Anda di halaman 1dari 5

KATEGORI : SYARHIL QUR’AN

UTUSAN : KECAMATAN JEUMPA

JUDUL PIDATO :

ZAKAT SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINAN

PENSYARAH : IZZA MAUZAYYANA


TILAWAH : MIKRAJUL AFRAH
SARI TILAWAH : ULFIA MAISIH
TAHUN : 2019
Mukaddimah
Alhamdulillahilladzi ja’ala fi amwalil agniyak...?
Haqqallisa iliwal bahrum. Wassala tu wasala mu’ala Sayyidina Muhammadin khairil umara.
Wa’ala Aalihi washahbihilladzi tamazzalu amwalahum lillah. Faztau jabul jaza al-aufa...
Amma ba’ad.
Dewan hakim yang Arif lagi Bijaksana, kaum muslimin calon penghuni syurga.
Kita bangga sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang berada di garis khatulistiwa ini. Memiliki
khasanah dan kekayaan alam yang melimpah ruah. Menurut data dari badan pusat statistik
nasional, luas lahan persawahan mencapai 8 juta hektar, menurut kementrian pertanian
republik Indonesia.
Luas lahan perkebunan sawit mencapai 14,3 juta hektar. Ditambah lagi dari sektor
tijarah atau perdagangan dan perindustrian yang di dalamnya juga termasuk berbagai jenis
perusahaan berskala kecil, menengah dan besar.
Demikian pula dari sektor perternakan, pertambangan, kelautan dan perikanan.
Penghasilan pegawai BUMN dan Swasta serta dari berbagai profesi lainnya. Semua itu
hadirin..... merupakan potensi zakat di negeri yang bertuah ini.
Maka wajarlah. Potensi zakat di Indonesia itu? Ditamsilkan seperti membangun...kan
raksasa yang sedang tertidur. Bagaimana tidak hadirin... hasil riset yang dilakukan oleh badan
amil zakat nasional atau BAZNAS melaporkan bahwa potensi zakat Indonesia pertahunnya
mencapai 217 Triliyun Rupiah. Satu angka yang sangat fantastis untuk mensejahterakan
ummat dan dapat mengurangi angka kemiskinan. Namun, kuantitas yang mampu
dikumpulkan pertahunnya hanya 3,7 Triliyun Rupiah saja. Hadirin.... potensi zakat yang besar
tadi...
Berbanding terbalik dengan potret kesejahteraan ummat, di negeri yang bertuah ini
menurut data dari badan pusat statistik.
Pada bulan Maret 2018 tercatat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia
mencapai 25,95 juta jiwa. Persentase penduduk miskin di kota 7,1 persen, sementara di desa
13,20 persen dari 133,94 juta angkatan kerja. Sebanyak 6,80 juta menganggur. Masih banyak
masyarakat kita yang tinggal di rumah kumuh dan tidak layak huni. Masih banyak warga kita
yang terpaksa meninggalkan keluarga dan sanak saudaranya untuk bekerja sebagai pembantu
rumah tangga dan buruh kasar di luar negeri.
Potret ini sungguh memilukan dan menyedihkan hati kita karena terjadi di negeri yang
banyak sumber rezeki untuk berbagi. Atas dasar ini, tergunggah hati kami bertiga untuk
membahas satu syarahan singkat yang berjudul :
*ZAKAT SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINAN*
Dengan landasan Firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 103 yang akan dilantunkan
oleh Qari’ah kami berikut ini:

‫س ِمي ٌع‬ َّ ‫س َك ٌن لَ ُه ْم َو‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم ِإ َّن‬
َ َ‫ص ََلتَك‬ َ ‫ص ِل‬ َ ُ ‫ص َدقَةً ت‬
ِ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوت ُ َز ِك‬
َ ‫يه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
)103( ‫ع ِلي ٌم‬ َ
Artinya :
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.
Dewan hakim yang Arif lagi bijaksana, kaum muslimin calon penghuni syurga.
Assyaikh Prof. Dr. Wahbah Asuhaili, dalam kutab tafsirnya Al-Munir, jilid 6, halaman 28
menungkilkan nuzul ayat tadi yang berkenaan dengan Abu Lubabah dan teman-temannya
yang mengikat diri di tiang-tiang masjid Nabawi dan tidak mau dilepaskan kecuali oleh
Rasulullah Saw.
Atas dosa mereka tidak ikut dalam perang Tabuk disebabkan harta mereka. Setelah
dilepaskan, mereka datang menjumpai Rasulullah denga membawa sebagian harta mereka.
Lalu mereka berkata :
“Wahai Rasulullah, ambillah sebagian dari harta kami, dan bersedekahlah dengannya
untuk kami, dan mohon ampunlah kepada kami”.
Lalu Rasulullah menjawab :
“Saya tidak akan mengambil sedikit pun harta dari kalian sehingga datang perintah
dari Allah”.
Maka turunlah ayat yang telah kita bacakan tadi.
Hadirin, Prof. Dr. Muhammad Kuraisyihab dalam tafsirnya Al-Misbah, volume 5
halaman 232 menjelaskan bahwa, ayat yang telah kita bacakan tadi, walaupun dalam konteks
uraian? Tentang Abu Lubabah dan teman-temannya. Ia berlaku umum demikian pula hadirin.
Walaupun dalam redaksinya khusus ditujukan kepada Rasul.
Ia pun bersifat umum, yakni ditunjukkan kepada siapapun yang menjadi penguasa.
Oleh sebab itu ketika sekelompok orang di zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq menolak
menunaikan zakat mereka dengan dalihbahwa ayat yang telah dibacakan tadi hanya khusus
ditujukan kepada Rasul. Maka Abu Bakar menolak dalih tersebut dan memerangi mereka.
Hadirin, Prof. Dr. Yusuf Al-Kardawi dalam karya monumentalnya “Figus Zakah”, jilid 2
halaman 747 mengatakan bahwa, kewajiban zakat bukanlah kewajiban yang bersifat
individual. Siapa yang kuat iman dan mengharap pahala akhirat akan menunaikan zakat.
Sementara yang lemah iman dan bakhil tidak menunaikannya. Sekali-kali tidak
demikian. Kewajiban zakat yang bersifat menejerial menjadi tugas penguasa atau yang
ditunjukkan oleh penguasa untuk melakukan pendistribusian dan pengelolaannya secara
propersional.
Dapat kita pahai hadrin, tugas penguasa dalam upaya untuk meningkatka kuantitas
zakat pertahunnya, memiliki perang yang sangat signifikan.
SAUDARAKU SIAPA KITA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
Sebuah senandung mengingatkan kita
Bagi muslimin yang banyak harta
Hitunglah ia batas nisapnya.....
Kalau setahun sudah dipunya
Bayarlah ia zakat hartanya.......
Bayarkan zakat kepada mereka
8 golongan yang Allah suka
Agar berkah selalu terbuka
Akhirat kelak berbalas syurga (2x)

Hadirin, Prof. Dr. Yusuf Al-Kardawi dalam kitabnya Figus Zakah, jilid 2, halaman 543
menjelaskan bahwa. Para ahli ekonomi? Telah mengingatkan hal yang sangat penting. Bukan
hanya persoalan bagaimana meningkatkan pendapatan. Akan tetapi bagaimana pengelolaan
dan pendistribusiannya. Oleh karena itu tidak heran jika Al – Qur’an Nur Karim menjelaskan
tentang aspek kepada siapa zakat akan didistribusikan. Jawabannya terdapat dalam surah At-
Taubah ayat 60.

‫ب‬ِ ‫الرقَا‬
ِ ‫ع َل ْي َها َوا ْل ُم َؤلَّ َف ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي‬
َ ‫ين‬ ِ َ‫ين َوا ْلع‬
َ ‫ام ِل‬ َ ‫اء َوا ْل َم‬
ِ ‫سا ِك‬ ِ ‫ص َدقَاتُ ِل ْلفُقَ َر‬
َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
‫ع ِلي ٌم َح ِكي ٌم‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ضةً ِم َن‬
َّ ‫َّللا َو‬ َ ‫س ِبي ِل فَ ِري‬َّ ‫َّللاِ َواِ ْب ِن ال‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
َ ‫ين َوفِي‬ َ ‫َوا ْلغَ ِار ِم‬
Artinya :
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang , untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah
Hadirin, Prof. Dr. Muhammad Kuraisyihab dalam tafsirnya Al-Misbah volume 5
halaman 141 menjelaskan bahwa mengenai unsur pokok, terhadap kelompok. Kelompok
yang berhak menerima zakat, para ulama telah sepakat, terdapat 8 golongan yang berhak
menerima zakat dan tidak boleh diberikan kepada selain mereka, karena pada ayat tadi
terdapat kata in’nama yang dalam ilmu ma’ani merupakan salah satu adattul Qasri yang
berfungsi untuk mensefikasikan pertanyaan penting ini hadirin. Apakah zakat yang telah
dikumpulkan didistribusikan kepada semua golongan yang disebut pada ayat tadi? Dan
haruskah dalam jumlah yang sama?
Hadirin, Prof. Dr. Yusuf Al-Kardawi dalam kitabnya Figus Zakah jilid 2. Mulai halaman
686 sampai 694 mengatakan bahwa terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai masalah
ini. Diakhir penjelasannya, beliau mengambil kesimpulannya.
1. Jika zakat yang telah dikumpulkan banyak dan tingkat kebutuhannya sama, maka
zakat sebagiannya dibagikan kepada semua golongan yang disebut pada ayat tadi.
2. Peran penguasa dalam upaya meningkatkan zakat pertahunnya. Secara
profesional dan propersional memiliki peran yang signifikan.
Dari uraian yang dapat kami sampaikan tadi hadirin dapat kita ambil beberapa kesimpulan :
1. Indonesia, memiliki kuantitas zakat yang sangat fantastis, namun kuantitas yang
dapat dikumpulkan pertahunnya masih sangat rendah.
2. Peran penguasa dalam upaya meningkatkan pendistribusian secara profesional
dan propersional. Memiliki peran yang sangat signifikan. Terutama untuk
membuat regulasi dan mengharuskan setiap muzaki untuk membayar zakatnya
dan dapat dikenakan sanksi jika mengingkarinya. Kami yakin hadirin, jika setiap
muzaki di negeri tercinta ini mengeluarkan zakat. Fungsi zakat untuk
menyejahterakan ummat akan terwujud.
DAN INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA YANG SEJAHTERA, HEBAT,
BERMARTABAT DAN MAJU

Anda mungkin juga menyukai