Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu
yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi
sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu
spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.

Ontologi adalah reori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas ialah
kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya realitas dalam ontologi ini
melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah sesungguhnya hakikat dari realitas yang ada ini;
apakah realitas yang ada ini sesuatu realita materi saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah
realita ini monoisme, dualisme, atau pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi tentang suatu
realita itu dapat bervariasi. Di dalam pendidikan,pandangan ontologi secara praktis, akan
menjadi masalah yang utama. Membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina
kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita itu merupakan stimulus untuk
menyelami kebenaran itu.

Dalam filsafat itu sendiri kita perlu mengenal tentang pengetahuan mistik. Mistik adalah
sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataannya dapat menimbulkan objek
yang empiris, dimana mistik ini didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama
pada masyarakat yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar
masyarakat modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan maupun
umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar
manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-
teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu.

Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena


didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan
jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena
banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu

1
yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman didalam
hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena
pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari
agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat
membedakan mistik dalam magis putih dan hitam.

Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah tugas mengenai “Ontologi Mistik” ini
untuk membahas lebih dalam mengenai mistik itu sendiri. Selain juga karena makalah ini
merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Filsafat Ilmu dari
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa hal yang akan di bahas di dalam makalah ini ialah:
a. Apa yang di maksud dengan Falsafah
b. Apa yang di maksud dengan Ontologi
c. Bagaimanakah Ontiologi sebagai cabang filsafat

C. TUJUAN PENULISAN
setelah menulis makalah ini, diharapkan dapat mengetahui beberapa hal seperti:
a. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan Falsafah
b. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan Ontologi
c. Dapat mengetahui maksud dari Ontologi sebagai cabang filsafat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ONTOLOGI

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu
pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
Namun pada dasarnya term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf
Goclenius pada tahun 1636 M. untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang
bersifat metafisis. Dalam perkembanganya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi dua,
yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah
lain dari ontologi.
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada yang mungkin ada, yang
boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan
hakikat nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan. Hakikat ialah realitas,
realitas ialah kerealan, real artinya kenyataan yang sebenarnya, jadi hakikat adalah kenyataan
yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang
menipu, bukan keadaan yang meberubah.
Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang
berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek
fisik, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional. ontologi dianggap
sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaianya
akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Ontologi sering diindetikan dengan metafisika yang juga disebut proto-filsafia atau
filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat sesuatu, keesaan,
persekutuan, sebab akibat, realita, atau Tuhan dengan segala sifatnya.
Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip paling dasar atau dalam dari segala sesuatu yang ada.
Para ahli memberikan pendapatnya tentang realita itu sendiri, diantaranya Bramel. Ia
mengatakan bahwa ontologi ialah interpretasi tentang suatu realita dapat bervariasi, misalnya
apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda pendapat mengenai bentuknya,
tetapi jika ditanyakan bahanya pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi, inilah yang
dimaksud dari setiap orang bahwa suatu meja itu suatu realita yang kongkrit. Plato mengatakan
jika berada di dua dunia yang kita lihat dan kita hayati dengan kelima panca indra kita
nampaknya cukup nyata atau real.

3
Adapun mengenai objek material ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu, ada umum,
ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan metafisika
dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada. Objek formal ontologi adalah
hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas tranpil dalam kuantitas atau jumlah,
telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau plurarisme
Fungsi dan manfaat mempelajari ontologi sebagai cabang filsafat ilmu antara lain:
Pertama : berfungsi sebagai refleksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-
konsep, asumsi-asumsi dan postulat-postulat ilmu. Di antara asumsi dasar keilmuan antara
lain:
(1) dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui bahwa dunia ini benar-benar ada.
(2) dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia dengan pancaindera.
(3) fenomena yang terdapat di di dunia ini berhubungan satu dengan lainnya secara kausal.
Kedua: Ontologi membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang integral,
komphrehensif dan koheren. Ilmu dengan ciri khasnya mengkaji hal-hal yang khusus untuk
dikaji secara tuntas yang pada akhirnya diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang objek
telaahannya, namun pada kenyataannya kadang hasil temuan ilmiah berhenti pada simpulan-
simpulan yang parsial dan terpisah-pisah. Jika terjadi seperti itu, ilmuwan berarti tidak mampu
mengintegrasikan pengetahuan tersebut dengan pengetahuan lain.
Ketiga: Ontologi memberikan masukan informasi untuk mengatasi permasalahan yang
tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Pembagian objek kajian ilmu yang satu dengan
lainnya kadang menimbulkan berbagai permasalahan, di antaranya ada kemungkinan terjadinya
konflik perebutan bidang kajian, misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau disiplin
biologi. Kemungkinan lain adalah justru terbukanya bidang kajian yang sama sekali belum dikaji
oleh ilmu apa pun. Dalam hal ini ontologi berfungsi membantu memetakan batas-batas kajian
ilmu. Dengan demikian berkembanglah ilmu-ilmu yang dapat diketahui manusia itu dari tahun
ke tahun atau dari abad ke abad.

B. MISTIK
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mistik mempunyai arti:
a. Sub sistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat
manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk.
b. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa.
Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya
rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau
terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld).
Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau
mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya

4
berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam
kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja,
terutama sekali bagi penganutnya.
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun
pengertian mistik dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ajaran atau keyakinan tentang
tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan
rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictionary of Current English, 1957 : 828).

C. ONTOLOGI MISTIK

Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya,
hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Di dalam islam, yang termasuk
pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang di peroleh melalui jalan tasawuf atau pengetahuan
mistik yang memang tidak di peroleh melalui indera atau jalan rasio. Pengetahuan mistik juga
disebut pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.[2]

Pengetahuan mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya
cabang filsafat yang membicarakan ‘hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata’.
Metafisika itu sendiri berasala dari kata ‘meta’ dan ‘fisika’. Meta berarti ‘sesudah’,’selain’,atau
‘di balik’. Fisika yang berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’. Dengan kata lain bisa disebut juga
‘sesudah,’di balik yang nyata’.

Menurut Asmoro Achmadi (2005;14), metafisika merupakan cabang filsafat yang


membicarakan sesuatu yang bersifat “keluarbiasaan” ( beyond nature ), yang berada di luar
pengalaman manusia (immediate experience). Menurut Ahmadi , metafisika mengkaji sesuatu
yang berada di luar hal-hal yang berlaku pada umumnya( keluarbiasaan ), atau hal-hal yang tidak
alami, serta hal-hal yang berada di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia.

D. STRUKTUR PENGETAHUAN MISTIK

Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Mistik Biasa, jika dalam islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung
kekuatan tertentu.
2. Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua,
yakni :

5
a. Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan yang
menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat,
karamah, ilmu hikmah.
b. Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu
Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka
yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh
jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang
memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental
atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh
jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar
biasa.
Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak
benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda
yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk
benda-benda material atau rajah.
Ketiga,mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi
sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini
disebut kelompok pesulap ( sya’badzah ).

E. ALIRAN – ALIRAN DALAM PENGETAHUAN MISTIK

Didalam kajian Ontologi atau bagian metafisika yang umum pada pengetahuan mistik
terdapat beberapa aliran dalam pengetahuan mistik itu sendiri yang membahas segala sesuatu dan
yang ada secara menyeluruh serta mengkaji persoalan-persoalannya, seperti hubungan akal
dengan benda, hakikat perubahan, dan pengertian tentang kebebasan.

Di dalam pemahaman atau pemikiran ontologi ini, dapat ditemukan pandangan-


pandangan pokok aliran tersebut, adapun aliran pengetahuan mistik yang dimaksud diantaranya
adalah :

1. Aliran Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan
itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal,
baik yang asal berupa materi maupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-
masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut dengan
block universe. Paham monoisme kemudian terbagi ke dalam dua aliran :

6
a. Aliran materialisme Menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan
rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati
merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.
b. Aliran idealisme Menurut idealisme, gambaran yang benar yang tepat sesuai dengan
kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu yang mustahil,
sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil
dari proses mental yang niscaya bersifat subyektif. Pengetahuan bagi penganut
idealisme bukan hanya merupakan gambaran subyektif, bukan gambaran obyektif
tentang kenyataan. Dengan demikian, pengetahuan menurut teori idealistik ini tidak
memberikan gambaran yang tepat tentang kenyataan di luar alam pikiran manusia.
2. Aliran Dualisme, adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling
bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh
muncul bukan karena materi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih
memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut. Aliran
dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya.
Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut
paham dualisme , di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu ‘yang
ada sebagi potensi’ dan ‘yang ada secara terwujud’. Keduanya adalah sebutan yang
melambangkan materi (hule) dan bentuk(eidos).
3. Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Pluralism bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu
semuannya nyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini
tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua identitas.
4. Aliran Nikhilisme, menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas
manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dalam pandangan
nikhilisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
5. Aliran Agnotisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat
sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan
sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak
mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya.
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda, baik hakikat
materi maupun hakikat ruhani

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya,
hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Pengetahuan mistik juga disebut
pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. Pengetahuan
mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya cabang filsafat yang
membicarakan hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata. Dilihat dari segi
sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis.

Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dapat dilihat dari macam mistiknya. Jika
mistik biasa prosesnya dilakukan melalui pendekatan terhadap Tuhan sebagaimana yang
dilakukan oleh kalangan sufi untuk mendapatkan ketentraman didalam huidupnya, dan mistik
magis didalam menyelesaikan masalah dengan cara menggunakan kekuatan rohaniah yang
biasanya muncul dari kalangan orang suci.

SARAN

Pengetahuan mistik merupakan salah satu ilmu yang harus kita pelajari. Hal hal yang
berhubungan dengan mistik menjadi sesuatu yang lazim di kalangan masyarakat kita pada
umumnya, baik mistik magis putih maupun hitam. Kita sebagai umat beragama yang beriman
kepada Tuhan hendaknya menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran
agama yang nantinya akan membawa kepada kemusyrikan maupun kekafiran. Dengan adanya
makalah ini, diharapkan dapat menjadi sarana pendorong bagi mahasiswa dalam berfikir aktif
dan kreatif dalam menghadapi permasalahan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Suriasumantri, Jujun S. (1990). Filsafat ilmu: Sebuah Pengantar Populer.Jakarta:Pustaka


Sinar Harapan.
 Purnomo, E. (2016). Filsafat Ilmu. Jakarta:Yayasan Nusantara Bangun.
 http://hariszubaidillah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-ontologi-epistemologi-dan.html
 https://anggafadhilah.wordpress.com/2012/11/21/filsafat-pengetahuan-mistik/
 https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-aksiologi-
pengetahuan-filsafat-2/

Anda mungkin juga menyukai