Bab II
Bab II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian
Lansia adalah orang yang karna usianya mengalami perubahan
fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
(Nugroho, 2008)
2. Batasan lansia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan
vibrilitas
2) Kelompok usia lanjut : 55-64 tahun sebagai presenium
3) Kelompok lanjut usia : >65 tahun sebagai senium (Fatimah, 2010)
2008).
3. Proses Menua
Menjadi tua adalah salah suatu keadaan yang terjadi di dalam
yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
Toddler, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda
(Padila, 2013).
Menurut WHO dan Undang-Undang No 13 tahun 1998 tentang
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
pada proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan
menurut sistem tubuh, dan aspek psikologis pada proses penuaan (Padila,
2013)
4. Teori-teori proses menua
Teori-teori tentang penuaan sudah banyak yang dikemukakan, namun
tidak semuanya bisa diterima. Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua
mutasi.
d) teori imunologi
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat
(terpakai).
b. Teori Psikososial
a) Teori Integritas Ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang
tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua
yang wajar dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya
bersangkutan.
Seseorang menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang pada
dan keriput-keriput.
b. Rambut mulai beruban
c. Gigi mulai ompong
d. Penglihatan dan Pendengaran menjadi buruk
e. cepat dan mudah letih
f. keterampilan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak biasanya
kelenjar prostat.
f. Berat badan yang menurun yang disebabkan nafsu makan berkurang,
kantong kemih, kelainan control pada kantong kemih atau karena otot
diuretika.
h. Sulit menahan air besar yang disebabkan usus besar yang menahan dan
diare
i. Gangguan penglihatan disebabkan oleh presbiopia, katarak dan radang
saraf mata.
j. Gangguan pendengaran disebabkan karena kelainan degeratif
cemas/depresi.
l. Perasaan dingin-dingin dan kesemutan anggota badan yang disebabkan
(Nugroho, 2008)
Kualitas kesehatan mental, dapat dikemukakan hasil kelompok ahli
dari WHO pada tahun 1999 (yang menyatakan bahwa mental yang
Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima (4) Secara relatif
bebas dari rasa tegang dan cemas (5) Berhubungan dengan orang lain
untuk dipakai sebagai pelajaran untuk hari kedepan (7) Menjuruskan rasa
(Padila, 2013).
B. ADL (Activity Daily Living)
1. Pengertian ADL
Ketergantungan adalah meletakan kepercayaan kepada orang lain, atau
Hidayat , 2010).
Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) yang dalam literature asing disebut
2013)
Teori sistem keperawatan Orem mengacu pada bagaimana individu
timbullah 3 teori dari Orem tentang Self Care Deficit Of Nursing yaitu:
a. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan panimbangan manusia dalam
terhadap rangsangan.
3) The Partly compensantiry system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
perawatan.
5) Metode bantuan :
Perawat membantuan klien dengan menggunakan system dan
berkembang
(Padila, 2013)
d. Tiga kategori self care
1) Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan
manusia.
2) Developmental self care requisite; terjadi berhubungan dengan
mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup
dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
2012)
b. Kondisi Ekonomi
Pada kondisi ekonomi responden yang mandiri memiliki kondisi
tergantung pada anak atau keluarga lain. Dengan bekerja mereka akan
(Chuluq, 2012)
c. Kondisi Sosial (dukungan keluarga)
Hubungan sosial antara orang lanjut usia dengan anak yang telah
menjadi mandiri. Tanggung jawab anak yang telah dewasa baik yang
telah berumah tangga maupun yang belum, atau yang tinggal satu
rumah, tidak tinggal satu rumah tetapi berdekatan tempat tinggal atau
hasil penelitian bahwa interaksi sosial dan peran keluarga yang terlibat
2011).
Pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian Katz untuk aktivitas
bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB atau BAK),
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK),
berpindah, ke kamar kecil mandi dan berpakaian.
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua hal, kecualimandi dan satu fungsi
tambahan.
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar mandi, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Lain-Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
26
Keterangan :
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari
orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak
genetalia sendiri.
Bergantung : menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot.
4. Berpindah
Mandiri : berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari
kursi sendiri.
Bergantung : bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,
mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
Harmoko, 2012).
2. Pengertian Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. setiap
pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini, maka akan
2012)
28
dan maternal
7) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan)
8) peran seksual
(Harmoko, 2013)
b. Peran Informal Keluarga
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak,
untuk didengarkan
29
perbedaan pendapat
3) insiator Kontributor. Mengemukan dan mengemukakan ide-ide
kelompok
4) Pendamai. berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
keluarganya
6) perawatan keluarga, yaitu peran yang dijalankan terkait merawat
beberapa hal, saksi lebih pasif, Saksi hanya mengamati dan tidak
melibatkan dirinya.
(Harmoko, 2012)
3. Peran Keluarga Terhadap Lansia
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
akan mengalaminya
c. Menciptakan kebutuhan untuk dicintai merupakan aktualisasi dari usia
lanjut
d. Menciptakan suasana yang menyenangkan, yaitu hubungan yang
adanya:
1) bantuan kesejahteraan bagi lansia yang berupa perbaikan
tunggal mengatur lebih dari sepertiga keluarga yang ada saat ini. Orang
tua tunggal juga yang bertanggung jawab untuk merawat anggota keluarga
tidak terjadi secara terpisah, tetapi harus dilakukan dalam sistem keluarga
(Stanly, 2006)
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang unit keluarga
oleh harapan orang lain dan diri sendiri. Pada kelurga muda, ibu
hal ini terjadi karena penilaian diri sendiri yang terjdi karena
potensinya sendiri. Tentu saja, ada jenis wanita lansia lain yang
sangat terbawa dalam perannya sebagai orang tua dan istri sehingga
Sistem nilai dari perawat dan dari keluarga juga dapat berbeda.
lain. Pada keluarga lansia, orang lain yang dekat sering kali mengisi
tinggal seorang diri. Bagian dari dukungan sosial adalah cinta dan
kasih sayang. Cinta dan kasih sayang harus dilihat secara terpisah
keluarga.
Sejalan dengan bertambahnya usia keluarga, mereka
sudah terikat sejak dini dan berbagi masa lalu. Sekalipun frekuensi
ada di belakang, melakukan fungsi anjing penjaga dan siap sedia bila
kemudian hari.
Banyak proses sosialisasi keluarga saat ini yang terjadi di
sekolah atau institusi lain. Perilaku yang dipelajari saat ini dapat
yang militer. Oleh karena itu, orang tua lansia dapat menjadi sumber
yang kontinu dari anak yang sedang tumbuh yang tidak pernah
peran anak. Oleh karena itu, masalah baru muncul pada saat orang
lansia.
(Stanly, 2006)
D. Hubungan Peran Keluarga dengan kemampuan ADL pada lansia
Keluarga merupakan Support System utama bagi lansia dalam
baik. Peran yang kedua adalah peran keluarga sebagai educator yaitu dapat
(ADL) dengan baik, selain itu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
sendiri demi kelangsungan hidupnya. Dan peran yang terakhir adalah peran
Daily Living) pada lansia sehingga dapat dikatakan apabila peran keluaga baik
maka kemampuan ADL (Activity Daily Living ) pada lansia akan mengalami
keluarga kurang maka kemampuan ADL (Activity Daily Living) pada lansia
memeriksakan kesehatan secara teratur, dorong untuk tetap hidup bersih dan
sehat
Dukungan Keluarga memberikan beberapa manfaaat yaitu, Social support
yang pedulli. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat
terbukti berhubungan dengan mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan
dikalangan lansia fungsi kognitif , fisik dan kesehatan emosi akan meningkat
(Chuluq, 2012)
39
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
Peran keluarga menggambarkan seperangkat tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam satu sistem
(Barbara dalam Hidayat, 2010). pada saat ini peran keluarga harus
ditingkatkan oleh keluarga itu sendiri karena tugas keluarga bukan hanya
diri sendiri merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu itu sendiri untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Self Care yang bersifat universal itu adalah
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
39
40
dalam ADL (Activity Daily living) itu sendiri adalah kegiatan melakukan
C. Hipotesis
Ha: Ada hubungan peran keluarga dengan kemampuan ADL pada lansia di K
o
Kelurahan Kurao Pagang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang n
d
tahun 2014
Ho: Tidak ada hubungan peran keluarga dengan kemampuan ADL pada lansia i
s
di Kelurahan Kurao Pagang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang i
E
tahun 2014 k
o
n
o
m
i