Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS CRADLE-TO-GRAVE PRODUK BATIK CABUT

(Studi Kasus: Griya Batik Gress Tenan Laweyan)

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

DisusunOleh:
VIDITWO ASHARI SURYADARMAWAN
D 600.100.046

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ANALISIS CRADLE-TO-GRAVE PRODUK BATIK CABUT
(Pada Griya Batik Gress Tenan Laweyan)

Viditwo Ashari Suryadarmawan, Much Djunaidi2, Ida Nursanti2


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
Email: viditwosuryadarmawan@gmail.com

Abstrak
Perkembangan industri batik saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan
pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin bertambah pesat pula, dan
menjadikan keduanya sejalan. Griya Batik Gress Tenan merupakan salah satu produsen batik
yang berada di Kampung Batik Laweyan. Pada proses pembuatannya batik tidaklah lepas dari
bahan baku dan bahan baku penunjang yang mengandung unsur kimia yang berpotensi berbahaya
untuk lingkungan. Untuk mengetahui nilai dampak lingkungan perlu adanya penilaian dengan
metode life cycle assessment dan life cycle cost. Life cycle assessment dan life cycle cost suatu
metode yang digunakan menilai tingkat eco-efficiency suatu produk, sedangkan eco-efficiency
merupakan prinsip penggabungan antara konsep efisiensi ekonomi dan efisiensi sumber daya
lingkungan. Dari hasil penelitian ini maka diketahui bahwa masing-masing score life cycle
assessment (SLCA) dan score life cycle cost (SLCC) adalah sebesar 4049.15 point dan
Rp146,437,138.29 untuk 3120 potong kain batik cabut, sehingga didapatlah nilai eco efficiency
sebesar 36173.11. Setelah dilakukan uji usulan perbaikan, dengan mengganti zat pewarna sintetis
menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi LPG dapat mengurangi
dampak lingkungan sebanyak 6.65%.
Kata kunci : batik, life cycle assessment (LCA), life cycle cost (LCC), eco-efficiency (EE)

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri batik saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, selain itu
upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin bertambah pesat pula, dan menjadikan keduanya sejalan. Griya
Batik Gress Tenan merupakan salah satu produsen batik yang berada di Kampung Batik Laweyan. Pada proses
pembuatannya batik tidaklah lepas dari bahan baku dan bahan baku penunjang yang mengandung unsur kimia yang
berpotensi berbahaya untuk lingkungan. Belakangan ini pertimbangan konsumen terhadap produk ramah lingkungan
semakin tinggi, begitu juga di negara-negara maju saat ini seperti di Eropa, Australia dan Amerika sangat
memperhatikan tentang lingkungan, masing-masing negara tersebut memiliki standar/regulasi yang harus dipenuhi
pedagang internasional dari negara lain untuk bisa memasukkan produknya ke negara tersebut, salah satu standar
yang harus dipenuhi tersebut adalah Eco-Labelling dimana setiap produsen dituntut menciptakan produk dagang
yang telah didasarkan pada kelestarian sumber daya dan ekosistem dari lingkungan hidup. Untuk mengetahui nilai
dampak lingkungan perlu adanya penilaian dengan metode life cycle assessment dan life cycle cost. Life cycle
assessment dan life cycle cost suatu metode yang digunakan menilai tingkat eco-efficiency suatu produk, sedangkan
eco-efficiency merupakan prinsip penggabungan antara konsep efisiensi ekonomi dan efisiensi sumber daya
lingkungan.
Kata Kunci: Life Cycle Assessment, Life Cycle Cost, Eco-Efficiency

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah seberapa besar
tingkat indeks dampak lingkungan, biaya yang dibutuhkan, dan indeks tingkat Eco-Efficiency yang disebabkan
produk batik cabut yang diproduksi oleh Home Industry Batik Gress Tenan mulai dari bahan mentah sampai pada
akhir masa hidup produk?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui seberapa besar indeks dampak lingkungan yang ditimbulkan produk batik cabut mulai dari
bahan baku hingga akhir hidup (end of life) produk sampai menjadi sampah (cradle to grave),
2) Mengetahui berapa biaya siklus hidup batik cabut mulai dari bahan baku hingga akhir hidup (end of life)
produk sampai menjadi sampah (cradle to grave).
3) Mengukur tingkat eco-efficiency produk batik serta memberikan usulan rekomendasi untuk meningkatkan
nilai eco-efficiency produk tersebut.

LANDASAN TEORI
Life Cycle Assessment
LCA memiliki asal-usul di awal tahun tujuh puluhan, ketika itu studi tipe LCA dilakukan di sejumlah
negara, khususnya Swedia, Inggris, Swiss dan Amerika Serikat. Metode ini berakar pada energi dan pengelolaan
limbah, dan produk yang diberikan perhatian terbesar dalam periode awal adalah wadah minuman dan popok, topik
yang mendominasi dalam diskusi LCA pada waktu itu. Selama tahun 70an dan 80an berbagai penelitian siklus hidup
dilakukan, menggunakan metode yang berbeda dan tanpa kerangka teoritis umum (Institute Of Environmental
Siciences, 2007).
Menurut Westkamper dkk(2007), Penilaian siklus hidup adalah suatu metodologi untuk menilai dampak
lingkungan dan konsumsi sumber daya yang terkait dengan keberadaan produk di seluruh siklus hidup tersebut dari
cradle to grave, dari sumber daya sampai produksi, distribusi hingga sampai pembuangan dan daur ulang.
Menurut Guinée dkk (2001) ada 4 fase Life Cycle Assessment yaitu, Goal and scope definition, Life Cycle
Inventory, Life Cycle Impact Assessment (LCIA), dan interpretasi.
Life Cycle Cost
Life Cycle Costing (LCC) adalah Financial LCA yang merupakan perluasan dari Life Cycle Assessment
(LCA). Life Cycle Costing juga merupakan urutan aktivitas perusahaan. Menurut Turner dkk (2008) Life Cycle Cost
adalah analisa yang tersusun dari keseluruhan satuan biaya-biaya yang mana dihubungkan dengan suatu asset atau
proyek, dalam rangka mengevaluasi total biaya kepemilikan dari asset. Biaya siklus hidup tersebut meliputi biaya
bahan baku(bahan baku dasar, kimia, dan bahan baku penunjang), biaya penggunaan energi, biaya produksi, serta
biaya transportasi.
Eco-efficiency
Menurut Diana Puspita Sari dkk (2012) Eco-Efficiency merupakan strategi yang menggabungkan konsep
efisiensi ekonomi berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan sumber daya alam.
Software Simapro
Software Simapro merupakan Software yang dikembangkan oleh perusahaan Pre Consultant, yang biasa
digunakan dalam penilaian siklus hidup dari suatu produk. Dalam menilai dampak lingkungan yang akan timbul,
perlu menggunakan banyak metode penilaian contohnya CML-IA base line, CML-IA Non Baseline, Impact 2001,
Indicator 99, EDIP 2003, Ecological scarcity 2013 dll, simapro dapat mempermudah pengguna dalam
mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan, simapro selalu meng-update database dan metode-metode terbaru
dalam penilaian dampak lingkungan sehingga pengguna tidak perlu mencari database dan menghitung secara
manual.

METODOLOGI PENELITIAN
Obyek Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan khususnya pada produk batik jenis cabut mulai dari bahan baku sampai
dengan akhir masa hidup (End Of Life) produk tersebut.
Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai

Identifikasi Masalah

Tujuan dan Lingkup


Penelitian

Studi Pustaka Studi Lapangan

Pengumpulan Data Awal

Data kondisi lapangan proses


produksi pembuatan Batik Cabut.

Pengumpulan Data

1. Jenis, Jumlah, & Biaya Bahan


Baku
2. Jenis, Jumlah & Biaya Energi
3. Jenis & Banyak Limbah
4. Jarak & Biaya Transportasi

Teknik Pengolahan Data

1. Menentukan Goal & Scope

2. Input Life Cycle Inventory ke Software Simapro

3. Analisa Life Cycle Impact Assessment (Software Simapro)

4. Interpretasi

5. Menghitung Life Cycle Cost

Menghitung Eco-Efficiency

Usulan Perbaikan

Perhitungan Ulang Untuk


Usulan Perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Goal And Scope
Goal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memberi usulan perbaikan mengurangi
dampak lingkungan yang ditimbulkan produk batik cabut Gress Tenan mulai dari bahan baku
hingga akhir hidup produk sampai menjadi sampah. Dengan lingkup penelitian dapat dilihat pada
gambar 1.
LINGKUP PENELITIAN

SISTEM MANUFAKTUR
M Material W Sampah & Emisi
M
M E Energi O Output
E
E
E
Inventory
M
Gress Tenan
Pasar Klewer
Kapal Produksi
W O Recycle
Suppliers

Packaging Tempat
Kapal Sales Konsumen Pembuangan
W
Kapal Dikubur
Transportasi Warehouse Distribusi
Transportasi W

MATERIAL PROSES PRODUKSI USAGE END OF LIFE

Gate-to-Gate
Cradle-to-Gate
Gate-to-Grave
Cradle-to-Grave

Gambar 2. Lingkup Penelitian


Life Cycle Inventory
Bahan baku pada untuk membuat batik cabut dibagi menjadi 3, yaitu bahan baku utama berupa kain, bahan
baku obat berupa zat kimia kimia yang digunakan untuk mewarnai batik, dan ketiga bahan baku air. Pada proses
transportasi kain jarak yang ditempuh adalah 198 Km, sedangkan pada transportasi obat jarak yang ditempuh adalah
6.8 Km. Dalam satu kali industri industry batik Gress Tenan memproduksi 300 m2 kain atau 120 potong kain
dengan panjang 1 potong kainnya 2.5 m2. Dalam 1 bulan, batik Gress Tenan memproduksi 3120 potong kain. Pada
proses transportasi batik ke konsumen jarak yang ditempuh adalah 6.8 Km.
Life Cycle Impact Assessment
Data life cycle inventory diterjemahkan ke dalam life cycle impact assessment menggunakan software
simapro 8.03 dengan metode ReCiPe Endpoint. Output life cycle impact assessment dari software simapro 8.03
berupa dampak Climate change Human Health, Ozone depletion, Human toxicity, Photochemical oxidant formation,
Particulate matter formation, Ionising radiation, Climate change Ecosystems, Terrestrial acidification, Freshwater
eutrophication, Terrestrial ecotoxicity, Freshwater ecotoxicity, Marine ecotoxicity, Agricultural land occupation,
Urban land occupation, Natural land transformation, Metal depletion, Fossil depletion. Nilai karakterisasi dampak
lingkungan hasil output dari software Simapro dapat dilihat pada gambar 4.2 dan tabel 4.2 dibawah ini.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
%

0
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90

Climate ch Ozone de Human Photoche Particulat Ionising Climate ch Terrestrial Freshwat Terrestrial Freshwat Marine ec Agricultur Urban lan Natural la Metal depl Fossil depl
ange Hum pletion toxicity mical oxid e matter radiation ange Ecos acidificati er eutrop ecotoxicit er ecotoxi otoxicity al land oc d occupati nd transf etion etion
Batik Cabut Usage Disposal Skenario
Analysing 1 p 'Life Cycle Batik';
Method: ReCiPe Endpoint (H) V1.10 / Europe ReCiPe H/A / Characterisation / Excluding infrastructure processes / Excluding long-term emissions

Gambar 3. Penilaian Karakterisasi Dampak Lingkungan


Pada gambar 3. dapat dilihat bahwa diagram berwarna merah menunjukkan Cradle-to-gate (Material
sampai menjadi produk), warna hijau menunjukkan Usage, dan warna kuning menunjukkan Disposal Scenario
produk batik. Untuk mengetahui nilai dari karakterisasi dampak lingkungan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Penilaian Karakterisasi Dampak Lingkungan
Impact category Unit Total Batik Cabut Usage Disposal Skenario
Total Pt 4049.15 5191.71 0.49353 -1143.1
Climate change Human Health Pt 1181.44 1469.99 0.13657 -288.69
Ozone depletion Pt 8.64048 11.5163 0.00034 -2.8762
Human toxicity Pt 40.3556 52.5942 0.00792 -12.246
Photochemical oxidant formation Pt 0.08263 0.10812 5.25E-05 -0.0255
Particulate matter formation Pt 442.981 584.088 0.07979 -141.19
Ionising radiation Pt 0.68481 0.91281 2.98E-05 -0.228
Climate change Ecosystems Pt 747.662 930.298 0.08642 -182.72
Terrestrial acidification Pt 2.95972 3.92523 0.00046 -0.966
Freshwater eutrophication Pt 0.33235 0.41278 1.04E-06 -0.0804
Terrestrial ecotoxicity Pt 117.753 156.995 0.00014 -39.242
Freshwater ecotoxicity Pt 0.86238 0.25015 4.06E-06 0.61223
Marine ecotoxicity Pt 0.01404 0.01662 1.75E-06 -0.0026
Agricultural land occupation Pt 574.129 761.152 0 -187.02
Urban land occupation Pt 15.3003 20.1038 0 -4.8035
Natural land transformation Pt -29.011 -38.876 0 9.86508
Metal depletion Pt 90.4516 118.848 0.00759 -28.404
Fossil depletion Pt 854.518 1119.38 0.1742 -265.03
Dari tabel output software Simapro 8.03 diketahui SLCA (Score Life Cycle Assessment) dampak
lingkungan cradle to gate (Material sampai produk jadi) batik cabut adalah sebesar 5191.71 point, SLCA untuk
Usage adalah 0.49353 point dan SLCA untuk Disposal Skenario adalah sebesar -1143.1 point. Untuk life cycle batik
cabut dapat dilihat pada gambar 4.
1p
Life Cycle Batik

4.05E3 Pt

1p 13.3 tkm 1p
Batik Cabut Usage Disposal
Skenario

5.19E3 Pt 0.494 Pt -1.14E3 Pt

1.46E3 kg 0.225 m3 0.0097 m3 0.0125 m3 891 MJ 0.0512 m3 2.96E4 MJ 386 tkm 8.59 tkm 0.25 n 0.75 n 115 m3 1.46E3 kg 488 kg
Textile, woven Grounding Printing Waterglass Pembatikan Pewarnaan Pelorotan Transportasi kain Transportasi Recycle Limbah Paraffin Limbah landfill Textiles Recycling
cotton {GLO}| Obat Batik Paraffin/ Lilin Terbuang Pembuangan Air
market for |
3.67E3 Pt 0.0466 Pt 0.585 Pt 1.55 Pt 16.1 Pt 1.13 Pt 261 Pt 14.4 Pt 0.32 Pt -4.02 Pt 12.1 Pt 6.07 Pt 66.9 Pt -1.22E3 Pt

3.31 kg 3.74 kg 140 kg 12.5 kg 2.96E4 MJ 408 tkm 45.2 kg 39.3 kg 43.3 kg 1.46E3 kg 488 kg
C.I Acid Orange Disodium Salt Paraffin {GLO}| Liquefied Wood 9.5 MJ per Truck 16t Naphthol NaCl Water Glass Landfill of textiles Recycling Textile
3 market for | Petroleum gas kg EU-27
Conseq, S (LPG) KG
0.000864 Pt 0.793 Pt 24.1 Pt 0.00226 Pt 259 Pt 15.2 Pt 0.712 Pt 1.32 Pt 3.69 Pt 66.9 Pt -1.22E3 Pt

78.6 kg 87.6 kg
Sodium chloride, Sodium silicate,
powder {GLO}| solid {GLO}|
market for | market for |
2.64 Pt 7.46 Pt

Gambar 4. Life Cycle Assessment Batik


Interpretasi
Dari hasil life cycle impact assessment diketahui perbandingan score life cycle assessment dampak
lingkungan mulai dari cradle to gate dapat dilihat pada gambar 4.4 dan 4.5, sedangkan untuk perbandingan mulai
dari Cradle to Grave dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7.

Gambar 5. Score Life Cycle Assessment Cradle to Gate


Dari gambar 5. diketahui pada cradle to gate score life cycle assessment untuk material adalah sebesar
4931.355 point, score life cycle assessment untuk proses produksi memiliki adalah sebesar 259.055 point, dan
cradle to gate prosentase life cycle assessment material adalah sebesar 95.01%, dan prosentase life cycle assessment
material adalah sebesar 4.99%.
Gambar 7. Score Life Cycle Assessment Cradle to Grave
Dari gambar 7. diketahui pada cradle to grave score life cycle assessment untuk material adalah sebesar
4931.355 point, score life cycle assessment untuk proses produksi memiliki adalah sebesar 259.055 point, score life
cycle assessment untuk usage memiliki adalah sebesar 0.493 point, dan score life cycle assessment untuk end of life
memiliki adalah sebesar -1142.672 point. Sedangkan prosentase life cycle assessment material adalah sebesar
121.82%, prosentase life cycle assessment proses produksi adalah sebesar 6.40%, prosentase life cycle assessment
usage adalah sebesar 0.01%, prosentase life cycle assessment end of life adalah sebesar -28.23%.
Pada gambar 9., dapat dilihat detail dari life cycle stage yang yang berpengaruh pada dampak kerusakan
lingkungan. Tanda hot spot menandakan langkah siklus yang berpengaruh besar terhadap lingkungan.

Gambar 9. Hot Spot Analisis


Dari diagram gambar 9. diketahui life cycle stage yang berpengaruh besar terhadap lingkungan adalah kain
katun, bahan naphthol, disodium salt, sodium chloride, waterglass, lilin/paraffin, transportasi kain, penggunaan kayu
pada proses pelorotan, dan penguburan produk kain.
Life Cycle Assessment
Pada tahap Life Cycle Cost, data pada satuan Life Cycle Inventory dikonversi ke dalam satuan biaya yaitu
Rupiah. Perhitungan Life Cycle Cost bertujuan untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan 3120 potong atau 7800m2 kain batik cabut. Siklus biaya 7800 m2 produk batik cabut Gress Tenan
dapat dilihat pada perhitungan Berikut:
SLCC = Rp Material + Rp Proses + Rp Usage + Rp End Of Life
SLCC = Rp142,727,449.34 + Rp3,237,188.96 + Rp2,550.00 + Rp469,950.00
SLCC = Rp146,437,138.29
Eco-Efficiency
Berdasarkan bobot dari Life Cycle Assessment (LCA) dan Life Cycle Cost (LCC), maka dapat diketahui
nilai Eco Efficiency dengan cara Score Life Cycle Cost dibagi dengan Score Life Cycle Assessment seperti pada
persamaan 3 dibawah ini.
36173.11

SLCC
Rp 147.000.000
EOL

Rp 146.000.000 U
P

Rp 145.000.000

Rp 144.000.000

Rp 143.000.000
M
Rp 142.000.000

Rp 141.000.000

SLCA
1000 2000 3000 4000 5000 6000

Gambar 10. Grafik Eco-Efficiency


Usulan Perbaikan
Alternatif Perbaikan
Setelah melakukan pengolahan data life cycle assessment menggunakan software simapro 8.03, pada life
cycle stage batik cabut perlu dilakukan usulan perbaikan dengan beberapa alternatif perbaikan untuk mengurangi
dampak lingkungan, seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Alternatif Perbaikan
Alternatif Perbaikan Deskripsi Skenario
Mengganti Zat Pewarna Sintetis Menjadi Zat Pewarna Alami, dan Tetap
Alternatif 1
Menggunakan Kayu
Menggani Kayu Dengan LPG, dan Tetap Menggunakan Zat Pewarna
Alaternatif 2
Sintetis
Mengganti Zat Pewarna Sintetis Menjadi Zat Pewarna Alami, dan
Alternatif 3
Mengganti Kayu dengan gas LPG
Perbandingan Life Cycle Impact Assessment
Data life cycle inventory diterjemahkan kedalam life cycle impact assessment menggunakan software
simapro 8.03 dengan metode ReCiPe Endpoint. Output life cycle impact assessment software simapro 8.03 berupa
perbandingan score antara kondisi life cycle batik sebelum usulan perbaikan, kondisi perbaikan alternatif 1, kondisi
perbaikan alternatif 2, dan kondisi perbaikan alternatif 3. Untuk mengetahui perbandingan life cycle impact
assessment pada setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.12 dan tabel 4.11 berikut:
1150
1100
1050
1000
950
900
850
800
750
700
650
600
Pt

550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Climate ch Ozone de Human Photoche Particulat Ionising Climate ch Terrestrial Freshwat Terrestrial Freshwat Marine ec Agricultur Urban lan Natural la Metal depl Fossil depl
ange Hum pletion toxicity mical oxid e matter radiation ange Ecos acidificati er eutrop ecotoxicit er ecotoxi otoxicity al land oc d occupati nd transf etion etion
Life Cycle Batik Life Cycle Batik Alternatif 1 Life Cycle Batik Alternatif 2 Life Cycle Batik Alternatif 3
Comparing 1 p 'Life Cycle Batik', 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 1', 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 2' and 1 p 'Life Cycle Batik Alternatif 3';
Method: ReCiPe Endpoint (H) V1.10 / Europe ReCiPe H/A / Weighting / Excluding infrastructure processes / Excluding long-term emissions
Gambar 11. Perbandingan Life Cycle Impact Assessment
Tabel 3. Perbandingan Life Cycle Impact Assessment
Life Cycle Life Cycle Batik Life Cycle Batik Life Cycle Batik
Impact category Unit
Batik Aktual Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Total Pt 4049.15 4038.94 3786.29 3779.88
Climate change Human Health Pt 1181.44 1180.1 1022.15 1021.4
Ozone depletion Pt 8.64048 8.64043 8.64042 8.64043
Human toxicity Pt 40.3556 40.0297 41.1404 40.0297
Photochemical oxidant formation Pt 0.08263 0.08247 0.08256 0.08247
Particulate matter formation Pt 442.981 442.496 442.779 442.496
Ionising radiation Pt 0.68481 0.68582 0.68538 0.68582
Climate change Ecosystems Pt 747.662 746.816 646.864 646.389
Terrestrial acidification Pt 2.95972 2.95522 2.95768 2.95522
Freshwater eutrophication Pt 0.33235 0.33094 0.33175 0.33094
Terrestrial ecotoxicity Pt 117.753 117.748 117.751 117.748
Freshwater ecotoxicity Pt 0.86238 0.24105 0.49396 0.24105
Marine ecotoxicity Pt 0.01404 0.01261 0.01321 0.01261
Agricultural land occupation Pt 574.129 570.534 572.391 570.534
Urban land occupation Pt 15.3003 15.0451 15.1797 15.0451
Natural land transformation Pt -29.011 -29.166 -29.085 -29.166
Metal depletion Pt 90.4516 89.2657 89.9381 89.2657
Fossil depletion Pt 854.518 853.119 853.976 853.194
Dari tabel 3. dapat dilihat dari perbandingan SLCA, batik cabut memiliki total score LCA sebesar 4049.15
point, batik dengan alternatif 1 memiliki score sebesar 4038.94 point, Batik dengan alternatif 2 memiliki score
sebesar 3786.29 point, Batik dengan alternatif 3 memiliki score sebesar 3779.88 point.
Analisa sensitivitas
Pada gambar 12. dibawah ini menjelaskan hasil perbandingan antara life cycle batik cabut dengan 3
alternatif perbaikan (alternatif 1, alternatif 2, alternatif 3).
Gambar 12. Perbandingan Score Skenario Perbaikan
Pada gambar 12 diketahui alternatif 1 mengalami penurunan dampak lingkungan sebesar 0.25%
dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis (ZPS)
menjadi zat pewarna alam (ZPA) menurunkan dampak lingkungan sebesar 0.25%. Pada alternatif 2 menunjukkan
bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.49% dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya,
hal ini menunjukkan bahwa penggantian kayu menjadi Liquefied Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak
lingkungan sebesar 6.49%. Pada alternatif 3 menunjukkan bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar
6.65% dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis
(ZPS) menjadi zat pewarna alam (ZPA) serta penggantian penggunaan kayu menjadi penggunaan Liquefied
Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.65%.
Dari hasil perbandingan antara life cycle stage batik cabut dengan ketiga skenario, maka untuk menurunkan
score life cycle assessment (SLCA) sebanyak 6.65% dipilih alternatif skenario 3 yaitu mengganti zat pewarna
sintetis menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas liquefied petroleum gas (LPG).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode life cycle assessment (LCA), dan life cycle cost (LCC)
produk batik cabut produksi griya batik Gress Tenan maka dapat disimpulkan antara lain :
1. SLCA (Score Life Cycle Assessment) dampak lingkungan cradle to gate (Material sampai produk jadi)
batik cabut adalah sebesar 5191.71 point, SLCA untuk Usage adalah 0.49353 point dan SLCA untuk
Disposal Skenario adalah sebesar -1143.1 point.
2. Dari perhitungan life cycle cost (LCC), diketahui score life cycle cost pada tahap material adalah sebesar
Rp142,727,449.34 nilai score life cycle cost untuk Produksi adalah sebesar Rp3,237,188.96, score life
cycle cost untuk Usage adalah sebesar Rp2,550.00, dan score life cycle cost untuk End Of Life adalah
sebesar Rp3,900,000.00. Sehingga didapatlah nilai total score life cycle cost produk batik adalah sebesar
Rp146,437,138.29.
3. Dari perhitungan eco-efficiency maka diketahui nilai eco-efficiency produk batik cabut produksi griya Gress
Tenan adalah sebesar 36173.11.
4. Pada gambar 4.13 diketahui alternatif 1 mengalami penurunan dampak lingkungan sebesar 0.25%
dibandingkan life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna
sintetis (ZPS) menjadi zat pewarna alam (ZPA) menurunkan dampak lingkungan sebesar 0.25%. Pada
alternatif 2 menunjukkan bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.49% dibandingkan
life cycle batik cabut sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian kayu menjadi Liquefied
Petroleum Gas (LPG) menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.49%. Pada alternatif 3 menunjukkan
bahwa dampak lingkungan mengalami penurunan sebesar 6.65% dibandingkan life cycle batik cabut
sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa penggantian zat pewarna sintetis (ZPS) menjadi zat pewarna alam
(ZPA) serta penggantian penggunaan kayu menjadi penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG)
menurunkan dampak lingkungan sebesar 6.65%.
5. Dari hasil perbandingan antara life cycle stage batik cabut dengan ketiga skenario, maka untuk menurunkan
score life cycle assessment (SLCA) sebanyak 6.65% dipilih alternatif skenario 3 yaitu mengganti zat
pewarna sintetis menjadi zat pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas liquefied
petroleum gas (LPG).

SARAN
Setelah penelitian ini selesai maka penulis memberikan saran kepada griya batik Gress Tenan sebagai
berikut:
1. Agar proses produksi batik cabut yang diproduksi griya batik Gress Tenan menjadi ramah lingkungan,
maka griya batik Gress Tenan disarankan mengurangi dampak lingkungan akibat proses produksi dengan
cara menjalankan alternatif skenario ke 3 yaitu mengganti penggunaan zat pewarna sintetis menjadi zat
pewarna alam, dan menkonversi penggunaan kayu menjadi gas LPG agar mengurangi dampak sebesar
6.65%.
2. Jika griya batik Gress Tenan ingin bersaing dengan produk tekstil lain dan mampu menembus pasar luar
negeri atau negara-negara yang perduli terhadap lingkungan, maka griya batik Gress Tenan disarankan
memiliki komitmen besar untuk mengurangi faktor pencemaran lingkungan hingga seminimal mungkin.
3. Untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah batik griya batik Gress Tenan disarankan menerapkan
Clean Production Activity

DAFTAR PUSTAKA
Westkamper, Alting, Arndt, Life Cycle Management and Assessment: Approaches and Visions Towards Sustainable
Manufacturing, Institut fur lndustrielle Fertigung und Fabrikbetrieb, Universitat Stuttgart, Germany, 2007.
Institute Of Environmental Siciences, Life Cycle Assessment A product-oriented method for sustainability analysis
Introduction and Resources Trainer’s manual, 2007.
Turner, L., Way, P., Hastings, N., “life Cycle Cost Analysis (LCCA)”, AAMCoG, 2008.
Guinée, J.B., Gorrée, M., Heijungs, R., Huppes, G., Kleijn, R., Koning, A. de, Oers, L. van, Wegener Sleeswijk, A.,
Suh, S., Udo de Haes, H.A., Bruijn, H. de, Duin, R. van, Huijbregts, M.A.J. 2002. Handbook on life cycle
assessment. Operational guide to the ISO standards. Part III: Scientific background. Kluwer Academic
Publishers, ISBN 1-4020-0228-9, Dordrecht, 692 pp, 2001.
Sari, D.P., Hartini, S., Rinawati, D.I., Wicaksono, T.S., “Pengukuran Tingkat Eko-efisiensi Menggunakan Life
Cycle Assessment untuk Menciptakan Sustainable Production diIndustri Kecil Menengah Batik”, Jurnal
Teknik Industri, Vol. 14, No. 2, Desember 2012, 137-144 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online ,
2013.

Anda mungkin juga menyukai