PENDAHULUAN
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial.1 Fraktur antebrachii pada
orang dewasa biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau perkelahian.
Gambaran klinisnya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering disertai
dislokasi fragmen fraktur.2 Pada tahun 2010, berdasarkan data dari 2010 National
dikatakan saling menopang dua setengah dari sendi condylar yang dibentuk oleh
geometri dari radius dan ulna mengubah kesesuaian dan range of motion dari
sendi condylar.3
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 19 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
No. DM : 45 03 78
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada hari Rabu, 14 Mei 2019 pukul 09.00 WIT secara
Keluhan Utama
Pasien rujukan dari RSUD Dekai dengan open fracture radius-ulna sinistra.
Datang ke IGD RSUD Dok II Jayapura dengan keluhan nyeri pada lengan bawah kiri
± 2 hari SMRS. Pasien post KLL tunggal 2 hari yang lalu. Pasien dalam perjalan
kerumah dengan mengendarai sepeda motor. Pasien dalam kondisi salah satu tangan
memegang botol minum dan tangan lain mengemudikan motor, pada saat melewati
2
jalan yang rusak pasien kehilangan kendali motor dan terjatuh kearah kiri dengan
posisi tangan kiri terjatuh menongka badan dan menabrak jalan. Pada saat kejadian
pasien sadar, memakai helm (+). Keluhan pusing (-), mual (-), muntah (-). Di RS
Dekai, pasien mendapat penanganan jahit pada luka terbuka, terpasang base slab.
Trauma (-), pingsan (-), kejang (-), Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-), Alergi (-),
Status Generalis
Tanda vital :
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
3
Mata : konjungtiva anemis +/+, pupil bulat isokor,
Pemeriksaan Jantung
midklavikula sinistra
midklavikularis sinistra
(-)
Pemeriksaan Paru
Pemeriksaan Abdomen
4
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani
Pemeriksaan Ekstremitas
perdarahan - / -, pus - / -
Foto Klinis :
5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
6
RBC (Eritrosit) 3.70 3.69 – 5.46 106/mm
V. DIAGNOSIS
VI. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Pro ORIF
7
Desinfeksi : Alcohol- betadine-alcohol
Diagnosis Pra Bedah :
Open fracture 1/3 proximal left radius ulna
Closed fracture distal left radius
Diagnosis Pasca Bedah :
Open fracture 1/3 proximal left radius ulna
Closed fracture distal left radius
Indikasi Operasi : Fractur
Nama Operasi : Debridement dan ORIF distal radius dan ORIF shaft
radius ulna
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
IX. RESUME
sinistra. Datang ke IGD RSUD Dok II Jayapura dengan keluhan nyeri pada
lengan bawah kiri ± 2 hari SMRS. Pasien post KLL tunggal 2 hari yang lalu.
dalam kondisi salah satu tangan memegang botol minum dan tangan lain
mengemudikan motor, pada saat melewati jalan yang rusak pasien kehilangan
kendali motor dan terjatuh kearah kiri dengan posisi tangan kiri terjatuh
menongka badan dan menabrak jalan. Pada saat kejadian pasien sadar,
memakai helm (+). Keluhan pusing (-), mual (-), muntah (-). Di RS Dekai,
8
pasien mendapat penanganan jahit pada luka terbuka, terpasang base slab.
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 FRAKTUR
tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial. Trauma yang
benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna
dan dapat berupa trauma tidak langsung misalnya jatuh tertumpu pada tangan
dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat yang
dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka, sampai ke tulang yang
disebut patah tulang terbuka. Patah tulang didekat sendi atau mengenai sendi
dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur
dislokasi.1
yang terjadi, baik pada jaringan lunak maupun tulangnya. Mekanisme trauma
juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam, langsung atau
tak langsung.1
10
Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi
menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan
gejala klasik tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat ditegakkan
yaitu letak patah tulang harus diletakkan di pertengahan foto dan sinar harus
menembus tempat ini secara tegak lurus. Bila sinar menembus secara miring,
gambar menjadi samar, kurang jelas, dan berbeda dari kenyataan. Harus selalu
dibuat dua lembar foto dengan arah saling tegak lurus. Persendian proksimal
maupun distal harus tercakup dalam foto. Bila tidak diperoleh kepastian
tentang adanya kelainan, sebaiknya dibuat foto yang sama dari ekstremitas
tentang adanya kelaian, seperti fisura, sebaiknya foto diulang setelah satu
11
minggu, retak akan menjadi nyata karena hyperemia setempat disekitar tulang
tulang dengan dunia luar, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur
tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat, yang ditentukan oleh berat
Relative bersih
12
Menurut garis frakturnya, patah tulang dibagi menjadi fraktur
berbagai kekuatan, seperti cedera, tonus atau kontraksi otot, dan tarikan.1
adalah:
1. Komplit/tidak komplit
13
a. Fraktur kominutif: garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
b. Fraktur segmental: garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan
c. Fraktur multiple: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya.
4. Bergeser/tidak bergeser
5. Terbuka-tertutup
berupa koplikasi dini atau lambat, local atau sistemik, oleh trauma atau
akibat pengobatan.4
tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa
kemampuan remodeling.
14
Cara pertama penanganan adalah proteksi saja tanpa reposisi dan
imobilisasi. Pada fraktur dengan dislokasi fragmen patahan yang minimal atau
Cara kedua ialah imobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi tetap diperlukan
imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen. Cara ketiga berupa reposisi
dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi. Ini dilakukan pada
masa tertentu, misalnya beberapa minggu, lalu diikuti dengan imobilisasi. Hal
ini dilakukan pada patah tulang yang bila direposisi akan terdislokasi kembali
dalam gips, biasanya pada fraktur yang dikelilingi oleh otot yang kuat seperti
pada patah tulang femur. Cara kelima berupa reposisi diikuti imobilisasi
dengan fiksasi luar. Fiksasi fragmen fraktur menggunakan pin baja yang
kokoh dengan batangan logam diluar kulit. Alat ini dinamakan fiksator
secara operatif diikuti dengan fiksasi interna. Cara ini disebut juga sebagai
Fiksasi interna yang biasa digunakan berupa plat dan sekrup. Cara terkahir
15
3.2 ANATOMI REGIO ANTEBRACHI
Olecranon, procesus olecranon dari ulna membentuk titik dari sendi siku.
Procesus merupakan bagian superior dan posterior dari epifisis proximal. Pada
processus coronoid, radial otch yang licin mengakomodasi caput radius pada
dengan permukaan medial yang licin pada bagian basal dan batas lateral di
perlekatan otot. Pada bagian distal, ulnar shaft menyempit sebelum berakhir
pada caput ulna yang berbentuk seperti sebuah disc yang pada bagian batas
articular cartilage melekat pada processus styloid, mengisolasi caput ulna dari
tulang pergelangan tangan. Sendi radioulnar dekat batas lateral dari caput
ulna.4
16
Gambar 3.1 penampang posterior dari radius dan ulna
disc pada caput radius, berartikulasi dengan capitulum humerus. Leher sempit
memanjang dari caput radius hingga ke prominent radial tuberosity yang menandakan
perlekatan dari musculus biceps brachii. Otot ini memfleksikan sendi siku. Shaft dari
radius bergelombang sepanjang tulang, pada distal extremity Nampak lebih besar dari
bagian distal ulna. Karena artikulasi kartilago dan artikulasi disc memisahkan ulna
17
dari pergelangan tangan, hanya distal extremity radius yang berpartisipasi dalam
sendi pergelangan tangan. Processus styloid pada permukaan lateral dari distal
extremity dengan caput ulna pada ulnar notch radius, membentuk sendi radioulnal
distal. Sendi radioulnar proximal memungkinkan rotasi lateral dan medial dari caput
radius. Ketika rotasi medial berlangsung pada sendo radioulnar proximal, ulnar notch
dari radius berotasi seputar permukaan caput ulnar. Rotasi medial dari sendi
radioulnar selanjutnya merotasi pergelangan tangan dan tangan medial, dari posisi
anatomi. Gerakan rotasi ini disebut pronasi dan gerakan sebaliknya yang melibatkan
18
teres epicondylus dari (C6,C7) i
medialis humeri permukaan forear
Caput ulnaris: lateral m,
processus radius flexi
coronoideus elbow
Extensor m.triceps Long head: Permukaan Radial nerve (C6- Extens
brachii infraglenoid atas C8) i
tubercle scapula olecranon elbow
dan
should
er
m. anconeus Permukaan Permukaan Radial nerve (C6- Extens
belakang lateral C8) i
epicondylus olecranon, elbow
lateral humerus seperempat
atas
permukaan
belakang
ulna
Pronator m.pronator Caput humerus: Pertengahan Median nerve (C6- Pronas
teres epicondylus dari C7) i
medialis humeri permukaan forear
Caput ulnaris : lateral m,
processus radius flexi
coronoideus elbow)
m.pronator Bagian bawah Bagian Median nerve (C7- Pronas
quadratus dari permukaan bawah dari C8) i
depan ulna permukaan forear
depan m
radius
supinator m. supinator Epycondylus Facies Posterior Supina
19
radii)
processus supina
coracoideus si
forear
3.3 DIAGNOSIS
1. Anamnesa
Anamnesis terdiri dari:
Auto anamnesis: Dicatat tanggal saat melakukan anamnesis dari dan oleh
siapa. Ditanyakan persoalan: mengapa datang, untuk apa dan kapan
20
dikeluhkan; penderita bercerita tentang keluhan sejak awal dan apa yang
dirasakan sebagai ketidakberesan; bagian apa dari anggotanya/lokalisasi
perlu dipertegas sebab ada pengertian yang berbeda misalnya “… sakit di
tangan ….”, yang dimaksud tangan oleh orang awam adalah anggota gerak
atas dan karenanya tanyakan bagian mana yang dimaksud, mungkin saja
lengan bawahnya. Kemudian ditanyakan gejala suatu penyakit atau
beberapa penyakit atau beberapa penyakit yang serupa sebagai
pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis demikian perlu
pengetahuan tentang penyakit. Ada beberapa hal yang menyebabkan
penderita datang untuk minta pertolongan: Sakit/nyeri: Lokasi
setempat/meluas/menjalar, Ada trauma riwayat trauma tau tidak, Sejak
kapan dan apa sudah mendapat pertolongan, Bagaimana sifatnya:
pegal/seperti ditusuk-tusuk/rasa panas/ditariktarik, terus-menerus atau
hanya waktu bergerak/istirahat dan seterusnya, Apa yang
memperberat/mengurangi nyeri, dan Nyeri sepanjang waktu atau pada
malam hari, dan Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau sering hilang
timbul;Kelainanbentuk/pembengkokan:Angulasi/rotasi/ discrepancy(pemen
dekan/ selisih panjang) dan Benjolan atau karena ada pembengkakan;
Kekakuan/kelemahan: Kekakuan: Pada umumnya mengenai persendian.
Apakah hanya kaku, atau disertai nyeri, sehingga pergerakan terganggu?.
Kelemahan: Apakah yang dimaksud instability atau kekakuan otot
menurun/melemah/kelumpuhan
Dari hasil anamnesis baik secara aktif oleh penderita maupun pasif
(ditanya oleh pemeriksa; yang tentunya atas dasar pengetahuan mengenai
gejala penyakit) dipikirkan kemungkinan yang diderita oleh pasien,
sehingga apa yang didapat pada anamnesis dapat dicocokkan pada
pemeriksaan fisik kemudian.
Allo anamnesis: Pada dasarnya sama dengan auto anamnesis, bedanya yang
menceritakan adalah orang lain. Hal ini penting bila kita berhadapan
dengan anak kecil/bayi atau orang tua yang sudah mulai dementia atau
21
penderita yang tidak sadar/sakit jiwa; oleh karena itu perlu dicatat siapa
yang memberikan allo anamnesis, misalnya: - allo anamnesis mengenai
bayi tentunya dari ibu lebih cocok daripada ayahnya - atau mungkin pada
saat ini karena kesibukan orangtua, maka pembantu rumah tangga dapat
memberikan keterangan yang lebih baik - juga pada kecelakaan mungkin
saksi dengan pengantar dapat memberikan keterangan yang lebih baik,
terutama bila yang diantar tidak sadarkan diri.
2. Pemeriksaan Fisik
Dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum (status generalisata)
untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (status
lokalis). Gambaran umum antara lain:
Keadaan Umum (K.U): baik/buruk, yang dicatat adalah tanda-tanda
vital yaitu: Kesadaran penderita; apatis, sopor, koma, gelisah,
Kesakitan dan Tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
suhu.
Kemudian secara sistematik diperiksa dari kepala, leher, dada (toraks),
perut (abdomen: hepar, lien) kelenjar getah bening, serta kelamin.
Ekstremitas atas dan bawah serta punggung (tulang belakang).
22
dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua
arah, baik si pemeriksa maupun si pasien, karena itu perlu selalu
diperhatikan wajah si pasien atau menanyakan perasaan si pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: Temperatur setempat yang
meningkat, Nyeri tekan, nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya
disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur
pada tulang, Krepitasi, Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal
trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis
posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. Refilling
(pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah
trauma, temperatur kulit. - Pengukuran tugkai terutama pada tungkai
bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai
Move (pergerakan terutama mengenai lingkup gerak) Setelah
memeriksa feel pemeriksaan diteruskan dengan menggerakkan
anggota gerak dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pada anak periksalah bagian yang tidak sakit dulu, selain
untuk mendapatkan kooperasi anak pada waktu pemeriksaan, juga
untuk mengetahui gerakan normal si penderita. Pencatatan lingkup
gerak ini perlu, agar kita dapat berkomunikasi dengan sejawat lain dan
evaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Apabila terdapat fraktur
tentunya akan terdapat gerakan abnormal di daerah fraktur (kecuali
pada incomplete fracture). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat gerakan dari setiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi
netral) atau dengan ukuran metrik. Pencatatan ini penting untuk
mengetahui apakah ada gangguan gerak. Kekakuan sendi disebut
ankilosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor intra artikuler atau
ekstra artickuler. Intra artikuler: Kelainan/kerusakan dari tulang rawan
yang menyebabkan kerusakan tulang subkondral; juga didapat oleh
karena kelainan ligament dan kapsul (simpai) sendi, sedangkan ekstra
artikuler oleh karena otot atau kulit.
23
Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (penderita
sendiri disuruh menggerakkan) dan pasif (dilakukan oleh pemeriksa).
Selain pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini
juga penting untuk melihat kemajuan/kemunduran pengobatan. Selain
diperiksa pada posisi duduk dan berbaring juga perlu dilihat waktu
berdiri dan jalan. Jalan perlu dinilai untuk mengetahui apakah pincang
disebabkan karena instability, nyeri, discrepancy, fixed deformity.
Anggota gerak atas:
Sendi bahu: merupakan sendi yang bergerak seperti bumi (global
joint); ada beberapa sendi yang mempengaruhi gerak sendi bahu yaitu:
gerak tulang belakang, gerak sendi sternoklavikula, gerak sendi
akromioklavikula, gerak sendi gleno humeral, gerak sendi scapula
torakal (floating joint). Karena gerakan tersebut sukar diisolasi satu
persatu, maka sebaiknya gerakan diperiksa bersamaan kanan dan kiri;
pemeriksa berdiri di belakang pasien, kecuali untuk eksorotasi atau
bila penderita berbaring, maka pemeriksa ada di samping pasien. -
Sendi siku: Gerak fleksi ekstensi adalah gerakan ulna humeral
(olecranon terhadap humerus). Gerak pronasi dan supinasi adalah
gerakan dari antebrachii dan memiliki sumbu ulna; hal ini diperiksa
pada posisi siku 90˚ untuk menghindari gerak rotasi dari sendi bahu.
Sendi pergelangan tangan: Pada dasarnya merupakan gerak dari radio
karpalia dan posisi netral adalah pada posisi pronasi, dimana jari
tengah merupakan sumbu dari antebrachii. Diperiksa gerakan ekstensi-
fleksi dan juga radial dan ulnar deviasi.
Jari tangan: Ibu jari merupakan bagian yang penting karena
mempunyai gerakan aposisi terhadap jari-jari lainnya selain abduksi
dan adduksi, ekstensi, dan fleksi. Jari-jari lainnya hamper sama, MCP
(Meta Carpal Phalangeal Joint) merupakan sendi pelana dan deviasi
radier atau ulnar dicatat tersendiri, sedangkan PIP (Proximal Inter
24
Phalanx) dan DIP (Distal Inter Phalanx) hanya diukur fleksi dan
ekstensi.5
distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligament radioulnar, yang
hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat.
Oleh sebab itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi
atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai
dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan tempat patahnya. Selain itu,
radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot supinator, m.
Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan ulna
proksimal atau distal yang kemungkinan besar terjadi jika fraktur hanya
25
Pada fraktur yang tidak berubah posisi, dilakukan pemasangan gips di
atas siku. Pada fraktur yang berubah posisi, harus dilakukan reposisi tertutup
dan gips dipasang diatas siku. Untuk fraktur radius ulnar proksimal, lengan
bawah diimobilisasi dalam gips pada posisi pronasi dan patah tulang bagian
tengah dalam posisi netral. Namun, pada umumnya fraktur radius bersama
ulna sulit untuk direposisi secara tertutup sehingga diperlukan ORIF. Reposisi
Lesi saraf jarang terjadi pada fraktur tertutup kecuali cedera n.radialis
pada fraktur Monteggia dan cedera n.medianus pada fraktur radius distal.
Penyulit yang segera tampak adalah sindrom kompartemen juga relatif jarang
terjadi atau bila terjadi, biasanya terlambat didiagnosis karena denyut nadi
26
karena fraktur radius ulna sering disertai dislokasi fragmen fraktur.
reduksi, dilakukan pemasangan gips sampai atas siku selama 6-8 minggu.
Mekanisme kejadian dari fraktur radius dan ulna. Fraktur pada shaft
dari kedua tulang lengan bawah terjadi cukup sering. Kekuatan memelintir
fraktur transverse pada kedua tulang pada level yang sama. Pukulan
ulna. Adanya tambahan deformitas rotasi dapat terjadi akibat tarikan dari
otot-otot yang melekat pada radius, yaitu musculus biseps dan supinator
pada 1/3 proksimal, muskulus pronator teres pada 1/3 medial, dan
Gejala klinis fraktur radius dan ulna cukup jelas, tetapi pulsasi harus
compartement syndrome.
transversal, dan biasanya pada level yang sama atau oblik dengan fraktur
radial biasanya pada level lebih tinggi. Pada anak, fraktur sering
27
incomplete (greenstick) dan hanya angulasi. Pada dewasa, displacement
mungkin terjadi pada arah manapun shift, overlap, tilt atau twist. Pada
reduksi sulit dilakukan dan reposisi dengan bebat bervariasi. Karena hasil
untuk melakukan open reduction dan internal fixation dari luar. Fragmen
sangat dianjurkan. Jika fraktur tidak terdapat cominutif dan pasien dapat
8-12 minggu untuk tulang agar dapat kembali menyatu. Dengan fraktur
2. Fraktur Terbuka
28
sesegera mungkin, luka dicuci berkali-kali dan fungsi saraf serta sirkulasi
dengan kompresi dari plat dan screw, jika luka sudah benar-benar bersih
dari kulit secepat mungkin, jika bedah plastic tersedia bisa dilakukan
sebaiknya dibiarkan terbuka dan ditutup 24-48 jam kemudian, dengan skin
Fraktur radius saja biasanya terjadi akibat suatu trauma langsung dan
sering terjadi pada bagian proksimal radius. Fraktur ini sulit direposisi
Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan ORIF dengan pelat jenis kompresi.
dengan gips. Jika ada fragmen yang terdislokasi, harus diteliti apakah ada
juga fraktur tulang radius atau dislokasi sendi radioulnar. Pada fraktur
29
kominutif, dapat terjadi penyatuan lambat atau pseudoartrosis yang
forearm brace membiarkan sendi siku bebas sudah cukup. Tetapi, ini
anak, lengan bawah dibutuhkan pada posisi supine pada 1/3 fraktur
proksimal, posisi neutral pada 1/3 medial fraktur, dan pronasi pada
fraktur 1/3 distal. Posisi ini seringkali sulit dipertahankan pada anak
dengan kompresi dari plat dan screw pada dewasa dan intramedullary
4. Fraktur Monteggia
anterior, tapi ternyata dislokasi ini juga dapat terjadi ke lateral dan posterior.
melindungi kepala pada pukulan, sehingga kadang fraktur ini disebut patah
30
apabila terdapat dislokasi ke anterior, kapitulum radius dapat diraba pada
fossa cubiti. Foto rontgen jelas memperlihatkan adanya fraktur ulna yang
konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode operatif sering menjadi
panjang dari fraktur ulna, hanya dengan demikian dislokasi sendi dapat
direduksi penuh dan tetap stabil. Pada orang dewasa, ini artinya suatu operasi
fiksasi dengan plat dan screw, bone graft dapat ditambahkan untuk keamanan.
Caput radial biasanya tereduksi setelah ulna telah terfiksasi. Stabilitas harus
diperiksa melalui full range or flexion dan extension. Jika caput radial tidak
tereduksi, atau tidak stabil, open reduction sebaiknya dilakukan. Jika siku
stabil penuh, fleksi, ekstensi serta rotasi dapat dimula isejak dini setelah
5. Fraktur Galeazzi
dislokasi atau subluksasi sendi radioulnar distal. Fraktur ini biasanya terjadi
bergantung pada dislokasi fragmen fraktur. Bila ringan, nyeri dan tegang
hanya dirasakan pada daerah fraktur, bila berat biasanya terjadi pemendekan
31
lengan bawah. Penanganan secara konservatif mungin kurang memuaskan,
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien mengeluh datang dengan keluhan nyeri pada lengan
bawah kanan. Pasien rujukan dari RSUD Dekai dengan open fracture radius-ulna
sinistra. Datang ke IGD RSUD Dok II Jayapura dengan keluhan nyeri pada lengan
bawah kiri ± 2 hari SMRS. Pasien post KLL tunggal 2 hari yang lalu. Pasien dalam
perjalan kerumah dengan mengendarai sepeda motor. Pasien dalam kondisi salah satu
tangan memegang botol minum dan tangan lain mengemudikan motor, pada saat
melewati jalan yang rusak pasien kehilangan kendali motor dan terjatuh kearah kiri
dengan posisi tangan kiri terjatuh menongka badan dan menabrak jalan. Pada saat
kejadian pasien sadar, memakai helm (+). Keluhan pusing (-), mual (-), muntah (-).
Di RS Dekai, pasien mendapat penanganan jahit pada luka terbuka, terpasang base
slab. Keluhan nyeri semakin berkurang setelah diberikan anti nyeri. Adanya riwayat
trauma pada pasien ini sendiri, menurut teori dapat atau merupakan suatu faktor
penyebab terjadinya fraktur. Keluhan nyeri pada pasien juga merupakan salah satu
gejala yang dapat dialami oleh pasien fraktur. Selain keluhan nyeri, pada pasien ini
didapatkan deformitas dan luka pada area sekitar fraktur yang tentu saja sesuai
bawahnya. Pada inspeksi, didapatkan luka pada region antebrachii posterior. Namun
pada pasien ini, terdapat luka terbuka dengan jahitan situasi sehingga berdasarkan
teori dapat dikatakan open fracture sebab ada hubungan tulang yang fraktur dengan
dunia luar. Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan nyeri tekan pada area sekitar lengan
bawah pasien.
33
Pemeriksaan radiologi, secara teori layak dibaca karena memenuhi syarat/
prinsip yaitu dua proyeksi, mengenai dua sendi dan lainnya. Gambaran radiologi,
terdapat gambaran adanya open fraktur 1/3 left radius dan ulna dan closed fracture
distal left radius. Terapi yang diberikan pun sesuai dengan teori dimana umumnya
disarankan untuk menggunakan arm sling. Setelah itu, dilakukan debridement dan
34
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
from: https://emedicine.medscape.com/article/1239187-overview#a4
Aksara Publisher.
35