DisusunOleh:
VIDITWO ASHARI SURYADARMAWAN
D 600.100.046
Abstrak
Perkembangan industri batik saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan
pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin bertambah pesat pula, dan
menjadikan keduanya sejalan. Griya Batik Gress Tenan merupakan salah satu produsen batik
yang berada di Kampung Batik Laweyan. Pada proses pembuatannya batik tidaklah lepas dari
bahan baku dan bahan baku penunjang yang mengandung unsur kimia yang berpotensi berbahaya
untuk lingkungan. Untuk mengetahui nilai dampak lingkungan perlu adanya penilaian dengan
metode life cycle assessment dan life cycle cost. Life cycle assessment dan life cycle cost suatu
metode yang digunakan menilai tingkat eco-efficiency suatu produk, sedangkan eco-efficiency
merupakan prinsip penggabungan antara konsep efisiensi ekonomi dan efisiensi sumber daya
lingkungan. Dari hasil penelitian ini maka diketahui bahwa masing-masing score life cycle
assessment (SLCA) dan score life cycle cost (SLCC) adalah sebesar 4049.15 point dan
Rp146,437,138.29 untuk 3120 potong kain batik cabut, sehingga didapatlah nilai eco efficiency
sebesar 36173.11. Setelah dilakukan uji usulan perbaikan, dengan mengganti zat pewarna sintetis
menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi LPG dapat mengurangi
dampak lingkungan sebanyak 6.65%.
Kata kunci : batik, life cycle assessment (LCA), life cycle cost (LCC), eco-efficiency (EE)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri batik saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, selain itu
upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin bertambah pesat pula, dan menjadikan keduanya sejalan. Griya
Batik Gress Tenan merupakan salah satu produsen batik yang berada di Kampung Batik Laweyan. Pada proses
pembuatannya batik tidaklah lepas dari bahan baku dan bahan baku penunjang yang mengandung unsur kimia yang
berpotensi berbahaya untuk lingkungan. Belakangan ini pertimbangan konsumen terhadap produk ramah lingkungan
semakin tinggi, begitu juga di negara-negara maju saat ini seperti di Eropa, Australia dan Amerika sangat
memperhatikan tentang lingkungan, masing-masing negara tersebut memiliki standar/regulasi yang harus dipenuhi
pedagang internasional dari negara lain untuk bisa memasukkan produknya ke negara tersebut, salah satu standar
yang harus dipenuhi tersebut adalah Eco-Labelling dimana setiap produsen dituntut menciptakan produk dagang
yang telah didasarkan pada kelestarian sumber daya dan ekosistem dari lingkungan hidup. Untuk mengetahui nilai
dampak lingkungan perlu adanya penilaian dengan metode life cycle assessment dan life cycle cost. Life cycle
assessment dan life cycle cost suatu metode yang digunakan menilai tingkat eco-efficiency suatu produk, sedangkan
eco-efficiency merupakan prinsip penggabungan antara konsep efisiensi ekonomi dan efisiensi sumber daya
lingkungan.
Kata Kunci: Life Cycle Assessment, Life Cycle Cost, Eco-Efficiency
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah seberapa besar
tingkat indeks dampak lingkungan, biaya yang dibutuhkan, dan indeks tingkat Eco-Efficiency yang disebabkan
produk batik cabut yang diproduksi oleh Home Industry Batik Gress Tenan mulai dari bahan mentah sampai pada
akhir masa hidup produk?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui seberapa besar indeks dampak lingkungan yang ditimbulkan produk batik cabut mulai dari
bahan baku hingga akhir hidup (end of life) produk sampai menjadi sampah (cradle to grave),
2) Mengetahui berapa biaya siklus hidup batik cabut mulai dari bahan baku hingga akhir hidup (end of life)
produk sampai menjadi sampah (cradle to grave).
3) Mengukur tingkat eco-efficiency produk batik serta memberikan usulan rekomendasi untuk meningkatkan
nilai eco-efficiency produk tersebut.
LANDASAN TEORI
Life Cycle Assessment
LCA memiliki asal-usul di awal tahun tujuh puluhan, ketika itu studi tipe LCA dilakukan di sejumlah
negara, khususnya Swedia, Inggris, Swiss dan Amerika Serikat. Metode ini berakar pada energi dan pengelolaan
limbah, dan produk yang diberikan perhatian terbesar dalam periode awal adalah wadah minuman dan popok, topik
yang mendominasi dalam diskusi LCA pada waktu itu. Selama tahun 70an dan 80an berbagai penelitian siklus hidup
dilakukan, menggunakan metode yang berbeda dan tanpa kerangka teoritis umum (Institute Of Environmental
Siciences, 2007).
Menurut Westkamper dkk(2007), Penilaian siklus hidup adalah suatu metodologi untuk menilai dampak
lingkungan dan konsumsi sumber daya yang terkait dengan keberadaan produk di seluruh siklus hidup tersebut dari
cradle to grave, dari sumber daya sampai produksi, distribusi hingga sampai pembuangan dan daur ulang.
Menurut Guinée dkk (2001) ada 4 fase Life Cycle Assessment yaitu, Goal and scope definition, Life Cycle
Inventory, Life Cycle Impact Assessment (LCIA), dan interpretasi.
Life Cycle Cost
Life Cycle Costing (LCC) adalah Financial LCA yang merupakan perluasan dari Life Cycle Assessment
(LCA). Life Cycle Costing juga merupakan urutan aktivitas perusahaan. Menurut Turner dkk (2008) Life Cycle Cost
adalah analisa yang tersusun dari keseluruhan satuan biaya-biaya yang mana dihubungkan dengan suatu asset atau
proyek, dalam rangka mengevaluasi total biaya kepemilikan dari asset. Biaya siklus hidup tersebut meliputi biaya
bahan baku(bahan baku dasar, kimia, dan bahan baku penunjang), biaya penggunaan energi, biaya produksi, serta
biaya transportasi.
Eco-efficiency
Menurut Diana Puspita Sari dkk (2012) Eco-Efficiency merupakan strategi yang menggabungkan konsep
efisiensi ekonomi berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan sumber daya alam.
Software Simapro
Software Simapro merupakan Software yang dikembangkan oleh perusahaan Pre Consultant, yang biasa
digunakan dalam penilaian siklus hidup dari suatu produk. Dalam menilai dampak lingkungan yang akan timbul,
perlu menggunakan banyak metode penilaian contohnya CML-IA base line, CML-IA Non Baseline, Impact 2001,
Indicator 99, EDIP 2003, Ecological scarcity 2013 dll, simapro dapat mempermudah pengguna dalam
mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan, simapro selalu meng-update database dan metode-metode terbaru
dalam penilaian dampak lingkungan sehingga pengguna tidak perlu mencari database dan menghitung secara
manual.
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan khususnya pada produk batik jenis cabut mulai dari bahan baku sampai
dengan akhir masa hidup (End Of Life) produk tersebut.
Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
4. Interpretasi
Menghitung Eco-Efficiency
Usulan Perbaikan
Selesai
SISTEM MANUFAKTUR
M Material W Sampah & Emisi
M
M E Energi O Output
E
E
E
Inventory
M
Gress Tenan
Pasar Klewer
Kapal Produksi
W O Recycle
Suppliers
Packaging Tempat
Kapal Sales Konsumen Pembuangan
W
Kapal Dikubur
Transportasi Warehouse Distribusi
Transportasi W
Gate-to-Gate
Cradle-to-Gate
Gate-to-Grave
Cradle-to-Grave
0
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90
Climate ch Ozone de Human Photoche Particulat Ionising Climate ch Terrestrial Freshwat Terrestrial Freshwat Marine ec Agricultur Urban lan Natural la Metal depl Fossil depl
ange Hum pletion toxicity mical oxid e matter radiation ange Ecos acidificati er eutrop ecotoxicit er ecotoxi otoxicity al land oc d occupati nd transf etion etion
Batik Cabut Usage Disposal Skenario
Analysing 1 p 'Life Cycle Batik';
Method: ReCiPe Endpoint (H) V1.10 / Europe ReCiPe H/A / Characterisation / Excluding infrastructure processes / Excluding long-term emissions
4.05E3 Pt
1p 13.3 tkm 1p
Batik Cabut Usage Disposal
Skenario
1.46E3 kg 0.225 m3 0.0097 m3 0.0125 m3 891 MJ 0.0512 m3 2.96E4 MJ 386 tkm 8.59 tkm 0.25 n 0.75 n 115 m3 1.46E3 kg 488 kg
Textile, woven Grounding Printing Waterglass Pembatikan Pewarnaan Pelorotan Transportasi kain Transportasi Recycle Limbah Paraffin Limbah landfill Textiles Recycling
cotton {GLO}| Obat Batik Paraffin/ Lilin Terbuang Pembuangan Air
market for |
3.67E3 Pt 0.0466 Pt 0.585 Pt 1.55 Pt 16.1 Pt 1.13 Pt 261 Pt 14.4 Pt 0.32 Pt -4.02 Pt 12.1 Pt 6.07 Pt 66.9 Pt -1.22E3 Pt
3.31 kg 3.74 kg 140 kg 12.5 kg 2.96E4 MJ 408 tkm 45.2 kg 39.3 kg 43.3 kg 1.46E3 kg 488 kg
C.I Acid Orange Disodium Salt Paraffin {GLO}| Liquefied Wood 9.5 MJ per Truck 16t Naphthol NaCl Water Glass Landfill of textiles Recycling Textile
3 market for | Petroleum gas kg EU-27
Conseq, S (LPG) KG
0.000864 Pt 0.793 Pt 24.1 Pt 0.00226 Pt 259 Pt 15.2 Pt 0.712 Pt 1.32 Pt 3.69 Pt 66.9 Pt -1.22E3 Pt
78.6 kg 87.6 kg
Sodium chloride, Sodium silicate,
powder {GLO}| solid {GLO}|
market for | market for |
2.64 Pt 7.46 Pt
SLCC
Rp 147.000.000
EOL
Rp 146.000.000 U
P
Rp 145.000.000
Rp 144.000.000
Rp 143.000.000
M
Rp 142.000.000
Rp 141.000.000
SLCA
1000 2000 3000 4000 5000 6000
550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Climate ch Ozone de Human Photoche Particulat Ionising Climate ch Terrestrial Freshwat Terrestrial Freshwat Marine ec Agricultur Urban lan Natural la Metal depl Fossil depl
ange Hum pletion toxicity mical oxid e matter radiation ange Ecos acidificati er eutrop ecotoxicit er ecotoxi otoxicity al land oc d occupati nd transf etion etion
Life Cycle Batik Life Cycle Batik Alternatif 1 Life Cycle Batik Alternatif 2 Life Cycle Batik Alternatif 3
Comparing 1 p 'Life Cycle Batik', 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 1', 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 2' and 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 3';
Method: ReCiPe Endpoint (H) V1.10 / Europe ReCiPe H/A / Weighting / Excluding infrastructure processes / Excluding long-term emissions
Gambar 11. Perbandingan Life Cycle Impact Assessment
Tabel 3. Perbandingan Life Cycle Impact Assessment
Life Cycle Life Cycle Batik Life Cycle Batik Life Cycle Batik
Impact category Unit
Batik Aktual Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Total Pt 4049.15 4038.94 3786.29 3779.88
Climate change Human Health Pt 1181.44 1180.1 1022.15 1021.4
Ozone depletion Pt 8.64048 8.64043 8.64042 8.64043
Human toxicity Pt 40.3556 40.0297 41.1404 40.0297
Photochemical oxidant formation Pt 0.08263 0.08247 0.08256 0.08247
Particulate matter formation Pt 442.981 442.496 442.779 442.496
Ionising radiation Pt 0.68481 0.68582 0.68538 0.68582
Climate change Ecosystems Pt 747.662 746.816 646.864 646.389
Terrestrial acidification Pt 2.95972 2.95522 2.95768 2.95522
Freshwater eutrophication Pt 0.33235 0.33094 0.33175 0.33094
Terrestrial ecotoxicity Pt 117.753 117.748 117.751 117.748
Freshwater ecotoxicity Pt 0.86238 0.24105 0.49396 0.24105
Marine ecotoxicity Pt 0.01404 0.01261 0.01321 0.01261
Agricultural land occupation Pt 574.129 570.534 572.391 570.534
Urban land occupation Pt 15.3003 15.0451 15.1797 15.0451
Natural land transformation Pt -29.011 -29.166 -29.085 -29.166
Metal depletion Pt 90.4516 89.2657 89.9381 89.2657
Fossil depletion Pt 854.518 853.119 853.976 853.194
Dari tabel 3. dapat dilihat dari perbandingan SLCA, batik cabut memiliki total score LCA sebesar 4049.15
point, batik dengan alternatif 1 memiliki score sebesar 4038.94 point, Batik dengan alternatif 2 memiliki score
sebesar 3786.29 point, Batik dengan alternatif 3 memiliki score sebesar 3779.88 point.
Analisa sensitivitas
Pada gambar 12. dibawah ini menjelaskan hasil perbandingan antara life cycle batik cabut dengan 3
alternatif perbaikan (alternatif 1, alternatif 2, alternatif 3).
Gambar 12. Perbandingan Score Skenario Perbaikan
Pada gambar 12 diketahui alternatif 1 mengalami penurunan dampak lingkungan sebesar 0.25%
dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis (ZPS)
menjadi zat pewarna alam (ZPA) menurunkan dampak lingkungan sebesar 0.25%. Pada alternatif 2 menunjukkan
bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.49% dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya,
hal ini menunjukkan bahwa penggantian kayu menjadi Liquefied Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak
lingkungan sebesar 6.49%. Pada alternatif 3 menunjukkan bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar
6.65% dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis
(ZPS) menjadi zat pewarna alam (ZPA) serta penggantian penggunaan kayu menjadi penggunaan Liquefied
Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.65%.
Dari hasil perbandingan antara life cycle stage batik cabut dengan ketiga skenario, maka untuk menurunkan
score life cycle assessment (SLCA) sebanyak 6.65% dipilih alternatif skenario 3 yaitu mengganti zat pewarna
sintetis menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas liquefied petroleum gas (LPG).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode life cycle assessment (LCA), dan life cycle cost (LCC)
produk batik cabut produksi griya batik Gress Tenan maka dapat disimpulkan antara lain :
1. SLCA (Score Life Cycle Assessment) dampak lingkungan cradle to gate (Material sampai produk jadi)
batik cabut adalah sebesar 5191.71 point, SLCA untuk Usage adalah 0.49353 point dan SLCA untuk
Disposal Skenario adalah sebesar -1143.1 point.
2. Dari perhitungan life cycle cost (LCC), diketahui score life cycle cost pada tahap material adalah sebesar
Rp142,727,449.34 nilai score life cycle cost untuk Produksi adalah sebesar Rp3,237,188.96, score life
cycle cost untuk Usage adalah sebesar Rp2,550.00, dan score life cycle cost untuk End Of Life adalah
sebesar Rp3,900,000.00. Sehingga didapatlah nilai total score life cycle cost produk batik adalah sebesar
Rp146,437,138.29.
3. Dari perhitungan eco-efficiency maka diketahui nilai eco-efficiency produk batik cabut produksi griya Gress
Tenan adalah sebesar 36173.11.
4. Pada gambar 4.13 diketahui alternatif 1 mengalami penurunan dampak lingkungan sebesar 0.25%
dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna
sintetis (ZPS) menjadi zat pewarna alam (ZPA) menurunkan dampak lingkungan sebesar 0.25%. Pada
alternatif 2 menunjukkan bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.49% dibandingkan
life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian kayu menjadi Liquefied
Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.49%. Pada alternatif 3 menunjukkan
bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.65% dibandingkan life cycle batik cabut
sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis (ZPS) menjadi zat pewarna alam
(ZPA) serta penggantian penggunaan kayu menjadi penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG)
menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.65%.
5. Dari hasil perbandingan antara life cycle stage batik cabut dengan ketiga skenario, maka untuk menurunkan
score life cycle assessment (SLCA) sebanyak 6.65% dipilih alternatif skenario 3 yaitu mengganti zat
pewarna sintetis menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas liquefied
petroleum gas (LPG).
SARAN
Setelah penelitian ini selesai maka penulis memberikan saran kepada griya batik Gress Tenan sebagai
berikut:
1. Agar proses produksi batik cabut yang diproduksi griya batik Gress Tenan menjadi ramah lingkungan,
maka griya batik Gress Tenan disarankan mengurangi dampak lingkungan akibat proses produksi dengan
cara menjalankan alternatif skenario ke 3 yaitu mengganti penggunaan zat pewarna sintetis menjadi zat
pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas LPG agar mengurangi dampak sebesar
6.65%.
2. Jika griya batik Gress Tenan ingin bersaing dengan produk tekstil lain dan mampu menembus pasar luar
negeri atau negara-negara yang perduli terhadap lingkungan, maka griya batik Gress Tenan disarankan
memiliki komitmen besar untuk mengurangi faktor pencemaran lingkungan hingga seminimal mungkin.
3. Untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah batik griya batik Gress Tenan disarankan menerapkan
Clean Production Activity
DAFTAR PUSTAKA
Westkamper, Alting, Arndt, Life Cycle Management and Assessment: Approaches and Visions Towards Sustainable
Manufacturing, Institut fur lndustrielle Fertigung und Fabrikbetrieb, Universitat Stuttgart, Germany, 2007.
Institute Of Environmental Siciences, Life Cycle Assessment A product-oriented method for sustainability analysis
Introduction and Resources Trainer’s manual, 2007.
Turner, L., Way, P., Hastings, N., “life Cycle Cost Analysis (LCCA)”, AAMCoG, 2008.
Guinée, J.B., Gorrée, M., Heijungs, R., Huppes, G., Kleijn, R., Koning, A. de, Oers, L. van, Wegener Sleeswijk, A.,
Suh, S., Udo de Haes, H.A., Bruijn, H. de, Duin, R. van, Huijbregts, M.A.J. 2002. Handbook on life cycle
assessment. Operational guide to the ISO standards. Part III: Scientific background. Kluwer Academic
Publishers, ISBN 1-4020-0228-9, Dordrecht, 692 pp, 2001.
Sari, D.P., Hartini, S., Rinawati, D.I., Wicaksono, T.S., “Pengukuran Tingkat Eko-efisiensi Menggunakan Life
Cycle Assessment untuk Menciptakan Sustainable Production diIndustri Kecil Menengah Batik”, Jurnal
Teknik Industri, Vol. 14, No. 2, Desember 2012, 137-144 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online ,
2013.