Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASKEB KEGAWATDARURATAN 20 Agustus 2019

PLASENTA PREVIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III
Dwi Sulistiowati
Gusti Ayu Sri Laksmini
Nancy Indrianvy
Rahayu Wijia Lestari R
Rilay Intan Isey
Rosita

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN
2019/2020

1
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ..................................................................................................................i


Daftar Isi ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1

C. Tujuan .........................................................................................................................1

D. Manfaat .......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................3

A. Definisi Plasenta Previa ................................................................................................3

B. Klasifikasi Plasenta Previa ...........................................................................................3

C. Etiologi Plasenta Previa ...............................................................................................5

D. Faktor Plasenta Previa .................................................................................................5

E. Patofisiologi Plasenta Previa ......................................................................................6

F. Diagnosa Plasenta Previa ............................................................................................6

G. Komplikasi Plasenta Previa .........................................................................................7

H. Penanganan Plasenta Previa ........................................................................................8

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................10

A. Kesimpulan ..................................................................................................................10

B. Saran ............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum.

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan

diatas 28 minggu (Manuaba, 2014). Komplikasi utama yang menimbulkan

perdarahan yang cukup banyak dan fatal akibat plasenta previa adalah kejadian

plasenta aktreta akibat dari plasenta yang terletak di segmen bawah rahim dan

mengakibatkan jaringan trofoblast menginfasi hingga ke dalam miometrium

selanjutnya menuju perimetrium dan perlu dilakukan penanganan histerektomi.

Plasenta previa memiliki prevalensi kejadian sekitar 5.2 per 1000 kehamilan

(Cresswell, 2013). Plasenta previa meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas ibu

dan bayi karena perdarahan masif. Masalah perdarahan hebat yang berhubungan

dengan plasenta previa terjadi tidak hanya selama kehamilan, tapi juga pada saat

setelah sectio caesarea (Ojha, 2012). Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti

sulit ditentukan namun ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta

previa seperti jarak kehamilan, paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo,

Sarwono. 2009).

B. RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam makalah adalah bagaimana perdarahan antepartum pada plasenta previa

C. TUJUAN
Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

perdarahan antepartum pada plasenta previa

3
D. MANFAAT
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan

dan dapat mengaplikasikan ilmu mengenai plasenta previa, serta sebagai bahan

masukan bagi institusi, khususnya di Poltekkes Kemenkes Palu.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Plasenta Previa


Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau

seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) dan oleh karenanya bagian

terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggu (PAP) atau

menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta umumnya

terletak di corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.

(Prawirohardjo, 2011)

Sejalan dengan bertambah besarnya segmen bawah rahim (SBR) ke arah

proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

(SBR) ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim (SBR) seolah

plasenta tersebut berimigrasi. Ostium Uteri yang secara dinamik mendatar dan

meluas dalam persalinan kala I bisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup

oleh plasenta. (Prawirohardjo, 2009).

Kejadian Plasenta previa sekitar 0,3 sampai 0,6 % dari persalinan sedangkan di

rumah sakit lebih tinggi, karena menerima rujukan dari luar. (Chandranita, ,2013)

B. Klasifikasi Plasenta Previa


1. Menurut de Snoo

Klasifikasi plasenta previa menurut de Snoo berdasarkan pada Pembukaan 4-5

cm adalah :

a. Plasenta previa sentralis (totalis) bila pada 4-5 cm teraba plasenta menutupi

seluruh ostea.

5
b. Plasenta previa lateralis : bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan

ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 yaitu:

a. Plasenta previa lateralis posterior, bila sebagian menutupi ostea bagian

belakang.

b. Plasenta previa lateralis anterior, bila sebagian menutupi ostea bagian

depan.

c. Plasenta previa marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea

yang ditutupi plasenta.

2. Menurut Penulis Buku-buku Amerika Serikat, klasifikasi plasenta previa adalah

sebagai berikut:

1. Plasenta previa totalis, seluruh ostea ditutupi uri

2. Plasenta previa partialis, sebagian ditutup uri

3. Plasenta letak rendah (low-lying placenta), pinggir plasenta berada 3-4 cm

diatas pinggir pembukaan , pada periksa dalam tidak teraba.

3. Menurut Bewone

Klasifikasi plasenta previa yang dikemukakan Bewone adalah sebagai berikut:

1. Tingkat I = Lateral plasenta previa: pinggir bawah plasenta berinsersi

sampai ke segman bawah Rahim, namun tidak sampai ke pinggir

pembukaaan.

2. Tingkat II = Marginal plasenta previa : plasenta mencapai pinggir

pembukaan (ostea).

3. Tingkat III = Complete plasenta previa : plasenta menutupi ostea waktu

tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hamper lengkap.

4. Tingkat IV = Central plasenta previa: plasenta menutupi seluruhnya pada

pembukaan hampir lengkap pun

6
C. Etiologi Plasenta Previa
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta

previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea,

bekas aborsi, kelainan janin, dan mioma uteri. Penyebab secara pasti belum

diketahui dengan jelas.

Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim dapat

disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi,

endometrium yang tipis sehingga diperluasan plasenta untuk mampu memberikan

nutrisi pada janin dan vili korealis pada chorion leave yang persisten. (Yulaikhah,

2010)

D. Faktor Resiko Plasenta Previa


Faktor predisposisi plasenta previa, meliputi umur, paritas dan endometrium

yang cacat. (Chandranita, 2013)

1. Umur Penderita,

a. muda umur karena endometrium masih belum sempurna.

b. Umur di atas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang subur.

2. Paritas yang tinggi kejadi plasenta previa makin besar karena endometrium belum

sempat tumbuh

3. Endometrium yang cacat

a. Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek <2 tahun

b. Bekas operasi, bekas kutetase atau plasenta manual

c. Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip

d. Pada keadaan malnutrisi.

E. Patofisiologi Plasenta Previa


Dengan bertambah tuanya kehamilan segmen bawah uterus akan lebih

melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen

7
bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat

diikuti oleh plasenta yang melekat pada uterus tanpa terlepasnya sebagian plasenta

dari dinding uterus dan pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.

F. Diagnosa Plasenta Previa

Diagnosis plasenta previa ditegakkan berdasarkan pada gejala klinis,

pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. (Chandranita,2013)

1. Anamnesa Plasenta previa

Terjadi perdarahan pada kehamilan >22 minggu, sifat perdarahan (tanpa

rasa sakit terjadi secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas, dapat berulang,

perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim)

2. Pada inspeksi di jumpai

Perdarahan pervaginam encer sampai menggumpal, pada perdarahan yang

banyak ibu tampak anemis.

3. Pemriksaan fisik ibu

Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok. Kesadaran

penderita bervariasi dari kesadaran baik maupun koma. Pada pemeriksaan dapat

dijumpai (tekanan darah, nadi dalam batas normal; tekanan darah menurun,

nadi dan pernafasan meningkat; ekstremitas atas dan bawah menjadi dingin;

ta,pak anemis).

4. Pemeriksaan khusus kebidanan

a. Pemeriksaan palpasi abdomen (janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri

sesuai dengan usia kehamilan, karena plasenta disegmen bawah rahim, maka

dapat dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih

tinggi)

8
b. Pemeriksaan denyut jantung janin bervariasi dari normal sampai asfiksia dan

kematian dalam rahim

c. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk segera

mengambil tindakan. Tujuan pemeriksaan dalam untuk menengakkan

diagnosis pasti, mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan

atau hanya memecahkan ketuban. Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta

sekitar ostium uteri internum.

d. Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan ultrasonografi, mengurangi

pemeriksaan dalam, menegakkan diagnosis)

G. Komplikasi Plasenta Previa


Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang

menderita plasenta previa menurut sarwono, 2009.

1. Pada ibu

a. Anemia

Oleh karena pembekuan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka

pelepasan plasenta dari tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan

semakin banak, dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah

sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.

b. Perdarahan

Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah

sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak. Oleh

karena itu, harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual di tempat

ini biasanya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen

bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada

retensio plasenta.

9
Apabila oleh salah satu sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak

terkendali dengan cara-cara yang lebih sederhana seperti penjahitan segmen

bawah rahim, ligasi arteria uterina, ligasi arteria ovarika, pemasangan

tampon, atau ligasi arteria hipogastrika, maka pada keadaan yang sangat

gawat seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan histerektomi total.

Morbiditas dari semua tidakan tentu merupakan komplikasi tidak langsung

dari plasenta previa.

2. Pada janin

a. Kelainan letak

Pada plasenta previa lebih sering terjadi kelainan letak janin. Hal ini

memaksa lebih sering diambil tidakan operasi dengan segala

konsekuensinya.

b. Kelahiran prematur dengan gawat janin.

Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh

karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan

belum aterm. Pada kehamilan >37 minggu dapat dilakukan amniosentesis untuk

mengetahui kematangan paru, janin dan pemberian kortikosteroid untuk

mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya antisipasi.

H. Penanganan Plasenta Previa

10
Sumber: SOP penatalaksanaan plasenta previa di puskesmas tinggede kab. Sigi)

Pada penatalaksanaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas), dalam kasus

perdarahan antepartum plasenta previa.Apabila pasien datang ke puskesmas dengan plasenta

previa totalis pada usia kehamilan aterm / kehamilan premature. maka segera lakukan

perujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dalam hal ini adalah rumah sakit, untuk segera

dilakukan terminasi kehamilan tindakan seksio sesaria apabila terjadi perdarahan banyak,

gawat janin, plasenta previa primigravida, kelainan letak, dan/atau anemia tranfusi.

Apabila pasien datang dengan perdarahan antepartum plasenta previa marginalis pada

kehamilan aterm, maka lakukan amniotomi. Jika terjadi penyulit seperti perdarahan uterus,

gawat janin, demam, prolapse tali pusat maka segera lakukan perujukan ke Rumah sakit

untuk dilakukan seksio sesaria. Apabila setelah tahap amniotomi his mulai adekuat dan

tanpa penyulit maka dapat dilakukan persalinan pervaginam. Namun, bidan harus

mempertimbangkan besarnya resiko yang akan terjadi. Dalam kasus plasenta previa

marginalis pada kehamilan premature, maka penatalaksaan pasien yang dlakukan adalah

melakukan observasi, tirah baring, pemberian vitamin dan obat tokolitik. Jika konservatif

gagal maka lakukan amniotomijika terjadi penyulit segera lakukan perujukan. Jika his

adekuat dan tanpa penyulit maka dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan

mempertimbangkan resiko yang terjadi.

Komplikasi yang dapat terjadi pada penangana plasenta previa adalah :

a. Trias komplikasi ibu yaitu anemis mengakibatnya syok.

b. Trias komplikasi janin yaitu, prematuritas, infeksi, dan asfiksia berat sampai IUFD.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta previa perdarahan yang terjadi pada implementasi plasenta yang

menutupi sebgian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala klinis ibu bergantung

pada keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, yang bersifat sedikit demi

sedikit atau dalam jumlah besar dalam waktu singkat; terjadi gejala kardiovaskuler

dalam bentuk frekuensi nadi meningkat dan tekanan darah menurun, anemia

disertai ujung jari dingin, perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai

kematian.

B. Saran

Ciri khas plasenta previa adalah perdarahan yang tidak disertai rasa sakit.

Oleh karena itu tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam untuk menegakkan

diagnosis, kecuali dilakukan di kamar operasi menjelang tindakan. Karena akan

merusak keseimbangan bekuan darah dan akan menimbulkan perdarahan baru.

Dalam skema menghadapi plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh bidan

yang menghadapinya dengan cara berikut :

1. Pasang infus dengan cairan pengganti (NaCl, Ringer Laktat, Glukosa).

2. Jangan melakukan pemeriksaan dalam karena akan berakibat perdarahan

tambah banyak.

3. Segera lakukan tindakan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang cukup

untuk tindakan operasi dan sebagainya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chandranita, Fajar, Gde, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb.
Jakarta. Edisi ke 2 EGC

Jurnal. Indriyani, Mardayani. 2016. Asuhan Kebidanan IV Kehamilan dengan Plasenta


Previa.

Prof. Pranot, Widyastuti, Sihotang dan Santi Mina Yumai. 2013. Patologi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya.

Sarwono, Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta.PT. Bina Pustaka

Sarwono, Prawiharjo. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta.PT. Bina Pustaka

Yulaikhah,Lily. 2010. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta .EGC

13

Anda mungkin juga menyukai