Anda di halaman 1dari 19

Energi Baru dan Terbarukan

Batu bara dan gas bumi adalah komponen utama yang menunjang kebutuhan listrik
masyarakat Indonesia saat ini. Kedua bahan tersebut merupakan energi fosil yang tidak dapat
diperbarui sehingga suatu saat akan habis. Oleh karena itu untuk keberlangsungan pemenuhan
kebutuhan energi di Indonesia, haruslah dikembangkan EBT yaitu Energi Baru dan Terbarukan.

Apa itu Energi Baru dan Terbarukan?

Energi baru tidak harus/bukanlah jenis energi yang belum pernah ada di peradaban manusia
sebelumnya. Energi baru adalah jenis-jenis energi yang pada saat ini belum dipergunakan secara
massal oleh manusia dan masih dalam tahap pengembangan. Sedangkan energi terbarukan adalah
energi yang ketersediaan sumbernya bisa dipulihkan setelah sumber itu digunakan atau dihabiskan.

Adapun jenis-jenis EBT tersebut antara lain:

1. Tenaga Angin

(a) (b) (c)

Gambar: (a) Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH), (b) dan (c) Turbin Angin Sumbu Vertikal
(TASV)

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin
sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan
salah satu energi yang tidak terbatas di alam.

Kebanyakan tenaga angin modern dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah
rotasi dari pisau turbin menjadi arus listrik dengan menggunakan generator listrik. Pada kincir
angin, energi angin digunakan untuk memutar peralatan mekanik untuk melakukan kerja fisik,
seperti menggiling padi atau memompa air.

Tenaga angin digunakan dalam ladang angin skala besar untuk penghasilan listrik nasional
dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir.

Skema Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Keterangan :

 Angin akan meniup dan menumbuk sayap kipas sehingga kipas berputar.

 Poros dihubungkan ke drive train, di drive train kecepatan perputaran poros


ditingkatkan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam drive train.

 Drive train dihubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik menjadi


energi listrik.

 Dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan tegangannya


kemudian baru didistribusikan ke konsumen.
2. Tenaga Air

(a) (b)

Gambar : (a) Turbin Air Pelton, (b) Turbin Air Kavlan

Pembangkit Lisrik Tenaga Air merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan
energi penggerak turbin yang berasal dari air.

Di Indonesia pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan air dari bendungan yang tersedia
atau bahkan sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik dari air. Biasanya pembuatan
bendungan karna bisa untuk mengaliri persawahan penduduk jika musim kemarau panjang
datang.

Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang dapat menghasilkan sumber listrik
cukup besar sehingga dapat mengaliri akses listrik ke rumah dan jalanan untuk penduduk yang
rumahnya jauh dari pembangkit listrik yang ada di kota.

Bendungan di Indonesia memang sangat banyak, tapi pemanfaatan listrik tenaga airnya
masih tertinggal jauh oleh negara tetangga dan Eropa.
Skema Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air

Keterangan:
 Air dari tandon/sungai masuk pada turbin melalui penstock / pipeline untuk
memperbesar tekanan hidrostatis.
 Energi potensial air menggerakkan turbin sehingga menghasilkan energi gerak yang
dikonversi menjadi energi listrik oleh generator.
 Energi listrik dari generator ini diatur dan ditransfer oleh main transformer agar sesuai
dengan kapasitas transmission line kemudian dibagikan ke rumah-rumah.

3. Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya
menjadi listrik.
Umumnya pemanfaatan energi matahari melalui Pembangkit Listrik Tenaga
Surya digunakan pada daerah pedesaan dengan skala kecil yakni menggunakan Solar Home
System (SHS). Solar Home System adalah pembangkit listrik skala kecil yang dipasang secara
desentralisasi (satu rumah satu pembangkit). Listrik harian yang dihasilkannya berkisar antara
150-300 Wp.
Sedangkan untuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala besar, jumlahnya masih
sangat sedikit. Dan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia yang telah beroperasi
tersebut hanya mampu memproduksi puluhan hingga ratusan kiloWattpeak (kWp) listrik. Dua
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di Indonesia, yakni di Karangasem dan Bangli
(Bali) masing-masing kapasitasnya hanya 1 MW.

Skema Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Keterangan:
 Sinar matahari mengenai solar panel dan mengenai Photovoltaic (PV device) atau
Solar Cell, yang mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik.
 Energi listrik dialirkan ke solar charg controller, arus disini masih dalam keadaan DC.
 Arus listrik dialirkan ke baterai, di sini sebagian energi listrik dialirkan ke dalam
inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC lalu dapat dimanfaatkan untuk berbagai
alat-alat elektronik.
 Sebagian energi listrik yang berupa DC langsung dialirkan ke peralatan elektronik.

4. Tenaga Panas Bumi (Geothermal)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan panas bumi atau geothermal sebagai energi penggerak pembangkit listrik
(Power generator). Panas bumi sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi dan dapat diperbarui sehingga memiliki potensi besar serta sebagai salah
satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.
Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah Indonesia, maka
negara ini diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan
karena itu memiliki potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar
dari potensi ini belum digunakan. Saat ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas
geothermalnya.
Skema Cara Kerja Permbangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Keterangan :
 Air disuntikan ke dalam reservoir panas bumi melalui sumur injeksi.
 Air akan mengalami pemanasan dan menjadi uap bertekanan dan keluar melalui sumur
produksi.
 Uap yang keluar masih mengandung air sehingga harus dilakukan pemisahan antara
uap dan air pada separator.
 Uap kering akan menuju turbin yang menjalankan generator untuk digunakan sebagai
pembangkit listrik. Sementara air menuju kondensor.
 Setelah uap menyelesaikan tugasnya menggerakan turbin maka akan menuju
kondensor untuk dijadikan air kembali.
 Air dari kondensor akan didinginkan pada tangki pendingin melalui sistim
pendinginan udara untuk selanjutnya air dapat di injeksikan kembali ke dalam
reservoir melalui sumur injeksi.
5. Tenaga Ombak

(a) (b)

(c) (d)
Gambar : Tipe-tipe Pembangkit Listrik Tenaga Ombak, yaitu (a) Oscillating Water Columns, (b)
Hinged Contour Devices, (c) Buoyant Moored Devices, dan (d) Overtopping Devices.

Pembangkit Listrik Tenaga Ombak adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
kinetik dari gelombang / arus laut menjadi listrik.
Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah laut tiga kali lebih besar dari luas
daratan. Laut yang luas tersebut menyimpan banyak potensi, seperti potensi sumber daya ikan
yang melimpah, potensi wisata, serta potensi sumber energi alternatif.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) secara
teoritis, total sumber daya energi laut nasional sangat melimpah, meliputi energi dari jenis
panas laut, gelombang laut dan arus laut, yaitu mencapai 727.000 MW. Namun, di antara
potensi sedemikian besar tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis
teknologi gelombang dan teknologi arus pasang surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000
MW.
Agar bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Ombak, kondisi ombak sendiri
haruslah mempunyai tinggi 1,5 – 2 meter dan tidak pecah sampai di pantai. PLTO tidak bisa
dibangun pada sembarang pantai, karena ada sejumlah karakteristik yang diperlukan, seperti
kecepatan angin, durasi angin, dan panjang daerah pembangkitan.

Skema Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak


1. Oscillating Water Columns

Keterangan :
 Pada Oscillating water columns , gelombang air laut yang datang akan masuk ke
chamber melalui bagian yang berada di bawah permukaan laut.
 Pergerakan osilasi air laut menyebabkan perbedaan tekanan udara yang terletak di
dalam chamber dan di luar chamber.
 Perbedaan tekanan udara yang dihasilkan akan menimbulkan pergerakan udara
sehingga memutar turbin pada ujung saluran.
 Turbin yang berputar akan membangkitkan listrik pada generator.
 Arus listrik dari generator didistribusikan ke konsumen.
2. Hinged Contour Devices

Keterangan :
 Sistem sendi akan bergerak membuka dan menutup ketika gelombang air laut datang.
 Pergerakan sistem sendi akan mendorong lengan hidrolik untuk memompa fluida
bertekanan tinggi.
 Fluida akan masuk ke smoothing accumulator kemudian menggerakkan motor.
 Motor yang berputar mengendalikan perputaran generator sehingga dapat
membangkitkan listrik.
 Arus listrik dari generator didistribusikan ke konsumen.
3. Buoyant Moored Devices

Keterangan :
 Pembangkit ini memiliki dua buah bagian yaitu bagian statis dan bagian dinamis.
 Pada bagian dinamis terdapat pelampung yang akan bergerak ketika mendapat gaya
angkat keatas oleh air.
 Perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang laut akan digunakan untuk
menggerakkan pelampung naik dan turun.
 Gerakan naik turunnya pelampung inilah digunakan untuk menggerakkan generator
dan menghasilkan listrik,
 Arus listrik dari generator didistribusikan ke konsumen.

4. Overtopping Devices
Keterangan :
 Reflektor dan bagian landai dari alat ini mengkonsentrasikan gelombang air laut.
 Setelah gelombang air laut terkonsentrasi maka energi potensial yang terdapat pada
gelombang air laut meningkat.
 Air masuk ke reservoir kemudian keluar melalui saluran yang terdapat di bagian
bawah.
 Air menggerakkan turbin yang akan menggerakkan generator sehingga dapat
membangkitkan listrik.
 Arus listrik dari generator didistribusikan ke konsumen.

6. OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)

(a) (b)

Gambar: (a) Floating / Off Shore OTEC Plant, (b) Land / On Shore OTEC Plant

Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah metode untuk menghasilkan energi
listrik menggunakan perbedaan temperatur yang berada di antara laut dalam dan perairan
dekat permukaan untuk menjalankan mesin kalor. Efisiensi dan energi terbesar dihasilkan
oleh perbedaan temperatur yang paling besar. Perbedaan temperatur antara laut dalam dan
perairan permukaan umumnya semakin besar jika semakin dekat ke ekuator.
Permukaan laut dipanaskan secara terus menerus dengan bantuan sinar matahari, dan
lautan menutupi hampir 70% area permukaan bumi. Perbedaan temperatur ini menyimpan
banyak energi matahari yang mampu menyediakan sumber energi terbaharukan yang
diperlukan untuk menutupi berbagai masalah energi.

Skema Cara Kerja OTEC

Keterangan:
 Pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsi untuk menyedot air laut hangat.
 Air laut hangat dialirkan ke dalam tangki pemanas (evaporator) guna mendidihkan
fluida kerja. Umumnya digunakan ammonia sebagai fluida kerja karena mudah
menguap.
 Fluida kerja yang mengalami perubahan wujud menjadi uap akan mengalami
peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi ini lalu dialirkan ke turbin.
 Turbin akan berputar dan putaran tersebut diteruskan ke generator sehingga dapat
menghasilkan listrik.
 Selanjutnya, uap fluida dialirkan ke ruang kondensor. Didinginkan dengan
memanfaatkan air laut bersuhu 5 derajat Celcius.
 Air hasil pendinginan kemudian dikeluarkan kembali ke laut.
7. Tenaga Biomassa

Biomassa umumnya merujuk pada bahan organik yang berasal dari tumbuhan, baik yang
hidup ataupun yang sudah mati (biodegradable waste), yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan bakar atau untuk kegiatan industri. Sumber energi biomassa dihasilkan oleh tumbuhan
hijau dari proses fotosintesa, yang kemudian disimpan dalam bentuk energi kimia berupa
ikatan antara karbon, hidrogen, dan oksigen (CxOyHz).

Biomassa umumnya mengandung tiga komponen penting; selulosa (40–50%),


hemiselulosa (20–30%), lignin (20–25%), dan sejumlah kecil kandungan lainnya. Rasio ini
bisa berbeda-beda tergantung jenisnya. Rasio antara selulosa/hemiselulosa dan lignin
merupakan salah satu faktor penentu dalam identifikasi kesesuaian jenis tanaman untuk
pengolahan selanjutnya sebagai sumber energi.

Adapun jenis-jenis energi biomassa antara lain:


 Tanaman berkayu (woody plant/lignocellulose)
 Tanaman rerumputan (herbaceous plants/grasses)
 Tanaman air (aquatic plants)
 Pupuk (manure/compost)

Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah mengingat Indonesia adalah negara agraris. Limbah yang berasal dari
perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan energi biomassa.
Contoh produk energi dari biomassa antara lain:

1) Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya
menjadi lebih teratur. Biomassa seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu,
dan limbah-limbah biomassa yang lainnya dapat dibuat menjadi briket.

2) Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi
bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas
tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator
pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program
penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi
masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan.

3) Biokimia (Biogas & Bioetanol)


Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.
Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan
an-aerobic digestion. Anaerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa
menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia sehingga menghasilkan biogas.
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin sehingga bioetanol ini harus
didistilasi sedemikian rupa hingga mencapai kadar etanol di atas 99.5%.
8. Sucker Rod Pump

Pengoperasian Pumping Unit (Sucker Rod Pump) merupakan salah satu teknik
pengangkatan buatan yang digunakan untuk membantu mengangkat fluida reservoir berupa
minyak mentah dari dasar sumur ke permukaan tanah sampai ke tanki penampungan.

Minyak mentah ini kemudian akan diproses menjadi berbagai macam produk energi seperti:

1) LPG (Liquified Petroleum Gas)


Secara umum, LPG merupakan salah satu produk hasil penyulingan minyak mentah
berupa gas cair. Unsur utamanya berupa hidrokarbon ringan, seperti propana (C3H8),
butana (C4H10), serta terdapat juga sejumlah kecil etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Dari
segi penggunaannya, LPG umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri dan
rumah tangga. Bahkan, saat ini sudah ada kendaraan bermotor yang telah menggunakan
gas terutama LPG sebagai bahan bakarnya.

2) Avtur (Aviation Turbine)


Bahan bakar Avtur atau disebut juga dengan Jet-A1 merupakan bahan bakar untuk
pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin. Bahan bakar ini dibuat dari kerosene
(minyak tanah). Karena terbuat dari kerosene, makas sifat avtur dan minyak tanah sangat
mirip, seperti memiliki rentang rantai karbon serta senyawa hidrokarbon yang sama
(parafinik dan naftenik).
3) Avgas (Aviation Gasoline)
Avgas adalah bahan bakar minyak yang dibuat khusus untuk pesawat terbang dengan
mesin yang memiliki ruang pembakaran internal dan bermesin piston (piston engine).
Selain digunakan sebagai bahan bakar pesawat, avgas juga digunakan sebagai bahan bakar
untuk mobil balap dan pesawat tempur. Avgas diperoleh dari hasil pengembangan
gasoline (bensin), pengembangannya meliputi titik nyala, titik beku dan volality.

4) Bensin
Bensin atau dalam bahasa Inggris disebut gasoline adalah salah satu produk hasil
olahan minyak bumi yang cukup familiar di telinga masyarakat. Komponen utama yang
terdapat pada bensin ialah oktana dan n-heptana. Sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor, kualitas bensin ditentukan oleh karakteristik jumlah oktan, sama halnya dengan
avgas Bilangan oktan pada bensin menunjukkan seberapa besar tenaga yang diberikan
terhadap mesin sebelum bensin terbakar habis, serta mewakili karakteristik anti ketukan
yang terjadi pada mesin ketika pembakaran sedang berlangsung. Jadi, semakin tinggi
jumlah oktan pada bensin maka semakin tinggi juga kualitas bensin tersebut.

5) Solar (Diesel)
Solar atau diesel umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran pada
mesin-mesin diesel, entah itu mesin kendaraan maupun mesin-mesin industri. Solar
diperoleh dari proses distilasi minyak mentah pada suhu 200-300°C. Bahan bakar ini
dibedakan dari segi bilangan cetane, yaitu bilangan yang menunjukkan kemampuan
pembakaran serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan yang terjadi pada mesin.
Semakin tinggi bilangan cetane pada solar maka semakin tinggi pula kualitas solar
tersebut. Umumnya, jumlah bilangan cetane pada solar yang ditujukan sebagai bahan
bakar mesin kendaraan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah cetane pada
solar untuk mesin-mesin industri.
9. Hasil Tambang

1) Batu Bara

Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati
dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama
adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk
berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit
listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata
atau genteng, semen, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya
0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara
Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246
juta ton.

Batubara telah banyak dimanfaatkan dalam bentuk energi listrik karena merupakan
sumber yang sangat diandalkan dan sangat terjangkau untuk digunakan dalam
pembangkitan listrik. Di Amerika, sekitar 50% energi listrik di sana dihasilkan dari
penggunaan batubara. Batubara juga digunakan dalam berbagai industri seperti bahan
kimia, kertas, plastik, produk berbagai material logam, baja, keramik, tar batubara, dan
bahkan pupuk.
Penggunaan batubara juga dimanfaatkan sebagai sumber panas dan membantu dalam
produksi batu bata dan semen. Batubara juga digunakan sebagai suplemen untuk gas alam
ketika dibakar; menghasilkan bermacam gas seperti gas air dan gas batu bara.

2) CBM (Coalbed Methane)

CBM (Coalbed Methane) adalah gas metana yang terkandung dalam lapisan batubara.
Pada awal perkembangannya CBM merupakan gas yang cukup mengganggu dan
dianggap sebagai gas yang membahayakan bagi keselamatan para pekerja tambang
batubara, dimana sering mengakibatkan terjadinya ledakan dan kebakaran tambang
batubara. Akan tetapi saat ini dengan kemajuan teknologi, CBM bukan lagi gas yang
menakutkan, melainkan telah dinyatakan sebagai sumber energi baru yang banyak
menarik perhatian dunia.

CBM terbentuk secara alamiah melalui proses pembatubaraan (coalification). Pada


lingkungan geologi yang mendukung, gas metan dalam batubara dapat terakumulasi
dalam jumlah yang signifikan sehingga bernilai ekonomis untuk ditambang.

Metana yang terkandung dalam CBM merupakan salah satu produk hidrokarbon yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun sebagai pembangkit listrik.

Anda mungkin juga menyukai