Anda di halaman 1dari 8

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6, H 033-040

https://doi.org/10.32315/ti.6.h033

Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building sebagai Solusi


Hemat Biaya ( Low Cost )
Samsuddin1, Andi Edyas2, Takdir Daming3, Edward Syarif4
1
Lab. Disain Perumahan dan Lingkungan Permukiman/Departemen Arsitektur/Fakultas Teknik/ Universitas
Hasanuddin.
2,3
Mahasiswa Pascasarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
4
Lab.Disain Perumahan dan Lingkungan Permukiman/Departemen Arsitektur/Fakultas Teknik/ Universitas
Hasanuddin.
Korespondensi : masarchiuh@gmail.com

Abstrak

Konsep Green Building atau Bangunan Gedung Hijau atau bangunan ramah lingkugan didorong
menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Green building diharapkan mampu
berkontribusi secara langsung dalam menahan laju pemanasan global. Tidak hanya sampai disitu,
penghematan air dan energy serta penggunaan energi terbarukan menjadi poin utama yang terus
dibahas dalam sebuah konsep green building, sehingga masalah ketersediaan lingkungan hijau
mampu terselesaikan dengan baik. Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan bangunan gedung yang dan memiliki kinerja terukur secara signifikan
dalampenghematan energi, air dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan
gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.
arsitektur yang memberikan jawaban/adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis,
dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembapan
yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Pengaruhnya otomatis terhadap
suhu, kelembapan, kesehatan udara yang harus di antisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap
hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang memberikan
ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material impor.

Kata-kunci : arsitektur tropis, gedung hijau, low cost

Pendahuluan Konsep Green Building atau Bangunan Gedung


Hijau atau bangunan ramah lingkugan didorong
Desain sebuah gedung maupun rumah harus menjadi tren dunia bagi pengembangan properti
mengacu kepada konsep ramah lingkungan. saat ini. Green building diharapkan mampu
Satu hal yang patut disadari bahwa pembangu- berkontribusi secara langsung dalam menahan
nan sebuah gedung mengahsilkan karbon- laju pemanasan global. Tidak hanya sampai
dioksida terbesar, yang dampaknya terlihat disitu, penghematan air dan energy serta
langsung pada kasus global warming serta penggunaan energi terbarukan menjadi poin
climate exchange. Pemakaian energi pada utama yang terus dibahas dalam sebuah konsep
sebuah proyek pembangunan pun dinilai green building, sehingga masalah ketersediaan
terlampau besar, sementara ketersedian bahan lingkungan hijau mampu terselesaikan dengan
bakar minyak maupun listrik sedang dalam baik.
kondisi penghematan. Oleh karena itu menjadi
sebuah keharusan untuk mendesain sebuah Selain itu sebuah bangunan yang dibangun
bangunan berkonsep ramah lingkungan. dengan konsep gereen building ternyata lebih
memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini semakin

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | H 033


Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )
membuktikan kesadaran masyarakat terhadap nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup
lingkungan hidup. Oleh karena itulah para rapat, terjadi udara yang lebih panas dari sinar
praktisi dituntut untuk aktif mengedukasi matahari atau suhu udara luar. Panas pada
masyarakat tentang pentingnya sebuah bangu- ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke
nan berkonsep green building. Serta terus langit-langit dan dipancarkan lagi ke ruang
berinovasi dalam menghemat penggunaan daya, fungsional dibawahnya.
energi dan air pada sebuah hunian. Peran
pemerintah juga tak kalah pentingnya, dimana Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendali-
pemerintah diharapkan dapat memberikan kan dengan memanfaatkan tanaman hijauyang
kebijakan-kebijakan serta stimulus terhadap berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30%
upaya pembangunan gedung atau hunian - 70% volume ruang lahan bangunan terisi
berwawasan green building. tanaman hijau dan 30% - 70% luasan per-
mukaan tanah tidak ditutupi material keras.
Menurut Corsini (1997), konsep bangunan yang
fleksibel terhadap perubahan suhu dan Di bawah lindungan bayang-bayang pohon akan
kelembaban udara adalah menghindari peman- terjadi suhu yang menyejukkan, karena terdapat
caran dan pemantulan panas matahari serta akumulasi oksigen yang lebih banyak. Di
utilitas mesin bangunan, melalui penentuan samping itu keluaran uap air hasil fotosontesis
bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam dapat menyerap panas udara pada tanaman
bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke tersebut dan menurunkan suhu udara di sekitar
semua sudut ruangan, pemakaian bahan pepohonan.
bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi
guna mendinginkan panas udara dan produksi Untuk mengatasi kegerahan udara, maka
oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi pemakai bangunan diharapkan tidak melakukan
untuk menaikkan udara panas di samping gerakan-gerakan yang tidak perlu, sehingga
perhatian pada organisasi ruang yang dapat untuk seluruh ruang-ruang fungsional perlu
mengefisienkan gerakan di dalam bangunan. diorganisir secara baik.
Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di
Tampilan bangunan yang bergaris horisontal
atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan
dapat menimbulkan perasaan intim dan santai,
pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi
sedangkan garis-garis vertikal yang terlalu
yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke
banyak akan menimbulkan ketegangan. Demiki-
sudut ruangan.
an pula penggunaan warna-warna alami pada
Kehalusan permukaan dan warna bahan seluruh elemen bangunan akan meniadakan
bangunan sangat menentukan iklim mikro di suasana stres serta tidak dapat memantulkan
sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan sinar matahari, sehingga membantu untuk
licin adalah pemantul sinar matahari yang baik mengurangi kenaikan suhu udara mikro di
dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan sekitar bangunan.
permukaan kasar akan membantu meredam dan
Menurut Khadiyanto (1997), alangkah baiknya
menyerap sinar dan panas matahari. Bahan
bila tiap kawasan itu memiliki Master Plan
bangunan berpori mudah meluncurkan panas
Drainage dan menyelesaikan permasalahan
dan meluncurkannya kembali jika suhu udara
mereka sendiri-sendiri. Misalnya daerah yang
disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika
tinggi menyelesaikan masalahnya di atas pula,
memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami
bukan membuangnya begitu saja ke bawah
seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai
sehingga yang bawah pun tidak akan terlampau
luar.
berat memikul beban dirinya ditambah beban
Di samping itu diperlukan teknik insulasi yang kiriman daerah lain. Hal ini juga bermanfaat
baik untuk meredam pancaran panas genteng bagi konservasi sumber daya air. Sehingga, jika
ke ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik daerah atas membuang airnya ke bawah akibat-
sebagai isolasi atap di bawah genteng daripada nya aliran terserap ke dalam tanah mereka

H 034 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017


Samsuddin
minim, sehingga pada musim kering akan pandangan baru mencakup pada penggunaan
sangat kesulitan air. Kalau penyelesaian material yang memberikan ciri karakter material
masalah genangan air tersebut dengan cara lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada
meresapkan air ke dalam tanah mereka sendiri, material impor.
maka persediaan air pada musim kering akan
tercukupi. Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada
bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada
Pada latar belakang yang sudah dijelaskan bentuk yang berdasarkan adaptasi/ penanganan
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan
pada penelitian ini adalah apa sesungguhnya bangunan oleh arsitek/desainer yang baik akan
pengertian dari bangunan gedung hijau, memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal
kemudian bagaimana menerapkan konsep ini karena selain memperhatikan bagaimana
arsitektur tropis pada bangunan gedung hijau menangani iklim tropis, juga memperhatikan
dengan menekan low cost. Selain itu juga, bagaimana kesan estetika eksterior dan interior
permasalahan pada penelitian ini adalah aspek- dari bangunan tersebut.
aspek apa saja yang perlu diperhatikan pada
penerapan arsitektur tropis pada bangunan Bentuk secara makro sangat memperhatikan
gedung hijau. faktor panas dan hujan, dimana untuk mena-
ngani hal tersebut maka arsitektur tropis yang
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini baik akan memperhatikan bagaimana bangunan
adalah untuk mengetahui bagaimana menerap- tidak panas dan ketika hujan tidak tampias,
kan konsep arsitektur tropis pada bangunan selain itu terdapat kualitas kenyamanan
gedung hijau (low cost), serta mengetahui dan berkaitan dengan suasana panas dan dingin
memahami bagaimana hubungan antara yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat
arsitektur tropis denganBangunan gedung hijau. teras untuk memberikan perlindungan serta
menikmati iklim tropis yang bersahabat.
Metode Penelitian
Bentuk secara mikro pada masing-masing
Metode penelitian dilakukan dengan model elemen bangunan seperti jendela dengan
kualitatif diskriptif. Dalam penelitian ini pengum- bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau
pulan data dilakukan dengan study literature. semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu
Studi literature dilakukan dengan pencarian biasanya merupakan bangunan panggung
sumber-sumber pustaka yang berasal dari buku- dengan lantai yang diangkat dengan harapan
buku studi ilmiah, arsip Koran dan majalah. terhindar dari banjir akibat hujan, memang
Selain bukun ada pula artikel ilmiah dari seminar, merupakan kualitas rancangan yang sudah
dan dipublikasikan secara online bersama berhasil sejak dulu.
forum-forum diskusi arsitektur di internet.
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-
Hasil dan Pembahasan syarat khusus dalam perancangan bangunan
dan lingkungan binaan, mengingat ada
A. Arsitektur tropis beberapa factor-factor spesifikasi yang hanya
dijumpai secara khusus pada iklim tersebut,
Arsitektur tropis adalah jenis arsitektur yang
sehingga teori-teori arsitektur, komposisi,
memberikan jawaban/ adaptasi bentuk bangu-
bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan
nan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana
nilai-nilai estetik bangunan yang berbentuk akan
iklim tropis memiliki karakter tertentu yang
sangat berbeda dengan kondisi yang ada di
disebabkan oleh panas matahari, kelembapan
wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.
yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan
angin, dan sebagainya. Pengaruhnya otomatis Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang
terhadap suhu, kelembapan, kesehatan udara berpengaruh dalam perancangan bangunan
yang harus di antisipasi oleh arsitektur yang pada iklim tropis lembab adalah :
tanggap terhadap hal-hal tersebut. Selain itu
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | H 035
Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )
1. Kenyamana Thermal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal


terutama adalah mengurangi perolehan panas,
memberikan aliran udara yang cukup dan
membawa panas keluar bangunan serta
mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung
matahari maupun dari permukaan dalam yang
panas.

Perolehan panas dapat dikurangi dengan


Gambar 1. Kenyamanan Thermal
menggunakan bahan atau material yang
mempunyai daya tahan terhadap panas yang 2. Aliran Udara Melalui Bangunan
besar, sehingga laju aliran panas yang
menembus bahan tersebut akan terhambat. Kegunaan dari aliran udara/ventilasi adalah :
Permukaan yang paling besar menerima panas a. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya yaitu penyediaan oksigen untuk per-
mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas napasan, membawa asap dan uap air
yang lebih kecil dari dinding. Untuk keluar ruangan, mengurangi konsentrasi
mempercepat kapasitas panas dari bagian atas gas-gas dan bakteri serta menghilangkan
agak sulit karena akan memperberat atap. bau
Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat b. Untuk memenuhi kebutuhan kenya-
diperbesar dengan beberapa cara, misalnya manan thermal, mengeluarkan panas,
rongga langit-langit, penggunaan pemantul membantu mendinginkan bagian dalam
panas reflektif juga akan memperbesar tahan bangunan.
panas.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk yaitu terdapat perbedaan temperature antara
antara lain : udara di dalam dan diluar ruangan dan per-
bedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua
a. Memperkecil luas permukaan yang gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
menghadap ke timur dan barat untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang
b. Melindungi dinding dengan alat peneduh. dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat meme-
Peroleh panas dapat juga dikurangi nuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih
denganmemperkecil penyerapan panas dari kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi
permukaan, terutama untuk permukaan atap. kenyamanan thermal. Untuk yang pertama
sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua,
matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang
sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan bukaannya dapat diatur.
menyebabkan temperatur permukaan naik.
Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur 3. Radiasi Panas
udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan
temperatur yang besar antar kedua permukaan Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari
bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang langsung masuk ke dalam bangunan dan
yang besar. dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya,
untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-
alat peneduh (Sun Shading Device).

Pancaran panas dari suatu permukaan akan


memberikan ketidak-nyamanan thermal bagi

H 036 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017


Samsuddin
penghuni, jika beda temperatur udara melebih a. Luas dan posisi lubang cahaya
40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan b. Lebar teritis
bawah dari langit-langit/permukaan bawah dari c. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
atap. d. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam
dari ruangan.
e. Permukaan di luar bangunan di sekitar
lubang cahaya

Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi


makin berkurang pula kemungkinan adanya
penghalang di muka lubang cahaya. Dari
penelitain yang dilakukan, baik pada model
bangunan dalam langit buatan, maupun pada
rumah sederhana, faktor penerangan siang hari
rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang
Gambar 2. Beberapa jenis shading device cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan
posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian
Penerangan Alami pada Siang Hari normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor
refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari : ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang
dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca
a. Cahaya matahari langsung. bening.
b. Cahaya matahari difus
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan utama dasar: tinggal nyaman tanpa bergantung
sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari
siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk tiga variabel: temperatur, kelembaban dan
maksud ini, cahaya matahari langsung tidak sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya,
dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena “Desain dengan Iklim”, mengembangkan garis
akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam
kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga empat daerah iklim yang berbeda, salah satunya
yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah lingkungan tropis panas lembab.
adalah cahaya langit. Merancang sebuah rumah pasif didinginkan
dimulai dengan situs dan mencakup setiap
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi aspek dari rumah sampai ke warna.
lantai bangunan makin kuat potensi cahaya
langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit B. Bangunan Gedung Hijau
yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi
dalam 3 (tiga) komponen : Bangunan gedung hijau menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
a. Komponen langit. Rakyat Republik Indonesia, nomor 02/PRT/M/
b. Komponen refleksi luar 2015, tentang Bangunan Gedung Hijau, yang
c. Komponen refleksi dalam dimaksud dengan: Bangunan Gedung adalah
wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit menyatu dengan tempat kedudukannya,
memberikan bagian terbesar pada tingkat sebagian atau seluruhnya berada di atas
penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang
cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tersebut adalah : tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupin kegiatan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | H 037
Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )
khusus. Bangunan Gedung Hijau adalah Peningkatan dukungan kelembagaan,
bangunan gedung yang memenuhi persyaratan kepemimpinan dan manajemen dalam
bangunan gedung yang dan memiliki kinerja implementasi.
terukur secara signifikan dalampenghematan
energi, air dan sumber daya lainnya melalui 2. Bangunan Gedung Yang Dipersyaratkan
penerapan prinsip bangunan gedung hijau
sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam Ada 2 (dua) bangunan gedung yang dikenai
setiap tahapan penyelenggaraannya. persyaratan bangunan gedung hijau, yaitu;
bangunan gedung baru dan bangunan gedung
1. Prinsip Dasar Bangunan Gedung Hijau yang telah dimanfaatkan. Ada 3 (tiga) kategori
persyaratan yang dikenai persyaratan bangunan
Bangunan gedung wajib diselenggarakan gedung hijau, yaitu ; kategori wajib (mandatory),
berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, disarankan (recommended), dan sukarela
keseimbangan, serta keserasian bangunan (voluntary). Persyaratan bangunan gedung hijau
gedung dengan lingkungannya, yang memiliki dalam penyelenggaraannya dilakasanakan pada
dimensi berkelanjutan (sustainable) dan menjadi setiap tahapan.
dasar filosofi penyelenggaraan bangunan
gedung pada setiap tahapannya. Penyeleng- Persyaratan pada setiap tahapan meliputi;
garaan bangunan gedung yang berkelanjutan Persyaratan tahap pemrograman;
tidak dapat dipisahkan dari konteks aras spasial Persyaratan tahap perencanaan teknis;
penataan ruang. Untuk itu, salah satu upaya Persyaratan tahap pelaksanaan konstruksi;
mewujudkan bangunan gedung berkelanjutan Persyaratan tahap pemanfaatan; dan
adalah dengan mendorong penyelenggaraan Persyaratan tahap pembongkaran.
bangunan gedung hijau yang menerapkan
prinsip-prinsip bangunan gedung hijau yang
mendukung pengembangan permukiman ber-
kelanjutan.

Prinsip bangunan gedung hijau meliputi:

Perumussan kesamaan tujuan, pemahaman


serta rencan tindak;
Pengurangan penggunaan sumber daya,
baik berupa lahan, material, air, sumber
daya alam, maupun sumber daya manusia
(reduce);
Penguran timbulan limbah, baik fisik maupun Gambar 3. Konsep dan Referensi Desain Bangunan
non-fisik Gedung Hijau
Penggunaan kembali sumber daya yang
telah digunakan sebelumnya (reuse); C. Orientasi arsitektur tropis terhadapa
Penggunaan sumber daya hasil siklus ulang bangunan hijau
(recycle);
Perlindungan dan pengelolaan terhadap 1. Orientasi Bangunan Terhadap Matahari dan
lingkungan hidup melalui upaya pelestarian; Angin
Mitigasi resiko keselamatan, kesehatan, Tujuan utama adalah bagaimana memper-
perubahan iklim, dan bencana; tahankan keseimbangan antara priode keku-
Orientasi pada siklus hidup; rangan panas dimana sinar matahari diperlukan
Orientasi kepada pencapaian mutu yang dan periode kelebiahan panasdimana sinar
diinginkan, matahari harus dihindarkan. Lintasan matahari
Inovasi teknologi untuk perbaikan yang dan angin bervariasitergantung pada musim dan
berlanjut; dan lokasi tapak.
H 038 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017
Samsuddin
Di Indonesia yang merupakan daerah panas- b) Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu
lembab, sebaiknya orientasi bangunan: memasak, mandi dan sebagainya.
Bentuk bangunan memanjang arah c) Menghilangkan kalor yang berlebihan.
Timur-barat dengan bidang timur danbarat d) Membantu mendapatkan kenyamanan
sekecil mungkin; termal.
Mengurangi pemanasan matahari;
Ventilasi ruangan yang layak ditempati, misalkan
Memanfaatkan angin agar terjadi pendingi-
kantor, pertokoan, pabrik, ruang kerja, kamar
nan karena penguapan;
mandi, binatu dan ruangan lainnya untuk tujuan
Sebaiknya memasang kisi-kisi peneduh
tertentu, harus dilengkapi dengan ventilasi alami
matahari pada jendela dan ruang outdoo.r
dan atau ventilasi mekanis.

1) Ventilasi Alami

Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan


tekanan di luar suatu bangunan gedung yang
disebabkan oleh angin dan karena adanya
perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-
gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari
bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana
lain yang dapat dibuka, dengan:
Gambar 4. Ilustrasi orientasi bangunan terhadap pola
edar Matahari
Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari
5% terhadap luas lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi,
ventilasi menghadap ke arah halaman
berdidnding, atau daerah yang terbuka ke
atas, atauteras terbuka, pelataran parkir,
atau sejenis; atauruang yang bersebelahan.

Keberhasilan ventilasi alami sangat bergantung


pada kualitas udara lingkungan, sehingga udara
lingkungan yang sejuk dan sehat menjadi modal
utama. Untuk mendapatkan kenyamanan termal
dengan pengkondisian alami dapat dilakukan
Gambar 5. Memaksimalkan energi sinar matahari dengan :
tehadap bangunan
Sumbu panjang bangunan (orientasi
2. Orientasi Bangunan Terhadap Bukaan bangunan), sumbu panjang bangunan
setidaknya sejajar dengan sumbu timur dan
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu barat (bersudut 5 dari sumbu timur-barat).
udara segar kedalam gedung dalam jumlah Hal ini agar akan yang ada menghadap utara
yang sesuai dengan kebutuhan. dan selatan. Penetrasi sinar matahari
langsung juga dapat diminimalkan karena
Ventilasi bertujuan: sisi terpendek berhadapan dengan matahari
timur dan barat.
a) menghilangkan gas-gas yang tidak menye-
Tidak adanya material keras di sekeliling
nangkan yang ditimbulkan oleh keringat dan
bangunan. Perlu diingat material di sekeliling
sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2)
bangunan akan menyerap panas. Halaman
yang ditimbulkan oleh pernafasan dan
yang ditanami vegetasi pohon dan rumput
proses-proses pembakaran.
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | H 039
Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )
akan memanfaatkan panas untuk proses Kesimpulan
asimulasi sehingga akan menambah sejuk
udara sekeliling. Hindari pemakian beton, Bangunan hijau merupakan bangunan yang
aspal dan paving blok di sekeliling bangunan. secara keseluruhan harus menggunakan peng-
Bangunan sedapat mungkin ditengah lahan hematan energy dan ramah lingkungan pada
atau memungkinkan mendapatkan hembu- bangunan, itu berhubungan erat dengan adanya
san angin pada semua sisi untuk membantu arsitektur tropis yang mengoptimalkan lingku-
menyejukkan permukaan bangunan. ngan serta iklim tropis.

Bangunan hijau dikaitkan dengan arsitektur


tropis dapat dilihat dari pengehematan energy
alam, penggunaan cahaya alami dan peng-
hawaan alami merupakan bentuk terhubungnya
antara bangunan hijau dan arsitektur tropis.

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat, No. 2 Tahun 2015., Tentang Bangunan
Gedung Hijau Katalog Booth Kementerian PU.
http://www.arsiteka.com/2008/11/teori-sajian-desain-
arsitektur-tropis.html (diakses pada tanggal 03-09-
2017, 10:55 WITA).
http://abarchitects.blogspot.co.id/2013/10/arsitektur-
tropis.html (diakses pada tanggal 03-09-2017, 11:30
WITA).

Gambar 6. Prinsip aliran udara melalui ventilasi dan


Sistem ventilasi silang

2) Ventilasi Mekanis

Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika


ventilasi alami yang memenuhi persyaratan
tidak memadai.

H 040 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017

Anda mungkin juga menyukai