Anda di halaman 1dari 9

JUDUL E GAERO OPO

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Hidrologi
yang dibina oleh Bapak Gilang Idfi

Disusun oleh:

Ma’ruf Andi Topan 160523610829

Mochamad Ulinnuha 160523602112

Nabilah Fasya 160523610921

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL OFFERING D

2017
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah tugas untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Hidrologi, sebelumnya Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis.


2. Orangtua, yang telah mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis.
3. Bapak Gilang, yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.

Berikut ini penulis mempersembahkan makalah/karya tulis yang


berjudul “……” Tugas ini disusun berdasarkan Informasi yang ada, melalui makalah/karya
tulis ini semoga pembaca dapat mengetahui makna dari isi makalah ini. Penulis menyadari karya
tulis ini masih banyak kekurangannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan karya tulis ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Malang, September 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir hingga saat ini masih menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia,
salah satunya yang terjadi di Kota Malang. Secara geografis, Kota Malang terletak di
dataran yang cukup tinggi, yaitu antara 440 – 660 m diatas permukaan air laut. Kota Malang
juga dikelilingi beberapa pegunungan besar seperti Gunung Bromo- Tengger,
Gunung Semeru, Gunung Arjuno, Gunung Kawi, Gunung Kelud dan Gunung Panderman.
Selain itu, Kota Malang juga dilalui salah satu sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai
Brantas. Kondisi geografis ini mengakibatkan Kota Malang memiliki curah hujan yang
tinggi.
Kota Malang juga terkenal dengan kota pendidikan yang mendorong pesatnya
pembangunan rumah kos atau kontrak yang khususnya terletak di daerah dekat kampus.
Masyarakat cenderung hanya membangun tanpa mempedulikan lingkungan, khususnya
seperti daerah Bendungan Sutami, Ambarawa, Terusan Surabaya dan daerah sekitar
Universitas Negeri Malang.
Terdapat dua faktor mengapa banjir terjadi. Pertama banjir sangat dipengaruhi
oleh faktor alam berupa curah hujan tinggi dalam waktu singkat dan adanya pasang air
naik laut. Dan yang kedua adalah faktor yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri.
Faktor ini juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat yang otomatis
juga terjadi perubahan tutupan lahan seperti pemukiman, sawah, tegalan, ladang. Yang
juga berpengaruh pada jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di perkotaan dan
di daerah dekat rumah kos. Sedangkan tutupan lahan vegetasi yang tumbuh di atas
permukaan bumi akan menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan (run off). Aliran
permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.
Ceritakan tentang daerah galunggung, ambarawa, dll iku kaitkan dengan kota malang
(sepurane iki aku gaero lin, pan wkwk bingung) sama yang data banjir di galunggung itu
masuknya ke permbahasan aja jangan latar belakang. Tapi data ne aku mek nemu bulan
november 2016

1.2 Identifikasi Masalah


Penyebab terjadinya bencana banjir secara umum dapat dibedakan menjadi 3 hal,
yakni:
1. Kondisi alam seperti kondisi geografi, topografi, dan karakteristik sungai.
2. Peristiwa alam yang tidak bisa dihindari seperti perubahan iklim, pasang – surut,
sedimentasi, dan sebagainya.
3. Aktivitas sosial-ekonomi masyarakat seperti deforestasi (penggundulan hutan),
konversi lahan, pemanfaatan sempadan sungai/saluran untuk pemukiman, serta
perilaku masyarakat seperti membuang sampah tidak pada tempatnya.

1.3 Rumusan Masalah


Dari makalah yang penulis buat ini, penulis menyimpulkan beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1. Apasajakah dampak terjadinya banjir?
2. Bagaimanakah cara mengantisipasi banjir yang terjadi didaerah Galunggung,
Bendungan Sutami, dan daerah rawan banjir lainnya?
3. Bagaimanakah cara menanggulangi banjir tersebut?

1.4 Tujuan
1. Mengetahui dampak akibat terjadinya banjir.
2. Mengetahui cara – cara mengantisipasi dan menanggulangi banjir tersebut.
3. Mengetahui solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya banjir.
1.5 Metode Penulisan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas ini adalah berdasarkan pada studi
kepustakaan terutama berasal dari internet, televisi, dan koran. Selain itu juga
menggunakan metode studi lapangan dengan mengadakan studi langsung ke lapangan
untuk mengetahui data – datanya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan


Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan
oleh kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948:1)
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman,
nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air
permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaan tanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan
dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan
dengan adanya saluran drainase ini antara lain :
 Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi
air tanah.
 Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
 Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
 Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.
Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui
normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang
aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun
hujan lokal.
Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan
saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke
saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan
kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang
terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan
menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata
Ruang Kota.
Dari hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh dari refrensi didapatkan alasan
terjadinya banjir yang terjadi setiap musim penghujan tiba di daerah jalan
*galunggung/ambarawa/bendungan sutami. Di daerah jalan
*galunggung/ambarawa/bendungan sutami sendiri dapat dengan mudah diketahui bahwa
saluran drainase yang sangat tidak memadai, hal tersebut diperburuk dengan banyaknya
sampah yang terdapat di sepanjang jalan *galunggung/ambarawa/bendungan sutami
bahkan di dalam saluran drainase terlihat adanya sampah yang dapat menghambat jalannya
air terlebih ketika musim penghujan tiba.
Jumlah strom drain di sepanjang jalan *galunggung/ambarawa/bendungan sutami
pun hanya ada di beberapa titik yang tidak strategis karena saat terjadi genangan di musim
penghujan air tidak langsung mengalir ke dalam strom drain karena adanya perbedaan
elevasi antara jalan dengan strom drain.
Bab VI
Penutup

6.1 Kesimpulan
1. dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bawasnya bajir membawa banyak
dampak negatif. Diantaranya adalah menggangu lalu-lintas saat meluapnya saluran
drainase.
2. cara mengatasi banjir didaerah sutami ketika terjadinya hujan adalah dengan
memperbaiki saluran drainase sehingga dapat menampung debit air yang meluap.
Atau juga dengan mengontrol debit air yang masuk kesaluran drainase sehingga tidak
terjadi luapan air.
1. Apasajakah dampak terjadinya banjir?
2. Bagaimanakah cara mengantisipasi banjir yang terjadi didaerah Galunggung,
Bendungan Sutami, dan daerah rawan banjir lainnya?
3. Bagaimanakah cara menanggulangi banjir tersebut?
No. 3 bedanya sama no. 2 opo yo, bingung gwe kwsimpulane aku. wkwkwk
4. Usaha – usaha apa sajakah yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang?

6.2 Saran
Untuk mengurangi peluang terjadinya banjir di Kota Malang khususnya di daerah
jalan * galunggung/ambarawa/bendungan sutami, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Pemkot Kota Malang, untuk dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya
kebersihan dan pembuatan sumur resapan guna mengurangi genangan air yang akan
terjadi ketika musim penghujan.
2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini oleh para mahasiswa maupun
lembaga lainya, dengan solusi-solusi yang dapat mengurangi maupun mengatasi hal
tersebut.

Daftar Pustaka

Utama, L.2015.”Kerentanan Kawasan Berpotensi Banjir” dalam


http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/viewFile/294/290.

Wikipedia.(t.th). “Kota Malang” dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang

Anda mungkin juga menyukai