Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN SALURAN IRIGASI

DI KABUPATEN FLORES TIMUR

Semester Gasal Tahun Akademik 2018/2019

Disusun Oleh :

Yoseph Sirilus Ratu Hurint ( 2016 013 082 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan sumber dara alam yang melimpah
baik di darat maupun dilaut. Hal ini membuat pola kehidupan setiap
masyarakatpun berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan hidup ada yang
bekerja sebagai petani, sebagai nelayan dan juga sebagai usahawan.
Wilaya indonesia yang kaya akan sumber daya alam tentu juga
membutukan manusia yang pandai mengelolah dan mengembangkan sumber
daya tersebut untuk memenuhi kehidupan orang lain dan dirinya sendiri sebagai
wujut dari pengembangan sumber daya alam.
Sember daya alam terutama air dan tumbuhan merupakan hal pokok bagi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, tentunya manusia harus mampu
memberdayakannya terutama untuk pengairan dimana sumber daya air
merupakan bahan pokok untuk pertumbuhan tumbuhan yang ditanami. Dan
untuk kesempatan kali ini penulis ingin “ Merencanakan Saluran Irigasi Di
Tempat Kelahiran Penulis yaitu Kabupaten Flores Timur ” sebagai wujut dari
pengembangan ilmu pengetahuan untuk kebutuhan bersama.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagainana proses perancangan dimensi pada saluran irigasi ?
b. Bagainana pengaruh kemiringan terhadap kecepatan air ?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mempelajari lebih dalam mengenai ilmu irigasi dan bangunan air
dalam penerapan terhadap kebutuhan kehidupan dan sebagai dasar pemahaman
terhadp materi yang dipelajari.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Desain Saluran Secara Grafis


Batasan kecepatan aliran dalam saluran dimana dimaksutkan untuk
saluran irigasi seperti yang tercantum dalam Table 2.1 batasan kecepatan aliran
di beberapa macam saluran.

Table 2.1 Batasan Kecepatan Aliran Dalam Saluran


Macam Saluran Minimum Maksimum
(m/dt) (m/dt)
Saluran dari tanah 0.30 0.70
Saluran dengan lining pasangan batu 0.30 2.00
Saluran dengan lining beton 0.30 2.50
Sumber : Indah Karya,1977

Perancangan saluran secara grafis utamanya menyesuwaikan persamaan manning


1 2⁄ 1⁄
yaitu : 𝑄 = 𝑛 × 𝑅 3 ×𝑖 2 ×𝐴

2.2 Desain Saluran Irigasai


Pada perencanaan saluran irigasi, ada beberapa ketentuan yang
seharusnya ada dalam desain saluran irigasi, sesuwai dengan apa yang
dikemukakan oleh indra karya, 1977 seperti beberapa ketentuan antaralain :
a. Lebar jalan inspeksi, untuk pejalan kaki (W) dan untuk kendaraan (L)
terhadap debit aliran (Q) dengan ketentuan seperti dalam Table 2.2 yaitu :

Table 2.2 Batasan Jalan Inspeksi Saluran

Debit Aliran dalam Saluran ( m3/dt ) L(m) W(m)


≥ 2.50 4.00 2.00
1.50 – 2.50 2.50 1.50
≤ 1.50 1.00 0.50
Sumber : Indah Karya,1977

2
b. Kemiringan sisi (lining) saluran (m), untuk saluran tanah dan saluran
pasangan terhadap kedalaman aliran, ditentukan seperti Table 2.3 yaitu :

Table 2.3 Kemiringan Sisi Saluran (m) Terhadap Kedalaman Aliran

Kedalaman Aliran ( m ) Saluran tanah Saluran pasangan


0.00 – 0.50 1.00 0.50
1.50 – 1.00 1.50 1.00
≥ 1.00 2.00 1.50
Sumber : Indah Karya,1977

c. Rasio b/h terhadap besarnya debit ( Q ) adalah seperti Table 2.4 yaitu :

Table 2.4 Perkiraan Hubungan Debit Aliran Dengan Rasio B/H

Debit Aliran ≤ 0.50 0.50 – 1.50 1.50 – 3.00 3.00 – 4.50 4.50 – 9.00 9.00 – 15.00
( m3/dt )
Rasio b/h 1 – 1.5 2 2.5 3.0 4.0 5.0 – 6.0
Sumber : Indah Karya,1977

d. Tinggi jagaan (ketinggian sisi miring saluran terhadap kedalaman air dalam
saluran) (w), ditentikan dalam Tabel 2.5 yaitu :

Table 2.5 Perkiraan Hubungan Debit Aliran Dengan Tinggi Jagaan ( w )

Debit Aliran (m3/dt) 0.50 0.50 – 1.50 1.50 – 11.00


Tinggi Jagoan (w) cm 30 - 40 50 60
Sumber : Indah Karya,1977

e. Kecepatan Aliran Dalam Saluran, Menurut Strickler adalah :

2⁄ 1⁄
𝑣 =𝑘×𝑅 3 ×𝑖 2

𝐴
𝑅=
𝑃
𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ) × ℎ

3
1⁄
𝑃 = (𝑏 + 2ℎ × (𝑚2 + 1) 2

𝑄 =𝐴×𝑣
𝑛 = 𝑏⁄ℎ

Keterangan :
v = Kecepatan aliran, m/det
k = Koefisien kekerasan saluran, m1/3/det
R = Jari-jari hidrolis, m
i = Kemiringan dasar saluran
A = Luas penampang basa, m2
P = Keliling basah, m
Q = Debit aliran, m3/d
n = Perbandingan lebar dasar (b) dengan kedalaman aliran (h)
m = Kemiringan talud//lining (vertical 1 : horizontal m)
w = Tinggi jagaan, m

Gambar 2.1 Parameter Tampang Melintang Saluran

4
Tabel 2.6 Koefisien kekasaran (k), untuk berbagai bahan saluran

No. Bahan Saluran k (m1/3/det)


1. Pasangan batu kali/batu pecah 50
2. Beton kasar, kayu kasar/tidak diselesaikan 70
3. Beton dihaluskan, pasangan yang dihaluskan 76
4. Pelat baja 80
Untuk saluran dari tanah, didasarkan atas debit
aliran (debit yang direncanakan), dipersyaratkan
koefisien kekasaran saluran (k) seperti :
5. Q > 10 m3/det 45
6. 5 < Q < 10 m3/det 42.50
7. 1 < Q < 5 m3/det 40
8. Q < 1 m3/det dan saluran tersier 35

Sumber : Indah Karya,1977

Tabel 2.7 Beberapa Parameter Saluran Sebagai Acuan.

Koefisien
Debit Q Kemiringan Perbandingan Tinggi
No. Kekerasan
(m3/det) (m) (n=b/h) Jagaan (w)
(k)
0.15 - 0.30 1.00 1.00 35 0.30
0.30 – 0.50 1.00 1.00 – 1.20 35 0.40
1.
0.50 – 0.75 1.00 1.20 – 1.30 35 0.50
0.75 – 1.00 1.00 1.30 – 1.50 35 0.50

1.00 – 1.50 1.00 1.50 – 1.80 40 0.50


1.50 – 3.00 1.50 1.80 – 2.30 40 0.60
2.
3.00 – 4.50 1.50 2.30 – 2.70 40 0.60
4.50 – 5.00 1.50 2.70 – 2.90 40 0.60

5.00 – 6.00 1.50 2.90 – 3.10 42.50 0.75


6.00 – 7.50 1.50 3.10 – 3.50 42.50 0.75
3.
7.50 – 9.00 1.50 3.50 – 3.70 42.50 0.75
9.00 – 10.00 1.50 3.70 – 3.90 42.50 0.75

5
10.00 – 11.00 2.00 3.90 – 4.20 45 0.85
11.00 – 15.00 2.00 4.20 – 4.90 45 0.85
4.
15.00 – 25.00 2.00 4.90 – 6.50 45 1.00
25.00 – 40.00 2.00 6.50 – 9.00 45 1.00

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Saluran untuk Daerah Irigasi Flores Timur

Gambar 3.1 Skema Saluran Persawahan yang Rencanakan di Flores Timur

Direncanakan dimensi saluran A, B, C dan D dengan semua lahan


yang ada dalam gambar, dengan ketentuan desain :

a. Pemberian air untuk lahan adalah 1,2 lt/dt/ha


b. Ketentuan lainnya seperti yang ditentukan dalam Tabel 2.6 maupun Tabel
2.7
c. Kemiringan saluran dibuat dengan batasan harga 0,30 m/dt < v < 0,5
m/dt

7
3.2 Data Perhitungan
a. Debit air tiap lahan
Perhitungan debit ini dilakukan dengan rumus :
𝐴𝑛 × 1,2
𝑄𝑛 =
1000

Luas Lahan(ha) Volume Air (m3/dt)


52 0,0624
62 0,0744
72 0,0864
82 0,0984
92 0,1104
102 0,1224
112 0,1344
122 0,1464
132 0,1584
142 0,1704
152 0,1824
Sumber : Perhitungan volume dilakukan dengan excel

b. Desain saluran A, dengan luas lahan (An) sebesar 152 ha

Debit aliran ( Q ) = 0,1824 m3/dt

Perbandingan n = b/h = 1 ( Dari Tabel 2.7 )

b=h = 1 ( Matematis awal )

Kemiringan talud (m) = 1 ( Dari Tabel 2.7 )

Kemiringan dasar saluran (i) = 0,001 ( Coba - coba )

Koefisien kekerasan saluran (k) = 35 ( Dari Tabel 2.7 )

8
a. Mencari dimensi saluran yang sesuai dengan kecepatan rencana

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ
𝐴 = (ℎ + 1ℎ) × ℎ
𝐴 = 2 × ℎ2
1⁄
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ × (𝑚2 + 1) 2

1⁄
𝑃 = ℎ + 2ℎ × (12 + 1) 2

𝑃 = ℎ + 2.8284 × ℎ
𝑃 = 3.8284 × ℎ

𝐴
𝑅=
𝑃
2ℎ2
𝑅=
3.8284 × ℎ
𝑅 = 0.5224 × ℎ
2⁄ 1⁄
𝑣 =𝑘×𝑅 3 ×𝑖 2

2⁄ 1⁄
𝑣 = 35 × (0.5224ℎ) 3 × 0.001 2

2⁄
𝑣 = 0.7179ℎ 3

𝑄 =𝐴×𝑣
2⁄
0.1824 = 2 × ℎ2 × 0.7179 × ℎ 3

8⁄
0.1824 = 1.4358 × ℎ 3

3⁄
0.1824 8
ℎ=( ) = 0.4613 𝑚
1.4358

9
Koreksi terhadap v dengan syarat 0.30 m/dt < v < 0.50 m/dt
2⁄
𝑣 = 0.7179 × ℎ 3

2⁄
𝑣 = 0.7179 × (0.4613) 3

𝑣 = 0.4286 𝑚⁄𝑑𝑡
Jadi saluran dengan h = 0.4613 m dan i = 0.001 memenuhi syarat.

c. Desain saluran B, dengan luas lahan sebesar 82 + 92 = 174 ha

Debit aliran ( Q ) = 0,2088 m3/dt

Perbandingan n = b/h =1 ( Dari Tabel 2.7 )

b=h =1 ( Matematis awal )

Kemiringan talud (m) =1 ( Dari Tabel 2.7 )

Kemiringan dasar saluran (i) = 0,0007 ( Coba - coba )

Koefisien kekerasan saluran (k) = 35 ( Dari Tabel 2.7 )

b. Mencari dimensi saluran yang sesuai dengan kecepatan rencana

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ
𝐴 = (ℎ + 1ℎ)ℎ
𝐴 = 2 × ℎ2
1⁄
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ × (𝑚2 + 1) 2

1⁄
𝑃 = ℎ + 2ℎ × (12 + 1) 2

𝑃 = ℎ + 2.8284 × ℎ
𝑃 = 3.8284 × ℎ

10
2 × ℎ2
𝑅=
3.8284ℎ
𝑅 = 0.5224 × ℎ
2⁄ 1⁄
𝑣 =𝑘×𝑅 3 ×𝑖 2

2⁄ 1⁄
𝑣 = 35 × (0.5224ℎ) 3 × 0.0007 2

2⁄
𝑣 = 0.6006 × ℎ 3

𝑄 =𝐴×𝑣
2⁄
0.2088 = 2 × ℎ2 × 0.6006ℎ 3

8⁄
0.2088 = 1.2012 × ℎ 3

3⁄
0.2088 8
ℎ=( ) = 0.5189 𝑚
1.2012

Koreksi terhadap v dengan syarat 0.30 m/dt < v < 0.50 m/dt
2⁄
𝑣 = 0.6006ℎ 3

2⁄
𝑣 = 0.6006 × (0.5189) 3

𝑣 = 0.3878 𝑚⁄𝑑𝑡
Jadi saluran dengan h = 0.5189 m dan i = 0.0007 memenuhi syarat.

d. Desain saluran C, dengan luas lahan sebesar 82+92 + 122 + 62 = 358 ha

Debit aliran ( Q ) = 0,4296 m3/dt

Perbandingan n = b/h = 1 ( Dari Tabel 2.7 )

b=h = 1 ( Matematis awal )

Kemiringan talud (m) = 1 ( Dari Tabel 2.7 )

Kemiringan dasar saluran (i) = 0,0006 ( Coba - coba )

11
Koefisien kekerasan saluran (k) = 35 ( Dari Tabel 2.7 )

c. Mencari dimensi saluran yang sesuai dengan kecepatan rencana

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ) × ℎ
𝐴 = (ℎ + 1ℎ) × ℎ
𝐴 = 2 × ℎ2
1⁄
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ(𝑚2 + 1) 2

1⁄
𝑃 = ℎ + 2ℎ(12 + 1) 2

𝑃 = ℎ + 2.8284ℎ
𝑃 = 3.8284 × ℎ

𝐴
𝑅=
𝑃
2ℎ2
𝑅=
3.8284ℎ
𝑅 = 0.5224ℎ
2⁄ 1⁄
𝑣 =𝑘×𝑅 3 ×𝑖 2

2⁄ 1⁄
𝑣 = 35 × (0.5224ℎ) 3 × 0.0006 2

2⁄
𝑣 = 0.5561ℎ 3

𝑄 =𝐴×𝑣
2⁄
0.4296 = 2ℎ2 × 0.5561ℎ 3

8⁄
0.4296 = 1.1122ℎ 3

3⁄
0.4296 8
ℎ=( ) = 0.7000𝑚
1.1122

12
Koreksi terhadap v dengan syarat 0.30 m/dt < v < 0.50 m/dt
2⁄
𝑣 = 0.5561ℎ 3

2⁄
𝑣 = 0.5561 × (0.7000) 3

𝑣 = 0.4384 𝑚⁄𝑑𝑡

Jadi saluran dengan h = 0.7000 m dan i = 0.0006 memenuhi syarat.

e. Desain saluran D, dengan luas lahan sebesar 82+92+122+62+52+72+152 = 634 ha

Debit aliran ( Q ) = 0,7608 m3/dt

Perbandingan n = b/h = 1.3 ( Dari Tabel 2.7 )

b =1.3h = 1,0895 m

Kemiringan talud (m) = 1 ( Dari Tabel 2.7 )

Kemiringan dasar saluran (i) = 0,0005 ( Coba - coba )

Koefisien kekerasan saluran (k) = 35 ( Dari Tabel 2.7 )

d. Mencari dimensi saluran yang sesuai dengan kecepatan rencana

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ) × ℎ
𝐴 = (1.3ℎ + 1ℎ) × ℎ
𝐴 = 2.3 × ℎ2
1⁄
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ × (𝑚2 + 1) 2

1⁄
𝑃 = 1.3ℎ + 2ℎ × (12 + 1) 2

𝑃 = 1.3ℎ + 2.8284 × ℎ
𝑃 = 4.1284 × ℎ

13
𝐴
𝑅=
𝑃
2.3 × ℎ2
𝑅=
4.1284 × ℎ
𝑅 = 0.5571ℎ
2⁄ 1⁄
𝑣 =𝑘×𝑅 3 ×𝑖 2

2⁄ 1⁄
𝑣 = 35 × (0.5571 × ℎ) 3 × 0.0005 2

2⁄
𝑣 = 0.5298 × ℎ 3

𝑄 =𝐴×𝑣
2⁄
0.7608 = 2.3 × ℎ2 × 0.5298 × ℎ 3

8⁄
0.7608 = 1.2185 × ℎ 3

3⁄
0.7608 8
ℎ=( ) = 0.8381 𝑚
1.2185

Koreksi terhadap v dengan syarat 0.30 m/dt < v < 0.50 m/dt
2⁄
𝑣 = 0.5298ℎ 3

2⁄
𝑣 = 0.5561 × (0.8381) 3

𝑣 = 0.4710 𝑚⁄𝑑𝑡
Jadi saluran dengan h = 0.8381 m dan i = 0.0005 memenuhi syarat.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Hasil Perhitungan

Gambar 4.1 Skema Saluran Persawahan yang Rencanakan di Flores Timur

a. Untuk saluran A
Pada saluran A dengan luas lahan 152 ha dengan debit aliran air
0,1824 m3/dt direncanakan menggunakan saluran dengan dimensi b = h =
0.4613 m dan kemiringan saluran ( i ) = 0.001 serta kecepatan aliran air
direncanakan sebesar 0.4286 m/dt.

Jadi di peroleh saluran irigasi dengan ukuran :


b = 46 cm
B = 138 cm
h = 46 cm
w = 30 cm

15
Gambar 4.2 Skema Penampang Irigasi Saluran A
b. Untuk saluran B
Pada saluran B dengan luas lahan 174 ha dengan debit aliran air
0,2088 m3/dt direncanakan menggunakan saluran dengan dimensi b = h =
0.5189 m dan kemiringan saluran ( i ) = 0.0007 serta kecepatan aliran air
direncanakan sebesar 0.3878 m/dt.

Jadi di peroleh saluran irigasi dengan ukuran :


b = 52 cm
B = 156 cm
h = 52 cm
w = 30 cm

16
Gambar 4.3 Skema Penampang Irigasi Saluran B

c. Untuk saluran C
Pada saluran C dengan luas lahan 358 ha dengan debit aliran air
0,4296 m3/dt direncanakan menggunakan saluran dengan dimensi b = h =
0.7 m dan kemiringan saluran ( i ) = 0.0006 serta kecepatan aliran air
direncanakan sebesar 0.4384 m/dt.

Jadi di peroleh saluran irigasi dengan ukuran :


b = 70 cm
B = 210 cm
h = 70 cm
w = 30 cm

17
Gambar 4.4 Skema Penampang Irigasi Saluran C

d. Untuk saluran D
Pada saluran D dengan luas lahan 634 ha dengan debit aliran air
0,7608 m3/dt direncanakan menggunakan saluran dengan dimensi b = h =
0.8381 m dan kemiringan saluran ( i ) = 0.0005 serta kecepatan aliran air
direncanakan sebesar 0.4710 m/dt.

Jadi di peroleh saluran irigasi dengan ukuran :


b = 110 cm
B = 278 cm
h = 84 cm
w = 50 cm

18
Gambar 4.5 Skema Penampang Irigasi Saluran D

19

Anda mungkin juga menyukai