PLASENTA PREVIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Dwi Sulistiowati
Gusti Ayu Sri Laksmini
Nancy Indrianvy
Rahayu Wijia Lestari R
Rilay Intan Isey
Rosita
1
DAFTAR ISI
Halaman
C. Tujuan .........................................................................................................................1
D. Manfaat .......................................................................................................................2
A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum.
perdarahan yang cukup banyak dan fatal akibat plasenta previa adalah kejadian
plasenta aktreta akibat dari plasenta yang terletak di segmen bawah rahim dan
Plasenta previa memiliki prevalensi kejadian sekitar 5.2 per 1000 kehamilan
(Cresswell, 2013). Plasenta previa meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas ibu
dan bayi karena perdarahan masif. Masalah perdarahan hebat yang berhubungan
dengan plasenta previa terjadi tidak hanya selama kehamilan, tapi juga pada saat
setelah sectio caesarea (Ojha, 2012). Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti
sulit ditentukan namun ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta
previa seperti jarak kehamilan, paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo,
Sarwono. 2009).
B. RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
C. TUJUAN
Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
3
D. MANFAAT
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan
dan dapat mengaplikasikan ilmu mengenai plasenta previa, serta sebagai bahan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) dan oleh karenanya bagian
terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggu (PAP) atau
menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta umumnya
terletak di corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
(Prawirohardjo, 2011)
(SBR) ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim (SBR) seolah
plasenta tersebut berimigrasi. Ostium Uteri yang secara dinamik mendatar dan
meluas dalam persalinan kala I bisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup
Kejadian Plasenta previa sekitar 0,3 sampai 0,6 % dari persalinan sedangkan di
rumah sakit lebih tinggi, karena menerima rujukan dari luar. (Chandranita, ,2013)
cm adalah :
a. Plasenta previa sentralis (totalis) bila pada 4-5 cm teraba plasenta menutupi
seluruh ostea.
5
b. Plasenta previa lateralis : bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan
belakang.
depan.
c. Plasenta previa marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea
sebagai berikut:
3. Menurut Bewone
pembukaaan.
pembukaan (ostea).
6
C. Etiologi Plasenta Previa
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta
previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea,
bekas aborsi, kelainan janin, dan mioma uteri. Penyebab secara pasti belum
nutrisi pada janin dan vili korealis pada chorion leave yang persisten. (Yulaikhah,
2010)
1. Umur Penderita,
2. Paritas yang tinggi kejadi plasenta previa makin besar karena endometrium belum
sempat tumbuh
melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen
7
bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat
diikuti oleh plasenta yang melekat pada uterus tanpa terlepasnya sebagian plasenta
dari dinding uterus dan pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
rasa sakit terjadi secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas, dapat berulang,
penderita bervariasi dari kesadaran baik maupun koma. Pada pemeriksaan dapat
dijumpai (tekanan darah, nadi dalam batas normal; tekanan darah menurun,
nadi dan pernafasan meningkat; ekstremitas atas dan bawah menjadi dingin;
ta,pak anemis).
a. Pemeriksaan palpasi abdomen (janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri
sesuai dengan usia kehamilan, karena plasenta disegmen bawah rahim, maka
dapat dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih
tinggi)
8
b. Pemeriksaan denyut jantung janin bervariasi dari normal sampai asfiksia dan
c. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk segera
1. Pada ibu
a. Anemia
semakin banak, dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah
b. Perdarahan
Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu, harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual di tempat
ini biasanya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen
retensio plasenta.
9
Apabila oleh salah satu sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak
tampon, atau ligasi arteria hipogastrika, maka pada keadaan yang sangat
2. Pada janin
a. Kelainan letak
Pada plasenta previa lebih sering terjadi kelainan letak janin. Hal ini
konsekuensinya.
Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh
belum aterm. Pada kehamilan >37 minggu dapat dilakukan amniosentesis untuk
10
Sumber: SOP penatalaksanaan plasenta previa di puskesmas tinggede kab. Sigi)
previa totalis pada usia kehamilan aterm / kehamilan premature. maka segera lakukan
perujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dalam hal ini adalah rumah sakit, untuk segera
dilakukan terminasi kehamilan tindakan seksio sesaria apabila terjadi perdarahan banyak,
gawat janin, plasenta previa primigravida, kelainan letak, dan/atau anemia tranfusi.
Apabila pasien datang dengan perdarahan antepartum plasenta previa marginalis pada
kehamilan aterm, maka lakukan amniotomi. Jika terjadi penyulit seperti perdarahan uterus,
gawat janin, demam, prolapse tali pusat maka segera lakukan perujukan ke Rumah sakit
untuk dilakukan seksio sesaria. Apabila setelah tahap amniotomi his mulai adekuat dan
tanpa penyulit maka dapat dilakukan persalinan pervaginam. Namun, bidan harus
mempertimbangkan besarnya resiko yang akan terjadi. Dalam kasus plasenta previa
marginalis pada kehamilan premature, maka penatalaksaan pasien yang dlakukan adalah
melakukan observasi, tirah baring, pemberian vitamin dan obat tokolitik. Jika konservatif
gagal maka lakukan amniotomijika terjadi penyulit segera lakukan perujukan. Jika his
adekuat dan tanpa penyulit maka dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan
b. Trias komplikasi janin yaitu, prematuritas, infeksi, dan asfiksia berat sampai IUFD.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menutupi sebgian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala klinis ibu bergantung
pada keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, yang bersifat sedikit demi
sedikit atau dalam jumlah besar dalam waktu singkat; terjadi gejala kardiovaskuler
dalam bentuk frekuensi nadi meningkat dan tekanan darah menurun, anemia
disertai ujung jari dingin, perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai
kematian.
B. Saran
Ciri khas plasenta previa adalah perdarahan yang tidak disertai rasa sakit.
Oleh karena itu tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam untuk menegakkan
Dalam skema menghadapi plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh bidan
tambah banyak.
3. Segera lakukan tindakan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang cukup
12
DAFTAR PUSTAKA
Chandranita, Fajar, Gde, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb.
Jakarta. Edisi ke 2 EGC
Prof. Pranot, Widyastuti, Sihotang dan Santi Mina Yumai. 2013. Patologi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya.
13