kepa,
A
Jakarta Barat, sekarang bertempat tinggal di Jalan Kelapa Puan Timur VII
NB.8/31, RT.007/012, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa
ah

lik
Gading, Jakarta Utara, sebagai saksi pelapor sesuai dengan Laporan
Polisi Nomor : LP/430/VIII/2008/Siaga-III tertanggal 5 Agustus 2008, yang
am

ub
mewakili PT. Metro Batavia berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda Nomor
15, Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Hendri Jayadi,
SH,. Dinalara DW. Butar Butar, SH., Samuel L. Tobing, SH., Raden Catur
ep
k

Wibowo, SH., dan Lonna Yohanes Lengkong,SH., para Advokat berkantor


ah

di Golden Boulevard Blok H 1-26, Jalan Pahlawan Seribu, BSD City,


R
Tangerang 15322, ;

si
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Praperadilan/

ne
ng

Terbanding;
m e l a w a n :

do
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Cq. KEPALA
gu

KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA Cq. KEPALA BADAN RESERSE


KRIMINAL MARKAS BESAR KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
In
A

Cq. DIREKTUR TINDAK PIDANA UMUM BADAN RESERSE KRIMINAL


KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA Cq. DIREKTUR I/KEAMANAN
ah

lik

DAN TRANS NASIONAL BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Trunojoyo Nomor 3,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;
m

ub

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Praperadilan/


ka

Pembanding;
ep

Mahkamah Agung tersebut ;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata


es

Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Praperadilan telah mengajukan per-


M

mohonan peninjauan kembali terhadap putusan Pengadilan Tinggi Jakarta


ng

on

al. 1 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 10 Maret 2011 No. 51/PID/PRAP/2011/PT.DKI., yang telah berkekuat-

R
an hukum tetap, dalam perkara melawan Termohon Peninjauan Kembali/

si
Termohon Praperadilan dengan posita sebagai berikut:

ne
Bahwa Pemohon telah membuat Laporan Polisi kepada Termohon atas

ng
adanya dugaan tindak pidana kejahatan penerbangan dan kejahatan terhadap
sarana/prasarana penerbangan dan atau perlidungan konsumen sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 479 huruf g dan atau Pasal 479 huruf p KUHP dan Pasal
62 ayat (1) Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

In
yang diduga dilakukan oleh terlapor Richard Budihadianto, dkk, yang beralamat
A
kantor di GMF Aero Asia Marketing Building Soekarno-Hatta Internasional
Airport Po.Box.1303 BUSH 19130, Cengkareng, sebagaimana tertuang dalam
ah

lik
Laporan Polisi No.Pol: LP/430/ VIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008;
Bahwa adapun kronologis kejadian yang menjadi dasar dibuatnya
am

ub
laporan kepolisian tersebut adalah sebagai berikut:
• Bahwa pada bulan Juni 2007, PT Metro Batavia membeli mesin pesawat
Type CFM56-3CI dengan nomor seri ESN 857854 dan nomor seri ESN
ep
k

724662 dari Debisin Air Suply Pte LTD-Singapura;


ah

• Bahwa guna memenuhi standar kelayakan penerbangan di Indonesia maka


R

si
berdasarkan ketentuan penerbangan di Indonesia mesin pesawat Type
CFM563CI dengan nomor seri ESN 857854 dan nomor seri ESN 724662

ne
ng

yang telah dibeli oleh PT. Metro Batavia tersebut terlebih dahulu harus
diperiksa atau dicek keadaan dan kelayakannya. Dalam segi teknik harus

do
dilakukan overhaul dan penggantian bearing dengan maksud agar mesin
gu

pesawat tersebut dapat layak terbang sesuai dengan jam terbang mesin
pesawat tersebut;
In
A

• Bahwa terhadap hal sebagaimana dimaksudkan dalam poin di atas,


PT.GMF Aero Asia mengajukan proposal untuk pelayanan perbaikan dan
ah

lik

perawatan kedua mesin tersebut. Hal mana dibuktikan dengan Surat


Nomor GMF/TP 2085/07 tertanggal 14 Juni 2007;

m

ub

Bahwa terhadap proposal tersebut PT. Metro Batavia menyetujuinya.


Berdasarkan Surat dari PT. GMF Aero Asia Nomor: GMF/TP2085/07
ka

tertanggal 14 Juli 2007 yang telah disetujui oleh PT. Metro Batavia, masa
ep

garansi perbaikan yang disepakati adalah 12 (dua belas) bulan terhitung


sejak mesin dipasangkan pada pesawat PT. Metro Batavia atau 1.000
ah

(seribu) jam terbang dengan ketentuan mana yang terlebih dahulu. Sebagai-
es

mana diatur secara jelas dalam poin di atas surat tersebut, yang menyata-
M

kan : ”GMF warrants to Batavia Air that the work performed under this
ng

on

al. 2 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
agreement will, at the time of rede/ivery, be free from defects in

R
workmanship for a period of twelve (12) month from the date of redelivery of

si
the engine or of instalation of the engine or 1.000 flight Hours of operation

ne
engine wichever shall first occur....”;

ng
• Bahwa berdasarkan kesepakatan tersebut dan guna melaksanakan
kewajibannya PT. GMF Aero Asia melakukan pemeriksaan dan beberapa

do
gu perbaikan (overhaul & penggantian bearing) terhadap kedua mesin pesawat
tersebut. Hasilnya kedua mesin pesawat tersebut layak terbang dan dapat

In
A
dipergunakan oleh PT. Metro Batavia. Kemudian pada tanggal 12
September 2007 kedua mesin pesawat tersebut dipasangkan pada pesawat
milik PT. Metro Batavia dengan type Boeing 737 seri 400 untuk melayani
ah

lik
rute penerbangan Jakarta-Medan;
• Bahwa pada tanggal 23 Oktober 2007 salah satu mesin pesawat milik PT.
am

ub
Metro Batavia tersebut yaitu seri ESN 857854 mengalami kerusakan
setelah terbang dengan ketinggian 19.000 kaki. Oleh karena mesin pesawat
ep
tersebut masih dalam tenggang waktu garansi perbaikan oleh PT. GMF
k

Aerio Asia, maka sesuai dengan proposal tersebut kemudian PT. Metro
ah

Batavia mengklaim kepada PT. GMF Aero Asia;


R

si
• Bahwa kemudian hasil analisa dari Center for Materials Processing and
Failure Analysis Universitas Indonesia Teknik Metalurgi terhadap mesin

ne
ng

pesawat ESN 857854 milik PT. Metro Batavia menyatakan bahwa benar
mesin pesawat tersebut mengalami kerusakan dan butuh beberapa

do
gu

perbaikan;
• Bahwa terhadap hasil pemeriksaan tersebut PT. Metro Batavia merasa ada
sesuatu yang janggal, di mana kerusakan mesin tersebut terjadi tidak lama
In
A

setelah mesin diperbaiki oleh PT. GMF Aero Asia bahkan masih dalam masa
garansi. Hal ini menimbulkan indikasi atau dugaan ketidakbenaran PT. GMF
ah

lik

Aero Asia pada saat melakukan perbaikan terhadap mesin pesawat ESN
857854 milik PT. Metro Batavia tersebut. Oleh karena kejadian rusaknya
m

ub

mesin pesawat ESN 857854 milik PT.Metro Batavia tersebut adalah pada
saat sedang dipergunakan melayani konsumen penerbangan di mana mesin
ka

tersebut mati bahkan ada ledakan pada saat sedang dipergunakan, hal ini
ep

jelas dapat mengancam keselamatan jiwa para pengguna jasa penerbangan


yang meng-gunakan armada penerbangan milik PT.Metro Batavia. Karena
ah

ini menyangkut masalah ”nyawa atau jiwa”, maka Pemohon melaporkan hal
es

tersebut untuk dilakukan penyelidikan dan Penyidikan adanya indikasi


M

ketidak benaran proses perbaikan yang dilakukan oleh PT. GMF Aero Asia;
ng

on

al. 3 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Bahwa adapun yang patut dimintakan pertanggungjawaban terhadap

R
kejadian tersebut adalah Bapak Richard Budihardianto selaku Direktur

si
Utama PT. GMF Aero Asia dan Bapak Arsin Anas selaku Kepala Bidang

ne
ng
Engine Maintenance PT. GMF Aero Asia, serta Bapak Drs. Khomsadi
Setiawan selaku Account Manager PT. GMF Aero Asia;
• Bahwa pada awalnya proses Penyidikan berjalan sangat baik di mana

do
gu menurut Termohon sudah terdapat bukti permulaan yang cukup adanya
suatu tindak pidana yang dilakukan oleh Terlapor Richard Budihadianto,

In
A
dkk., yang diduga melanggar Pasal 479 huruf g dan 479 huruf p KUHP dan
Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
ah

Konsumen, sehingga dengan keyakinannya pula Termohon meningkatkan

lik
status Richard Budihadianto, dkk, yang semula sebagai terlapor menjadi
tersangka;
am

ub
• Bahwa adapun bunyi dan isi dari Pasal-Pasal tersebut adalah sebagai
berikut:
ep
Pasal 479 g KUHP:
k

”barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan pesawat udara celaka,


ah

hancur, tidak dapat dipakai atau rusak, dipidana:


R

si
a. Dengan pidana penjara, selama-lamanya lima tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;

ne
ng

b. Dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika karena


perbuatan itu mengakibatkan matinya orang”

do
gu

Pasal 479 huruf p KUHP:


”Barang siapa memberikan keterangan yang diketahuinya adalah palsu dan
karena perbuatan itu membahayahakan keamanan pesawat udara dalam
In
A

penerbangan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas


tahun”;
ah

lik

Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang No.8 Tahun 1999;


”Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1)
m

ub

huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan
ka

pidana penjara paling lama 5 (lima tahun atau pidana denda paling banyak
ep

Rp.2.000.000. 000,00 (dua milyar rupiah) ;


• Bahwa selain daripada itu ada aturan penerbangan internasional yang
ah

diadopsi menjadi Keputusan Menteri Perhubungan RI No. KM 40 Tahun


es

2004 yaitu Civil Aviation Safety Regulation (CASR) No.145 Revision 2 di


M

ng

on

al. 4 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mana GMF Aero Asia sebagai AMO (Authorized Maintenance Organization)

R
wajib menjalani semua aturan di dalamnya;

si
• Bahwa proses Penyidikan selanjutnyapun berjalan dengan baik di mana

ne
ng
Termohon selaku Penyidik mengirimkan beberapa Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan, adapun salah satu Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan yang disampaikan oleh Termohon

do
gu bernomor : B/129-Unit-I/III/2010/Dit I, tertanggal 29 Maret 2010 dinyatakan :
3. Adapun kegiatan Penyidikan yang telah dilakukan selain yang telah di-

In
A
sampaikan sebelumnya, saat ini adalah pemeriksaan CFM563C1 ESN
857854 oleh Tim Labfor Bareskrim Polri meliputi:
a. Merekonstruksi mesin beserta komponen-komponennya;
ah

lik
b. Mempelajari cara bekerja mesin CFM56-3C1;
c. Mengidentifikasi kerusakan komponen-komponen di dalam mesin
am

ub
CFM56-3C1 ESN 857854;
4. Hambatan:
a. Tim Labfor membutuhkan waktu untuk pemeriksaan teknis atas mesin
ep
k

CFM56-3C1 ESN 857854 selama lebih kurang 2 (dua) bulan;


ah

b. Penyidik belum bisa memberkas laporan tersebut di atas sebelum ada


R

si
hasil pemeriksaan yang diserahkan oleh Tim Labfor Bareskrim Polri;
5. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Penyidik dan Tim Labfor

ne
ng

Bareskrim Polri adalah:


a. mengirimkan komponen-komponen yang diduga menjadi penyebab
kerusakan mesin CFM56-3C1 ESN 857854 ke Laboratorium Metalurgi

do
gu

Universitas Indonesia;
b. memberkas laporan tersebut di atas dan selanjutnya mengirimkan
In
A

kepada Jaksa Penuntut Umum, Kejaksaan Agung RI setelah mendapat


Laporan Hasil Pemeriksaan Tim Labfor Bareskrim Polri yang
ah

memeriksa atas mesin pesawat tersebut;


lik

• Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan


yang disampaikan oleh Termohon selaku Penyidik bernomor B/129-Unit-I/III/
m

ub

Dit I, tertanggal 29 Maret 2010, menunjukkan professionalisme Termohon


dalam melakukan Penyidikan terhadap perkara ini. Dan jika ditafsirkan
ka

ep

secara hukum artinya jika Termohon selaku Penyidik berani menyatakan


kepada Jaksa/Penuntut Kejaksaan Agung RI setelah mendapat Laporan
ah

Hasil Pemeriksaan Tim Labfor Bareskrim Polri yang memeriksa atas mesin
R

pesawat tersebut, artinya sudah terdapat bukti permulaan yang cukup


es
M

ng

on

al. 5 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Sdr. Richard

R
Budihadianto dkk, sebagaimana telah diuraikan di atas;

si
• Bahwa berkaitan dengan definisi bukti permulaan yang cukup berdasarkan

ne
ng
Keputusan Mahkejapol No.08/KMA/1984, No.M.02-KP.10.06 tahun 1984,
No.Kep-076/JA/3/1984, No.Pol: KEP/04/III/1984 tentang Peningkatan
Koordinasi Dalam Penanganan Perkara Pidana dirumuskan bahwa bukti

do
gu permulaan yang cukup seyogyanya minimal Laporan Polisi ditambah
dengan satu alat bukti, yang menurut hemat Pemohon bukan lagi bukti

In
A
permulaan yang cukup akan tetapi sudah merupakan bukti yang cukup
karena Termohon selaku Penyidik telah memeriksa 15 orang saksi, 2 orang
ahli dan 3 tersangka (vide: Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil
ah

lik
Penyidikan yang disampaikan oleh Penyidik bernomor: B/182-Unit-I/XI/2010/
Dit I, tertanggal 20 November 2009);
am

ub
Selain daripada itu,Termohon juga telah menerima dokumen/surat dari
Pemohon sebagai bukti surat dalam perkara tindak pidana a quo (vide: Surat
Tanda Penerimaan No. Pol.:STP/115-unit I/VI/2009/Dit-I tertanggal 25 Juni
ep
k

2009 dan Surat Tanda Penerimaan No.Pol:STP/198-unit-I/XI/2009/Dit-I


ah

tertanggal 5 November 2009;


R

si
• Bahwa keadaan menjadi berubah dan memang terdapat kejanggalan secara
tiba-tiba Termohon menerbitkan Surat Nomor: B/359-KN/X/2010/Dit Pidum,

ne
ng

tertanggal 22 Oktober 2010, perihal tentang Pemberitahuan Perkembangan


Hasil Penyidikan, di mana dalam hal isi surat tersebut dinyatakan ”Perkara

do
yang dipersangkakan kepada tersangka Richard Budihadianto, dkk tidak
gu

memenuhi unsur-unsur pidana, oleh karenanya sesuai hasil gelar perkara


merekomendasikan agar Laporan Polisi sebagaimana dimaksud dihentikan
In
A

untuk mendapat kepastian hukum;


• Bahwa hal ini jelas sangat ”aneh” dan ”janggal”, hanya dengan kalimat:
ah

lik

”Perkara yang dipersangkakan kepada tersangka Richard Budihadianto dkk


tidak memenuhi unsur-unsur pidana....” kemudian perkara dihentikan,
sementara berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil
m

ub

Penyidikan yang disampaikan oleh Termohon selaku Penyidik bernomor


ka

B/129-Unit I/III/2010/Dit I, tertanggal 29 Maret 2010, perkara tersebut telah


ep

siap untuk diberkas dan dikirimkan kepada Kejaksaan Agung Republik


Indonesia;
ah


R

Bahwa selain itu alasan penghentian perkara berdasarkan Surat Termohon


es

dengan nomor: B/359-KN/X/2010/DIT Pidum, tertanggal 22 Oktober 2010,


M

dengan alasan ”perkara yang dipersangkakan kepada Tersangka Richard


ng

on

al. 6 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Budihadianto dkk tidak memenuhi unsur-unsur pidana, oleh karenanya

R
sesuai hasil gelar perkara merekomendasikan agar laporan polisi

si
sebagaimana dimaksud dihentikan untuk mendapat kepastian hukum”

ne
adalah bertentangan dengan fakta-fakta Penyidikan yang sebelumnya telah

ng
dilakukan;
• Bahwa menurut ketentuan Pasal 109 ayat (2) KUHAP, secara limitatif

do
gu mengatur kewenangan dari Penyidik yang hanya boleh menghentikan
Penyidikan dengan alasan tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut

In
A
bukan merupakan tindak pidana atau Penyidikan dihentikan demi hukum;
• Bahwa dengan demikian, tidak ada kewenangan Termohon selaku Penyidik
ah

untuk menghentikan Penyidikan dengan alasan tidak memenuhi unsur-unsur

lik
pidana, karena yang berhak menilai terpenuhi atau tidaknya unsur-unsur
pidana hanyalah Pengadilan melalui putusannya;
am

ub
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon berdasarkan ketentuan
Pasal 77 jo Pasal 80 KUHAP mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
ep
berkenan memeriksa dan memutuskan:
k

PRIMAR:
ah

1. Mengabulkan permohonan Praperadilan Pemohon untuk seluruhnya ;


R

si
2. Menetapkan Penghentian Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon ber-
dasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan dengan

ne
ng

Nomor : B/359-KN/X/2010/Dit Pidum, tertanggal 22 Oktober 2010 adalah


tidak sah;

do
3. Memerintahkan Penyidikan atas Laporan Polisi No.Pol:LP/430/VIII/2008/
gu

Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dengan tersangka:


a. Richard Budihadianto;
In
A

b. Arsil Anas;
c. Drs.Khomsadi Setiawan;
ah

lik

Wajib dilanjutkan;
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
SUBSIDAIR:
m

ub

Atau, apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya


(Ex Aequo et bono);
ka

ep

Menimbang, bahwa amar putusan tentang permohonan Praperadilan dari


Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 21 Desember 2010 No. 65/Pid.Prap/
ah

2010/PN.Jkt.Sel adalah sebagai berikut:


R

1. Menerima permohonan Praperadilan Permohon untuk seluruhnya;


es
M

ng

on

al. 7 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Menetapkan Penghentian Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon

a
R
berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan dengan

si
Nomor : B/359-KN/X/2010/Dit.Pidum tertanggal 22 Oktober 2010 menurut

ne
hukum tidak sah;

ng
3. Memerintahkan Penyidikan atas Laporan Polisi No. Pol : LP/430/VIII/ 2008/
Siaga-III tertanggal 5 Agustus 2008 dengan tersangka :

do
gu a. RICHARD BUDIHADIANTO;
b. ARSIL ANAS;

In
c. DRS. KHOMSADI SETIAWAN;
A
Wajib dilanjutkan;
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Jakarta
ah

lik
tanggal 10 Maret 2011 No. 51/PID/PRAP/2011/PT.DKI., adalah sebagai
berikut:
am

ub
• Menerima permintaan banding dari Pembanding semula Termohon
Praperadilan tersebut di atas;
• Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 65/
ep
k

Pid.Prap/2010/PN.Jkt.Sel, tanggal 21 Desember 2010 yang dimintakan


ah

pemeriksaan dalam tingkat banding tersebut di atas;


R

si
MENGADILI SENDIRI :
• Menyatakan Penghentian Penyidikan berdasarkan Surat Ketetapan Nomor :

ne
ng

S.TAP/45.BK.N/X/2010/Dit.Pidum tanggal 20 Oktober 2010 atas nama


Tersangka Richard Budihadianto, 2. Asril Anas dan 3. Drs. Khomsadi

do
gu

Setiawan berdasarkan Laporan Polisi Nomor Pol. Lp/430/VIII/2008/Siaga III


tanggal 5 Agustus 2008 adalah sah;
• Membebankan biaya perkara ini dalam kedua tingkat pengadilan kepada
In
A

Negara;
Membaca surat permohonan Peninjauan kembali tertanggal 16 Juni 2011
ah

lik

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal


17 Juni 2011 dari Pemohon sebagai Terpidana yang memohon agar putusan
m

ub

Pengadilan Tinggi tersebut dapat ditinjau kembali;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ka

Membaca putusan Pengdilan Tinggi tersebut telah diberitahukan kepada


ep

Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Praperadilan pada tanggal 6 April


2011, dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum
ah

yang tetap;
es
M

ng

on

al. 8 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

R
Peninjauan kembali/Pemohon Praperadilan pada pokoknya adalah sebagai

si
berikut:

ne
1. Bahwa putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 51/Pid/Prap/20 l1/

ng
PT. DKI, tertanggal 10 Maret 2011 terdapat kekhilafan atau kekeliruan dalam
pertimbangan hukum pada halaman 5 alinea 2 dan 3 dinyatakan :

do
gu "Menimbang, bahwa berdasarkan Surat bukti T.17 menyatakan bahwa
kerusakan mesin pesawat Batavia Air Type CF M 563Cl Nomor seri E SN

In
857854 karena patahnya slot disk Nomor 2 dan pun Bleder HPS stage 1 dan
A
2 yang mengakibatkan Fan Blader nomor 3 sampai dengan nomor 9 patah
semua, hal ini disebabkan adanya benda asing (FOD) berupa logam screw
ah

lik
driver bit (patahan obeng) yang masuk kedalam HPS tersebut;
Menimbang bahwa keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan di
am

ub
hadapan Penyidik maupun saksi-saksi yang memberikan keterangan di
persidangan tidak ada yang memberikan bahwa ia mendengar sendiri,
melihat sendiri dan mengalami sendiri yaitu patahan obeng di dalam mesin
ep
k

pesawat terbang Type CF M 563C.l Nomor seri E SN 857854 dilakukan oleh


ah

tersangka (1. Richard Budihandianto, 2. Asril Anas dan 3. Drs. Khosamdi


R
Setiawan) baik mereka sebagai yang melakukan yang menyuruh melakukan,

si
turut serta melakukan, menganjurkan, membantu perbuatan tersebut"

ne
ng

2. Bahwa pertimbangan hukum dalam putusan tersebut jelas merupakan


kehilafan dan kekeliruan yang nyata yang dilakukan oleh Majelis Hakim
Tinggi PT DKI Jakarta, karena sebenarnya dalil yang menyatakan :

do
gu

kerusakan mesin pesawat Batavia Air Type CF M 563C.l Nomor seri E SN


857854 karena patahnya slot disk Nomor 2 dan pun Bleder HPS stage 1 dan
In
A

2 yang mengakibatkan Fan Blader nomor 3 sampai dengan nomor 9 patah


semua, hal ini disebabkan adanya benda asing (FOD) berupa logam screw
driver bit (patahan obeng) yang masuk ke dalam HPS tersebut mengacu
ah

lik

pada hasil pemeriksaan Labfor Polri yang menurut hemat Pemohon masih
perlu Penyidikan lebih lanjut mengingat hasil pemeriksaan tersebut baru
m

ub

berupa dugaan yang belum jelas siapa pelakunya. sepatutnya Penyidik


dalam hal ini Polri melakukan Penyidikan lebih lanjut bukan secara serta
ka

merta menghentikan proses Penyidikan terhadap perkara ini;


ep

Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tinggi yang menyatakan :


ah

keterangan saksi-saksi yang memberikan keterangan di hadapan Penyidik


R

maupun saksi-saksi yang memberikan keterangan di persidangan tidak ada


es

yang memberikan bahwa ia mendengar sendiri, melihat sendiri dan


M

ng

on

al. 9 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengalami sendiri yaitu patahan obeng di dalam mesin pesawat terbang

R
Type CF M 563C.l Nomor seri E SN 857854 dilakukan oleh tersangka (1.

si
Richard Budihandianto, 2. Asril Anas dan 3. Drs. Khosamdi Setiawan) baik

ne
mereka sebagai yang melakukan yang menyuruh melakukan, turut serta

ng
melakukan, menganjurkan, membantu perbuatan tersebut. Ini jelas
pertimbangan hukum yang sangat keliru, karena persoalan hukum rusaknya

do
gu mesin pesawat terbang milik Pemohon dalam hal ini Batavia Air bukan saja
persoalan "katanya" adanya patahan obeng di dalam mesin pesawat;

In
Bahwa selain itu, pertimbangan hukum Majelis Hakim Tinggi yang hanya
A
mendasarkan pada penilaian satu alat bukti saja yakni keterangan saksi
(itupun hanya satu orang saksi saja) tanpa mempertimbangkan alat-alat
ah

lik
bukti yang sah lainnya seperti Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan
Terdakwa sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP, yang sudah ada dan
am

ub
telah diperiksa sejak tahap Penyidikan merupakan kekhilafan yang nyata
yang mengakibatkan pertimbangan dalam putusannya menjadi keliru. (vide :
putusan Mahkamah Agung RI No. 20 PK/Pid/1983, tanggal 15 Maret 1984);
ep
k

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan baik


ah

melalui bukti-bukti surat yang diajukan oleh Pemohon maupun Penyidik


R
serta saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon maka dapat disimpulkan

si
bahwa Pemohon telah dapat membuktikan dalil-dalil permohonannya yang

ne
ng

menyatakan : "Bahwa terhadap hasil pemeriksaan tersebut PT. Metro


Batavia merasa ada sesuatu yang janggal, di mana kerusakan mesin
tersebut terjadi tidak lama setelah mesin diperbaiki oleh PT. GMF Aero Asia

do
gu

bahkan masih dalam masa garansi. Hal ini menimbulkan indikasi atau
dugaan ketidakbenaran PT. GMF Aero Asia pada saat melakukan perbaikan
In
A

terhadap mesin pesawat ESN 857854 milik PT. Metro Batavia tersebut. Oleh
karena kejadian rusaknya mesin pesawat ESN 857854 milik PT. Metro
Batavia tersebut adalah pada saat sedang dipergunakan melayani
ah

lik

konsumen penerbangan di mana mesin tersebut mati bahkan ada ledakan


pada saat sedang dipergunakan, hal ini jelas dapat mengancam
m

ub

keselamatan jiwa para pengguna jasa penerbangan yang menggunakan


armada penerbangan milik PT. Metro Batavia. Karena ini menyangkut
ka

masalah "nyawa" atau "jiwa”, maka Termohon dahulu Pemohon melaporkan


ep

hal tersebut untuk dilakukan Penyelidikan dan Penyidikan adanya indikasi


ah

ketidakbenaran proses perbaikan yang dilakukan oleh PT. GMF Aero Asia;
R

Bahwa adapun yang patut dimintakan pertanggungjawaban terhadap


es

kejadian tersebut adalah Bapak Richard Budihadianto selaku Direktur


M

ng

on

al. 10 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Utama PT. GMF Aero Asia, dan Bapak Arsil Anas selaku Kepala Bidang

R
Engine Maintenance PT. GMF Aero Asia, serta Bapak Drs. Khomsadi

si
Setiawan selaku Account Manager PT. GMF Aero Asia;

ne
Bahwa fakta hukum tersebut terungkap dari keterangan saksi Saverianus

ng
Parlindungan, BH, yang memberikan keterangannya di bawah janji di muka
persidangan pada tanggal 16 Desember 2010 yang secara tegas

do
gu menyatakan: "Mesin pesawat ESN 857854 milik PT. Metro Batavia tersebut
mengalami kerusakan setelah mendapat perbaikan dari PT. GMF Aero Asia,

In
di mana kerusakan itu telah terjadi pada saat melayani konsumen
A
penerbangan;
Bahwa selain itu fakta-fakta hukum di atas juga diperkuat oleh keterangan saksi
ah

lik
H. Setiawan (Captain Pilot) dan saksi Rr. Iin Irjayanti (Co. Pilot) yang
memberikan keterangannya di bawah sumpah di muka persidangan pada
am

ub
tanggal 16 Desember 2010 yang secara tegas menyatakan : ''mesin
pesawat tersebut mengalami kerusakan yaitu meledak di udara pada saat
pesawat sedang memerlukan tenaga untuk naik dari ketinggian 18.000 kaki
ep
k

menuju 19.000 kaki kejadian ini benar-benar sangat membahayakan


ah

penumpang yang berjumlah 175 jiwa.


R
Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas maka dapat disimpulkan

si
secara jelas dan nyata bahwa kerusakan mesin pesawat yang dialami oleh

ne
ng

Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Praperadilan terjadi di udara pada


saat pesawat sedang memerlukan tenaga untuk naik dari ketinggian 18.000
kaki menuju 19.000 kaki kejadian ini benar-benar sangat membahayakan

do
gu

penumpang pengguna jasa penerbangan milik Pemohon Peninjauan


Kembali dalam hal ini PT. Metro Batavia yang pada saat itu berjumlah 175
In
A

jiwa. Hal mana kerusakan mesin pesawat tersebut terjadi belum lama
setelah mendapat perbaikan dari PT. GMF Aero Asia;
Bahwa atas dasar fakta tersebutlah sebenarnya Pemohon Peninjauan Kembali/
ah

lik

Pemohon Praperadilan membuat Laporan Polisi kepada Penyidik atas


adanya dugaan tindak pidana kejahatan penerbangan dan kejahatan
m

ub

terhadap sarana/ prasarana penerbangan dan atau perlindungan konsumen


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 479 huruf g dan atau Pasal 479 huruf
ka

p KUHP dan pasal 62 ayat (1) Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang
ep

Perlindungan Konsumen yang diduga dilakukan oleh terlapor RICHARD


ah

BUDIHADIANTO, dkk., yang beralamat kantor di GMF Aero Asia Marketing


R

Building Soekarno-Hatta Internasional Airport Po. Box. 1303 BUSH 19130,


es

Cengkareng, sebagaimana tertuang dalam Laporan Polisi No. Pol: LP/430/


M

ng

on

al. 11 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
VIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 hal mana dapat dilihat dari

R
bukti - P1 yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon

si
Praperadilan;.

ne
Bahwa menurut Buku "Himpunan Tanya Jawab Permasalahan & Paparan Pada

ng
Rakernas Mahkamah Agung RI Dengan Jajaran Pengadilan Pada 4 (empat)
Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Tahun 2007 dan Tahun 2008",

do
gu halaman 114 menerangkan bahwa : "seharusnya terbukti atau tidaknya
kesalahan seseorang hanya dapat dilakukan setelah proses persidangan,

In
dan seterusnya.
A
Dengan demikian, tindakan Termohon Peninjauan Kembali yang meng-
hentikan proses Penyidikan Laporan Polisi No. Pol : LP/430/VIII/2008/
ah

lik
Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dengan alasan tidak cukup bukti adalah
tindakan yang bertentangan dengan Pasal 183 KUHAP, Pasal 184 KUHAP,
am

ub
serta pendapat dari Mahkamah Agung RI;
Bahwa berdasarkan uraian di atas secara jelas dan nyata dalam putusan
Pengadilan Tinggi Nomor : 51/Pid/Prap/2011/PT.DKI, tertanggal 10 Maret
ep
k

2011, terdapat kekhilafan atau kekeliruan yang nyata yang dilakukan Majels
ah

Hakim Tinggi Dki Jakarta yang memutus dan mengadili perkara tersebut,
R
sehingga cukup berasalan hukum bagi pemohon untuk memohon kepada

si
yang mulia dan terhormat hakim agung yang memeriksa dan mengadili

ne
ng

perkara ini membatalkan putusan Pengadilan Tinggi tersebut dan


memerintahkan demi hukum Penyidikan terhadap perkara ini dilanjutkan.
Bahwa sepatutnya Penyidikan terhadap laporan Polisi No.Pol:LP/ 430/VIII/2008/

do
gu

SIAGA-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dilanjutkan


demi hukum.
In
A

Berdasarkan alat-alat bukti baik bukti tulisan yang disampaikan oleh


Pemohon maupun Termohon dan keterangan saksi keterangan 3 orang
saksi yang diajukan oleh Pemohon, yaitu : 1. saksi SAVERIANUS
ah

lik

PARLINDUNGAN B.H., 2. saksi CAPTAIN SETIAWAN dan 3. saksi RR. IIN


IRJAYANTI, yang memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal
m

ub

16 Desember 2010 di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan, maka dapat diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :
ka

• Bahwa berdasarkan bukti P-1 yang dihubungkan dengan bukti T-1


ep

terungkap fakta hukum : "bahwa Pemohon pernah membuat Laporan


ah

Polisi di Markas Besar Polri atas dugaan telah terjadinya tindak pidana
R

kejahatan terhadap sarana/prasarana dan atau perlindungan konsumen


es

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 479 huruf 9 dan atau 479 huruf p
M

ng

on

al. 12 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
KUHP dan atau Undang-Undang No.8 tahun 1999 Pasal 62 ayat 1

R
tentang perlindungan konsumen.

si
• Bahwa berdasarkan bukti P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, P-l0, P-12, P-13,

ne
ng
P-14, P-15, P-16, P-17 yang dihubungkan dengan bukti T-2, T-3, T-4, T-5,
T-7, T-8, terungkap fakta hukum : "bahwa untuk menindaklanjuti Laporan
Polisi Pemohon dengan No. Pol : LP/430jVIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5

do
gu Agustus 2008, Termohon selaku Penyidik telah melakukan pemeriksaan
terhadap 15 orang saksi, baik sebagai saksi pelapor maupun saksi

In
A
fakta";
Bahwa dari hasil pemeriksan tersebut, tidak ada satupun dari saksi
tersebut yang menerangkan jika penyebab rusaknya mesin CFM56-3C1
ah

lik
ESN 857854, karena adanya patahan obeng yang diduga dimasukkan
oleh teknisi dari PT Metro Batavia. Dan seandainyapun Hasil
am

ub
Pemeriksaan Labfor Bareskrim Polri adalah benar, maka demi tegaknya
hukum dan keadilan, seharusnya Penyidik melanjutkan Penyidikannya
dan bukan malah menghentikan Penyidikan;
ep
k

• Bahwa berdasarkan bukti P-8 dan P-9 dihubungkan dengan keterangan


ah

saksi SAVERIANUS PARLINDUNGAN B.H. terungkap fakta hukum :


R

si
"bahwa untuk menguatkan Laporan Polisi Pemohon dengan No. Pol:
LP/430/VIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008, Pemohon telah

ne
ng

menyerahkan dokumen atau surat-surat sebagai alat bukti surat kepada


Termohon selaku Penyidik;

do
• Bahwa berdasarkan bukti P-l0 dihubungkan dengan bukti T-13, T-15 dan
gu

T-16 terungkap fakta hukum : "bahwa untuk melaksanakan kewajibannya


In
A

memberitahukan hasil perkembangan Penyidikan atas Laporan Polisi


Pemohon dengan No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5
ah

lik

Agustus 2008, pada tanggal 20 November 2009 Termohon selaku


Penyidik telah memberitahukan kepada Termohon dalam suratnya
tersebut telah memeriksa 2 saksi Ahli, namun faktanya dalam daftar bukti
m

ub

Termohon hanya 1 Berita Acara Pemeriksaan saksi ahli yang bernama


ka

AMAN SINAGA yang sesuai dengan waktu diterbitkannya bukti P-10


ep

yakni tanggal 20 November 2009.;


Sedang Berita Acara Pemeriksaan saksi Ahli yang bernama DR. RUDI
ah

SATRIYO MUKANTARDJO, S.H., M.H. dan Berita Acara Pemeriksaan


R

es

saksi Ahli yang bernama Drs. H. JAYADI dilakukan setelah diterbitkannya


M

bukti P-10 yakni tanggal 20 November 2009;


ng

on

al. 13 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan hal tersebut di atas, muncul pertanyaan mengapa hanya 1

R
Berita Acara Pemeriksaan saksi ahli yang bernama AMAN SINAGA saja

si
yang dijadikan bukti oleh Termohon ?, lalu kemana Berita Acara

ne
Pemeriksaan saksi Ahli lainnya, yang seharusnya ada dan dijadikan alat

ng
bukti oleh Termohon sesuai dengan bukti P-10 ?;
Dengan demikian, adalah patut dan wajar apabila Pemohon berpendapat

do
gu dan berkesimpulan bahwa Termohon selaku Penyidik diduga memiliki
itikad tidak baik untuk merencanakan secara sistematis penghentian

In
Penyidikan perkara tindak pidana kejahatan a quo dengan tujuan agar
A
seolah-olah tindakannya dipandang sah menurut hukum;
• Bahwa berdasarkan bukti P-10 dihubungkan dengan bukti T-10, T-11.
ah

lik
dan T-12 terungkap fakta hukum : "bahwa Termohon juga telah
melakukan pemeriksaan 3 orang Tersangka dan melakukan penyitaan
am

ub
terhadap mesin CFM56-3C1 ESN 857854 sebagai barang bukti yang
dapat dijadikan alat bukti petunjuk guna menemukan pelakunya;
• Bahwa berdasarkan bukti P-ll dihubungkan dengan bukti T-18 dan
ep
k

keterangan saksi SAVERIANUS PARLINDUNGAN B.H. terungkap fakta


ah

hukum : "bahwa apabila benar berdasarkan laporan hasil pemeriksaan


R

si
Labfor Bareskrim Polri telah menemukan penyebab rusaknya mesin
CFM56-3Cl ESN 857854 karena adanya patahan obeng yang masuk ke

ne
ng

dalam HPC, seharusnya Termohon selaku Penyidik sudah dapat


mengambil suatu kesimpulan dengan cara menghubungkan laporan hasil

do
perneriksaan Labfor Bareskrim Polri dengan alat-alat bukti lainnya seperti
gu

keterangan saksi SAVERIANUS PARLINDUNGAN B.H dan saksi fakta


lainnya yang pada pokoknya menerangkan jika kewenangan untuk
In
A

melakukan pembongkaran mesin CFM56-3Cl ESN 857854 hanya


diberikan kepada SHOP atau bengkel yang telah memiliki sertifikasi dan
ah

lik

satu-satunya bengkel pesawat yang memiliki sertifikasi itu hanya PT


GMF Aero Asia;
Bahwa setelah menghubungkan laporan hasil pemeriksaan Labfor
m

ub

Bareskrim Polri dengan keterangan saksi SAVERIANUS


PARLINDUNGAN B.H dan saksi fakta lainnya, selanjutnya Termohon
ka

ep

dapat mengaitkannya dengan Alat bukti Surat (P-8, P-9 dan T-17) yang
telah diberikan oleh Pemohon, di mana berdasarkan alat bukti
ah

surat tersebut sebenarnya tanpa harus menelusuri lebih dalam penyebab


R

rusaknya mesin CFM56-3C1 ESN 857854 telah cukup bukti apabila PT.
es
M

GMF Aero Asia telah melakukan kelalaian karena tidak melakukan


ng

on

al. 14 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
koordinasi terlebih dahulu dengan Pabrik Pembuat Mesin CFM56-3Cl

R
ESN 857854 yang merupakan keharusan mengingat Mesin CFM56-3Cl

si
ESN 857854 pernah mengalami Hard Landing;

ne
Dengan demikian, Termohon selaku Penyidik sebenarnya sudah dapat

ng
memberkas Laporan Polisi Pemohon dengan No. Pol: LP/430jVIII/2008/
Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dan selanjutnya mengirimkan

do
gu kepada Jaksa/Penuntut Umum Kejaksaan Agung RI. Dan kalaupun,
Termohon masih ragu untuk memberkas laporan tersebut, seyogyanya

In
Termohon melanjutkan Penyidikannya untuk mencari tahu siapa pemilik
A
dari patahan obeng tersebut, sehingga dapat menemukan Pelakunya;
• Bahwa berdasarkan bukti P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9, P-10,
ah

lik
P-12, P-13, P-14, P-15, P-16, P-17 yang dihubungkan dengan bukti T-2,
T-3, T-4, T-5, T-7, T-8,T- 10, T-11, T-12, T-13, T-15 dan T-16 dan
am

ub
keterangan saksi SAVERIANUS PARLINDUNGAN B.H. serta dikaitkan
dengan bukti P-22, P-23a dan P-23b, terungkap fakta hukum : "bahwa
benar dan terbukti, Menurut O.C. Kaligis berdasarkan Keputusan
ep
k

Mahkejapol no. 08/KMA/1984, No. M.02-KP.10.06 tahun 1984, No.


ah

Kep-076/JA/3/1984, No.Pol : KEP/04/III/1984 tentang peningkatan


R

si
koordinasi dalam penanganan perkara pidana dirumuskan bahwa bukti
permulaan

ne
ng

yang cukup seyogianya minimal Laporan Polisi ditambah dengan satu


alat bukti;
Sementara dalam perkara ini sudah terdapat lebih dari satu alat bukti,

do
gu

yang menurut hemat Pemohon bukan lagi bukti permulaan yang cukup
akan tetapi sudah merupakan bukti yang cukup karena Termohon selaku
In
A

Penyidik telah memeriksa 15 orang saksi, 2 orang ahli, dan 3 tersangka


(vide : Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan yang di-
ah

sampaikan oleh Penyidik bernomor : B/182-Unit-I/XI/2010/Dit I, ter-


lik

tanggal 20 November 2009);


Selain itu, Pemohon juga telah menyerahkan dokumen atau surat-surat
m

ub

sebagai alat bukti surat kepada Termohon selaku Penyidik. Dan telah
melakukan penyitaan terhadap mesin CFM56-3C1 ESN 857854 sebagai
ka

ep

barang bukti yang dapat dijadikan alat bukti petunjuk guna menemukan
pelakunya";
ah

Bahwa Menurut Pendapat M. Yahya Harahap, S.H. : "Untuk memahami


R

pengertian cukup bukti sebaiknya Penyidik memperhatikan dan ber-


es

pedoman kepada ketentuan Pasal 183 KUHAP yang menegaskan


M

ng

on

al. 15 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
prinsip batas minimal pembuktian (sekurang-kurangnya ada dua alat

R
bukti), dihubungkan dengan Pasal184 KUHAP dan seterusnya…..”;

si
Pasal 183 KUHAP berbunyi :

ne
"Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila

ng
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang saja memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa

do
gu Terdakwalah yang bersalah melakukannya";
Pasal 184 KUHAP berbunyi :

In
(1) Alat bukti yang sah ialah :
A
a. keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
ah

lik
c. surat;
d. petunjuk;
am

ub
e. keterangan Terdakwa.
• Bahwa dalam Laporan Polisi Pemohon dengan No. Pol: LP/430/VIII/
2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008, telah terdapat seluruh alat
ep
k

bukti yang sah sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP. Dengan


ah

demikian, tindakan Termohon yang telah melakukan penghentian


R

si
Penyidikan berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil
Penyidikan dengan nomor : B/359-KN/X/2010/Dit Pidum, tertanggal 22

ne
ng

Oktober 2010 atas Laporan Polisi Pemohon dengan No. Pol: LP/430/
VIII/2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dengan alasan tidak cukup
bukti adalah tidak sah karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 183

do
gu

KUHAP yang menegaskan prinsip batas minimal pembuktian (sekurang-


kurangnya ada dua alat bukti);
In
A

• Bahwa selain daripada itu berdasarkan fakta-fakta hukum yang


terungkap dalam persidangan baik melalui bukti-bukti surat yang diajukan
ah

lik

oleh Pemohon maupun Termohon serta saksi-saksi yang diajukan oleh


Pemohon maka dapat disimpulkan bahwa Pemohon telah dapat
membuktikan dalil-dalil permohonannya yang menyatakan : ''Bahwa
m

ub

terhadap hasil pemeriksaan tersebut PT. Metro Batavia merasa ada


sesuatu yang janggal, di mana kerusakan mesin tersebut terjadi tidak
ka

ep

lama setelah mesin diperbaiki oleh PT. GMF Aero Asia bahkan masih
dalam masa garansi. Hal ini menimbulkan indikasi atau dugaan
ah

ketidakbenaran PT. GMF Aero Asia pada saat melakukan perbaikan


R

terhadap mesin pesawat ESN 857854 milik PT. Metro Batavia tersebut.
es
M

Oleh karena kejadian rusaknya mesin pesawat ESN 857854 milik PT.
ng

on

al. 16 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Metro Batavia tersebut adalah pada saat sedang dipergunakan melayani

R
konsumen penerbangan di mana mesin tersebut mati bahkan ada

si
ledakan pada saat sedang dipergunakan, hal ini jelas dapat mengancam

ne
keselamatan jiwa para pengguna jasa penerbangan yang menggunakan

ng
armada penerbangan milik PT. Metro Batavia. Karena ini menyangkut
masalah "nyawa" atau “jiwa” maka Pemohon melaporkan hal tersebut

do
gu untuk dilakukan Penyelidikan
ketidakbenaran proses perbaikan yang dilakukan oleh PT. GMF Aero
dan Penyidikan adanya indikasi

In
Asia;
A
Bahwa adapun yang patut dimintakan pertanggungjawaban terhadap
kejadian tersebut adalah Bapak Richard Budihadianto selaku Direktur
ah

lik
Utama PT. GMF Aero Asia, dan Bapak Arsil Anas selaku Kepala bidang
Engine Maintenance PT. GMF Aero Asia, serta Bapak Drs. Khomsadi
am

ub
Setiawan selaku Account Manager PT. GMF Aero Asia;
• Bahwa fakta hukum tersebut terungkap dari keterangan saksi Saverianus
Parlindungan, BH, yang memberikan keterangannya di bawah janji di
ep
k

muka persidangan pada tanggal 16 Desember 2010 yang secara tegas


ah

menyatakan: "mesin pesawat ESN 857854 milik PT. Metro Batavia


R

si
tersebut mengalami kerusakan setelah mendapat perbaikan dari PT.
GMF Aero Asia, dan kerusakan itu teriadi pada saat melayani konsumen

ne
ng

penerbangan ;
• Bahwa selain itu fakta-fakta hukum di atas juga diperkuat oleh

do
keterangan saksi H. Setiawandan saksi Rr. Iin Iriayanti yang mem-
gu

berikan keterangannya di bawah sumpah di muka persidangan pada


tanggal 16 Desember 2010 yang secara tegas menyatakan : "mesin
In
A

pesawat tersebut mengalami kerusakan yaitu meledak diudara pada saat


pesawat sedang memerlukan tenaga untuk naik dari ketinggian 18.000
ah

lik

kaki menuju 19.000 kaki, kejadian ini benar-benar sangat mem-


bahayakan penumpang yang berjumlah 175 jiwa"
• Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas maka dapat
m

ub

disimpulkan secara jelas dan nyata bahwa kerusakan mesin pesawat


ka

yang dialami oleh Pemohon terjadi di udara pada saat pesawat sedang
ep

memerlukan tenaga untuk naik dari ketinggian 18.000 kaki menuju


19.000 kaki kejadian ini benar-benar sangat membahayakan penumpang
ah

pengguna jasa penerbangan milik Pemohon dalam hal ini PT. Metro
R

es

Batavia yang pada saat itu berjumlah 175 jiwa. Hal mana kerusakan
M

mesin pesawat tersebut terjadi belum lama setelah mendapat perbaikan


ng

on

al. 17 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari PT. GMF Aero Asia;

R
• Bahwa atas dasar fakta tersebutlah sebenarnya Pemohon membuat

si
Laporan Polisi kepada Termohon atas adanya dugaan tindak pidana

ne
ng
kejahatan penerbangan dan kejahatan terhadap sarana/prasarena
penerbangan dan atau perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 479 huruf 9 dan atau Pasal 479 huruf p KUHP dan pasal 62

do
gu ayat (1) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang diduga dilakukan oleh terlapor RICHARD

In
A
BUDIHADIANTO, dkk., yang beralamat kantor di GMF Aero Asia
Marketing Building Soekarno-Hatta Internasional Airport Po. Box. 1303
BUSH 19130, Cengkareng, sebagaimana tertuang dalam Laporan Polisi
ah

lik
No. Pol : LP /430/VIII/2008/ Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 hal
mana dapat dilihat dari bukti-P1 yang diajukan oleh Pemohon;
am

ub
Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas maka cukup beralasan
hukum bagi Pemohon untuk memohon kepada Hakim Agung Mahkamah
Agung R.I. yang memeriksa perkara ini menyatakan sepatutnya Penyidikan
ep
k

terhadap Laporan Polisi No. Pol: LP/430/VIII/2008/SIAGA-III, tertanggal 5


ah

Agustus 2008 dilanjutkan demi hukum.


R

si
Surat Ketetapan Nomor : S.TAP/4S.B.KN/ X/2010/DIT.PIDUM tanggal 20
Oktober 2010, tentang penghentian Penyidikan adalah tidak sah dan tidak

ne
ng

benar, oleh karenanya patut demi hukum Laporan Polisi No. Pol: LP/430/
VIII/2008/SIAGA-III, tertanggal 5 Agustus 2008 dilanjutkan.
Bahwa kembali Pemohon tegaskan sebagaimana diakui sendiri oleh

do
gu

Termohon dalam pemeriksaan perkara pidana berdasarkan Laporan Polisi


No. Pol : LP/430/VIII/ 2008/Siaga-III, tertanggal 5 Agustus 2008 ini telah
In
A

diperiksa 15 (lima belas) orang saksi, 3 (tiga) orang ahli dan 3 (tiga) orang
tersangka serta hasil pemeriksaan Puslabfor Polri terhadap mesin pesawat
ah

Batavia Air tipe CFM56-3CI No. Seri ESN 857854. Terhadap hasil
lik

pemeriksaan tersebut, sebagaimana didalilkan Termohon yang pada


kesimpulannya adalah :
m

ub

• Walaupun proses Penyidikan perkara yang dilaporkan Pemohon


sebagaimana Laporan Polisi No. Pol : LP/430/VIII/2008/Siaga-III,
ka

ep

tertanggal 5 Agustus 2008, telah dilakukan dengan menetapkan


tersangka masing-masing atas nama Richard Budihandianto (Direktur
ah

Utama PT. GMF Aero Asia), Arsil Anas (Account Manager & Cutomer
R

Support), Drs. Khomsadi Setiawan (Account Manager) berdasarkan bukti


es
M

permulaan yang cukup, tetapi perkembangan selanjutnya saksi-saksi


ng

on

al. 18 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang telah diperiksa keterangannya belum dapat memperkuat/

R
mendukung bukti permulaan yang cukup;

si
• Adanya laporan hasil pemeriksaan Labfor Bareskrim Polri yang tidak

ne
ng
sejalan dengan keterangan saksi-saksi di atas, yang pada intinya
menyatakan kerusakan mesin pesawat Batavia tersebut karena patahnya
Slot Disk No. 2 dan Fan blades HPC stage 1 dan 2 yang mengakibatkan

do
gu Fan blades stage No.3 s.d. no 9 patah semua, hal ini disebabkan benda
asing (FOD) berupa logam screw driver bit (patahan obeng) yang masuk

In
A
ke dalam HPC tersebut;
Bahwa kemudian Termohon juga mengutip sebagian kecil pendapat ahli
dalam hal ini adalah DR. Rudy Satrio Mukantardjo, S.H., M.H., Aman
ah

lik
Sinaga, S.H. dan Drs. H. Jayadi untuk mendukung kesimpulannya dalam
menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan berdasarkan Surat
am

ub
Ketetapan Nomor : S.Tap/45.B.KN/X/2010/Dit.Pidum tanggal 20 Oktober
2010;
Bahwa terhadap kesimpulan yang didalilkan oleh Termohon sangat jelas
ep
k

dan nyata yang menjadi suatu bukti dan fakta hukum sebagai terungkap
ah

secara tegas dalam dalil Termohon yang menyatakan :


R

si
"kerusakan mesin pesawat Batavia tersebut karena patahnya Slot Disk
No.2 dan Fan blades HPC stage 1 dan 2 yang mengakibatkan Fan blades

ne
ng

stage No.3 s.d. No 9 patah semua, hal ini disebabkan benda asing (FOD)
berupa logam screw driver bit (patahan obeng) yang masuk ke dalam
HPC tersebut"

do
gu

Bahwa berdasarkan temuan dari Labfor Bareskrim Polri tersebut sepatutnya


Penyidik melakukan Penyidikan terhadap pihak-pihak yang seharusnya
In
A

bertanggung jawab yang menyebabkan hal tersebut, karena jika memang


ada benda asing (FOD) yang masuk dalam mesin pesawat, maka
ah

sepatutnya dicari bagaimana benda asing tersebut dapat masuk ? kapan


lik

masuknya ? apakah pada saat sedang reparing penggantian bearing dan


over haul ? siapa yang memasukannya ? dan melakukan pengkajian secara
m

ub

mendalam dengan menganalisa fakta-fakta hukum lainnya jika Termohon


menganggap keterangan saksi-saksi "belum" cukup yang kesemuanya
ka

ep

tersebut merupakan proses Penyidikan.


Bahwa dengan adanya fakta-fakta tersebut dan hasil dari Labfor Bareskrim
ah

Polri tersebut, Penyidik sepatutnya melakukan Penyidikan lebih lanjut bukan


R

malah menghentikan Penyidikan dengan menerbitkan Surat Ketetapan


es

Nomor :S.Tap/45.B.KN/X/2010/Dit.Pidum tanggal 20 Oktober 2010. Di mana


M

ng

on

al. 19 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diketahui oleh Pemohon berdasarkan surat nomor : B/359-KN/X/2010/Dit

R
Pidum, tertanggal 22 Oktober 2010, perihal tentang : Pemberitahuan

si
Perkembangan Hasil Penyidikan, di mana dalam isi surat tersebut

ne
dinyatakan : "Perkara yang dipersangkakan kepada Tersangka RICHARD

ng
BUDIHADIANTO, dkk tidak memenuhi unsur-unsur pidana, oleh karenanya
sesuai hasil gelar perkara merekomendasikan agar laporan polisi

do
gu sebagaimana dimaksud dihentikan untuk mendapat kepastian hukum";
Bahwa selain itu terdapat kejanggalan lain dari keterangan ahli DR. Rudy

In
Satrio Mukantardjo, S.H., M.H. yang merupakan ahli pidana, akan tetapi
A
sebagaimana kutipan Termohon dalam jawabannya, bahwa ahli
menyatakan : "bahwa logam screw driver (patahan obeng) diduga
ah

lik
dimasukan oleh tehnisi dari PT. Metro Batavia itu sendiri baik disengaja
maupun tidak ..... "Keterangan ini sepatutnya bukan merupakan keterangan
am

ub
ahli, yang seharusnya menerangkan berdasarkan keahliannya bukan fakta.
Keterangan yang dijelaskan itu adalah "keterangan yang menjelaskan fakta".
Dan ahli tidak patut menerangkan hal tersebut. Oleh karenanya tidak benar
ep
k

jika hal tersebut dijadikan dasar bagi Termohon untuk menghentikan perkara
ah

ini;
R
Bahwa jika memang Termohon memaksakan menjadikan kesimpulan Saksi

si
Ahli DR. Rudy Satrio Mukantardjo, S.H., M.H. sebagai dasar untuk meng-

ne
ng

hentikan Penyidikan dalam perkara ini, seharusnya dari keterangan tersebut


sepatutnya Termohon melakukan Penyidikan mencari pihak-pihak yang
sepatutnya diduga bertanggungjawab memasukan logam screw driver

do
gu

(patahan obeng) tersebut,


Bahwa berdasarkan uraian tersebut maka sepatutnya Termohon melakukan
In
A

Penyidikan terus terhadap perkara ini bukan menghentikannya, sebagai-


mana didalilkan oleh Termohon sendiri dalam dupliknya pada halaman 4 poin
6 yang menyatakan : "Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik
ah

lik

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi guna menemukan
m

ub

Tersangkanya";
Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan tersebut Mahkamah
ka

Agung berpendapat bahwa karena perkara aquo merupakan perkara Pra-


ep

peradilan, sehingga sesuai Pasal 45 A Undang-Undang No.5 Tahun 2004 yang


ah

telah dirubah dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2009, perkara Praperadilan


R

tidak dapat diperiksa pada tingkat kasasi, apalagi pada Peninjauan Kembali,
es

karena Pasal 45 A tujuannya untuk membatasi perkara yang masuk ke


M

ng

on

al. 20 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mahkamah Agung terutama perkara-perkara ringan, oleh karena itu maka

R
permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon

si
Praperadilan tersebut, secara formal tidak dapat diterima;

ne
Menimbang, oleh karena permohonan peninjauan kembali tidak dapat

ng
diterima maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon Peninjauan
Kembali/Pemohon Praperadilan;

do
gu Memperhatikan Undang-Undang No.48 Tahun 2009, Undang-Undang
No.8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana yang

In
telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan
A
perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
ah

lik
MENGADILI
Menyatakan tidak dapat diterima permohonan peninjauan kembali dari
am

ub
Pemohon Peninjauan Kembali : DEXTER LEOPARD tersebut ;
Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan Peninjauan Kembali
ep
tersebut tetap berlaku;
k

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada


ah

Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Praperadilan yang dalam tingkat


R

si
peninjauan kembali ditetapkan sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

ne
ng

Agung pada hari: Rabu, tanggal 21 Desember 2011 oleh Dr.Artidjo Alkostar,
SH.,LL.M., Ketua Muda yang ditetapkan sebagai Ketua Majelis, Dr.H. Andi

do
gu

Abu Ayub Saleh, SH.,MH. dan Dr. Salman Luthan,SH,,MH., Hakim-Hakim


Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta, Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan
In
A

dibantu oleh Ny. Mariana Sondang, SH.,MH., Panitera Pengganti dengan


tidak dihadiri oleh Pemohon Peninjauan Kembali dan Termohon Peninjauan
ah

lik

Kembali.
Hakim-Hakim Anggota Ketua
ttd./ ttd./
m

ub

Dr.H. Andi Abu Ayub Saleh, SH.,MH. Dr.Artidjo Alkostar, SH.,LL.M


ttd./
Dr. Salman Luthan,SH,,MH.
ka

Panitera Pengganti
ep

ttd./
Ny. Mariana Sondang, SH.,MH.
ah

Untuk Salinan
R

Mahkamah Agung R.I.


es

a.n. Panitera,
M

Panitera Muda Pidana


ng

on

al. 21 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MACHMUD RACHIMI,SH.,MH.

si
NIP. 040 018 310

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep

dalam hal ini diwakili kuasa nya Komisaris Besar Polisi Banuara
ah

Manurung, SH, MH., Ajun Komisaris Besar Polisi. Yusmar Latief, SH.,
R

Ajun Komisaris Besar Polisi. Drs. R. Purwadi, SH., Komisaris Polisi.


es

WArasman Marbun, SH, MH., Komisaris Polisi Fidian S, SH, MH dan


M

ng

Penata Tk. I Syahril, SH, berdomisili hukum pada Divisi Hukum


on

al. 22 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kepolisian Republik Indonesia, beralamat di Jalan Trunojoyo Nomor 3,

R
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,;

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

al. 23 dari 21 hal. Put. No.112 PK/Pid/2011


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Anda mungkin juga menyukai